Gender Wayang merupakan salah satu instrumen yang dapat dikategorikan pada Gamelan Golongan Tua. Gender wayang juga sering difungsikan sebagai pengiring dalam pertunjukan wayang kulit di Bali, namun seiring perkembangan zaman, gamelan gender wayang juga dapat difungsikan sebagai pengiring dalam upacara keagamaan, khususnya umat hindu. Peranan gender wayang pada saat ini digunakan sebagai pengiring dalam jalannya upacara seperti upacara Panca Yadnya.
Gending-gending dalam barungan gender wayang ini memiliki banyak pola-pola pukulan yang terdapat dalam setiap gending yang dimainkan. Seperti gending “Kedasih” ini.
Gending Kedasih ini dibuat oleh seniman alam dari Kabupaten Jembrana yang hingga saat ini masih belum ada yang mengetahui siapa yang menciptakan gending kedasih. Menurut I Gede Kompyang (pemain gender wayang), gending Kedasih ini sudah ada semenjak dirinya masih duduk di bangku SD. Beliau dikenalkan pada dunia seni melewati tangan dari seorang ayah yang juga merupakan seniman alam dari kabupaten Jembrana, kerap disebut dengan nama Pekak Guti. Pekak guti adalah salah seorang guru yang sekaligus menjadi seorang ayah dari I Gede Kompyang. I Gede Kompyang juga sempat menanyakan siapa pencipta dari gending Kedasih ini pada ayahnya (pekak guti), namun beliau juga tidak mengetahui siapa pencipta dari gending kedasih ini.
Hingga saat ini gending kedasih belum diketahui siapa penciptanya. Untuk menyaksikan gending kedasih, silahkan klik link dibawah ini.