Subscribe via RSS

Steinberg Cubase 7 review | PC Pro

By agussastrawan

Music-production software has slowly evolved over the years, leaving hardware simulation behind in favour of more usable but abstract interfaces. However, loading up Cubase 7 for the first time feels like taking a step back in time. In this latest release Steinberg has placed the mixer back at the heart of the software – and it’s an enormous beast, resembling the kind that stretches from wall to wall in top-flight studios.

It’s a dramatic change and there are plenty of useful new features. The Channel Strip is one of them, incorporating five insert effects in each channel. These comprise a noise gate, compressor, envelope shaper, tape or tube saturation and a limiter – a powerful combination for creating mixes with plenty of punch. The settings themselves aren’t new, but having them a mouse-click away encourages routine and more extensive use.

Steinberg Cubase 7

The four-band channel EQ now includes high-pass and low-pass filters, and a spectrum analyser overlaid on the EQ curve to help fine-tune settings. It, too, is better integrated into the main mixer panel, with thumbnail-sized EQ curves that turn into bigger, editable curves when clicked. The mixer also includes routing, inserts, sends, metering, picture icons and space for making notes. New cue mix controls mean it’s now possible to create independent headphone mixes for multiple performers without having to commandeer the channel sends.

Steinberg Cubase 7

That’s a lot to fit into a single screen, so thankfully there are numerous options to hide the various channel types and mixer modules. Effects in the Channel Strip can show all their controls or only one or two key parameters. There’s an option to display only the channels that contain music between two points in time – great for tackling small sections of an enormous project – and it’s also possible to save and recall mixer views, and to run text searches to jump to specific channel.

All in all it’s a great success, but we wouldn’t fancy our chances if this was our first experience of audio production: there’s a huge amount to take in. Even seasoned users will be bemused by the string of buttons for resetting solo, automation and bypass settings, which are represented by 13 single-letter abbreviations.

melaluiSteinberg Cubase 7 review | PC Pro.  http://www.youtube.com/watch?v=TTjn2hyS1Jg

Ensamble Gamelan Bali (Gender Wayang)

By agussastrawan

Definisi Gender Wayang :

Gender Wayang adalah sebuah ensamble musik gamelan tradisional bali yang berlaraskan selendro  yang terdiri dari 10 bilah nada.

Instrumentasi :

Dalam Gender Wayang terdiri dari 4 buah gamelan , yaitu :

  • Sepasang / 2 buah  Gender Pemade atau juga di sebut dengan Gender Gede.
  1. Gender Pemade Ngumbang ( polos).
  2. Gender Pemade Ngisep ( sangsih).
  • Sepasang/ 2 buah Gender Barangan atau juga di sebut dengan Kantilan.
  1. Gender Barangan Ngumbang ( polos).
  2. Gender Barangan Ngisep ( sangsih).

Kedua sistem itu ( polos dan sangsih) fungsinya untuk mengharmoniskan sebuah nada lagu kebyang/ kebyar ( dalam permainan gender wayang di sebut dengan kebyang).

Fungsi Gender Wayang :

Gender Pemade:

  1. Sebagai pemimpin mulainya sebuah gending/ lagu ( biasanya di lakukan oleh Pemain Gender pemade ngumbang ).
  2. Memulai gending  dalam batelan wayang ( adegan perang pada wayang kulit).

Gender Barangan :

  1. Menyeragamkan sebuah gending/ lagu.
  2. Sebagai pemanis/ penghias sebuah gending/ lagu.

Tehnik Permainan Gender Wayang:

Gender Wayang termasuk alat musik pukul dengan menggunakan 2 buah panggung.

  • Panggul Kanan : Memainkan kotekan / ubit-ubitan.
  • Panggul Kiri : Memainkan melodi.

Pada kedua tangan itu ( tangan kanan , tangan kiri) kadang kala sebagai pemegang tempo/ mat (birama) dalam lagu tertentu.

  • Biasanya dalam permainan Gamelan gender wayang juga ada tehnik yang dinamankan dengan tehnik tetekep.

Contoh :

  1. Tempo pada tangan kiri :
    1. Lagu/ gending Tulang Lindung.
    2. Temo pada tangan kanan :
      1. Lagu/ gending Angkat-angkatan.

Peranan Gender Wayang :

  1. Dalam Upacara Adat Agama :
    1. Upacara Potong Gigi.
    2. Upacara Ngaben
    3. Upacara 3 bulanan
    4. Sebagai iringan Wayang Kulit :
      1. Wayang Gedog / Wayang Lemah (memakai 2 buah Gender Wayang)  Dalam style Gianyar  tetapi di Badung/ Denpasar Kadang-kadang memakai 4 buah Geder Wayang (Style Badung ).
      2. Wayang ilen-ilen atau disebut juga dengan Wayang Peteng . Pementasan wayang ilen-ilen ini biasanya hamya di pakai sebagi hiburan.
      3. Sebagai iringan Tari :
        1. Wayang Wong ( Ramayana)
        2. Parwa ( Mahabrata)
        3. Sebagai hiburan Formal dan Non-Formal :
          1. Mengiringi Pameran.
          2. Resepsi Perkawinan.

 

 

 

 

 

Komposisi gending/ lagu Gender Wayang :

Komposisi gending ditentukan oleh nama lagu tertentu.

  1. Tabuh Lepas terdiri dari :
    1. Gineman/ Kebyar.
    2. Pokok Gending.
    3. Gending Rebong (Sukawati) teridiri dari :
      1. Pengawak.
      2. Penecet.
      3. Pengipuk.

 

Tehnik Permainan Gender Wayang:

Teknik permainan gamelan Gender Wayang adalah sangat elaborate, intricate, pholiponic, melodie, dan bermacam sistem kotekan atau interloking figuration yang digunakan. 1. Gender Wayang mempunyai/memiliki kekhasan tersendiri dalam teknik permainan. Berbicara tentang desa Sukawati yaitu di Banjar Babakan Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati yang termasuk dalam wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Gianyar.Sukawati adalah merupakan daerah agraris karena sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian bercocok tanam.Selain itu banyak juga penduduk yang hidup sebagai pedagang terutama untuk kebutuhan konsumsi pariwisata lewat pasar seni dan art shop, pemahat, pemaking, pelukis dan ada pula yang menjadi tukang printing mas (perada). Yang paling menarik adalah disana terdapat puluhan orang dalang yang rata-rata dari mereka itu menggunakan pekerjaan ”ngewayang” sebagai mata pencaharian. Kalau saja dalang-dalang pergi ngewayan sudah tentu akan banyak melibatkan pemain-pemain gender Sukawati telah menyebar ke seluruh daerah-daerah di Bali, lewat kaset- kaset yang dijual di toko-toko kaset, belajar secara langsung oleh orang-orang lokal Bali maupun orang asing dari manca negara. Oleh karena keeksisannya itulah peneliti tertarik menganalisa teknik permainannya sebagai pembanding dan teknik permainan Gender Wayang Kayumas dapat dilihat dari : 1. Nada Perbedaan laras. Laras Gender Wayang disebut slendro. Secara teoritis laras slendro memiliki lima nada. Perbedaan laras gender wayang Sukawati yang dilihat dari perbedaan frekuensi, interval dan getarannya menunjukkan pada kita adanya sistem dipersifikasi dalam pembuatan gender wayang dan sistem ini menjadi lebih rumit jika dikaitkan dengan aspek komposisi dan teknik permainan. 2. Ritme Ritme yang dimaksud adalah teknik-teknik pukulan Gender Wayang Sukawati yang mempunyai berbagai macam teknik pukulan dalam memainkannya. Contoh teknik pukulan yang dimaksud antara lain : Noret : Tangan Kiri : – 6 – 3 – 6 – 3 Tangan Kanan : 3.5 6 6.5 3 3.5 6 6.5 3 Ubit-ubitan : Tangan Kiri : 6 3 5 3 3 6 5 3 Tangan Kanan : 2 3 – 3 2 3 2 3 – 2 – 3 2 Omang : Tangan Kiri : 5 – 3 – 5 – 3 – Tangan Kanan : – 6 1 – 1 – 6 1 – 6 1 – 1 – 6 1 Cecandetan : 1 I Made Bandem, dkk, Wimba Wayang Kulit Ramayana (Ketut Madra), dicetakan oleh Proyek Penggalan/Tradisional dan Baru, 1981/1982, P. 5. Tangan Kiri : 5 3 2 3 3 2 3 – 2 3 2 3 5 3 Tangan Kanan : – 2 3 – 3 – 2 3 – 2 3 – 2 3 5 3 Nyangsih : Tangan Kiri : – – 6 – 5 – 6 – Tangan Kanan : – 6 3 – 6 – 3 – – 6 3 – 6 – 1 6 Tangan Kiri : 3 6 5 Tangan Kanan : 6 2 1 Gegedig Polos : 3 6 1 2 – – – 6 5 6 1 – – – Dilihat dari jenis teknik pukulan di atas, gending-gending gender Sukawati dalam repertoarnya sangat berbeda. Ada unsur-unsur jelimet/rumit menunjukkan kemampuan teknik yang tinggi.Dari struktur gendingnya juga mempunyai bagian-bagian (palet) yang terdiri dari bagian 1 (palet 1), bagian 2, bagian 3, bagian 4, bahkan ada sampai 5 bagian. Sebagai contoh gending Sekar Gendot Sukawati mempunyai struktur gending terdiri dari : – Gineman – Bagian 1 – Bagian 2 – Bagian 3 – Bagian 4

Gender Wayang termasuk alat musik pukul dengan menggunakan 2 buah panggung.

  • Panggul Kanan : Memainkan kotekan / ubit-ubitan.
  • Panggul Kiri : Memainkan melodi.

Pada kedua tangan itu ( tangan kanan , tangan kiri) kadang kala sebagai pemegang tempo/ mat (birama) dalam lagu tertentu.

  • Biasanya dalam permainan Gamelan gender wayang juga ada tehnik yang dinamankan dengan tehnik tetekep.

 

Keterangan :

  1. Bilah : Biasanya bilah ini terbuat dari Kerawang atau Besi Dan Gender Wayang memiliki 10 Bilah yang berlaraskan selendro.
  2. Telinga : Dalam Gender Wayang memiliki 2 pasang telinga/ kuping.
  3. Cagak : Dalam Gender wayang Biasanya Berisi 4 pasang cagak.
  4. Resonator/ Bumbung : Resonator ini di buat menggunakan bahan baku bambu dan Gender Wayang memiliki 10 buah resonator.
  5. Pelawah : Biasanya pelawah ini terbuat dari bahan kayu, dan kayu yang sering digunakan adalah Kayu Tewel dan Kayu Nangka.

Sekha Gambang Pura Kelaci, Desa Tanjung Bungkak/Banjar Sebudi Sumerta Kelod

By agussastrawan


Pura Kelaci merupakan sebuah tempat persembahyangan masyarakat yang terdapat di wilayah Banjar Sebudi, Desa Sumerta Klod. Pura ini disungsung oleh sekelompok keluarga serta masyarakat yang terdapat di sekitarnya. Sebagai ebuah tempat persembahyangan, sebagaimana pura-pura yang lainnya perayaan piodalan atau petirtan dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu bertepatan pada hari Sabtu, Saniscara Umanis Watugunung atau bertepatan dengan perayaan Hari Raya Saraswati yang merupakan peringatan terhadap turunnya Ilmu Pengetahuan.

Di dalam pura tersebut tersimpan seperangkat barungan gamelan Gambang yang disebut dengan Gambang Piturun yang mana gamelan tersebut dipergunakan sebagai pengiring ritual keagamaan yang dilaksanakan di pura tersebut. Gamelan ini sangat disakralkan oleh para pendukungnya dan hanya para pengempon pura saja yang berhak untuk memainkannya. Adapun Gambang Piturun yang dimaksud adalah bahwa kesenian tersebut merupakan warisan secara turun-temurun para generasi pengempon pura dari masa lampau.

Keberadaan kesenian ini di wilayah Desa Sebudi sangat dikenal oleh masyarakat disekitar desa. Seringkali gamelan ini ditanggap oleh masyarakat untuk ritual keagamaan yang dilaksanakan. Ada yang mananggap sebagai pembayaran kaul, dan ada juga yang menanggap untuk dipergunakan sebagai pengiring upacara keagamaan seperti upacara Pitra Yadnya (Ngaben, Nyekah) dan Dewa Yadnya (Odalan di Sanggah Kemulan atau di pura). Pada masa yang lampau sekaa Gambang Pura Kelaci memiliki kewajiban ngayah di Puri Denpasar setiap dilaksanakan upacara Pitra Yadnya dan Dewa Yadnya.

Sedikit Tentang Saya

By agussastrawan
Nama saya I Kadek Agus Sastrawan, lahir pada 20 Agustus 1994 di Denpasar. Saya terlahir dikeluarga yang sederhana dari pernikahan ayah dan ibu saya. Saya bertempat tinggal di Banjar Sebudi, Tanjung Bungkak, Denpasar, Bali.

Di dalam keluarga saya terdapat 4 orang, diantaranya : ayah, ibu, kakak, dan saya sendiri. Nama ayah saya I Wayan Suja, beliau adalah seorang ayah yang bekerja sebagai pegawai swasta . Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga yang bernama Ni Nengah Kardiani. Kakak saya adalah merupakan Mahasiswa di STP Negri Bali, namanya Ni Luh Budiani.

 

 

 

cv

By agussastrawan
Nama saya I Kadek Agus Sastrawan, lahir pada 20 Agustus 1994 di Denpasar. Saya terlahir dikeluarga yang sederhana dari pernikahan ayah dan ibu saya. Saya bertempat tinggal di Banjar Sebudi, Tanjung Bungkak, Denpasar, Bali.

Di dalam keluarga saya terdapat 4 orang, diantaranya : ayah, ibu, kakak, dan saya sendiri. Nama ayah saya I Wayan Suja, beliau adalah seorang ayah yang bekerja sebagai pegawai swasta . Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga yang bernama Ni Nengah Kardiani. Kakak saya adalah merupakan Mahasiswa di STP Negri Bali, namanya Ni Luh Budiani.