ENSAMBLE “Semar Pagulingan”
Posted Under: Tak Berkategori
Semar Pagulingan adalah sebuah gamelan yang berasal dari Pulau Bali, gamelan ini adalah tergolong barungan madya. Semar Pagulingan merupakan gamelan rekreasi untuk istana raja-raja zaman dahulu. Biasanya dimainkan pada waktu raja-raja akan kepraduan (tidur). Gamelan ini juga dipergunakan untuk mengiringi tari -tarian dan Gandrung yang semula dilakukan oleh abdi raja-raja kraton. Semar Pagulingan memakai laras pelog 7 nada, terdiri dari 5 nada pokok dan 2 nada pamero. Sejarah Keberadaan gambelan Semar Pagulingan di Banjar Batan poh Penatih sudah ada sejak tahun 2000 tepatnya pada tanggal 23 – 09 – 2000. Pada awalnya di Banjar Batan Poh tidak memiliki barungan gambelan sama sekali di keranakan saat itu sedikit orang yang bisa memainkan gambelan di Banjar sedangkan jika ada keperluuan agama ( dewa yadnya) Banjar selalu mencari gambelan di Banjar sebelah yaitu di Banjar Paang Kelod untuk sedianya ngayah di Banjar Batan Poh pada suatu saat Banjar Batan Poh membuat proposal kepada pemerintah provinsi Bali agar sudi membrikan bantuan sebuah barungan gong untuk membuat generasi pemuda agar bisa memainkan gambelan di Banjar dan bisa di fungsikan untuk keperluuan upacara adat di Banjar Batan Poh maupun di Desa penatih. Pemerintah provinsi Bali pada tahun 2000 membrikan sebuah barungan gambelan semar pagulingan di Banjar Batan Poh masyarakat sangat antusias menyambut barungan gambelan semar pagulingan, menariknya pada gambelan semar pagulingan yang ada di Banjar Batan Poh tungguh ( PLAWAH ) gambelan sangat ringan, gambelan ini terdiri dari empat gangsa, empat kantil, dua jublag, dua jegog, satu trompong,satu buah klenang, satu buah klentong, dua buah gender rambat, dua buah gong ( lanang-wadon ), satu buah kempur, satu buah gajar krentengan, satu buah kecek, satu buah gentorang, dan duah buah kendang prumpungan (lanang- wadon). Menurut I Gde Arsana s.sn pelatih gambelan semar pagulingan di Banjar Batan Poh pada gong wadon dan kempur dulunya adalah instrument gambelan yang berada di pura panti sebuah gong dan kempur yang di anggap sakral oleh masyarakat pada waktu odalan gong dan kempur ini selalu berbunyi sendiri tanpa ada orang yang memainkan . maka dari gong dan kempur dijadikan satu pada gambelan semar pagulingan oleh kerana itu pada barungan gambelan semar pagulingan di Banjar Batan Poh memiliki dua buah gong dan satu buah kempur. Gambelan Semar Pagulingan yang ada di Banjar Batan poh Penatih di fungsikan sebagai sarana kegiatan upacara adat (dewa yadnya dan manusa yadnya) yang ada di lingkungan banjar atau desa. sedangkan jika ada keperluan untuk ngayah di luar desa barungan gambelan sangat bisa atas persetujuan dari Bendesa adat Batan poh Demikian sejarah dari gambelan semar pagulingan yang ada di Banjar Batan Poh Desa Penatih Denpasar timur. Kesamaan unsur-unsur gamelan pegambuhan dengan gamelan smar pagulingan yang paling menonjol adalah kesamaan ini secara otomatis menyangkut sebagian besar unsur musikal terutama unsur lagu , pola melodi dan ritme,dinamika juga pola permainan instrumen-instrumen pengatur matra dan instrumen-instrumen ritmis. Kesamaan yang lain adalah penggunaan sebagian besar instrumen ritmis dan pengatur matra. Beda penggunaan instrumen dalam gamelan smar pagulingan dengan gamelan pengambuhan hanya terletak pada instrumen-instrumen melodisnya. Kalau gamelan pengambuhan menggunakan suling besar,gamelan smar pagulingan menggunakan trompong dan keluarga gangs ( saron yang digantung) sebagai instrumen melodis. Rebab yang dalam gamelan pengambuhan sebagai pemegang melodi pokok bersama-sama suling , dalam gamelan smar pagulingan hanya untuk memperkaya dan memperpanjang durasi melodi.pola permainan rebab dan suling dalam gamelan smar pagulingan telah mempunyai pola tersendiri dalam merealisasi melodi-melodi pokok yang dimainkan oleh trompong.bentuk instrumen rebab dalam gamelan pengambuhan dan rebab dalam gamelan smar pagulingan pada prinsipnya sama,sedangkan suling dalam gamelan smar pagulingan digunakan suling menengah dan suling titir. |
||||
|
Kedua jenis Semar Pagulingan secara fisik lebih kecil dari barungan Gong Kebyar terlihat dari ukuran instrumennya. Gangsa dan trompongnya yang lebih kecil dari pada yang ada dalam Gong Kebyar
Instrumentasi gamelan Semar Pagulingan meliputi;
1. 2 tungguh Gender Rambat, yaitu alat musik wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang diletakkan di atas tungguh kayu dengan resonator bamboo. Fungsinya sebagai pembawa lagu menggantikan terompong. Panjang wilahannya lbh kurang 13 -15 cm, lebarnya lebih kurang 3 – 4,5 cm, tipisnya lbh kurang 2 – 3 mm.
2. 1 tungguh Trompong, 14 pencon, yaitu instrument musik menyerupai gong yang terdiri dari 14 buah yang diletakkan di atas rak. Diameternya beragam mulai dari ukuran yang paling kecil hingga terbesar, yaitu mulai dari 12 – 20 cm, dengan tinggi permukaannya lbh kurang 10 cm.
3. 4 tungguh gangsa Pemadih atau Pemade, 7 bilah, istrumen wilahan yang diletakkan di sebuah rak kayu dari bahan kayu nangka, dengan resonator yang terbuat dari bamboo. Panjang wilahannya lebih kurang 15 – 25 cm, lebar 3 – 4,5 cm dengan ketebalan 2 – 3 mili meter.
4. 4 tungguh gangsa Kantil, 7 bilah, yaitu alat musik wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang terdiri dari tujuh wilahan yang diletakkan di atas rak yang terbuat dari bahan kayu, dengan resonator dari bambu. Panjang wilahannya adalah beragam dari yang kecil hingga yang besar, yaitu sekitar panjang 15 – 25 cm, lebar lebih kurang 4 – 5 cm, dan ketebalan lbh kurang 2 – 3 mili meter. Alat ini dimainkan dengan menggunakan sebuah alat pemukul (stik) dengan tangan kanan dan tangan kiri berfungsi sebagai damper, untuk memute suaranya.
5. 1 buah Juglag, 7 wilahan, yaitu alat musik wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang diletakkan di atas rak atau tungguhan yang terbuat dari bahan kayu dengan tinggi lebih lkurang 40 – 45 cm. Panjang wilahannya lebih kurang antara 40 – 45 cm, lebar 4 – 6 cm dan ketebalannya lebih kurang 3 – 4 cm, dan diletakkan di atas resonator bambu.
6. 2 tungguh Penyelah , 7 bilah yaitu alat musik wilahan yg lebih kecil dari Juglag, yaitu wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang diletakkan di atas rak atau tungguhan yang terbuat dari bahan kayu dengan tinggi lebih lkurang 30 – 40 cm. Panjang wilahannya lebih kurang antara 30 – 35 cm, lebar 4 – 5 cm, dan ketebalan 2 – 3 mili meter. Wilahan tersebut diletakkan di atas resonator bamboo. Dimainkan dengan dua buah stik (tangan kiri dan kanan);
7. 2 tungguh Jegogan, 7 bilah, yaitu isntrumen wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang diletakkan dalam sebuah rak yang terbuat dari bahan kayu dan didalamnya terdapat resonator dari bamboo dengan tinggi lebih kurang 40 – 45 cm. Panjang wilahannya lebih kurang 25 – 30 cm, dengan lebar 3 – 4 cm dan ketebalan lebih kurang 2 – 3 mm.
8. 1 gong Gayor yaitu gong yang diletakkan di rak yang terbuat dari bahan perunggu dengan diameter 45 – 55 cm, dengan tinggi permukaan 5 – 7 cm. Alat ini biasanya biasanya berpasangan dengan kenong dan Kempur, namun dalam Semar Pagulingan alat musik kempur tidak dipergunakan.
9. 2 buah Kendang Krumpungan, yaitu kendang lanang dan kendang wadon, yaitu gendang dua sisi. Kedua gendang ini pada prinsipnya ukurannya sama, hanya fungsinya dalam ensambel musik yang dibedakan serta pelarasannya. Panjangnya lebih kurang 60 cm, dengan diameter sisi kiri 20 cm, dan sisi kanan 24 cm. Gendang ini terbuat dari bahan kayu nangka dan membrannya terbuat dari kulit sapi. Gendang ini dipukul dengan menggunakan satu buah alat pemukul (stik) untuk tangan kanan, dan tamparan tangan untuk tangan kiri.
10. 1 kendang Bebarongan, gendang kecil, ukurannya lbh kurang 55 cm, diameter membrannya lbh kurang 20 cm sebelah kiri dan 24 cm sebalah kanan.
11. 1 buah Ceng-Ceng Rucik, ceng-ceng yg lbh kecil dari biasanya, yaitu sejenis simbal dengan diameter lebih kurang 8 – 9 cm, dengan ketebalan lebih kurang 1 – 2 mm.
12. 1 buah Gentorak, sejenis genta yang terdiri dari beberapa buah genta kecil. Cara memainkannya dengan menggoyangkannya, sehingga suaranya gemerincing. biasa dipakai dlm upacara, terbuat dari perunggu. Diameter gentanya lebih kurang 2 – 4 cm, dengan tinggi permukaannya sekitar 3 – 4 cm, dan ketebalannya lebih kurang 1 mili meter.
13. 1 buah Kajar, yaitu sejenis gong kecil yang berpencu yang berfungsi sebagai tempo. Biasa juga disebut kethuk. Diammeternya lebih kurang 15 cm, dengan tinggi permukaannya lbih kurang 10 cm, dan ketebalan lbh kurang 1 – 2 mili meter.
14. 1 buah Kenong, merupakan gong kecil yang diletakkan di atas rak yang terbuat dari bahan perunggu, dengan ukuran diameter lebih kurang 15 – 17 cm, dan tinggi 8 – 10 cm dengan ketebalan lebih kurang 1 – 2 mm;
15. 1 buah Klenang, adalah juga sejenis gong kecil yang terdiri dari satu buah terbuat dari bahan perunggu berfungsi sbg pemanis tempo atau penyela. Bentuknya hampir sama dengan Kajar, demikian juga ukurannya.
16. 2 tungguh Kempyung, terdiri dari dua nada, yaitu sejenis gong kecil dgn diameter 15 cm dan tingginya lbh krg 10 cm dan ketebalannya lebih kurang 1 – 2 mm;
17. 1 buah Rebab, yaitu alat musik gesek bersenar dua, dengan panjang lebih kurang 70 – 100 cm. Terbuat dari bahan kayu nangka, dengan senar dari bahan metal, dan membrane dari kulit, dan terdiri dari alat penggesek (bow).
18. 4 buah Suling, yaitu end blown flute, yaitu suling yang terbuat dari bahan bambu dengan panjang lebih kurang 25 – 30 cm, dengan diameter 1 – 1,5 cm.
Reader Comments