Tabuh Angklung Kaklentangan
Posted Under: Tak Berkategori
- Sejarah Gamelan Angklung secara umum
Gamelan angklung adalah Gamelan khas bali yang sering digunakan dalam prosesi/upacara kematian. Gamelan angklung menggunakan laras selendro dan tergolong barungan madya yang di bentuk oleh instrument berbilah dan berpencon dari kerrawang. Di Bali Selatan Gamelan ini hanya menggunakan 4 (empat) nada sedangkan di Bali Utara menggunakan 5 (lima) nada. Angklung yang saya bahas disini ialah angklung gaya Bali Selatan yang berlaras selendro 4 nada.
Berdasarkan konteks penggunaaan gamelan ini, serta materi tabuh yang dibawakan, angklung dapat dibedakan menjadi :
- Angklung klasik/ tradisional, dimainkan untuk mengiringi upacara ( tanpa tari-tarian ).
- Angklung kebyar, dimainkan untuk mengiringi pagelaran tari maupun drama.
Satu barung Gamelan angklung biasa berperan sebagai keduanya, karena sering kali menggunakan penabuh yang sama. Di kalangan masyarakat yang luas Gamelan ini di kenal sebagai pengiring upacara Pitra Yadnya ( ngaben ). Di sekitaran Denpasar dan beberapa tempat lainnya, penguburan mayat di iringi dengan Gamelan angklung yang menggantikan fungsi Gamelan gong gede yang di pakai untuk mengiringi upacara Dewa Yadnya (odalan) atau juga upacara lainnya.
Instrumentasi Gamelan angklung terdiri dari :
- Sepasang jegogan, jublag dan selebihnya pamade dan kantilan(6-8 pasang).
- Untuk Angklung Kebyar mempergunakan 12 pencon.
- 2 buah kendang kecil untuk angklung klasik dan kendang besar angklung kebyar.
- 1 buah kempur kecuali angklung kebyar mempergunakan gong.
- 1 buah tawa – tawa.
Gangsa angklung adalah suatu instrument yang mempunyai 4(empat) bilah nada yang terdiri dari (neng,ndung,ndang, nding) dengan gaya nada selendro. Salah satu gangsa angklung biasanya bisa langsung berfungsi sebagai pengugal atau pemimpin dalam barungan angklung itu. Instrument gangsa ini biasanya menggunakan alat pukul panggul atau juga panggul gender. Cara memainkannya adalah satu nada di pukul kemudian d tutup sesuai dengan irama yang kita inginkan.
Kantilan angklung adalah instrument yang mempunyai 4(empat) bilah nada yang terdiri dari nada (ndeng, ndung,ndang, nding)tetapi dengan nada lebih tinggi dengan gaya selendro. Kantilan ini berfungsi sebagai pemanis dalam permainan atau gending angklung tersebut. Instrument ini juga menggunakan alat pukul panggul atau juga menggunakan panggul gender
Jublag angklung adalah instrument yang juga mempunyai 4(empat) bilah nada yang terdiri dari nada(ndeng,ndung,ndang,nding) tetapi nadanya lebih rendah dengan gaya selendro. Jublag ini berfungsi sebagai penandan dalam gending angklung itu sendiri. Insterument ini menggunakan alat pukul panggul tetapi ukurannya lebih besar dan d bawah panggul itu menggunakan karet agar suara jublag terdengar lebih merdu
Reong angklung adalah instrument yang berpencon dengan gaya nada selendro dan dimainkan oleh 4(empat) orang pemain atau penabuh. Instrument ini menggunakan alat pukul panggul tetapi panggul itu di lilit dengan benang dengan tujuan agar suara reong tersebut bisa lebih merdu
Kendang angklung, biasanya kalau untuk mengiringi upacara kematian kendang angklung yang digunakan adalah kendang yang berukuran kecil karena lagu yang dimainkan adalah lagu ysng bersifat sedih tetapi dalam angklung kebyar biasanya menggunakan kendang yang ukurannya lebih besar karena bentuk lagunya lebih bersemangat dan juga berbentuk kekebyaran. Instrument ini dimainkan oleh 2(dua) orang penabuh. Kalau menggunakan kendang berukuran kecil cara memainkannya hanya memukul bagian samping kanan yang diameternya lebih besar atau mukaknya saja, tetapi kalau menggunakan kendang besar cara memainkannya menggunakan 2(dua) tangan dengan memukul bagian samping kendang dengan motif pukulan seperti gegilak, dll
Tawa-tawa angklung merupakan alat sebagai tempo yang membawa lagu itu cepat atau pelan. Kempur angklung merupakan suatu alat untuk menunjukkan lagu itu sudah habis, tetapi kalau angklung kebyar biasanya menggunakan gong, karena jenis lagunya berbentuk kekebyaran. Ada juga instrument kecek dan suling yang menjadi bagian dari barungan Gamelan angklung tersebut.
Megenai laras yang dipergunakan pada Gamelan Angklung adalah laras selendro empat nada yang dimaksudkan laras selendro adalah urutan nada-nada yang sama dalam satu oktafnya. Gamelan yang berlaraskan selendro empat nada ada bermacam-macam jenis, namun Gamelan Angklung memiliki karakteristik yang sangat unik dan menarik yang sangat berbeda dengan Gamelan – Gamelan yang berlaraskan selendro lainnya.
- Deskripsi Gending
Gending yang kami bawakan ini sebenarnya tidak memiliki judul, tetaipi gending ini biasa sebut gending “Pemungkah atau Pembuka”. Kaena gending ini diamainkan pada saat acara mamukur atau pitrayadnya, atau lebih tepatnya pada saat mapurwa daksina.
Gending ini berasal dari Pura Dalem Soka banjar Raketan desa Taman kecamatan Abiansemal. Gending ini diperkirakan terbentuk pada tahun 1971 oleh I wayan Mundri. Struktur gending ini menggunakan konsep Tri Angga yaitu kawitan,pengawak, pengecet. Menurut beliau pada bagian kawitan gending tersebut di adopsi dari gending Ngedas Lemah. Pada bagian pengawak dan pengecet beliau yang merangkai sendiri bagian tersebut yang bersumber dari kaset beta atau dari pengalaman bliau melatih gending keklentangan selendro 4 nada, karena bliau bukan seniman Akademik melainkan beliau adalah seniman Alam.