Archive for the ‘Tulisan’ Category

SEJARAH GAMELAN ANGKLUNG KEBYAR SEKHE SEKAR EMAS BANJAR TEGEH GAMELAN ANGKLUNG

Rabu, Oktober 31st, 2012

SEJARAH GAMELAN ANGKLUNG KEBYAR SEKHE SEKAR EMAS BANJAR TEGEH

GAMELAN ANGKLUNG

Gamelan Angklung adalah gamelan berlaras slendro, tergolong barungan madya yang dibentuk oleh instrumen berbilah dan pencon dari krawang, kadang-kadang ditambah angklung bambu kocok (yang berukuran kecil). Dibentuk oleh alat-alat gamelan yang relatif kecil dan ringan (sehingga mudah dimainkan sambil berprosesi). Permainan gamelan angklung biasanya dilakukan saat upacara-upacara yadnya di Bali. Gamelan Angklung bagi masyarakat Bali memiliki arti yang sentimental dan tidak dapat tergantikan untuk memberi arti pada upacara adat Bali. Kata angklung sendiri adalah untuk menyebut alat berupa bambu yang digunakan sebagai media keluarnya bunyi-bunyian

SEJARAH GAMELAN ANGKLUNG DI SEKHE SEKAR EMAS

Sekhe angklung sekar emas merupakan salah satu  sekhe yang ada di kecamatan Baturiti kabupaten Tabanan. Menurut, Bapak I Wayan Semur selaku ketua Sekhe Angklung Sekar Mas sejarah gamelan angklung yang di ada sekhe sekar emas dulunya berada di sanggar seni mas putra baru yang bertempat di kecamatan marge kabupaten tabanan, angklung tersebut pertama kalinya muncul di sanggar seni mas putra baru sekitar tahun 2002. Awalnya sekitar tahun 1980, sanggar seni mas putra baru hanyalah sekhe tarian saja. Setelah berselang beberapa tahun kemudian permintaan msyarakat atau pengupah mencari  tarian langsung penabuh untuk melaksanakan upacara panca yadnya ,supaya gamelan tersebut bisa di guakan pada semua upacara yadnya, untuk mengiringi tarin-tarian tersebut maka, sanggar sanggar seni mas putra baru berinisiatip membeli angklung kbyar. mengapa sanggar seni mas putra baru memilih angklung kbyar karana    angklung kbyar bisa digunakan untuk mengringi tarian walau lebih sulit,dapat digunakan di pura dan juga dapat di gunakan di tempat orng yang sedang melaksanakan upacara pitra yadnya atau manusia yadnya. Penabuh angklung yang ada di sanggar seni mas putra baru lebih dominan bersal dari banjar tegeh maka pada  tahun 2005 angklung tersebut di bawa ke banjar tegeh dan di bentuk lah  sekhe sekar emas. Dulunya penabuh sekhe angklung sekar emas adalah orng dewasa, tetapi mereka sangat sibuk dengan pekerjaannya dan tidak dapat melanjutkan ikut dalam sekhe tersebut, maka digantilah oleh anak-anak pada tahun 2007.

 

FUNGSI GAMELAN ANGKLUNG SEKHE SEKAR EMAS

1         Fungsi Upacara Fungsi gamelan angklung Sekhe Sekar Emas dibanjar Tegeh adalah  mengiringi upacara pitra yadnya manusia yadnya dan selain itu  juga dipakai mengiringi upacara Dewa Yadnya serta tari-tarian gong selendro yang sering juga menghidangkan gending-gending perangklungan 4 nada.

Satu barungan angklung bisa berperan keduanya, karena seringkali menggunakan  alat-alat gamelan dan penabuh yang sama. Di kalangan masyarakat Bali sebagian besar mengenal bahwa angklung dipergunakan dan berfungsi mengiringi upacara Pitra Yadnya (Ngaben).

Di desa adat Tegeh, gamelan angklung didukung oleh sebuah organisasi yang bersifat tradisional yang bertujuan sosial.  Sekee angklung Sekar mas nama organisasi yang menaungi kebersamaan sekee angklung ini dengan anggota kurang lebih 50 orang. Sekee ini berada di lingkungan Banjar Tegeh Desa Angseri, Kec Baturiti, Kab Tabanan. Rasa kebersamaan dan memiliki sesama anggota sekhee dengan tujuan membantu tanpa pamrih terhadap masyarakat yang membutuhkan bantuan bila memiliki kepentingan upacara untuk mengupah (menyewa) angklung. Tapi seiring dengan perkembangan modernisasi dan terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berkembang pula struktur sekaa angklung menjadi lebih professional dan mulai ada perjanjian ataupun sewa menyewa untuk kegiaan pentas dan sebagainya yang tentunya di luar konteks Ngayah.

Di era belakangan ini gamelan angklung mengalami perubahan yang bukan saja dari bentuk fisik instrumentasi, tetapi juga terjadi perkembangan repertoar dan fungsi, di dalam konteks kehidupan sosial masyarakat di Bali. Dan saat ini gamelan angklung telah diangkat untuk ajang sebuah kreativitas, lahan seni artistik bagi seniman-seniman kreatif dengan tampil sebagai angklung kebyar dan angklung dengan kreativitas seni modern. Dan di beberapa daerah di Bali baik organisasi, maupun pemaksan dadya dan sebagainya tidak jarang gamelan angklung juga mengiringi tari-tarian untuk menggantikan gamelan lainnya dalam rangka upacara Dewa Yadnya termasuk juga gamelan kekebyaran yang dewasa ini sedang digemari di Bali.

 

2. Fungsi Sosial Ekonomi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebuah organisasi seperti Sekee Angklung Sekar Mas ini bersifat tradisional dan dibentuk untuk tujuan-tujuan sosial pada awal pendiriannya. Warga yang memiliki kepentingan terhadap jasa penggunaan gamelan ini untuk kepentingan upacara hanya mendapat sekedar minum atau makanan sebagai ungkapan terima kasih serta sesari banten gong atau batu-batu, disediakan sekedarnya.

Hal ini merupakan cerminan rasa kebersamaan dan gotong royong serta kerukunan interaksi sosial masyarakat Banjar Tegeh. Namun seiring dengan perkembangan globalisasi dan perubahan budaya akibat arus modernisasi serta system teknologi yang canggih menggeser juga nilai serta fungsi sosial dari Sekee angklung ini. Tuntutan kehidupan bermasyarakat yang semakin kompleks mengubah pula pola perkembangan kesenian sekee angklung ini.  Saat ini untuk kegiatan ngayah tanpa upah seperti dulu sangat jarang didengar lagi, namun dalam kenyataannya kini mulai diberlakukan sistem sewa atau memberi upah untuk sekali pelaksanaan menggunakan gamelan angklung untuk kegiatan yadnya dan lainnya.

3.Fungsi Hiburan

Sekhee  Angklung Sekar Mas selain menampilkan tabuh-tabuh juga menampilkan tarian-tarian. Adapun tari-tarian yang dipentaskan dengan iringan angklung kebyar skhee Sekar Mas antara lain, Tari Barong, Baris tunggal, Jauk manis, Panyembrahma,dan tari Calonarang dll. Respon masyarakat pendukung dan penikmat seni cukup besar dalam pentas kesenisn tersebut . Hal ini dibuktikan dengan kehadiran penonton yang membludak.

Selain itu ditemukan pula angklung sering digunakan untuk mengiringi wayang kulit di beberapa daerah di Bali. Jadi kesenian angklung sampai saat ini memiliki arti penting baik dalam konteks kebutuhan masyarakat yang menunjang atau berfungsi upacara maupun sosial ekonomi dan hiburan.

2.3  Instrumen Gamelan Angklung yang ada di  Sekhe Sekar Emas banjar Tegeh

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Barungan gambelan angklung kebyar sekhe Sekar Emas ;

  • 4-5 Pemade
  • 4  kantil
  • Sepasang Suir
  • Sepasang tungguh reong
  • Sepasang jegogan
  • Sebuah tungguh kempul
  • Sebuah kelenang
  •  Sebuah tawa-tawa
  • Sebuah suling atau lebih
  • Satu tungguh kecek
  • Sepasang kendang lanang,wadon.
  • 6-9 buah ceng-ceng Kopyak

 

 

 

Gending-gending angklung Kebyar Sekee Sekar mas antara lain

  • Sekar Harum,
  • Singa Murti,
  • Galang Kangin,
  • Telu Kebyar,
  • Tabuh Telu,
  • Semara Murti
  • Dll.

Di era belakangan ini gamelan angklung mengalami perubahan yang saja dari bentuk fisik instrumentasi, tetapi juga terjadi perkembangan repertoar dan fungsi, di dalam konteks kehidupan sosial masyarakat di Bali. Dan saat ini gamelan angklung telah diangkat untuk ajang sebuah kreativitas, lahan seni artistic bagi seniman-seniman kreatif dengan tampil sebagai angklung kebyar dan angklung dengan kreativitas seni modern.apalagi angklung kebyar kini sering di-paradekan atau bahkan dilombakan dalam ajang bergengsi seperti di  Pesta Kesenian Bali. Antusias masyarakat pendukung dan peminat seni  akan tumpah ruah bila ada pertunjukan angklung apalagi tampil “ mebarung” mengiringi tari lepas yang diiringi angklung kebyar.

Tabuh bebarongan candra wiguna

Selasa, Mei 29th, 2012

YouTube Preview Image

 Banjar bebalang

Komentar Video

  • Suara kemong tidak terdengar
  •  Pada detik ke 13 suara jegog tidak terdengar
  • Suara kelenang tidak terdengar
  • Suara penyacah dan jublag tidak terdengar
  • Pentaan cahaya kurang terang

Fungsi Gamelan Angklung

Jumat, Maret 30th, 2012

Fungsi Gamelan Angklung

Gamelan Angklung adalah gamelan berlaras slendro, tergolong barungan madya yang dibentuk oleh instrumen berbilah dan pencon dari krawang, kadang-kadang ditambah angklung bambu kocok (yang berukuran kecil). Dibentuk oleh alat-alat gamelan yang relatif kecil dan ringan (sehingga mudah dimainkan sambil berprosesi). Permainan gamelan angklung biasanya dilakukan saat upacara-upacara yadnya di Bali. Gamelan Angklung bagi masyarakat Bali memiliki arti yang sentimental dan tidak dapat tergantikan untuk memberi arti pada upacara adat Bali. Kata angklung sendiri adalah untuk menyebut alat berupa bambu yang digunakan sebagai media keluarnya bunyi-bunyian

Di Bali Selatan gamelan ini hanya mempergunakan 4 nada sedangkan di Bali Utara mempergunakan 5 nada.

Berdasarkan konteks penggunaaan gamelan ini, serta materi tabuh yang dibawakan angklung dapat dibedakan menjadi:

  1. Angklung klasik atau tarsdisional, dimainkan untuk mengiringi upacara (tanpa tari-tarian)
  2. Angklung kebyar,dimainkan untuk mengiringi pegelaran tari maupun Drama.

Sat Barung gamelan angklung bisa berperan keduanya, karena seringkali mempergunakan alat-alat gamelan dan penabuh yang sama. Di kalangan masyarakat luas gamelan ini dikenal sebagai pengiring upacara-upacara Pitra Yadnya (ngaben).

TabTabuh-tabuh Angklung Kebyar sama dengan yang dipakai Gong Kebyar.

Bottom of For 2.2. Fungsi Gamelan Angklung Di Banjar Tegeh

1. Fungsi Upacara

Fungsi gamelan angklung  dibanjar Tegeh adalah  mengiringi upacara pitra yadnya dan selain itu  juga dipakai mengiringi upacara Dewa Yadnya serta tari-tarian gong selendro yang sering juga menghidangkan gending-gending perangklungan 4 nada.

Satu barungan angklung bisa berperan keduanya, karena seringkali menggunakan  alat-alat gamelan dan penabuh yang sama. Di kalangan masyarakat Bali sebagian besar mengenal bahwa angklung dipergunakan dan berfungsi mengiringi upacara Pitra Yadnya (Ngaben).

Di desa adat Tegeh, gamelan angklung didukung oleh sebuah organisasi yang bersifat tradisional yang bertujuan sosial.  Sekee angklung Sekar mas nama organisasi yang menaungi kebersamaan sekee angklung ini dengan anggota kurang lebih 50 orang. Sekee ini berada di lingkungan Banjar Tegeh Desa Angseri, Kec Baturiti, Kab Tabanan. Rasa kebersamaan dan memiliki sesama anggota sekhee dengan tujuan membantu tanpa pamrih terhadap masyarakat yang membutuhkan bantuan bila memiliki kepentingan upacara untuk mengupah (menyewa) angklung. Tapi seiring dengan perkembangan modernisasi dan terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berkembang pula struktur sekaa angklung menjadi lebih professional dan mulai ada perjanjian ataupun sewa menyewa untuk kegiaan pentas dan sebagainya yang tentunya di luar konteks Ngayah.

Di era belakangan ini gamelan angklung mengalami perubahan yang bukan saja dari bentuk fisik instrumentasi, tetapi juga terjadi perkembangan repertoar dan fungsi, di dalam konteks kehidupan sosial masyarakat di Bali. Dan saat ini gamelan angklung telah diangkat untuk ajang sebuah kreativitas, lahan seni artistic bagi seniman-seniman kreatif dengan tampil sebagai angklung kebyar dan angklung dengan kreativitas seni modern. Dan di beberapa daerah di Bali baik organisasi, maupun pemaksan dadya dan sebagainya tidak jarang gamelan angklung juga mengiringi tari-tarian untuk menggantikan gamelan lainnya dalam rangka upacara Dewa Yadnya termasuk juga gamelan kekebyaran yang dewasa ini sedang digemari di Bali.

2. Fungsi Sosial Ekonomi

Sebuah organisasi seperti Sekee Angklung Sekar Mas ini bersifat tradisional dan dibentuk untuk tujuan-tujuan sosial pada awal pendiriannya. Warga yang memiliki kepentingan terhadap jasa penggunaan gamelan ini untuk kepentingan upacara hanya mendapat sekedar minum atau makanan sebagai ungkapan terima kasih serta sesari banten gong atau batu-batu, begitu disebut dan disediakan sekedarnya.

Hal ini merupakan cerminan rasa kebersamaan dan gotong royong serta kerukunan interaksi sosial masyarakat Banjar Tegeh. Namun seiring dengan perkembangan globalisasi dan perubahan budaya akibat arus modernisasi serta system teknologi yang canggih menggeser juga nilai serta fungsi sosial dari Sekee angklung ini. Tuntutan kehidupan bermasyarakat yang semakin kompleks mengubah pula pola perkembangan kesenian sekee angklung ini.  Saat ini untuk kegiatan ngayah tanpa upah seperti dulu sangat jarang didengar lagi, namun dalam kenyataannya kini mulai diberlakukan sistem sewa atau memberi upah untuk sekali pelaksanaan menggunakan gamelan angklung untuk kegiatan yadnya dan lainnya.

3.Fungsi Hiburan

Sekhee  Angklung Sekar Mas selain menampilkan tabuh-tabuh juga menampilkan tarian-tarian. Adapun tari-tarian yang dipentaskan dengan iringan angklung kebyar skhee Sekar Mas antara lain, Tari Barong, Baris tunggal, Jauk manis, Panyembrahma,dan tari Calonarang. Respon masyarakat pendukung dan penikmat seni cukup besar dalam pentas kesenisn tersebut . Hal ini dibuktikan dengan kehadiran penonton yang membludak.

Selain itu ditemukan pula angklung sering digunakan untuk mengiringi wayang kulit di beberapa daerah di Bali. Jadi kesenian angklung sampai saat ini memiliki arti penting baik dalam konteks kebutuhan masyarakat yang menunjang atau berfungsi upacara maupun sosial ekonomi dan hiburan.

2.3  Instrumen Gamelan Angklung

Barungan gambelan angklung kebyar ;

  • 4-5 Pemade
  • 4  pasang kantil
  • Sepasang Suir
  • Empat tungguh reong
  • Sepasang jegogan
  • Sebuah tungguh kempul
  • Sebuah kelenang
  • 8 .Sebuah tawa-tawa
  • Sebuah suling atau lebih
  • Satu tungguh kecek
  • Sepasang kendang lanang,wadon.
  • 6-9 buah ceng-ceng Kopyak

 

Gending-gending angklung Kebyar Sekee Sekar mas antara lain

  • Sekar Harum,
  • Singa Murti,
  • Galang Kangin,
  • Telu Kebyar,
  • Tabuh Telu,
  • Semara Murti

Di era belakangan ini gamelan angklung mengalami perubahan yang saja dari bentuk fisik instrumentasi, tetapi juga terjadi perkembangan repertoar dan fungsi, di dalam konteks kehidupan sosial masyarakatb di Bali. Dan saat ini gamelan angklung telah diangkat untuk ajang sebuah kreativitas, lahan seni artistic bagi seniman-seniman kreatif dengan tampil sebagai angklung kebyar dan angklung dengan kreativitas seni modern.apalagi angklung kebyar kini sering di-paradekan atau bahkan dilombakan dalam ajang bergengsi seperti di  Pesta Kesenian Bali. Antusias masyarakat pendukung dan peminat seni  akan tumpah ruah bila ada pertunjukan angklung apalagi tampil “ mebarung” mengiringi tari lepas yang diiringi angklung kebyar.

2.4. Bentuk Gamelan Angklung

                  Secara fisik pada awalnya angklung menggunakan empat bilah nada, kemudian para senimannya pada perkembangannya menambahkan lagi beberapa bilah untuk mendukung kebutuhan komposisi lagu. Perubahan atas bertambahnya bilah nada dalam gamelan angklung adalah tidak terlepas dari factor terkena imbas dari pengaruh gender wayang dan dan factor kedua adalah karena ada difungsikan untuk mengiringi Joged Bumbung.(Sudirga,Komang, 2004,2).beberapa instrument juga terkadang ditambahkan seperti jublag, kendang gupekan, kempur,kemong,dan gong. Secara umum tungguhan gamelan angklung pada waktu lampau masih berbentuk lelengisan, dan hanya dipernis, tetapi dewasa ini kita lihat sudah diprada sebagaimana gong kebyar