Ada Apa Dengan Dea??
Karangan Lintang Arzia Nur Rachim
Pagi itu di sekolah, seperti biasanya, Dea, sang juara kelas, yang agak lebay, datang dengan bernyanyi kemudian bermain dengan Luna.
Dea : “Halo, kawan semua. Ayo kita sambut. Hari baru telah tiba…”
Luna : “Hai, De ?” (Luna datang dari pintu dan menghampiri Dea)
Dea : “Hai juga, Lun ..” (Senyum kepada Luna)
Luna : “Eh, De, kamu udah ngerjain tugas matematika belum ?”
Dea : “Udah, sih .. Tapi masih ada yang belum aku kerjain. Udah susah, banyak lagi .. Kalo kamu?”
Luna : “Tentu saja….belum. Hehehe..”
Ketika mereka sedang asyik mengobrol, Maya, si biang gosip, datang bersama dayangnya, Vita.
Maya : “Hai, De .. Main sama kita yuk ..” (Datang)
Vita : ”Iya, De.. Main sama kita aja .. Nggak bosen
apa, kamu mainnya sama Luna terus?” (sambil
memandang sinis ke arah Luna)
Dea : ”Gimana, nih, Lun ? Kalo aku main sama mereka, kamu nggak apa-apa kan ?”
Luna : ”Nggak apa-apa kok .. Kamu main aja sama mereka ..”
Dea : ”Bentar, ya, Lun !” (pergi bermain dengan Maya)
Maya : ”Makan bakso, yuk! Aku yang traktir deh..”
Vita : ”Yuk, yak, yuuk..!”
Maya : ”Tambah lagi baksonya, De! Ntar biar aku yang
bayar.”
Dea : ”Okeh. Asal ujung-ujungnya bukan aku aja yang bayar.”
Maya : ”Tenang aja ..” (melihat kearah kantongnya.)
”Hah? Cuma seribu?” (berbisik)
”Vit, aku pinjam uangmu dulu, ya. Besok aku ganti 2kali lipat,
deh..”
Vita : ”Okeh”
Keesokan harinya..
Dea : (masuk dengan wajah datar)
Luna : ”Hai, De?”
Dea : (tidak menyahut dan meninggalkan Luna tanpa menjawab,
kemudian menghampiri Maya)
Kemudian Luna mengobrol dengan Chika.
Luna : “Huhh.. Dea kenapa sih ?”
Chika : “Sayang, ya. Padahal kalian sudah lama bersahabat.”
Ketika pulang sekolah,
Luna : “De, pulang yuk!” (memegang tangan Dea)
Dea : “Iih? Kenapa, sih? Hari ini aku mau pulang bareng sama Maya.
Lumayan, naik mobil ber-AC, jadi nggak keringatan kayak di
angkot.” (menjawab dengn ketus)
Maya : “Iya. Dea pulang bareng aku sama Vita.
Iya, kan, Vit ?”
Vita : ”Ya iyalah.. Tanpa ya iya donk ..!”
Luna : ”Ohh.. Ya udah.. Okelah kalo begitu.”
Luna masih berusaha sabar. Namun esok harinya, ketika Luna masuk kelas..
Luna : ”Heh, May. Ngapain kamu duduk ditempatku? Kamu kan duduk sama Vita!”
Dea : ”Eh, Lun. Asal kamu tau ya, aku yang nyuruh Maya duduk di sini!” (marah sambil mendorog Luna)
Luna : ”Ya udahlah, kalo itu bisa bikin kamu senang.” (mengalah dan
kemudian duduk di sebelah Chika)
Chika : ”Sst.. Aku tau kenapa Maya Pe-De-Ka-Te sama Dea.”
Chika baru akan bercerita. Tapi Bu Rita sudah masuk.
Bu Rita : ”Selamat Pagi anak-anak. Hari ini ibu akan mengadakan
ulangan. Semua buku dan tas taruh di depan. Cuma boleh ada
alat tulis! Tidak boleh menyontek. Bagi yang ketahuan, keluar
kelas!”
(satu-persatu mereka menaruh tas di depan kelas)
Bu Rita : (membagikan soal, kemudian kelur dari kelas)
”Anak-anak, ibu permisi mau keluar sebentar. Ingat, jangan ada
yang menyontek.
Dea : (sudah selesai, tapi tak segera mengumpulkan tugasnya)
Maya : (melihat dan menyalin jawaban Dea dengan sigap)
(berbisik) ”Ba… lik! Balik!”
Dea : (tak mengerti)
Maya : (membalik lembar jawaban Dea dengan kasar)
Namun, Bu Rita datang dan ..
Bu Rita : ”Hei, Maya! Sekarang kamu keluar!”
Maya : “Ta..ta..tapi, Bu! Sa..yya…”
Bu Rita : “Tidak ada tapi-tapian! Keluar!”
Maya : (keluar sambil menatap Dea dangan tatapan marah)
Vita : ”De, angkat lembar jawabanmu!” (berbisik)
Dea : (mengangkat lembar jawabannya)
Bu Rita : ”Kamu!Kamu! Keluar kelas sekarang!”
Dea : (terkejut) ”Tapi, Bu, saya …”
Bu Rita : ”Ya, meski kamu tidak menyontek, tapi kamu memberi mereka jawaban.”
Dea : (keluar bersama Vita dengan tatapan lesu)
Ulangan pun usai.
Bu Rita : ”Baiklah anak-anak. Kumpulkan ulangan kalian.”
Walaupun Luna dijauhi oleh Dea, Luna tetap memikirkan Dea.
Luna : ”Kasihan Dea. Dia dimana ya?” (sambil berjalan menuju kantin)
Dea : (duduk di sudut kantin sambil menutupi wajahnya) Luna : ”Lho? De, kamu kenapa”
Dea : ”Maafin aku, Lun…. Aku udah kasar dan ngejauhin kamu..”
(sesenggukan)
”Kupikir Maya tulus ingin menjadi sahabatku. Ternyata dia cuma ingin manfaatin aku…”
Luna : ”Baguslah.. Kamu udah sadar. Kita tetap sahabatan, khan?”
Beberapa saat kemudian, mereka melihat Maya dan Vita sedang merayu Chika.
Maya : ”Ayo, tambah lagi baksonya, Chik! Ntar biar aku yang bayar.”
(melihat ke arah Chika)
Dea : (tertawa melihat kejadian itu)
”Semoga aja Chika nggak sebodoh aku yang termakan rayuan
Bakso Maya.”
Luna : ”Tenang aja.. Chika udah tau kok..!”
Dea : ”Wah.. Kalo terus berteman sama Maya, nilai raportku bisa
semerah kuah bakso..!” (tertawa dengan Luna)
Dea : ”Halo ..” (menghampiri Chika)
“Gimana jawabanmu, Chik? Mau nggak ngasi Maya contekan?”
Chika : “Mmmmmmhh … Gimana ya?”
Dea : “Dan, untuk, memberikan Maya contekan. Jawabannya adalah..”
(mengikuti gaya Fitri Tropika di acara Missing Lyrics)
Chika : “Mmhh..Gimana ya. Kayaknya enggak deh ..”
Kemudian datang Bu Rita yang ternyata sejak tadi memperhatikan mereka..
Bu Rita : ”Nah… Seperti itu khan lebih baik.. Jadi jangan berusaha
memberitahu jawaban lagi ya!”
Dea, Luna, Chika : ”Baik, Bu.”
(mengangguk sambil tersipu malu)