Tjak Body Inovatif – Imagi Bunyi

  1. YouTube link : https://youtu.be/Y72svY7wWJQ
  2. Tjak Body

Tjak Body atau biasanya sering disebut dengan Bodi Cak merupakan garapa music kontemporer dengan tidak menggunakan alat atau instrument sebagai media ungkap bunyi (Sumber Suara). Tjak Body sendiri merupakan karya seni pertunjukan Multikultural atau bersifat mengembangkan serta memadukan unsur-unsur kesenian budaya Barat (Amerika) dan Timur (Bali, Indonesia). Karya seni Tjak Body pada awalnya ialah sebuah hasil pemikiran antara dua seniman, I Wayan Dibia (Bali) dan Keith Terry (Amerika) dengan memadukan atau proses Kolaborasi sehingga menciptakan suatu karya yang berbeda. “Body Tjak” di garap dengan kombinasi unsur-unsur seni kecak Bali dengan Body Musik, dan berhasil menghasilkan sebuah jenis musik baru yang menggunakan media ungkap suara tubuh manusia sebagai sumber bunyi. Pada mulanya merupakan sebagai sarana eksperimen untuk mengekspresikan suatu karya yang berbeda dengan menggunakan kesenian kecak yang di kolaborasikan dengan Body Music barat.

Berdasarkan pengertian diatas dan mencari beberapa referensi dengan menonton video serta sumber lainya, saya dan rekan-rekan sekelas berhasil menciptakan suatu karya yang berbentuk Body Tjak yang  dikolaborasikan dengan semacam Teaterikal, melalui kesempatan mewakili HMJ Karawitan ISI Denpasar di acara “Kita Lo Gini” 2019. Karya music kontemporer ini berjudul Imagi Bunyi yang berarti mengimplementasikan suara-suara dari fenomena maupun kegiatan sehari-hari yang ada di sekitar. Segala sesuatu fenomena keseharian yang berada di sekitar seperti tepuk tangan, menghentakan kaki, bersiul dan lain sebagainya berhasil di tranfermasi ke dalam suatu komposisi garap dengan kesan biasa namun menarik. Pada mulanya karya Body  Tjak Teaterikal ini terinspirasi dari suara-suara yang dihasilkan tubuh manusia dalam suatu keseharian atau kebiasaan sekitar. Keinginan penata mengekspresikan segala fenomena keseharian beserta suara yang timbul ke dalam suatu karya musik teaterikal kekinian dengan berbekal kemampuan seadanya dan mempelajari beberapa referensi bersama rekan-rekan, terwujudlah sebuah komposisi garap Body Tjak Teaterikal kekinian yang diberi judul “ Imaji Bunyi” ekspresi fenomena suara dan kebiasaan dalam  keseharian. 

  • Musikalisasi Media Ungkap

Karya music Body Tjak Teaterikal merupakan music yang menggunakan beberapa warna suara yang dapat dihasilkan dari media tubuh manusia. Berbeda dari music pada umumnya yang menggunakan media instrument atau alat sebagai sumber bunyi yang dihasilkan, karya ini semata-mata hanya menggunakan media tubuh manusia yang serentak baik itu rampak dengan memakai gerakan sehingga menghasilkan suara yang menarik dan serempak maupun dibentuk secara acak (Random) sehingga menghasilkan suara yang terdengar kacau tetapi saling terikat seperti halnya dalam tektik Cek kekilitan unik tak terduga. Di dalam Seni Tari Gerak adalah unsur utama dan terpenting dari tari, dan gerak sendiri merupakan perubahan posisi atau sebuah perpindahan dari titik semula ke posisi berikutnya, dan gerak tari terkadang sifatnya imitative dan ekspresif yaitu gerak menirukan suatu kegiatan manusia beserta perasaan dan emosionalnya. Hal tersebut juga menginspirasi penata untuk mengekspresikan segala yang terjadi dalam suatu fenomena kegiatan manusia beserta emosional dan perasaan yang terjadi pada suatu kegiatan tersebut, seperti Berlari merupakan suatu kegiatan manusia tergolong berjalan dengan cepat yang menimbulkan perasaan lelah serta suara seperti sebuah hentakan langkah kaki. Selain media ungkap tubuh manusia sebagai sumber suara, juga menggunakan suara manusia (vocal) yang semata-mata sebuah teriakan misalnya huruf konsonan tanpa menggunakan permainan melodi di dalamnya.

  • Struktur Komposisi dan Teknik Permainan

Dalam komposisi karya ini, memiliki beberapa struktur atau mempunyai  beberapa bagian di dalam satu kesatuanya, terdiri dari bagian satu, bagian dua, dan bagian tiga. Bagian satu memiliki alur atau menceritakan beberapa fenomena kegiatan keseharian manusia seperti diantaranya fenomena orang yang sedang berlari, orang yang sedag bersiul, bersalaman, tepuk tangan, membersihkan lantai dengan menggesek-gesek menggunakan kaki, menepuk dada, berteriak dan kegiatan keseharian dalam masyarakat lainya. Seluruh kegiatan tersebut di peragakan di dalam bagian satu ini secara lebih jelas beserta suara-suara yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut. Pada bagian dua penata berusaha mengekspresikan seluruh gerakan dan suara yang di hasilkan dalam beberapa kegiatan tersebut dengan bersamaan dan serentak  melibatkan banyak orang sehingga menimbulkan suasana yang terkesan kompak dengan suara-suara aneh namun menarik. Kemudian pada bagian ketiga merupakan bagian inti (Final) yang berisikan beberapa teaterikal yang terkesan seperti komedi namun tidak lepas dari gerakan-gerakan unik atau kekonyolan di dalam keseharian yang tetap berpatokan terhadap suara-suara yang di timbulkan. Pada bagian ini juga berisikan kesan rampak yang menjadi akhiran atau ending dari kesatuan komposisi karya yang berjudul “Imaji Bunyi” sehingga dapat menimbulkan estetika yang menarik tanpa menghilangkan norma-norma ataupun bentuk sesungguhnya dari Tjak Body dan Teater itu sendiri. 

Karya “Imaji Bunyi” ini mempunyai beberapa pola-pola permainan yang sebagian besar merupakan sebuah suara yang dihasilkan dari menepuk beberapa bagian tubuh seperti tepuk tangan, menepuk dada, menepuk mulut yang menganga, menghentakan kaki ke lantai, menepuk paha, bersiul, serta suara manusia. Tepukan antara mempertemukan kedua telapak tangan menghasilkan suara yang penata istilahkan “Tak”, menepuk bagia paha menggunakan tangan menghasilkan suara “Tek, memukul dada dengan menggunakan tangan menghasilkan suara “Dug”, menghentakan kaki ke permukaan lantai menimbulkan suara “Deg”, menepuk mulut yang sedang mengaga (terbuka) dengan menggunakan telapak tangan menghasilkan suara “Pluk”, siulan dari tiupan mulut seperti pada umumnya (bersiul), dan teriakan-teriakan ringan yang dihasilkan dari melakukan suatu teriakan melalui mulut. Seluruh teknik-teknik tersebut disusun secara tertata menjadi beberapa pola-pola dalam suatu kesatuan keutuhan komposisi garapan yang berjudul “Imaji Bunyi”.

  • Ruang dan Waktu Pertunjukan

Sistem pementasan dari komposisi garapan “Imaji Bunyi” adalah  pertunjukan secara Konsert  atau di pertunjukan di dalam suatu pergelaran yang meliputi ruang yaitu sebuah panggung. Panggung yang dipergunakan untuk sarana pementasan atau pertunjukan biasanya bisa panggung terbuka maupun panggung di dalam ruangan yang terpenting memiliki alas atau lantai yang bisa menimbulkan suara jika dihentakan dengan kaki. Panggug yang akan digunakan diharuskan memiliki ruang lingkup yang cukup luas untuk mempertunjukan karya ini dikarenakan melibatkan banyak orang atau pemain yang kurang lebih sekitar 10 sampai 15 orang pemain.Waktu atau situasi yang baik untuk mempertunjukan karya ini ialah malam hari atau memerlukan keadaan gelap, dikarenakan karya ini harus disertakan peranan lampu penerangan dalam panggung (Lighting) untuk menunjang dan memperjelas suasana suatu pementasan agar terkesan menarik dan wah bagi para penonton. Peranan (Lighting) juga berfungsi memperjelas kostum dalam pertunjukan bilamana kostum yang digunakan beraneka ragam warna dan setiap pemain memakai warna kostum yang berbeda-beda sebagaimana karya ini di pertunjukan lalu dalam acara “Kita Lo Gini” 2019 di kampus ISI Denpasar.