seni drama wayang kulit

Juni 29th, 2014

Wayang Kulit, seni pertunjukan yang sudah cukup tua umurnya, adalah salah satu bagian dari seni pertunjukan Bali yang hingga kini masih tetap digemari oleh masyarakat setempat. Di desa-desa maupun di kota, masyarakat masih sering mempergelarkan Wayang Kulit dalam kaitan dengan upacara agama Hindu, upacara adat Bali, maupun sebagai hiburan semata.
Wayang Kulit Bali terdiri dari dua jenis, yaitu:
Wayang lemah
Wayang peteng
Asal-usul Wayang Kulit di Indonesia hingga kini masih diperdebatkan oleh para ahli dan masih belum ada kesepakatan apakah Wayang Kulit memang asli Indonesia, dari India ataupun dari negara lain. Di lingkungan budaya Bali, pertunjukan Wayang Kulit diperkirakan sudah ada sejak sekitar abad ke IX. Dalam prasasti Bebetin yang berangka tahun Çaka 818 ( 896 M), dari zaman pemerintahan raja Ugrasena di Bali, ditemukan sejumlah istilah seni pertunjukan yang diyakini berarti wayang atau pertunjukan wayang (baca : Serba Neka Wayang Kulit Bali, 1975).
Sejak masa lampau pertunjukan Wayang Kulit menjadi salah satu media pendidikan informal bagi warga masyarakat. Betapa tidak, pertunjukan Wayang Kulit yang memadukan berbagai unsur seni rupa, sastra, gerak dan suara, dalam pementasannya tidak saja menampilkan lakon-lakon literer yang diambil dari karya-karya sastra klasik terutama Mahabrata dan Ramayana, kesenian ini juga menyajikan petuah-petuah mengenai nilai-nilai moral, spiritual dan sosial sehingga masyarakat yang buta huruf akan memperoleh ajaran-ajaran tatwa, yadnya, etika dan lain-lain. Oleh masyarakat penonton semuanya ini dijadikan pedoman dan tuntunan bagi kehidupan mereka sehari-hari.
Sementara para dalang secara kreatif melakukan penyegaran kesenian mereka, wayang-wayang kreasi baru sudah banyak diciptakan sehingga menambah perbendaharaan seni perwayangan di pulau ini. Yang tidak kalah pentingnya adalah munculnya dalang-dalang wanita berbakat yang siap bersaing dengan para dalang pria.
Di Bali, pertunjukan Wayang Kulit melibatkan antara 3 orang sampai 15 orang yang meliputi : dalang, pengiring dan jika diperlukan sepasang pembantu dalang (tututan). Komando tertinggi dalam pertunjukan Wayang Kulit ada pada si dalang. Untuk mementaskan wayang para dalang Bali memerlukan sekitar 125 – 130 lembar wayang yang disimpan dalam kotak wayang (kropak).
Kiranya belumlah lengkap jika pembahasan mengenai seni pewayangan Bali tidak dilengkapi dengan adanya beberapa usaha inovasi dan kreatif dari para seniman dalang di pulau ini, atau memalui kerja patungan atau kolaborasi dengan seniman luar atau asing. Dalam usahanya memberikan nafas baru dalam wayang Parwa, dalang I Made Sidja atau Ida Bagus Ngurah (Buduk) memasukan gamelan Suling atau Pegambuhan. Belakangan ini dalang muda berbakat, Ida Bagus Sudiksa berkali-kali mementaskan wayang kulit Parwa dengan iringan gamelan Angklung lengkap, bahkan pernah dengan gamelan Balaganjur. Sebagai sajian tugas akhir, baik untuk menyelesaikan program Seniman (setingkat Sarjana) pada jurusan Seni Pedalangan di STSI Denpasar, para mahasiswa juga telah melakukan berbagai percobaan. Misalnya:

Penggunaan layar lebar berganda.
penggunaan tata-lampu modern, seperti lampu strobo, spot-lights, dan sebagainya.
pemakaian overhead-projector untuk menciptakan citra-citra realistis sebagai latar belakang.
pemakaian pemain wayang dalam jumlah yang banyak dengan satu orang dalang sebagai narator.
pemakaian wayang golek besar.
Kesemuanya merupakan wujud nyata dari usaha para seniman dalang muda untuk terus menyegarkan kehidupan seni Pewayangan di Bali.
Dalam hal iringan, gamelan Selonding dan Selukat juga telah dicoba untuk mengiringi pertunjukan wayang Bali. Masih merupakan bagian dari perkembangan wayang kulit Bali adalah wayang Listrik yang merupakan hasil kerja patungan antara seniman (I Made Sidja, I Nyoman Catra, Desak Suarthi Laksmi) dengan seniman dalang Larry Reed dari San Francisco, Amerika Serikat, yang didukung oleh Gamelan Sekar Jaya di bawah asuhan komposer muda, I Dewa Bratha. Nama ini diberikan berdasarkan kenyataan bahwa dalam pertunjukannya terdapat perpaduan dua unsur penting yaitu : pemain wayang kulit Bali dengan permainan atau proyeksi cahaya lampu listrik.
Asal usul Wayang Kulit di Bali.
Asal-usul Wayang Kulit di Indonesia hingga kini masih diperdebatkan oleh para ahli dan masih belum ada kesepakatan apakah Wayang Kulit memang asli Indonesia, dari India ataupun dari negara lain. Di lingkungan budaya Bali, pertunjukan Wayang Kulit diperkirakan sudah ada sejak sekitar abad ke IX. Dalam prasasti Bebetin yang berangka tahun Çaka 818 ( 896 M), dari zaman pemerintahan raja Ugrasena di Bali, ditemukan sejumlah istilah seni pertunjukan yang diyakini berarti wayang atau pertunjukan wayang (baca : Serba Neka Wayang Kulit Bali, 1975).
Sejak masa lampau pertunjukan Wayang Kulit menjadi salah satu media pendidikan informal bagi warga masyarakat. Betapa tidak, pertunjukan Wayang Kulit yang memadukan berbagai unsur seni rupa, sastra, gerak dan suara, dalam pementasannya tidak saja menampilkan lakon-lakon literer yang diambil dari karya-karya sastra klasik terutama Mahabrata dan Ramayana, kesenian ini juga menyajikan petuah-petuah mengenai nilai-nilai moral, spiritual dan sosial sehingga masyarakat yang buta huruf akan memperoleh ajaran-ajaran tatwa, yadnya, etika dan lain-lain. Oleh masyarakat penonton semuanya ini dijadikan pedoman dan tuntunan bagi kehidupan mereka sehari-hari.
Sementara para dalang secara kreatif melakukan penyegaran kesenian mereka, wayang-wayang kreasi baru sudah banyak diciptakan sehingga menambah perbendaharaan seni perwayangan di pulau ini. Yang tidak kalah pentingnya adalah munculnya dalang-dalang wanita berbakat yang siap bersaing dengan para dalang pria.
Di Bali, pertunjukan Wayang Kulit melibatkan antara 3 orang sampai 15 orang yang meliputi : dalang, pengiring dan jika diperlukan sepasang pembantu dalang (tututan). Komando tertinggi dalam pertunjukan Wayang Kulit ada pada si dalang. Untuk mementaskan wayang para dalang Bali memerlukan sekitar 125 – 130 lembar wayang yang disimpan dalam kotak wayang (kropak).
Kiranya belumlah lengkap jika pembahasan mengenai seni pewayangan Bali tidak dilengkapi dengan adanya beberapa usaha inovasi dan kreatif dari para seniman dalang di pulau ini, atau memalui kerja patungan atau kolaborasi dengan seniman luar atau asing. Dalam usahanya memberikan nafas baru dalam wayang Parwa, dalang I Made Sidja atau Ida Bagus Ngur (Buduk) memasukan gamelan Suling atau Pegambuhan. Belakangan ini dalang muda berbakat, Ida bagus Sudiksaberkali-kali mementaskan wayang kulit Parwa dengan iringan gamelan Angklung lengkap, bahkan pernah dengan gamelan Balaganjur. Sebagai sajian tugas akhir, baik untuk menyelesaikan program Seniman (setingkat Sarjana) pada jurusan Seni Pedalangan di STSI Denpasar.
Kesemuanya merupakan wujud nyata dari usaha para seniman dalang muda untuk terus menyegarkan kehidupan seni Pewayangan di Bali.
Dalam hal iringan, gamelan Selonding dan Selukat juga telah dicoba untuk mengiringi pertunjukan wayang Bali. Masih merupakan bagian dari perkembangan wayang kulit Bali adalah wayang Listrik yang merupakan hasil kerja patungan antara seniman (I Made Sidja, I Nyoman Catra, Desak Suarti Laksmi) dengan seniman dalang Larry Reed dari San Francisco, Amerika Serikat, yang didukung oleh Gamelan Sekar Jaya di bawah asuhan komposer muda, I Dewa Bratha. Nama ini diberikan berdasarkan kenyataan bahwa dalam pertunjukannya terdapat perpaduan dua unsur.

The End

tradisi omed-omedan

Juni 29th, 2014

Pulau Bali dikenal dengan pulau yang memiliki beragam nilai-nilai seni budaya yang menjadikan Bali sebagai Pulau budaya. Nilai nilai adiluhung yang terkandung dengan filosofi dan beragam kebudayaan yang menjadikan pulau bali tidak hanya memiliki satu macam kebudayaan saja melainkan meragam. Selain melestarikan, masyarakat haru berpegang teguh dari asal-usul kebudayaan tersebut agar tidak ada penyalah fungsian dari kebudayaan tersebut sehingga dapat berdampak positif bagi dikemudian hari.
Di Bali kehidupan antara masyarakat dengan budaya setempat tampak bersinergi dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya.Masyarakat menempati posisi sebagai jiwa dan sumber nilai budaya Bali.Dinamika masyarakat Bali dan kebudayaan Bali harus tetap terjaga dan harus berjalan secara seimbang dan selaras agar kebudayaan memiliki tameng dalam mengatasi setiap perubahan yang terjadi di era globalisasi.
Bali sebagai salah satu ikon kepariwisataan dunia memang telah menunjukkan dampak luar biasa bukan saja bagi Bali, Indonesia, melainkan juga sangat dirasakan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi di Bali.Ini disebabkan karena masyarakat Bali tidak henti-hentinnya mengembangkan inovasi baru khususnya dari sector pariwisata.Setiap inovasi yang muncul pastinya memiliki pandangan positif dan negative yang dirasakan oleh masyakat khususnya masyarakat dunia. Dimana masyarakat mulai mengkritik dari setiap perubahan yang terjadi baik itu dikarenakan perhatian masyarakat akan perubahan yang akan berdampak positif bagi perekonomian Bali atau ingin menjatuhkan kebudayaan tersebut yang berdampak negative bagi system ekonomi Pulau Bali.
Omed-omedan salah satu merupakan kebudayaan yang telah diperbaharui dan telah dilakoni oleh masyarakat Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan sebagai cara untuk ikut melestarikan budaya Bali. Tradisi ini telah berlangsung secara tradisional dan tidak diketahui kapan mulainya.Sebelum tahun 1980 kegiatan ini dilakukan secara spontanitas , tanpa pedoman yang jelas, hanya melanjutkan tradisi generasi tua, organisasi pelaksana dan penanggungjawabnya juga kurang pasti. Biaya untuk kegiatan ini hanya bersumber dari sumbangan suka rela dari warga banjar tetapi sejak tahun 1980 sejak PHDI (Parisadha Hindu Dharma Indonesia) mengatur, menata dan membina umat secara lebih profesional kegiatan tradisi Omed-omedan ini juga ditata dan dilaksanakan secara terorganisasi.

Sebelum tahun 1980 pelaksanaan kegiatan Omed-omedan atau Med-medan dilakukan pada Hari Nyepi di sore hari tetapi sejak tahun 1980 kegiatan ini dilaksanakan pada hari ngembak geni pada sore hari. Kegiatan med-medan ini sebagaimana biasanya didahului dengan pengarahan para prajuru adat atau dinas serta dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan bersama semua warga. Tradisi ini telah berlangsung rutin setiap tahun dalam rangka menapaki Tahun Baru Saka.Kegiatan ini dimulai pukul 15.00.Ada satu hal yang penting dan perlu diperhatikan masyarakat Banjar Kaja, Sesetan amat menolak tudingan image atau kesan-kesan yang seolah-olah menuduh tradisi ciuman didepan masyarakat umum.Tradisi ini hanya luapan kebahagiaan para muda-mudi pada saat mereka melaksanakan med-medan di hari Ngembak Geni yang merupakan ajang masima karma.Med-Medan adalah suatu mitologi yang diterima sebagai warisan masyarakat Banjar Kaja Sesetan secara turun-temurun dari generasi tua sampai sekarang.

Omed-omedan juga merupakan cultural Industri ( Industri Budaya ) sangat terkait pada pariwisata, terutama jika kebudayaan merupakan modal utama pembangunan pariwisata pada suatu destinasi. Kecepatan perkembangan industri budaya ini akan sejalan dengan laju perkembangan pariwisata,yang saat ini sudah menjadi salah satu industri terbesar, yang sekaligus merupakan motor dalam penciptaan kesempatan kerja. Meskipun mengalami berbagai guncangan, yang menyebabkan terjadinya stagnasi pada tahun-tahun tertentu, secara keseluruhan pariwisata umumnya mengalami peningkatan secara berlanjut.
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat.Terlebih lagi jika yang dikembangkan adalah pariwisata budaya.Pariwisata budaya pada hakikatnya merupakan salah satu bentuk industri budaya.Namun banyak sekarang ini yang beranggapan budaya med-medan atau yang sering sekarang lebih dikenal dengan nama omed-omedan sebagai tradisi pornografi dan melanggar undang-undang. Bukannya dari tamu mancanegara melainkan orang-orang Indonesia yang sebagian besar sangat tidak setuju untuk tradisi omed-omedan ini. Tradisi ini bukan saja akan menguntungkan daerah bali tapi akan mengangkat martabat Indonesia sebagai Negara yang memiliki budaya yang beragam dan juga menjadikan Indonesia Negara yang memiliki kelebihan khususnya dibidang pariwisata.
Untuk itu, dengan memperkenalkan tradisi omed-omedan atau med-medan, terutama kepada masyarakat lokal baik itu masyarakat Bali ataupun Indonesia, memberikan informasi tentang tradisi omed-omedan kepada pembaca, untuk meningkatkan pemahaman pembaca tentang tradisi omed-omedan agar tidak terjadi kesalah pahaman dan penafsiran akan tradisi ini.Dengan dikembangkannya tradisi omed-omedan ini bahkan ke seluruh nusantara agar nantinya tradisi omed-omedan tidak hanya bisa dilakukan di Bali saja melainkan di seluruh nusantara agar tradisi ini tidak punah di makan zaman dan tidak diakui oleh Negara lain.
Awal Tradisi med-medan
Awalnya Raja Puri Oka marah besar melihat rakyatnya menggelar omed omedan (saling cium).Tak dinyana Raja yang sakit justru sembuh setelah melihat upacara tersebut.Kini tradisi itu dijadikan ajang mencari jodoh.
Kepala Adat Banjar, Wayan Sunarya menceritakan, tradisi omed omedan itu merupakan tradisi leluhur yang sudah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya ritual ciuman massal itu dilakukan di Puri Oka.
Puri Oka merupakan sebuah kerajaan kecil pada zaman penjajahan Belanda.Ceritanya, pada suatu saat konon raja Puri Oka mengalami sakit keras.Sang raja sudah mencoba berobat ke berbagai tabib tapi tak kunjung sembuh.
Pada Hari Raya Nyepi, masyarakat Puri Oka menggelar permainan omed-omedan. Saking antusiasnya, suasana jadi gaduh akibat acara saling rangkul para muda mudi.Raja yang saat itu sedang sakit pun marah besar.
Dengan berjalan terhuyung-huyung raja keluar dan melihat warganya yang sedang rangkul-rangkulan.Anehnya melihat adegan yang panas itu, tiba-tiba raja tak lagi merasakan sakitnya.
Ajaibnya setelah itu raja kembali sehat seperti sediakala.Raja lalu mengeluarkan titah agar omed-omedan harus dilaksanakan tiap hari raya nyepi.Namun pemerintah Belanda yang waktu itu menjajah gerah dengan upacara itu.Belanda pun melarang ritual permainan muda mudi tersebut.Warga yang taat adat tidak menghiraukan larangan Belanda dan tetap menggelar omed-omedan.Namun tiba-tiba ada 2 ekor babi besar berkelahi di tempat omed omedan biasa digelar.“Akhirnya raja dan rakyat meminta petunjuk kepada leluhur.Setelah itu omed-omedan dilaksanakan kembali tapi sehari setelah Hari Raya Nyepi,” kata Wayan Sunarya.
Makna Omed-omedan
Tradisi omed-omedan mendapat kritikan dari masyakat dunia khususnya masyarakat Indonesia karena budaya omed-omedan bukan merupak suatu tradisi budaya melankan tradisi pornografi. Dikatakan demikian, karena dalan tradisi ini seorang perempuan dan laki-laki yag tidak saling mengikat hubungan atau dengan kata lain tidak berikatan melakukan ciuman yang sepantasnya tidak boleh dilakukan karena tidak adanya ikatan ataupun status yang mengikat mereka untuk melakukan tradisi tersebut. Awal dari tradisi omed-omedan ini dilakukan oleh pasangan yang sudah berikatan ataupun memiliki status dan yang dilakukan pada kegiatan hanya memeluk ataupun menarik lawan jenisnya. Tetapi di era globalisasi ini, tradisi ini mengalami perubahan dimana tradisi omed-omedan boleh dilakukan ataupun diikuti oleh siapapun tidak memandang status yang menjadikan peserta yang berstatus lajang diperbolehkan mengikuti kegiatan tersebut.Sehingga tidak sedikit masyarakat khususnya orang yang tidak berasal dari Bali memandang budaya omed-omedan merupakan suatu tradisi yang bersifat pornografi.Mereka memandang budaya tersebut merusak citra Indonesia dan melanggar undang – undang pronografi.Tetapi semua kritikan salah satu warga, acara itu tak memiliki makna khusus. “Memang awalnya hanya untuk keakraban dan bersenang-senang,” ia menjelaskan. Namun, tak urung, karena berbagai cerita turun-temurun yang mengiringinya, suasana sakral menjadi sangat kuat. Salah satunya adalah kisah tentang kesembuhan seorang raja dari Puri Oka, bernama A.A Made Raka, setelah ia menyaksikan omed-omedan. Padahal, sebelumnya ia datang ke lokasi acara dengan maksud hendak melarangnya, sebab dianggap sebagai biang keributan.
Tidak ada persyaratan tertentu untuk menjadi peserta acara itu.Siapa pun boleh ikut, asal merupakan anggota Sekaha Teruna-teruni di Banjar Kaja. Kekecualiannya cuma satu: remaja putri yang sedang datang bulan tak boleh ikut serta, untuk menjaga kesucian acara.

The End

tari kecak

Juni 29th, 2014

Tari Kecak merupakan salah satu tari Bali yang paling populer yang diciptakan pada tahun 1930-an. Tarian ini dimainkan oleh puluhan atau lebih penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak” dan mengangkat kedua tangan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Kata Kecak sendiri, konon diambil dari seruan mereka ketika menari yaitu “cak-cak-cak”, dan lama kelamaan menjadi Kecak. Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi dimana penarinya dalam keadaan tidak sadar karena melakukan komunikasi dengan Tuhan, atau roh para leluhur yang kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Pada tari kecak tidak menggunakan alat musik dan hanya menggunakan kincringan yang dikenakan pada kaki para penari yang sedang memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Sedangkan para penari yang duduk melingkar mengenakan kain kotak-kotak yang melingkari pinggang mereka. Tari kecak ini di ciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak dan dengan seorang pelukis Jerman Walter Spies. Tarian ini menjadi populer ketika Wayan Limbak bersama penari Bali-nya tour berkeliling dunia mengenalkan tarian Kecak tersebut. Hingga kini tari kecak menjadi tarian seni khas Bali yang terkenal dan dipentaskan setiap hari.

Keunikan : Pada saat itu dipentaskan kecak dengan mengambil cerita dari Mahabarata.
Namun rekor ini dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan yang menyelenggarakan kecak kolosal dengan 5000 penari pada tanggal 29 September 2006, di Tanah Lot, Tabanan, Bali, Tari Kecak juga sering disebut dengan “The Monkey Dance”.

Alur Cerita Tari Kecak secara singkat dapat diceritakan sebagai berikut:

Adegan I
Rama, Sita dan Laksmana memasuki arena. Lalu muncul kijang emas, meminta Rama untuk menangkapnya. Rama meninggalkan Sita yang dijaga oleh Laksmana. Tiba-tiba terdengar jeritan minta tolong. Menurut Sita, itu pasti suara Rama, lalu Sita menyuruh Laksmana untuk membantunya. Karena dituduh hendak mencari untung atas kematian Rama, Laksmana naik pitam dan pergi meninggalkan Sita seorang diri.
Adegan II
Rahwana muncul mau menculik Sita namun tak berhasil. Tetapi dengan akal jahatnya Rahwana berubah wujud menjadi Bhagawan (orang tua) yang sedang kehausan dan minta diambilkan air oleh Dewi Sita. Setelah dibawakan air, lalu Sita dibawa lari oleh Bhagawan tersebut yang sebenarnya adalah Rahwana. Sita lalu menjerit minta tolong dan jeritannya tersebut didengar oleh Burung Garuda yang sedang terbang diangkasa, lalu Garuda menolong Sita. Namun pertolongannya tidak berhasil karena sayapnya putus ditebas oleh Rahwana. Sita pun dibawa kabur ke Alengka Pura oleh Rahwana.
Adegan III
Dengan ditemani abdinya, Rama dan Truna Laksmana yang sedang tersesat di hutan Ayodya Pura. Ingat dengan istrinya yaitu Dewi Sita yang dibawa kabur oleh Rahwana ke Alengka Pura. Laksmana dibantu oleh Hanoman (Sang Kera Putih) membawa cincin Rama ke Alengka Pura untuk diberikan Dewi Sita.

Adegan IV
Dengan ditemani Trijata keponakan Rahwana, Sita meratapi nasibnya di Taman Istana Alengka. Hanoman (Si Kera Putih) muncul, ia berkata bahwa ia adalah utusan Sang Rama dan ia pun memperlihatkan cincin Rama yang dibawanya. Sita lalu menyerahkan bunga untuk diserahkan kepada Rama dengan pesan agar Rama segera menyelamatkannya. Dan Hanoman pun langsung pergi menuju Taman Alengka Pura, lalu mengobrak-abrik sampai tak terbentuk. Para Abdi Alengka Pura terkejut melihat keadaan yang sudah parah dan langsung menyuruh para raksasa untuk mencari Si pembuat onar tersebut dan Hanoman pun tertangkap lalu diikat dan dibakar. Namun karena kesaktiannya Hanoman akhirnya lolos dari maut dan Sita pun dapat diselamatkan.
Ditambahkan oleh TariKecak.com, Tarian Kecak ini bisa ditemukan di beberapa tempat di Bali, tapi yang di Uluwatu adalah yang paling menarik untuk ditonton karena atraksinya bersamaan dengan sunset atau matahari tenggelam.

 

kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak yang bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Selain kisah Ramayana, ada beberapa judul dan tema kecak yang sering dipentaskan seperti :
– Kecak Subali dan Sugriwa, diciptakan pada tahun 1976.
– Kecak Dewa Ruci, diciptakan pada tahun 1982.
Keduanya merupakan hasil karya dari Bapak I Wayan Dibia.
Sejarah tari kecak berasal dari Bali ini, pengertian tari kecak biasanya disebut sebagai tari “Cak” atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari “Lakon Pewayangan” seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya.

Fungsi dan tujuan tari
tari sebagai upacara
fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual.

tari sebagai sarana hiburan
salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan
tari sebagai sarana pertunjukkan
tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan. Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
tari sebagai sarana pendidikan
tari yang digunakan untuk sarana pendidikan dengan mengajarkan di sekolah – sekolah formal.

Keunikan tari kecak
Tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak ini hanya memadukan seni dari suara – suara mulut atau teriakan – teriakan seperti “cak cak ke cak cak ke” sehingga tari ini disebut tari kecak.
Nama kecak adalah sebuah nama yang diambil dari suara yang keluar dari iringan tari tersebut yang berdendang “Cak ” yang di dendangkan secara terus menerus,dimana suara “cak” ini memiliki arti yamg sangat signifikan di dalam pementasan tarian ini. Mayoritas pemain tari kecak adalah laki-laki yang jumlahnya bisa mencapai puluhan. Tari Kecak juga sering disebut dengan “The Monkey Dance”. Sekarang ini tari kecak sudah sangat populer baik di kalangan masyarakat Indonesia maupun di kalangan Turist asing. Boleh di katakan salah satu kebudayaan asal indonesia ini telah mendunia dan bertaraf internasional. Tari Kecak sendiri mulai populer di mancanegara sejak tahun 1970’an ketika Wayan Limbak berkeliling dunia untuk mempromosikan tari ini.
Nilai Religius Masyarakat Bali mempercayai Tari Kecak sebagai salah satu tarian ritual memanggil dewi untuk mengusir penyakit dan juga sebagai sarana pelindung dari kekuatan jahat. Dalam hal ini masyarakat Bali sangat mempercayai Dewinya untuk melindungi dirinya dari ancaman-ancaman. Dewi yang biasanya dipanggil dalam ritual ini adalah Dewi Suprabha atau Tilotama.
Nilai estetika Gerakan Tari kecak yang sangat indah dan sangat khas dan unik menjadi alasan saya menjadikannya sebagai sebuah nilai estetika. Selain itu, unsur gerak dan bunyi yang menjadi ciri khas Tarian Kecak merupakan bagian yang paling sederhana yang dilakukan secara seragam dan bersamaan sehingga menjadi filosofi penting atas terjadinya persaudaraan yang universal.

The End

belajar tehnik dasar bermain bass

Juni 29th, 2014

Kecenderungan saat ini, orang mencari cara termudah dan tercepat dalam belajar bermain musik, termasuk gitar bass. Gitar bass merupakan salah satu instrumen musik yang sangat penting peranannya dalam memberikan nuansa alunan musik dengan nada lebih rendah sebagai pengisi dan pemberi tempo nada. Untuk mempercepat teknik dalam bermain bass tentunya kita harus tahu basic – basic dalam bermain gitar bass. bass adalah alat musik yang menggunakan dawai ato senar sebagai sumber suara. Hanya saja bass memakai 4 (senar paling atas kalo ada di gitar), yaitu senar E yang paling rendah, senar A, senar D dan senar G yang paling tinggi. Susunan senar pada bass (4senar) juga dimulai dari senar 6=E, 5=A, 4=D, dan 3=G. Begitu juga dalam penulisannya pada tablature, bass hanya menggunakan 4 garis yang mewakili senar-senar tersebut. Sebagian bass terdiri dari 5 senar yaitu diatas senar E ditambah 1 senar lagi B.berikut penjelasannya :
Teknik gitar bass sebenarnya sama dengan teknik bermain gitar biasa yaitu mempunyai:

1. Strumming Technique yaitu teknik pemetikan gitar.
2. Scale Technique yaitu peta nada antara fret 1 ke fret yang lainnya.
3. Chord Technique yaitu gabungan dari dua nada atau lebih dalam satu suara.

Strumming Technique
Teknik Strumming dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
Alternate Picking: teknik ini biasa disebut fingering yaitu teknik ini sangat sering dimainkan oleh semua bassist dan termasuk hal yang mendasar dalam bermain bass yaitu dengan cara memetik bass dengan dua jari atau sampe 4 jari secara bergantian.
Up Down Thumb, teknik strumming ini biasanya menggunakan jempol untuk memetik string bass. Teknik ini biasanya sering dimainkan oleh Thomas Gigi, Victor Wooten، dll.
Slaping dan Poping, teknik Slap adalah cara memainkan bass dengan cara jempol seperti menampar string bass. Jika anda sering mendengarkan lagu – lagu dari Red Hot Chili papper mungkin anda akan kenal dengan teknik ini. Popping adalah teknik bermain bass dengan cara menarik string lalu melepaskannya dengan cepat sehingga string beradu dengan fret. Teknik Poping ini biasanya sering dikombinasikan dengan slap untuk mendapatkan karakter suara bass yang unik. Teknik Slap dan Pop ini biasanya digunakan untuk aliran musik Funky, Jazz, Blues, Rock dan lainnya.

Teknik Scale, Seperti halnya pada gitar, gitar bass memiliki scale dasar untuk melodi lagu, yaitu scale dasar Mayor dan scale dasar Minor.Perbedaan dari Scale Mayor dan Minor adalah pada nada ke 3 (Mi) dan nada ke 6 (La) nadanya direndahkan 1/2 nada atau diturunkan 1 fret. Berikut contoh perbedaannya:

 

 

 

Scale Technique

 
Susunan nada Mayor:

Do     Re     Mi     Fa    Sol     La     Si     Do’
1        1      1/2     1       1       1       1/2

 
Susunan nada Minor:

Do     Re     Mi     Fa    Sol     La     Si
1        1/2      1     1       1/2       1       1

 

 

Scale Dasar C Mayor, C-D-E-F-G-A-B-C’
——————–2–4–5-                   ———————–4–5-
———2–3–5————       atau       ————3–5—7——–       dan lainnya
–3–5———————-                      –3–5–7——————-
—————————–                    —————————–

Scale Dasar C Minor, C-D-D#-F-G-G#-A#-C’

———————–3–5-                   ————————————
————3–5—6——–       atau       —————————-8–10-       dan lainnya
–3–5–6——————-                      ————–8–10–11———
—————————–                    —8–10–11———————

Chord Technique
Teknik Chord dibagi menjadi 2 jenis yaitu Mayor dan Minor. Pijakan Chord Mayor ataupun Minor nadanya diambil pada tangga nada diatonis, yang berfungsi sebagai penanda pijakan/langkah chord Mayor. Nada yang diambil sebagai pijakan adalah nada 1 (Do), nada 3 (Mi) dan nada ke 5 (Sol) yang membedakan dari Mayor dengan Minor yaitu di nada ke 3 (Mi) yang Minor lebih rendah 1 fret dari Mayor berikut contoh tablaturnya:

 

 

Chord Dasar C Mayor, C-E-G
————— ————-
——2—5— atau ————- dan lainnya
–3———– –3–7–10–
————– ————-

Chord Dasar C Minor, C-D#-G

————— ————-
———-5— atau ————- dan lainnya
–3–6——– –3–6–10–
————– ————-

beberapa macam teknik bermain bass :
1. Up Down Thumb
Dalam teknik ini kita gunakan jempol kita sebagai pick, sedang keempat jari2 yang lain kita pake buat memetik, mirip kayak bermain gitar lah… Jadi kalo biasanya kita menggunakan telunjuk dan jari tengah buat metik bass (alternate picking) maka dalam teknik ini kita ganti dengan jempol.

2. SlappingTeknik menampar pada bass. Jadi memainkan bass dengan cara memukul bass dengan jempol atau telapak tangan, dan bunyi yang dihasilkan jadi kayak perkusi gitu. Si om Flea bassistnya Red Hot Chilli Peppers yang biasanya suka pake teknik ini.

3. Popping
Teknik menarik senar dengan jari lalu dilepas lagi hingga beradu dengan fret, jadi suaranya nyaring kayak dua benda yang diadu. Biasanya kita bisa gabungin teknik slapping dan popping, ntar kombinasi suaranya jadi unik. Ada juga teknik popping dengan menarik dua senar sekaligus yang disebut double pluck.

4. Tapping
Teknik ini biasa digunakan pada gitar, tapi ngebasspun bisa pake teknik ini. Caranya: tekan senar dengan ujung jari ke fret bass lalu geser sedikit jari kayak lagi mencolek.

5. Neck BendingKalo dalam gitar kita mengenal teknik bending yaitu mengangkat senar dengan ujung jari, tapi kali ini kita lakukuin itu pada bass. Caranya: pada saat kita memetik, tekan senar yang ada pada headstock (pada ujung bass yang biasanya tempat kita menyetem), ntar bunyi yang dihasilkan seperti mendengung. Pak Billy Sheehan bassistnya Mr. Big sering pake teknik ini.

Perhatikan posisi tangan, gunakan power pada pergelangan tangan, jangan pada lengan. Ingat, sering2lah melakukan senam jari buat pelemasan dan fingering agar gak terjadi cedera pada jari.

Alangkah lebih baiknya bila saat latihan ditemani oleh seorang pemandu yang ahli sehingga dapat mempraktikan tiap teknik dengan benar.

 
Root note

Setiap musik ato lagu menggunakan chord sebagai pengiring. Chord sendiri sebenarnya adalah kumpulan dari paling sedikit 3 nada yang dibunyikan secara bersama ato berdekatan. Bunyi utama yang paling mudah dikenali dari ketiga nada tersebut disebut root note, dan nada kedua berikutnya adalah pelengkap chord yang dapat menghasilkan suasana ato nuansa tersendiri. Misalnya chord C minor (Cm), berarti root note-nya adalah C dan nada kedua berikutnya adalah yang menentukan chord C tersebut menjadi sebuah chord jenis minor.

Nada-nada yang dimainkan pada bass umumnya adalah nada yang berasal dari root note yang merupakan nada utama dari sebuah chord diatas. Jadi gampang aja, kalo mo main bass mesti tau donk chord yang dipake pada sebuah lagu itu apa, tuez tinggal petik aja satu nada C,D,B,A apa aja deh asalkan root note!!! Mainkan nada pas waktu ketukan perpindahan chord. Ditambah nada-nada dengan panduan tertentu untuk improvasi yang bisa dilatih, bass akan mempercantik nuansa yang dihadirkan dalam sebuah lagu. Itu adalah pengertian secara mendasarnya.
Kekuatan bass

Teknik untuk menentukan kapan bass dimainkan menjelaskan bahwa ketukan bass seringkali identik dengan kekuatan pada bass drum lagu. Ketukan seperti ini tampak jelas pada lagu-lagu blues. Bass drum yang sering dimainkan secara seragam juga menunjukan bahwa permainan bass sebenarnya juga dimainkan secara seragam. Hal ini memperjelas bass sebagai iringan lagu sangat penting keberadaannya. Teknik lainnya menjelaskan bahwa menentukan ketukan bass bisa dilakukan dengan memahami tekanan pada tiap-tiap bagian lagu, seperti masuknya bunyi gong pada musik etnik. Pada musik reggae dan ska, basss dimainkan dengan ketukan dan digabung dengan pemilihan nada-nada yang dinamis, sehingga menimbulkan kesan yang unik dan ceria di dalam iringannya yang cenderung monoton.

The End

SELAYANG PANDANG BANJAR ADAT TUMBU KALER KARANGASEM

April 2nd, 2014

 

 

  • Sejarah Perjuangan bangkitnya Banjar Adat Tumbu Kaler Karangasem

 

Dari  geografis letak Banjar Adat Tumbu kaler Kaler Karangasem adalah di Desa Tumbu bagian utara yang terdiri dari dataran rendah.dan di sebelah selatan Banjar selatan banjar adat tumbu kelod dengan sawah dan laut.pencaharian penduduk pada umumnya di Desa Tumbu ada pertanian di sawah dan tegalan berdagang serta anyaman tikar dimana kalau dilihat dari inkam perkapita dari kebanyakan penduduknya dapat digolongkan miskin namun beberapa dianggap mampu dilihat dari segi ekonomi.mengenai hal Pemerintahan di Desa Tumbu adalah Pemerintahan yang dipimpin oleh kelian Desa Tumbu yang berbau dengan cara-cara aotoriter dan feodal.

  1. 1.        Dimulainya Perjuangan .

A. Kejadian sosial seperti bantuan kepada orang yang mempunyai kedudukan, tidak ada yang meperhatikan terutama keluarga yang tidak mampu,maka ada organisasi  sosial yaitu yang dipimpin oleh I Wayan Kayua dan Anggota dari warga Tempek Kaler turut pula tempek kaler turut pula dari tempek selatan seperti I Ketut Gerti, I Wayan Lugra yang ikut menghimpun sumbangan warga melaksanakan bantuan yang diberikan kepada keluarga yang memerlukan saat ada keluarga kematian hal ini dibuktikan saat Bapa Binder,I bengkok, dan I Jengker Meninggal Dunia.

  1. B.  Pada awal Nopember 1950 bertempat di Pamereman Dadia I Komang Rindi Krama Desa tempek kaler melaksanakan rapat umum yang pipmpi Kelian I Wayan Sarba dimana membicarakan mengenai patus kematian yang dikenakan kepada anggota Banjar untuk membantu/meringankan bagi keluarga yang kedukaan.

C. Beberapa orang yang melopori dengan kata – kata kalu sudah siap membangun siap untuk menyumbangkan beberapa bahan bangunan seperti :

  1. 1.  I Nengah Repi menyumbang 3 pohon kelapa dan dapat dipilih ladangnya.

2. Bapa Dapan menyumbang pohon kelapa dan palpalan.

3. Dan lain – lain banyak lagi yang tidak ingat namanya.

  1. D.  Pada awal tahun 1951 dalam menindak lanjuti hasil pararemanDadia ( I Komang Rindi ). I Komang Gejer sebagai Pemimpin sekeha Joged  yang dipimpinnya adalah milik Banjar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pihak tertentu. Dalam usaha ini melalui kesenian Joged menjalin hubungan dengan Sekeha Joged Seraya Kauh yang dipimpin oleh I Ketut Pelego dengan demikian persatuan ini betul- betul mengglegar seantero Tumbu dan Seraya Kauh. Dengan suasna yang demikian penuh dengan heroik dimana-mana membicarakan rencana ini sehingga seluruh warga tempek kaler betul- betul demam banjar.

 

  1. 2.       Berdirinya Banjar Adat Tumbu Kaler.

Masih di Tahun 1951, dimana kegiatan penggalian dana secara aktif menunjukkan kegiatannya, maka dibuat/dibangunlah sebuah Sanggah patokan disebelah utara dengan bergaris pinggir dengan tengah lokasi menghadap ke selatan sebagai Pelinggih Betara Penyarikan yang antara lain adalah manifestasinya Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai penuntun umatnya (krama banjar) dalam menjalankan tugas dari tahapan-tahapan hidupnya.

Dengan dibangun Sanggah Patokan tersebut yang disusul dengan  pembentukan pengurus sebagai berikut :

–          I Wayan Sarba sebagai Kelian Banjar/Desa Tempek Kaler.

Pengurus sebanyak 5 orang  dengan Pengerahan tenaga I Ketut Tubuh penggali dana I Wayan Wanta, seksi perlengkapan dan pembantu serta seorang penasehat dengan jumlah semua 11 orang.Pengurus yang dibentuk bersama warga untuk memudahkan mengatur strategi selanjutnya sepakat untuk mengadakan Paruman setiap sebulan sekali dengan memilih waktu Redite Klliwon yang sedia menjalankan peran tugas serta fungsinya untuk melaksanakan Pasuka dukaan ngemong Gama Pati Urip maka demikian berdirilah Banjar Adat Tumbu Kaler sebagai tindak lanjut Desa Tempek Kaler yang disambut gembira ria oleh warga masyarakat yang bergabung dengan dengan para pengurus yang selanjutnya akanmemperjuangkan pembangunan fisik dan meperjuangkan hak Banjar kepda Desa. Pada saat itu beberapa warga dari banjar Kebon datang ke Banjar Kaler itu berpatisipasi dan mendukung gerakan dengan berdirinya Adat Tumbu Kaler.

 

  1. 3.       Sekeha Adat.

Pada akhir tahun 1952 pada saat Paruman Desa dari Banjar Tumbu Kaler dengan gigih memperjuangkan dalam usulan-usulan supaya Sekeha adat dua untuk Banjar Kaler dan Banjar kelod, sedangkan setengahnya diserahkan ke Desa Adat dengan 1 Barung Gongdan seperangkat Gamelan Gender. Hal ini melalui proses yang panjang dengan situasiada yang pro dan kontra.

Dari situasiyang memang sudah ada bibit pertentangan maka Sekeha Adat pun diwarnai dengan perbedan-perbedaan pendapat sehingga warga atau anggotaBanjar Tumbu Kelod seperti I Wayan Gomboh dan I NYoman Rai masuk Adat Tumbu Kaler dan setelah melalui proses perkembangan warga masyarakat maka kepemilikan Sekeha Adat ini masuk menjadi milik Banjar Adat Tumbu Kaler yang menjadi sumber untuk bantuan dana bagi Banjar Adat Tumbu Kaler dikemudian.

 

  1. 4.       Piodalan Banjar Pertama.

Januari 1955 dengan selesainya semua bangunan Banjar Tumbu Kaler dimana saat Paruman Banjar Adat,Warga dengan penuh semangat mengadakan usul :

  1. A.      Melaspas
  2. B.       Mendem daging
  3. C.       Ngenteg linggih
  4. D.      Ngodalin/mecaru
  5. E.       Mapesta

Krama Banjar dengan suara bulat dan termasuk pula yang bersangkutan yang memiliki sawah, ladang, dan ladang kelapa untuk meminjamkan dana menyutujui penuh dengan kerelaan karena dmikian bersoraklah wargayang sanngup dengan gagap gempita penuh girang,kmi lanjutkan rapat ini dengan menyampaikan berita tentang niat dari Bapa Galungan ( Desa Adat dari Tempek Selatan ) yaitu :

Bapa Galungan rela besedia untuk memberikan pinjaman kepada Krama Banjar kaler bila kurangan untuk biaya ngaturang piodalan berupa padi dengan uang 10 ringgit perak.boleh dikembalikan kemudian saat Banjar sudah mampu untuk dikemblikan kemudian pada saat banjar susdah mampu untuk mengmbalikannya, karena sudah bulat keinginan Krama dan semua sudah lega dari kesulitan maka bubarlah payuruman itu dengan masig-masing pulang dengan penuh senyum.

Pada esok harinya kami mengadakan koordinasi ke Tibulaka menerangkan pada hari Purnama sasih ke VII yang datang akan melaksanakan sesuai rencana yang tertera dimuka dan mendapat smabutan yang penuh gembira  karena sudah lama berpisah tak ada hubungan.

Pada Purnama bulan Januari sasih ke VII kami menyelenggarakan Upacara Piodalan I sesuai dengan urutan rencana karya diatas dan sesuai pula dengan karya Pujawali yang biasa berlaku didahului Melasti ke pantai ujung. Pada waktu itu pulalah kejadian yang tidak dapat dilupakan,berpesta pora bersama Pemedek dari Tibulaka tanpa kecuali/bersama menyuapi diri tidak lupa kami mengundang Punggawa (camat) A.A. Ketut Jelantik datang ke banjar Tumbu kaler untuk menyaksikan dan kami mohon agar Beliau memberikan Wejangan untuk menetapkan Upacara tersebut. Odalan dilaksanakan 3 hari dengan penuh ras bakti yang tulus dan pada malam hari selama 3 hari itu semua tempat yang dapat ditempati penuh dengan Pemedek ngaturang Mekemit.

Kejadian-kejadian yang penuh heroik romantisnya,tragedi,suka duka berbaur dengan penuh keharuan lulu menyatu,maka lahirlah Banjar Adat Tumbu Kaler.

Demikian kisah perjuangan dari warga masyarakat Desa Tumbu Tempek Kaler yang berubah menjadi Banjar Adat Tumbu Kaler mencapai cita-cita bebas dari segala tekanan yang penuh heroik.

 

 

The End