Posts Tagged ‘[email protected]

Contoh Kalimat SPOK dalam Ide Garapan Skrip Karya Debat Oleh I Wayan Dody Wirasantha (201102036) Prodi Seni Karawitan

Senin, April 23rd, 2018

1.Dalam pengolahan berbgai unsur tersebut, penata berusaha memanfatkan semua potensi

                                          Pel                                    S                P

diri (skill) secara maksimal.

O              Ket.Tujuan

2.Untuk mendukung serta merealisasikan ide garapan tersebut penata mencoba

Pel                                   S           P

menggunakan gamelan Gong Kebyar sebagai media ungkapan garapan.

K.Alat                         K.Tujuan

3.Sebuah karya yang berbobot tidak terlepas dari ide yang mengilhami karya tersebut.

S                         P                                         O                        Pel

4.Ide garapan ini penata dapatkan pada saat mengikuti kegiatan samua sangkep di

Pel              S                            P                                 O

Lingkungan penata.

K.Tempat

5.Dari segala macam bentuk ide yang muncul tentunya didukung oleh segala aspek

S                                                   P

Kemampuan si penata.

K.Penyerta

Contoh Sinopsis Dalam Garapan Seni Karawitan

Sabtu, April 14th, 2018

“TANDA TANYA”

“TANDA TANYA” yang berarti penyinggungan ketahuan yang mengajukan pertanyaan. Di samping istilah Tanda Tanya kata ini bisa muncul di akhir pertanyaan. Tanda Tanya identik dengan pertayaan, fenomena ini sering di lakukan dalam kegiatan sehari-hari, dan bisa dikatakan setiap orang tergantung dengan tanda tersebut, jika mereka tidak ketergantungan dengan tanda tersebut maka mereka akan kehilngan,tetapi setiap orang memiliki rasa/persepsi yang berbeda terhadap tanda trsebut, ada yang muak dengan tanda tersebut. Tetapi dengan tidak sengaja jika tidak ada tanda ini mereka akan kehilangan, kita tidak tahu kapan lahirnya? Kapan dia datang? Kapan ada? Kapan dia hilang? Di keseharian kita tidak terlepas dari tanda trsebut, tapi mereka banyak wujud tapi intinya dia ada satu. Komposisi karawitan Tanda Tanya ini merupakan sebuah garapan konser karawitan inovatif yang menggunakan media ungkap gamelan Semar Pegulingan. Dengan adanya fenomena ini penata terinspirasi untuk membuat karya seni karawitan inovatif berjudul “Tanda Tanya” dan dibaluti dengan penglahan ritme, melodi tempo dan dinamika. Dengan adanya karya ini penata ingin mengajak masyarakat bahwa pergunakanlah Tanda Tanya itu sebaik mungkin untuk hal yang positif untuk mencapi tujuan yang pasti.

Defensi Pargraf dan Fungsinya

Selasa, April 10th, 2018

Pngertian Pargraf.

          Paragraf disebut juga alenia. Kata tersebut merupakan sarapan dari bahasa inggris paragraph. Kata inggris “paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang berarti “sebelum” dan grafein berarti “menulis” atau menggores. Sedangkan kata alenia dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alenia berarti “mulai dari garis baru” (Abjad Sakri,1992). Paragraf atau alenia tidak dapat dipisah-pisahkan seperti sekarang tapi disambung menjadi satu. Menurut Lamudin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos, “menulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Jadi, paragraf atau alenia adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang membentuk paragraf atau alenia harus memperlihatkan kesatuan pikiran. Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf ataualenia harus saling berkaitan dan hanya membicarakan satu gagasan. Bila dalam sebuah paragraf atau alenia terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf atau alenia itu tidak baik dan perlu di pecah menjadi lebih dari satu paragraf atau alenia. Perhatikan contoh paragraf atau alenia di bawah ini.

Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa kita sederhanakan menjadi dua macam, yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organic adalah sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makananan dan daun-daunan yang biasanya basah. Sampah anorganik adalah sampah yang  sulit atau tidak bisa membusuk, umpamanya plastic, kaca, logam, kain, dan karet.

Dalam contoh paragraf atau alenia di atas terdapat satu pokok pembicaraan, yaitu sampah (organic dan anorganik). Masalah tersebut diungkapkan dengan menggunakan tiga kalimat, bobot ide/gagasan yang dihasilkan oleh paragraf atau alenia itu tentu lebih tinggi atau lebih luas jika dibandingkan dengn ide sebuah kalimat.

 Fungsi Paragraf.

          Paragraf memiliki fungsi sebagai berikut:

1.     Mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun logis dalam sau kesatuan.

2.     Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf.

3.     Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehngga pembaca dapat memahami dengan mudah.

4.     Memudahkan pngendalian variable dalam karangan.

 

Syarat Pembentukan Paragraf.

          Suatu paragraf dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasiakan gagasan yang didukungnya apabila paragraf/alenia itu lengkap, artinya mengandung pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas. Di samping itu sama halnya dengan kalimat, paragraf/alenia harus memenuhi persyaratan tertentu. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain:

1.     Kesatuan.

Yang dimaksud dengan kesatuan adalah bahwa paragraf/alenia tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu.

2.     Kepaduan (Koherensi).

Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf/alenia adalah bahwa paragraf/alenia tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf/alenia tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukan oleh:

a.     Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi.

b.     Penggantian kata/kelompok kata atau subtitusi.

c.      Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi.

d.     Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau ellipsis.

3.     Kejelasan.

Suatu paragraf dikatakan lengkap, apabila kalimat topic ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas. Tentang kalimat-kalimat penjelas ini sudah di bicarakan di dalam tulisa ini, yaitu pada unsur-unsur paragraf.

 Bagian-Bagian Paragraf.

          Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.

1.     Paragraf atau alenia pembuka.

Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang aka menyusul kemudian. Paragaf pembuka harus dpat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepda masalah yang aka disajikan selnjutnya. Salah satu cara untuk menrik perhatian ini ialah dengan mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari orang yang berkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus mampu menjalankan fungsi.

a.     Menghantar pokok pembicaraan.

b.     Menarik minat dari perhtian pembaca.

c.      Menyiapkan atau menata pikiran pembca untuk mengetahui isi seluruh karangan.

2.     Paragraf atau alenia pengembang.

Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragrafv yang terakhir sekali di dalam baba tau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang di rancang. Paragraf pengembangnya mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperhatikan hubungan dengan cara exspositoris, dengan cara deskriptif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya. Secara lebih rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam karangan adala.

a.     Mengemukakan inti persoalan.

b.     Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.

3.     Paragraf atau alenia penutup.

Paragraf pentup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karagan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini.

a.     Sebagai bagian penutip paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.

b.     Isi paragraf harus benar-benar penutup atau kesimpulan  akhir sebgai cerminan inti seluruh uraian.

c.      Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang dalam bagi pembacanya.

 

 

Karya Tulis Ujian Seh Rupa KOKAR Secara Singkat

Sabtu, Maret 31st, 2018

YouTube Preview Image

Latar Belakang

Di era globalisasi yang penuh dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sangatlah mendukung bila ada suatu lembaga – lembaga yang akan mempertahankan budaya nenek moyang kita yaitu budaya tradisional kita sendiri khususnya di  pulau Bali ini. Dimana Bali merupakan pulau yang sangat terkenal dengan berbagai keanekaragaman budayanya sendiri yang terdiri dari seni tari, seni karawitan,seni pedalangan dan seni musik.

Adapun latar belakang garapan ini adalah keinginan kami untuk mewujudkan garapan tari kreasi baru ”Bebancihan” yang mengambil tema ”heroik” yang berjudul ”SEH RUPA”, dimana garapan ini mengangkat cerita kisah Mahabratha pada bagian dimana perjalanan panca panda di tengah hutan.

Lembaga pendidikan yang dikenal dengan nama SMKN 3 Sukawati memilik 4 program  kompetensi keahlian  diantaranya yaitu  :

1.Kompetensi keahlian  Seni Tari

2.Kompetensi keahlian Seni Karawaitan

3.Kompetensi keahlian Seni  Pedalangan

4.Kompetensi keahlian Seni Musik Diatonis

Adapun tambahan Kompetensi Keahlian yang dibuka pada tahun ajaran 2012 ini yaitu :

1. Kompetensi  Keahlian Akomodasi Perhotelan

2.Kompetensi Keahlian Kecantikan

3.Kompetensi Keahlian Tata Boga

Keempat Kompetensi Keaahlian tersebut khususnya Seni Tari memiliki visi dan misi tersendiri yang sangat bagus untuk kedepannya, yaitu  untuk mengembangkan, mempertahankan   dan melestarikan kebudayaan  kesenian di Bali.

TUJUAN

            Dalam penggarapan sebuah seni tari tentu di dalamnya memiliki tujuan yang pasti. Dimana tujuan perumusan yang jelas akan memberikan pedoman terhadap langkah – langkah yang ditempuh selama proses penyusunan  karya tulis laporan yang sesuai dengan  karya seni tari tersebut.  Adapun tujuan dari penggarapan tari kreasi “SEH RUPA“ ini dapat di gambarkan sebagai berikut :

1.Dapat menghasilkan sebuah gagasan atau karya tulis tentang garapan seni tari kreasi baru yang mengangkat tema heroic.

2.Untuk mengukur seberapa besar kemampuan para siswa selama mengiuti kegiatan belajar mengajar disekolah, dimana mencoba  membuat sebuah design – design baru yang nantinya diharapkan bisa miliki nilai artistic yang tinggi.

3.Mencoba menuangkan ide-ide baru kami ke dalam garapan  yang kami kemas yang sesuai dengan ide dan kemampuan kami.

Bentuk Garapan

Adapun bentuk garapan tari kreasi  baru “SEH RUPA” yaitu kreasi bebancihan, yang ditarikan oleh 3orang penariputri dan 3 orang penari putra. Garapan ini merupakan garapan tradisi kreasi bebancihan yang didalamnya menggunakan gerakan-gerakan yang masih kental dengan gerakan tradisi yang dibalut dengan gerakan yang dikreasikan ,diinovasikan dan disesuaikan dengan kebutuhan.  Garapan tari ini  tidak terlepas dari pakem-pakem gerak tari tradisi Bali tanpa menghilangkan bentuk-bentuk estetika  tari tradisi dari Flasback, Pepeson,Pengawak, Pengecet, Pesiat, dan Pekaad.

 Struktur Garapan

Garapan tari “SEH RUPA” ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

Flashback

Menggambarkan kehidupan raksasa yang bernama hidimba dan hidimbi di dalam hutan

Pepeson 1

Menggambarkan karakter Bima yang gagah dan karakter hidimbi keras dan lembut

Pengawak

Pertemuan Hidimbi dan Bima yang membuat Bima jatuh cinta karena kecantikan Hidimbi

Pengecet

Menggambarkan raksasa Hidimba dan raksasi Hidimbi

Pesiat

Pertempuran antara Bima dan Hidimba, kemudian terbunuhlah Hidimba

Pekaad

Pernikahan Bima dan Hidimbi yang di berkati oleh Ibu kuntik

 

 

Gamelan Gong Beri

Senin, Maret 26th, 2018

Gong Beri.

Gong Berhi adalah sebuah instrumen perkusi logam (kerawang) yang berbentuk piringan dan tidak memakai pencon, yang mempunyai persamaan dengan bentuk Gong yang terdapat di Negara Cina yang di sebut Sha Lo. Kata Bheri sering disebut-sebut dalam kekawin Bharatayudha yang berarti sebuah alat peran. Dan dari deskripsi yang saya lihat dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di defenisikan seperti berikut:

Gong Beri adalah sebuah gamelan sakral yang terdapat di desa Renon, dalam penyajiannya harus melalui aturan-aturan tertentu seperti sesaji yang di buat, upacara yang dilalui, tempat pertunjukan, pelak pertunjukan, dan waktu pertunjukannya menggunakan sistem kalender Bali yang rumit. Bali dianggap sebagai miniatur Majapahit. Benang merah gamelan peninggalan Majapahit dapat dilihat dari sebuah situs arkeologi di Jawa Timur yaitu candi panataran. Candi ini diperkirakan merupakan contoh dari pura-puradi Bali dan pada reliefnya terdapat gamelan Gambang, Reong Angklung Klentangan, dan Gong Beri, yang sampai saat ini masih lestari dan masih di sakralkan. Pada naskah-naskah kuno, gamelan Gong Beri berfungsi sebagai gamelan perang. Kini di Renon, gamelan Gong Beri mempunyai fungsi ritual, dan dipergunakan untuk mengiringi tari Baris Cina. Perubahan ini diperkirakan pada masa pemerintahan Dalem Watu Renggong yang telah kedatangan Dang Hyang Niratha untuk memperkuat akar-akar agama Hndu. Pada masa pemerintahannya telah terjadi suatu zaman keemasan terhadap kebudayaan Bali khususnya kesenian. Gamelan Gong Beri sebagai ansambel, terdiri dari instrumen yang bersifat ritmis, tetapi mempunyai warna suara khas yang membedakannya dari gamelan Bali lainnya. Hal ini menyebabkan dalam pengolahan ritme dan bunyiny, dapat membentuk suatu komposisi yang luar biasa. Komposisi yang dimainkan banyak mengandung hal-hal yang tidak terduga seperti jalinan ritme antar instrument, sistem tutupan nada, dan sistem imbae  atau interlocking Kata kunci: Gong Beri, Baris Cina, Sakral, Renon. Di Bali instrument Gong Beri terdapat di Sumawang daerah Sanur dan berfungsi sama yaitu untuk mengiringi Bari Cina. Di daerah Intaran Sanur, pada saat melasti ke pantai segara Sanur, penulis melihatnya sedang di tabuh. Menurut pengakuan mangku Kunda gamelan Gong Beri di kedua tempat tadi meniru dari yang dimiliki masyarakat Renon. Di daerah Tampak Siring Gianyar, I Wayan Rai menemukan gamelan Gong Beri yang di simpan di Puri Tegal Suci, dipergunakan dalakm perayaan musim panen dan digunakan oleh petani.

Sistem Laras.

Menurut pengamatan saya Gong Beri tidak memakai sistem laras karena tidak termasuk di dalam kreateria laras-laras di bawah ini.

          Laras adalah suatu tangga nada atau susunan nada-nada di dalam satu oktaf. Karawitan Bali memliki dua jenis sostem laras yaitu laras pelog dan selendro.

  1. Laras Pelog adalah susunan nada-nada dalam 1 (satu) angkep atau oktaf yang berseruti 5 (lima) tidak sama, terdiri dari panjang dan pendek. Dalam pemakaiannya, selain yang memang memakai 5 (lima) nada pokok yang dinamakan pelog Panca Nada atau Pelog Lima, pada pariasinya yang lain karawitan Bali ada juga menampilkan laras pelog 7 (tujuh) nada yang dimainkan pelog saih pitu.
  2. Laras Selendro adalah susunan nada-nada di dalam satu angkep atau oktaf yang berseruti lima sama rata atau paling tidak dapat dapat dikatakan sama. Di dalam kenyataannya sungguh pun karas selendro ini mempunyai 5 (lima) nada pokok, namun beberpa instrumen karawitan Bali lainnya yang hanya mempergunakan 4 (empat) buah nada yaitu ndeng, ndung, ndang, nding. Selendro yang memakai empat buah nada dinamakan selendro cumbangkirang sedangakan yang memakai lima nada dinamakan selendro panca nada.

Periodesasi ( Golongan )

Menurut sumber buku yang saya baca yaitu buku Pengantar Karawitan Bali oleh I Wayan Dibia, S.S.T. Gamelan Gong Bheri Termasuk kedalam golongan tua karena di jelaskan di sana gamelan yang termasuk golongan tua tidak banyak dipergunakan kendang, bahkan tidak sama sekali tidak mempergunakan kendang. Dan berikut nama-nama gamelan Bali dan Golongannya:

  1. Gamelan Golongan Tua.

Dalam Gamelan golongan tua tidak banyak dipergunakan kendang, bahkan tidak sama sekali tidak mempergunakan kendang seperti yang saya jelaskan di atas. Dan gamelan-gamelan yang termasuk golongan tua sebagai berikut: Selonding, Gender Wayang, Gong Bheri, Gamelan Gambang, Gamelan Caruk, Gamelan Luwang dan Gamelan Angklung.

  1. Gamelan Golongan Madya.

Ciri-ciri gamelan golongan madya ialah masuknya instrumen kendang ke dalamnya, yang termasuk kedalam gamelan golongan madya yaitu: Gamelan Gambuh, Gamelan Semar Pegulingan, Gamelan Legong, Gong Gede dan Gamelan Joged Pingitan

  1. Gamelan Golongan Baru.

Ciri-ciri gamelan golongan baru adalah teretak pada penggunaan instrument kendang dimana pukulan kendang lebih elaborate dan sering dalam komposisi terdapat demonstrasi kendang tuggal, yang termasuk kedalam gamelan golongan madya yaitu: Gong Kebyar, Gamelan Arja, Gamelan Joged Bumbung dan Gamelan Janger.

Jenis dan Nama Instrumen.

          Barungan Instrumen Gong Bheri terdiri dari insntrumen berikut:

  1. 2 buah gong (bor dan ber)
  2. 1 buah klenteng (sejenis gong namun lebih kecil dan nadanya lebih tinggi).
  3. 1 buah kendang bedug.
  4. 1 buah sungu (kerang besar).
  5. 1 suling kecil.
  6. 1 buah tawa-tawa (gong kecil berpencon)
  7. 1 buah Gong besar (tidak bermoncol).
  8. 1 pangkon cenceng.