Pngertian Pargraf.
Paragraf disebut juga alenia. Kata tersebut merupakan sarapan dari bahasa inggris paragraph. Kata inggris “paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang berarti “sebelum” dan grafein berarti “menulis” atau menggores. Sedangkan kata alenia dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alenia berarti “mulai dari garis baru” (Abjad Sakri,1992). Paragraf atau alenia tidak dapat dipisah-pisahkan seperti sekarang tapi disambung menjadi satu. Menurut Lamudin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos, “menulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Jadi, paragraf atau alenia adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang membentuk paragraf atau alenia harus memperlihatkan kesatuan pikiran. Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf ataualenia harus saling berkaitan dan hanya membicarakan satu gagasan. Bila dalam sebuah paragraf atau alenia terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf atau alenia itu tidak baik dan perlu di pecah menjadi lebih dari satu paragraf atau alenia. Perhatikan contoh paragraf atau alenia di bawah ini.
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa kita sederhanakan menjadi dua macam, yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organic adalah sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makananan dan daun-daunan yang biasanya basah. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau tidak bisa membusuk, umpamanya plastic, kaca, logam, kain, dan karet.
Dalam contoh paragraf atau alenia di atas terdapat satu pokok pembicaraan, yaitu sampah (organic dan anorganik). Masalah tersebut diungkapkan dengan menggunakan tiga kalimat, bobot ide/gagasan yang dihasilkan oleh paragraf atau alenia itu tentu lebih tinggi atau lebih luas jika dibandingkan dengn ide sebuah kalimat.
Fungsi Paragraf.
Paragraf memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun logis dalam sau kesatuan.
2. Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehngga pembaca dapat memahami dengan mudah.
4. Memudahkan pngendalian variable dalam karangan.
Syarat Pembentukan Paragraf.
Suatu paragraf dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasiakan gagasan yang didukungnya apabila paragraf/alenia itu lengkap, artinya mengandung pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas. Di samping itu sama halnya dengan kalimat, paragraf/alenia harus memenuhi persyaratan tertentu. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain:
1. Kesatuan.
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah bahwa paragraf/alenia tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu.
2. Kepaduan (Koherensi).
Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf/alenia adalah bahwa paragraf/alenia tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf/alenia tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukan oleh:
a. Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi.
b. Penggantian kata/kelompok kata atau subtitusi.
c. Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi.
d. Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau ellipsis.
3. Kejelasan.
Suatu paragraf dikatakan lengkap, apabila kalimat topic ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas. Tentang kalimat-kalimat penjelas ini sudah di bicarakan di dalam tulisa ini, yaitu pada unsur-unsur paragraf.
Bagian-Bagian Paragraf.
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
1. Paragraf atau alenia pembuka.
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang aka menyusul kemudian. Paragaf pembuka harus dpat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepda masalah yang aka disajikan selnjutnya. Salah satu cara untuk menrik perhatian ini ialah dengan mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari orang yang berkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus mampu menjalankan fungsi.
a. Menghantar pokok pembicaraan.
b. Menarik minat dari perhtian pembaca.
c. Menyiapkan atau menata pikiran pembca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
2. Paragraf atau alenia pengembang.
Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragrafv yang terakhir sekali di dalam baba tau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang di rancang. Paragraf pengembangnya mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperhatikan hubungan dengan cara exspositoris, dengan cara deskriptif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya. Secara lebih rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam karangan adala.
a. Mengemukakan inti persoalan.
b. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.
3. Paragraf atau alenia penutup.
Paragraf pentup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karagan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini.
a. Sebagai bagian penutip paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.
b. Isi paragraf harus benar-benar penutup atau kesimpulan akhir sebgai cerminan inti seluruh uraian.
c. Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang dalam bagi pembacanya.