Tabuh Perong Condong

Semar Pegulingan Saih Pitu merupakan seperangkat gamelan Bali yang memiliki 7 nada yang berlaras pelog dalam satu oktaf. Sebagian besar tungguhan dari Semar Pegulingan Saih Pitu dibuat dari bahan perunggu kecuali pada tungguhan kendang, rebab dan suling. Bentuk bilah dari gamelan ini sebagian besar menggunakan bentuk bilah kalor atau usuk.
Fungsi dari gamelan Semar Pegulingan Saih Pitu biasanya sebagai keperluan upacara agama maupun hiburan. Dalam upacara agama gamelan ini digunakan untuk menyajikan gending-gending petegak dan iringan tari. Tabuh petegak merupakan jenis gending yang sajiannya tidak dikaitkan dengan jenis kesenian lain atau gending mandiri yang tidak berfungsi sebagai iringan. Jenis gending petegak terdapat pada seluruh perangkat gamelan yang biasanya disajikan sebelum pertunjukan jenis kesenian lain, misalnya pertunjukan tari, drama tari, topeng, dan sebagainya.
Repertoar dari gending-gending Semar Pegulingan saih Pitu bersumber dari gending-gending Pegambuhan atau dengan kata lain repertoar dari Semar Pegulingan saih Pitu lebih dominan salinan dari repertoar Pegambuhan. Gending-gending Pegambuhan disajikan dalam perangkat gamelan Semar Pegulingan saih Pitu dengan sedikit perubahan garap, karena menggunakan jenis tungguhan yang berbeda. Salah satu repertoar dengan salinan dari repertoar Pegambuhan yaitu Tabuh Perong Condong. Gending ini merupakan salah satu gending yang digunakan sebagai iringan drama tari gambuh style Pedungan, Denpasar yaitu iringan tari Condong yang merupakan salah satu jenis tari putri yang berkarakter keras. Gending ini ditransformasikan kedalam gamelan Semar Pegulingan saih Pitu oleh I Wayan Sudiana sebagai tabuh petegak gamelan Semar Pegulingan saih Pitu. Dalam prangkat gamelan Pegambuhan, gending Perong Condong mempunyai bentuk gending tabuh pisan dengan menggunakan patet slisir.
Gending Perong Condong mempunyai 4 bagian gending yaitu kawitan, pemalpal, pengawak, dan pengecet. Bagian Kawitan Gending Perong Condong pada Gamelan Semar Pegulingan saih pitu dimulai dari Trompong, dan dilanjutkan ke bagian pemalpal. Bagian Gending Pemalpal ini terdiri dari tiga gongan, yaitu gongan pertama disajikan secara berulang-ulang dengan irama cepat, kemudian yang kedua juga disajikan berulang-ulang namun dengan tempo yang relatif lebih lambat. Kemudian disajikan gending gongan pertama secara berulang-ulang, dan diteruskan dengan gongan ketiga. sajian gongan ketiga juga disajikan secara berulang-ulang dan dilanjutkan ke bagian pengawak. bagian gending pengawak terdiri dari 3 gongan yang disajikan sebanyak satu rambahan atau pengulangan yang dilanjutkan dengan bagian pengecet. bagian pengecet mempunyai 9 gongan, gongan pertama hanya disajikan sekali, sementara gongan kedua disajikan berulag-ulang. Untuk menyanjikan gongan ketiga, seleh nada gongan keduanya berubah. Kemudian dilanjutkan dengan gongan keempat secara berulang-ulang dan diteruskan pada gongan kelima sebanyak satu rambahan. Lalu dilanjutkan dengan gongan keenam dan ketujuh secara berulang-ulang. Gongan kedelapan dan kesembilan disajikan sekali dan berakhir pada seleh gong kesembilan.