Desember 17, 2013 · Posted in Tulisan  

Seniman tabuh ilu

Di sebuah pedesaan jauh dengan lingkungan perkotaan,di tempat itu lahir seorang seniman tabuh ilu,yang artinya khusus dengan gending lelambatan klasik,beliau lahir dari seorang petani yang mempunyai tiga orang sodara laki-laki.Beliau itu bernama;I Made Tuwel,lahir,wates 31 desember 1942.

Aktifitas beliau di masa kecil adalah sama seperti usia anak-anak pada umumnya,menghabiskan waktunya di dalam permainan tradisional seperti;main laying-layang,permainan mepelekuncang,permainan mecarik-carikan dan juga permainan meoros-orosan dan masih banyak permainan trasional yang beliau lakukan di masa keilnya.

Di dalam lingkungan beliau di masa kecilnya adalah lingkungan keluarga yang bias di bilang kurang mampu,ini dapat di lihat beliau hanya bisa tamat sekolah dasar yang waktu itu yang di sebut dengan sekolah rakyat(SR),kalau di lihat dari umur beliau waktu tamat sekolah rakyat adalah berumur 17 tahun,dan dalam beberapa tahun setelah tamat dari sekolah rakyat beliau di tunjuk sebagai kelian dusun banjar wates,dan beliau mulai menginjak masa remaja.

Di dalam menggeluti bidang seni karawitan beliau memulainya pada usia remaja.Disini beliau mulai ikut berkabung dengan sekaa gong dari banjar Bau yang pertama kali di ajarkan oleh Bpk Rijek yang mempunyai gamelan gong kebyar waktu itu,seiringnya dengan berjalannya waktu beliau mempersunting gadis belia yang bernama Ni Nyoman jongotan dan memiliki enam orang anak.

Bergabungnya beliau dalam sekaa gong di banjar Bau sampai beliau berumur kepala tiga atau sekitarumur tiga puluh sampai empat puluh,instrument yang beliau pegang sewaktu itu adalah;instrument pemade sangsih maupun polos dalam tehnik pukulan,instrument terompong,instrument gong,instrument kempur,instrument jegog,instrument jublag,kecuali instrument kendang yang beliau tidak begitu paham.Dalam kegiatan berorganisasi dalam sekaa tersebut beliau selalu taat pada peraturan yang telah di sepakati oleh pemilik maupun anggota sekaa,yang intinya selalu patuh pada peraturan.

Seiring berjalannya waktu kerukunan antara anggota sekaa dan pemilik gong kebyar mulai memudar,kesepakatan demi kesepakatan dilanggar oleh anggota dan juga pemilik gamelan gong kebyar,diantaranya yang di ingat oleh beliau adalah ketika suatu saat waktu beliau minta tolong untuk/mohon bantuan dalam hal keperluan ada acara yang harus ada gamelan/tetabuhan gong di dalam suatu pura beliau,akan tetapi dari pihak pemilik tidak menyambut dengan baik dan yang ada adalah sebaliknya instrument dibawa ke tempat yang di perlukan tetapi pemilik dan beberapa sekaa pergi tanpa sebab,sehingga mulai dari kejadian tersebut beliau mulai berhenti bergabung dengan sekaa gong yang ada di banjar Bau.

Kisah beliau mempelajari gong kebyar bergabung dengan sekaa gong tersebut di benarkan juga oleh pengelingsir kerandan yang bernama I Nyoman loka yang umurnya lebih tua daripada beliau sendiri ,dan juga bergabungnya disana didalam sekaa gong tersebut tidak sendiri,ada sepuluh orang yang ikut hingga kini beliau yang masih hidup ada juga yang transmigrasi mencari sumber penghidupan,pernyataan beliau juga di benarkan oleh pemangku banjar beliau sewaktu beliau masih menjabat sebagai kepala dusun,beliau mengatakan berdasarkan dari cerita orang tuanya sendiri,pemangku banjar tersebut bernama;Jro Mangku Nyoman Berata yang sampai saat ini masih menjabat sebagai pemangku banjar.

Di dalam usia yang sudah kepala lima,beliau merencanakan pembelian gong kebyar krandan kami,yang sudah bisa terlaksana yaitu pada tahun 1991,pendukung pembelian angklung kebyar di banjar wates,pembentukan berbagai macam organisasi di adat kami,dan masih banyak kegiatan positif dan usul positif yang beliau usulkan dan kerjakan.Usia boleh tua tpi pemikiran harus tetap lebih maju,tidak sedikit macam pelajaran seni yang beliau pelajar seperti halnya mengajarkan karawitan vocal,yaitu;sekar rare,sekar alit,sekar madya,sekar ageng.

Tabuh-tabuh gending yang beliau ajarkan ke sekee pemula waktu kami baru mempunyai gong kebyar,diantaranya yaitu;tabuh telu,tabuh nem galangkangin,tabuh jungkeri,tabuh sengeger dan tabuh gegilakan yang sehingga kami bisa menampilkan sewaktu acara odalan di pura kami.

Seniman otodidak ini tidak saja mengajarkan tabuh gong kebyar,tapi beliau juga jago melatih gending-gending angklung kekelentangan yang di antaranya;tabuh angklung ngedas lemah,tabuh angklung merdu komala,merak kuning dan masih juga tabuh kekelentangan yang lain.

Seniman alam yang mahir di segala bidang karawitan vocal maupun instrument juga sangat jago memainkan gender wayang tetapi belum pernah mengajarkan gending-gending gender wayang,tetapi beliau sangat jago memainkannya.Permainan gender wayang yang pernah beliau seperti gending pemungkah sebelum pementasan wayang kulit di mulai di awali dengan tabuh gender wayang yang di sebut dengan gending pemungkah.

Tetapi sekarang keadaan beliau sudah tua,sekarang umur beliau sudah 75 tahun,penyakit rematik yang kadang-kadang kambuh,tetapi saya lihat beliau masih tetap semangat membangun yang namanya seni,saran-saran beliau tetap memajukan yang namanya seni,juga untuk kemajuan dusun kami selalu beliau sarankan,demikianlah keadaan seniman ini yang saya beri nama;SENIMAN TABUH ILU,karna dalam kurun beberapa tahun tabuh-tabuh lelambatan klasik yang peroleh semasa beliau bergabung dengan sekaa gong bpk Rijek beliau masih bisa tuangkan secara utuh tanpa mengurangi bagian lagu dari komposisi gending tersebut walaupun ada perbedaan gegedig atau tehnik pukulan yang berbeda namun itu tidak menjadikan masalah karna sedikitpun seniman tabuh ilu.

Demikianlah sekelumit biografi seniman alam yang saya berinama SENIMAN TABUH ILU karna daya ingat yang sangat tajam mengingat tabuh-tabuh klasik dan bisa menuangkannya ke dalam sekaa gong kebyar kami.

 

SEKIAN

Penulis;I Wayan Sudiartana.

    
Desember 17, 2013 · Posted in Tulisan  

SEJARAH KEBERADAAN GONG KEBYAR PEMAKSAN BANJAR WATES,DESA DATAH,KECAMATAN ABANG,KABUPATEN KARANGASEM

 

.

Pulau Bali adalah pulau seribu pura,yang tidak lepas dengan adanya upacara. Keberadaan masyarakat hindu di Bali sangat erat kaitannya dengan upacara yang disebut dengan : Panca Yadnya yang terdiri dari :

–         Dewa yadnya

–         Rsi yadnya

–         Pitra yadnya

–         Manusa yadnya

–         Butha yadnya

Keberadaan Panca yadnya ini harus di dukung dengan sarana dan prasarana yang  di sebut dengan Panca Lawa,yaitu :

–         Mebantenan

–         Weda / Mantra

–         Gamelan

–         Tarian

–         Kidung

Dari ke-5 sarana dan prasarana tersebut kami belum mempunyai salah satu dari keberadaan

Panca Lawa yaitu yang disebut dengan gamelan,sehingga kami mempunyai niat untuk mempunyai sarana Panca Lawa tersebut

 

 

KEBERADAAN GONG KEBYAR DI PEMAKSAN WATES

Keberadaan Panca Lawa di Bali seperti disebutkan diatas  sangat erat hubungannya dengan upacara keagamaan umat hindu di Bali dengan pentingnya hal tersebut dari beberapa bagian Panca Lawa tersebut hanya gamelan yang kami belum punya untuk mendukung kegiatan upacara yadnya yang kami laksanakan di pura pemaksan yaitu kami melangsungkan upacara ngenteg linggih yang kami laksanakan tahun 1989 tapi,sebelum upacara ngenteg linggih tersebut dilaksanakan menurut pengelingsir kami yang bernama I Nyoman Loka,I Wayan Tama yang pada waktu itu memimpin karma di pure pemaksansampai akhirnya dari Beliau mengusulkan bagaimana caranya biar kita mempunyai gambelan gong kebyar,dan juga Beliau mengatakan di dalam forum rapat : bilamana kita menyewa biaya sewa gamelan tersebut sangat mahal. Kemudian  kami sepakat sebelum upacara karya ngenteg linggih diadakan/yadnya diadakan, kami sepakat menyewa seperangkat gambelan baleganjur di Banjar Bau. Namun sebelum penyewaan tersebut dilakukan kami  mempelajari motif-motif pukulan gong reong dalam baleganjur melalui gambelan rindik dan dalam beberapa bulan kami sudah bisa memainkannya dan waktu upacara berlangsung di pura pemaksan kami ,kami sewa gambelan barungan baleganjur dan kami bisa menyesuaikan dengan adanya perubahan patet yaitu : dari patet selendro ke patet pelog. Meskipun didalam berlangsungnya upacara ngenteg linggih kami masih menyewa seperangkat gambelan gong kebyar beserta penabuhnya namun tidak halnya dengan gambelan baleganjur yang kami bias mainkan sendiri yang dibina oleh seniman alam yang bernama I Made Tuwel yang kebetulan juga Beliau sebagai keliang dinas Banjar Wates,sehingga akhir dari upacara ngenteg linggih kami yang kami laksanakan pada bulan agustus tahun 1989 berjalan dengan sempurna seperti yang kami cita-citakan bersama.

Dengan berakhirnya upacara ngenteg linggih kami pada bulan agustus tahun 1989,kami mengadakan rembug/rapat rutin bulanan yang jatuh pada hari;rabu manis(buda manis adalah hari khusus bagi umat hindu untuk menentukan hari yaitu buda sama dengan hari rabu dan manis adalah merupakan hitungan umat hindu juga yang di sebut dengan panca wara).

Dengan adanya rapat atau sangkepan yang diadakan di pura pemaksan,kami membahas bebara hal diantaranya yaitu;pengeluaran yang sangat minim di dalam pelaksanaan upacara ngenteg linggih yang telah dilaksanakan karna kami menyewa keberadaan gamelan baleganjur tersebut meskipun kami menyewa seperangkat gong kebyar beserta penabuhnya.Dengan adanya pertimbangan tersebut pemimpin yang mempunyai ide untuk membeli gamelan gong kebyar diantaranya;I nyoman Loka,I wayan Tama(almarhum),I made Tuwel(kelian dinas banjar wates waktu itu)semakin gencar mengusulkan pada acara rapat/sangkepan yang di gelar habis upacara ngenteg linggih tersebut.

Pada rapat/sangkepan yang di laksanakan setelah upacara tersebut kami belum mendapatkan kesepakatan di dalam pembelian gamelan tersebut.Anggota kerandan masih banyak yang belum setuju usul yang di ajukan beliau-beliau.Dengan adanya kesepakan belum kami capai,akhirnya kami mengadakan rembug lagi di acara rutin rapat di tiap bulannya hampir kurang lebih dari 1 tahun,banyak pro-kontra dari anggota pemaksan kami,tetapi menyurutkan niat para pemimpin/pengelingsir untuk memiliki gamelan.Waktu demi waktu berjalan,atas asung kertha wara nugraha Ida Sesuhunan di pura maksan akhirnya kami mendapat kesepakatan namun hanya seperangkat gamelan baleganjur,sehinga pada tanggal 16 september 1989 kelian dinas bersama pemangku dadya bedajanan yaitu I Nyoman Mangku Darma berangkat ke desa Belah Batuh gianyar untuk menanyakan harga gamelan baleganjur tersebut,kedua beliau berangkat kesana mempergunakan jasa ojek,yang mempunyai usaha gamelan tersebut bernama bapak Gableran yang sekarang sudah almarhum.sesampainya beliau di tempat penjualan gamelan kemudian di sambut hangat penuh kekeluargaan,beliau di suguhkan kopi asli bali yang hitam pekat dan jaje khas Bali,kemudian baru di mulai menanyakan berapa harga gamelan baleganjur,namun sebelum sempat menanyakan harga pembicaraan beliau di potong oleh bpk Gableran,bahwa kalau bapak punya seperangkat gamelan baleganjur saja nanti rugi;kata bpk Gableran.Karna kemudian hari sudah pasti bpk berniat mempunyai gong kebyar lengkap dan harganya pun sudah pasti akan naik,maka dari itu tolong pertimbangkan dengan matang,apalagi system pembayaran di sini bias di kredit dengan memakai uang muka atau deposit 2/3 dari total harga selebihnya seperti saya bilang bias di angsur perbulan;lanjut bpk Gableran menerangkan kepada beliau.

Berdasarkan keterangan dari keterangan pemilik usaha penjualan gong kebyar maka antara Jro Mangku dan I Made Tuwel berunding,lanjut beliau menyakan berapa harga satu barung lengkap gong kebyar motif pelawah lelengisan.Di dalam suasana hening bpk Gableran menghela napas dengan secara halus penuh kekeluargaan menyebutkan hanya Rp 9.000.000 perbarung,sehingga dari I Made towel sendiri memberanikan diri untuk menyanggupi aka nada pembelian gong kebyar lengkap berkat dari pengertian yang di berikan oleh pemilik usaha tersebut yaitu Bpk Gableran,kemudain mereka melihat-lihat barungan-barungan gong kebyar yang adea di dalam tempat usaha tersebut sehingga keinginan kelian dusun tersebut semakin menggebu-gebu untuk memiliki gamelan lengkap seperti yang di usulkan oleh pemilik usaha tersebut.Bukannya beliau di bohongi dengan adanya usul dari pengusaha tersebut,tapi beliau memikirkannya juga bahwa itu adalah bener adanya,karna keadaan akonomi global dan harga barang pasti akan melonjak naik,sungguh pemikiran yang sangat jenius/brilliant/smart.Waktu sudah menunjukkan jam 12;00,mereka sudah 2 jam lebih mengadakan tawar menawar harga waktu yang mengharuskan mereka pulang dengan harapan di dalam rembug mencapai kesepakatan lagi untuk pembelian gong kebyar lengkap.

Seiring dengan berjalannya waktu,hari buda manis tiba pemaksan kami mengadakan rembug untuk mencapai kesepakatan pembelian gong kebyar yang di usulkan oleh bpk Gableran,antara pesimis dan oftimis di dalam pemikiran para pengelingsir kami waktu itu,karena bisa di bayangkan waktu rembug untuk pembelian seperangkat baleganjur saja mereka susah mencapai kesepakatan apalagi akan merembugkan pembelian yang lebih besar yang sudah tentunya harganya lebih mahal.

Di dalam rapat pertama di lakasanakan,kejadian rembug tersebut bagaikan hari yang akan kiamat,seperti hujan angin,halilintar menggelegar,banjir bandang,banjir air,seperti itu keadaan waktu rapat setelah mendapatkan usul dari pemilik usaha gamelan gong kebyar yaitu bpk Gableran.Tetapi berkat kegigihan dari pada pengelingsir dan juga para pemuka masyarakat dengan tidak punya sikap pantang menyerah yang sudah barang tentunya akan sangat baik untuk di wariskan kepada keturunannya,sehingga rembug demi rembug di laksanakan atas kesabaran para pengelingsir kami dan juga pemuka masyarakat yang ikut mendukung adanya pembelian gamelan gong kebyar tersebut mencapai kesepakatan dengan urunan uang sebesar Rp 50.000 perorang.

Dengan adanya kesepakatan pembelian gong kebyar di dalam penggalian dana di samping juga urunan per kepala keluarga Rp 50.000 perorang juga diadakan system penggalian dana yang di klasifikasikan ada tiga macam cara yaitu

1.sistem urunan per kepala keluarga.

2.sistem dana gantung.

3.sistem yadnya suci.

Di sini akan di jelaskan arti daripada ketiga/definisi ke tiga dari penggalian dana di maksud yang murapakan ide/usul dari kelian dinas banjar wates yaitu made Tuwel,yang di maksud adalah;

1.Urunan perkepala keluarga adalah merupakan iuran wajib bagi anggota pemaksan yang ikut terdaftar di dalam buku catatan anggota kerandan wates/pemaksan wates yang bertempat tinggal di banjar wates di bawah kelian dinas I Made Tuwel.

2.Sistem dana gantung adalah suatu penggalian dana atau anggota kerandan yang ekonominya di anggap mampu harus menyubangkan dana mereka dengan tulus iklhas tidak mengharuskan berapa besar nominal yang harus mereka serahkan ke kelian krandan,tetapi besar jumlahnya di kembalikan lagi ke pendana gantung.

3.Sistem yadnya suci adalah suatu system penggalian dana hampir sama dengan dana gantung tetapi keberadaan yadnya suci ini tidak ada pengembalian kepada pihak yang mendana sucikan atau yadnya encep(dana yang tidak di kembalikan lagi ke pihak yang menyumbangkan dana/tidak ada pengembalian seperti keberadaan dana gantung.)

Dengan kesepakatan yang sudah disepakati oleh anggota kerandan untuk pembelian gong kebyar dengan berbagai macam strategi penggalian dana atas anjuran para pemuka masyarakat maka,pada bulan januari tahun 1991 kelian dinas bersama dengan kelian pemaksan yang baru di lantik I Ketut Swandra dan juga bersama anggota kerandan mendatangi lagi pengusaha gamelan gong kebyar di Belah Batuh dengan menggunakan jasa tukang ojek untuk menuju rumah bpk Gableran.

Di dalam keberangkatan menuju ke pengusaha gamelan memakan waktu di perjalanan kurang lebih 2,5 jam,dan sampailah beliau-beliau di desa Belah Batuh dan pengusaha tersebut sampai lupa dengan wajah kelian dinas wates yang sudah lama tidak datang mengenai pembelian gamelan gong kebyar tersebut,bpk Gableran sampai bilang lupa-lupa ingat karna terlalu lamanya jeda penawaran gong kebyar.Pada akhirnya kami di sambut hangat kembali penuh rasa kekeluargaan,kembali di suguhkan kopi bali pekat hitam yang khas bali,lalu mereka mulai menagih janji harga yang pernah di ucapkan oleh pemilik usaha tersebut.Namun apa daya,harga gamelan tersebut naik tidak seperti yang bpk Gableran bilang waktu dulu,yaitu Rp.9.000.000 perbarung menjadi Rp.12.800.000,sehingga beliau merasa terkejut dengan harga yang sangat drastis naiknya.

Perasaan bingung kembali menghantam beliau-beliau yang datang ke usaha bpk Gableran,karna adanya perubahan harga daripada pembelian gong kebyar tersebut,sehingga dari usul I Made Tuwel mengusulkan instrument yang tidak di ambil di dalam barungan gong kebyar tersebut,diantaranya pengurangan instrument yang tidak di ambil;sepasang kenyur/penyacah,bebende,satu ugal,sehingga kalkulasi harga menjadi Rp.10.800.000,karna belum ada penawaran dari pihak pembeli akhirya mengadakan tawar menawar akhirnya jadi harga gamelan tersebut menjadi Rp.10.600.000.

Kesepakatan yang sudah di capai oleh ke dua belah pihak menjadikan gamelan ini di kirim langsung oleh penjual pada tanggal 01 maret 1991,kemudian beberapa harinya lagi kami mengadakan upacara pemelaspas untuk instrument gong kebyar tersebut.setelah itu kami langsung mengadakan latihan yang langsung di bombing oleh kelian dinas wates,dalam jangka satu bulan kami sudah mendapatkan beberapa macam lagu klasik yang bias kami mainkan waktu ada upacara piodalan waktu itu.Sebelum itu juga kami langsung membentuk organisasi dalam sekehe gong kebyar yang namanya juga usul dari kelian dinas wates yaitu;sekaa gong kebyar Pala Kencana,dimana yang artinya adalahPala adalah hasil,Kencaca adalah emas,jadi Pala Kencana adalahhasil buah pemikiran yang sama seperti emas harganya yang semakin lama semakin naik harganya dan di buru oleh semua.Disini ada pesan dari pengelingsir kami;biar bagaimanapun keadaan kita,kita hrs tetap bersatu demi keutuhan warisan oleh pengelingsir kita;yaitu gong klebyar yang bernama sekaa gong Pala Kencana.

Demikianlah isi mengenai ‘’SEJARAH KEBERADAAN GONG KEBYAR BANJAR WATES,DESA DATAH,KECAMATAN ABANG,KABUPATEN KARANGASEM,semaga berguna di kemudian hari.

 

PENULIS;I WAYAN SUDIARTANA.

    
April 30, 2013 · Posted in Tak Berkategori  

PERAYAAN HARI RAYA NYEPI ISAKA.

Di Indonesia yang terdiri dari berbagai agama,suku,ras,adat istiadat,kebudayaan namun tetap satu seperti yang tertuang dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.Dan seperti kita sudah ketahui di masing-masing agama sudah barang tentunya mempunyai adat istiadat kebudayaan yang berbeda pula dan juga raya itupun juga berbeda,baik itu di dalam pelaksanaanya seperti harinya,perayaannya yang sesuai dengan adat dan budayanya masing-masing,yang juga seperti dalam contoh perayaan besar umat Hindu yang ada di daerah Bali adalah hari raya Nyepi yang akan kita bahas.

Nyepi adalah berasal dari kata;sepi,sunyi,senyap yang dalam pengertiannya di sini adalah tidak di perbolehkannya di adakan kegiatan atau aktifitas di dalamnya,baik itu kegiatan umum maupun pribadi.

Nyepi adalah merupakan pergantian tahun isaka yang khusus untuk umat Hindu yang ada di Bali yang sebagai pedoman kalender Isaka di Bali.Di dalam pelaksanaanya hari raya umat Hindu yang ada di Bali juga sangat berbeda dengan adat istiadat,budaya yang terdiri dari berbagai agama yang ada di Indonesia.

Hari raya besar umat Hindu di Bali yang dalam pelaksanaanya yaitu di laksanakan sesudah hari tilem kesange tersebut.Di dalam hari raya ini semua kegiatan ataupun aktifitas yang ada di Bali di tiadakan,baik itu di instansi pemerintah,lembaga-lembaga yang ada di pulau dewata yang di beri julukan pulau seribu pura ini.

Masyarakat Hindu di Bali di mana sebelum perayaan Nyepi di lakasanakan tiga hari sebelumnya umat Hindu melakukan penyucian pratima atau benda-benda yang di anggap sakral ke pantai-pantai,ke danau-danau,ke sumgai-sungai yang mereka percayai sangat suci keberadaannya.tujuannya di sini adalah untuk menyucikan benda-benda terebut agar bersih secara niskala yang artinya pelinggih-pelinggih tersebut tidak kotor dalam artian suci.

Masyarakat Hindu di Bali juga mengenal istilah;TAPA BRATA PENYEPIAN,yang di artinya itu adalah Empat macam yang tidak boleh di lakukan oleh umat Hindu di Bali,yang di antaranya;

1.Amati geni yang artinya setiap umat Hindu yang ada di Bali di dalam melaksanakan hari raya tersebut tidak di perbolehkan menyalakan api walaupun itu membuat makanan untuk mereka makan.

2.Amati lelungan yang artinya disini setiap umat Hindu yang ada di Bali tidak di perbolehkan bepergian ke mana-mana atau tinggal di rumah bersama-sama keluarga masing-masing.

3.Amati lelanguan artinya setiap umat Hindu yang ada di Balitidak di perbolehkan makan yang artinya juga berpuasa sampai pelaksanaan nyepi sudah selesai.

4.Amati karya yaitu setiap umatHindu yang ada di Bali tidak di perbolehkan beraktifitas atau melakukan kegiatan sekecil apapun pada waktu kegiatan atau pelaksanaan nyepi berlangsung.

Perayaan hari raya besar umat Hindu di Bali yaitu hari raya Nyepi ini sudah di akui nasional dan juga di akui aleh dunia internasional,yaitu terbukti pelaksanaanya dengan di tiadakannya kegiatan para wisatawan domestic maupun wisatawan manca Negara yang ada di Bali,yaitu kegiatan biro perjalanan seperti tour di Bali dan juga di tutupnya bandara Ngurah Rai yang ada di Tuban Bali.

PELAKASANAAN HARI RAYA NYEPI DESA ADAT.

Pelaksanaan hari raya nyepi di bali ada dua macamnya,yaitu hari raya besar umat Hindu Nyepi adalah merupakan pergantian tahau Isaka yang sebagai pedoman kalender Bali dan hari raya nyepi di masing-masing desa adat di bali.

Hari raya nyepi di masing-masing desa adat dalam pelaksanaan berbeda dengan pelaksanaanya dari masing-masing desa adat tersebut.Biasanya nyepi ini di lakukan setelah ada upacara tergolong agung atau upacara/piodalan yang ada di desa adat tersebut.

Jatuhnya hari nyepi ini ada yang merayakan sebelum hari piodalan yang ada di desa masing-masing dan ada juga di laksanakan setelah upacara/piodalan desa adat.

Nyepi adat ini juga hampir sama di dalam pelaksanaanya dengan nyepi pergantian tahun Isaka yang ada di Bali,yaitu mempergunakan yang di sebut istilah catur brata penyepian.Seperti yang ada di desa Datah,desa Kesimpar,desa Ababi yang ada di kecamatan Abang kabupaten Karangasem.Nyepi di dalam pelaksanaanya di sini di masing-masing desa adat adat juga berbeda.Dalam pelaksanaan teknisnya ada nyepi berbarengan antara laki-laki dan perempuan namun ada juga di dalam pelaksanaan teknisnya nyepi laki-laki dan nyepi perempuan,yang dalam istilah Balinya yaitu ada Nyepi Muani dan ada Nyepi Luh.

Pelaksanaan nyepi adat ini di laksanakan sangat berbeda dengan satu desa denga desa yang lainnya.seperti desa yang di jelaskan disini,yaitu desa Datah nyepi dilaksanan sesudah upacara piodalan di pura Prajapati yang jatuh pada sasih tilem kaulu selesai piodalan di laksanakan kegiatan nyepi langsung di laksanakan.Nyepi yang dilaksanakan desa Kesimpar nyepi di laksanakan sesudah pidalan purnama kasa setelah itu di laksanakan nogtog saat itu juga nyepi langsung di berlakukan,Nyepi yang di laksanakan desa adat Ababi yaitu di laksanakan di awali dengan melaksanakan upacara mecaru di pura Dalem yang jatuh pada tilem sasih kaulu,sebelumnya juga di adakan upacara yang di sebut denganngaturang daging pasar setelah itu di laksanakan nyepi Muani yang mulai dari jam 06;00 sampai jam 16;00.Nyepi perempuan atau dalam istilah Bali Nyepi Luh yang di laksanakan tilem sasih kepitu,tetapi sebelumnya juga diadakan upacara yang di sebut juga ngaturang daging pasar setelah itu langsung besoknya dilaksanakan nyepi dari jam 06;00 sampai dengan jam 16;00.

Demikianlah bahwa hari raya nyepi di Bali tidak saja pelaksanaanya nyepi pergantian tahun Isaka umat Hindu di Bali,tetapi ada juga hari raya nyepi desa adat yang ada di Bali.Seperti di dalam pelaksanaanya juga sangat berbeda dengan desa adat yang satunya dengan desa adat yang lain,yang ternyata Bali adalah daerah yang sangat kaya dengan adat istiadat,keseniandan juga kebudayaan. Nyepi Muani adalah di dalam merayakannya adalah semua warga desa adat tersebut yang laki-laki di larang melakukan aktifitasnya di dalam nyepi berlangsung,semua kegiatan rutin laki-laki sudah di persiapkan sebelumnya atau pihak perempuan membantu aktifitas laki-laki dengan kegiatan yang bisa di ambil oleh para perempuan-perempuan tersebut,tetapi bila nyepi perempuan berlangsung atau dalam istilah nyepi luh para laki-laki menggantikan semua aktifitas perempuan yang ada dalam lingkungan keluarga tersebut,begitulah system yang mereka gunakan di dalam pelakasanaan nyepi dasa adat yang merayakan nyepi adat nyepi luh dan nyepi muani.

    
April 23, 2013 · Posted in Tak Berkategori  

Pada tahun 1969, Ken Thompson dan Dennis Ritchie (juga adalah developer bahasa C), para peneliti di AT&T Bell Laboratorium Amerika, membuat sistem operasi UNIX, cikal bakal dari Linux. UNIX mendapatkan perhatian besar karena merupakan sistem operasi pertama yang dibuat bukan oleh hardware maker. Selain itu juga karena seluruh source code-nya dibuat dengan bahasa C, sehingga mempermudah pemindahannya ke berbagai platform.

 

Dalam waktu singkat UNIX berkembang secara pesat dan terpecah dalam dua aliran: UNIX yang dikembangkan oleh Universitas Berkeley dan yang dikembangkan oleh AT&T. Setelah itu mulai banyak perusahaan yang melibatkan diri, dan terjadilah persaingan yang melibatkan banyak perusahaan untuk memegang kontrol dalam bidang sistem operasi. Persaingan ini menyebabkan perlu adanya standarisasi. Dari sini lahirlah proyek POSIX yang dimotori oleh IEEE (The Institute of Electrical and Electronics Engineers) yang bertujuan untuk menetapkan spesifikasi standar UNIX. Akan tetapi, standarisasi ini tidak meredakan persaingan. Sejak saat itu, muncul berbagai macam jenis UNIX.

Salah satu diantaranya adalah MINIX yang dibuat oleh A. S. Tanenbaum untuk tujuan pendidikan. Source code MINIX inilah yang oleh Linus Torvalds, seorang mahasiswa Universitas Helsinki pada waktu itu, kemudian dijadikan sebagai referensi untuk membuat sistem operasi baru yang gratis dan yang source codenya bisa diakses oleh umum. Sistem operasi ini kemudian diberi nama Linux. Dalam membangun Linux, Linus menggunakan tool-tool dari Free Foundation Software yang berlisensi GNU. Kemudian untuk menjadikan Linux sebuah sistem operasi yang utuh, dia memasukkan program-program yang juga berlisensi GNU.

Secara teknis dan singkat dapat dikatakan, Linux adalah suatu sistem operasi yang bersifat multi user dan multitasking, yang dapat berjalan di berbagai platform, termasuk prosesor INTEL 386 dan yang lebih tinggi. Sistem operasi ini mengimplementasikan standard POSIX. Linux dapat berinteroperasi secara baik dengan sistem operasi yang lain, termasuk Apple, Microsoft dan Novell.

Berawal dari sistem operasi Unix dikembangkan dan diimplementasikan pada tahun 1960-an dan pertama kali dirilis pada 1970. Faktor ketersediaannya dan kompatibilitasnya yang tinggi menyebabkannya dapat digunakan, disalin dan dimodifikasi secara luas oleh institusi-institusi akademis dan pada pebisnis.

 

Nama Linux sendiri diturunkan dari pencipta awalnya, LINUS TORVALDS, di Universitas Helsinki, Finlandia yang sebetulnya mengacu pada kernel dari suatu sistem operasi. Linux dulunya adalah proyek hobi yang dikerjakan oleh Linus Torvalds yang memperoleh inspirasi dari Minix. Minix adalah sistem UNIX kecil yang dikembangkan oleh Andy Tanenbaum pada tahun 1987. Minix pada saat itu merupakan suatu proyek pelajaran di kelasnya waktu itu yang menyerupai sistem UNIX.

 

Sejarah Linux berkaitan dengan GNU. Proyek GNU yang mulai pada 1984 memiliki tujuan untuk membuat sebuah sistem operasi yang kompatibel dengan Unix dan lengkap dan secara total terdiri atas perangkat lunak bebas. Tahun 1985, Richard Stallman mendirikan Yayasan Perangkat Lunak Bebas dan mengembangkan Lisensi Publik Umum GNU (GNU General Public License atau GNU GPL). Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah sistem operasi (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix dan sistem jendela) diselesaikan pada awal tahun 1990-an, walaupun elemen-elemen tingkat rendah seperti device driver, jurik dan kernel masih belum selesai pada saat itu.

Linux versi 0.01 dikerjakan sekitar bulan Agustus 1991. Kemudian pada bulan Oktober 1991 tanggal 5, Linus mengumumkan versi resmi Linux, yaitu 0.02 yang hanya dapat menjalankan bash (GNU Bourne Again Shell) dan gcc (GNU C Compiler).

Sekarang Linux adalah sistem UNIX yang lengkap, bisa digunakan untuk jaringan (networking), pengembangan software, dan bahkan untuk sehari-hari. Linux telah digunakan di berbagai domain, dari sistem benam sampai superkomputer, dan telah mempunyai posisi yang aman dalam instalasi server web dengan aplikasi LAMP-nya yang populer. Linux sekarang merupakan alternatif OS yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan OS komersial, dengan kemampuan Linux yang setara bahkan lebih Lingkungan sistem operasi ini termasuk :

  • Ratusan program termasuk, kompiler, interpreter, editor dan utilitas
  • Perangkat bantu yang mendukung konektifitas, Ethernet, SLIP dan PPP, dan interoperabilitas.
  • Produk perangkat lunak yang reliabel, termasuk versi pengembangan terakhir.
  • Kelompok pengembang yang tersebar di seluruh dunia yang telah bekerja dan menjadikan

Linux portabel ke suatu platform baru, begitu juga mendukung komunitas pengguna yang beragam kebutuhan dan lokasinya dan juga bertindak sebagai team pengembang sendiri.

Pengembangan kernel Linux masih dilanjutkan oleh Torvalds, sementara Stallman mengepalai Yayasan Perangkat Lunak Bebas yang mendukung pengembangan komponen GNU. Selain itu, banyak individu dan perusahaan yang mengembangkan komponen non-GNU. Komunitas Linux menggabungkan dan mendistribusikan kernel, komponen GNU dan non-GNU dengan perangkat lunak manajemen paket dalam bentuk distribusi Linux.

LINUX DAN PINGUIN TUX

 

Tak seperti produk komersial yang lain, Linux tidak memiliki suatu logo yang terlihat hebat, hanyalah sebuah burung Penguin yang memperlihatkan sikap santai ketika berjalan. Logo ini mempunyai asal mula yang unik, awalnya tidak ada suatu logo yang menggambarkan trademark dari Linux sampai ketika Linus ( Sang Penemu ) berlibur ke daerah selatan dan bertemu dengan seekor linux kecil dan pendek yang secara tidak sengaja menggigit jarinya. Hal ini membuatnya demam selama berhari-hari. Kejadian ini kemudian menginspirasi dirinya untuk memakai penguin sebagai logonya dengan harapan user menjadi demam menggunakan sistem operasi yang beliau ciptakan ini.

 

TUX, nama seekor pinguin yang menjadi logo maskot dari linux. TUX hasil karya seniman Larry Ewing pada waktu developer merasakan Linux harus mempunyai logo trademark ( 1996 ), dan atas usulan James Hughes dipilihlah nama TUX yang berarti Torvalds UniX. Lengkap sudah logo dari Linux, berupa penguin dengan nama TUX. Trademark ini segera didaftarkan untuk menghindari adanya pemalsuan. Linux terdaftar sebagai Program sistem operasi ( OS ).

Hingga sekarang logo Linux yaitu Tux sudah terkenal ke berbagai penjuru dunia. Orang lebih mudah mengenal segala produk yang berbau Linux hanya dengan melihat logo yang unik nan lucu hasil kerjasama seluruh komunitas Linux di seluruh dunia

    
April 23, 2013 · Posted in Karya  

BAB. I

Tari Sang Hyang

Salah satu kesenian Bali yang berakar pada kebudayaan pra-Hindu adalah tari Sang Hyang.Tari ini masih hidup sampai sekarang,kini dapat di jumpai kurang lebih dua puluh macam tari Sang Hyang,tari ini terdapat di desa-desa  pegunungan,tari ini ditarikan oleh 3 orang,dan bisa mencapai kerawuhan,ketika kerawuhan,mereka berinteraksi dengan para penonton atau Sang Hyang lainnya.Di beberapa daerah,Sang Hyang itu berbicara sebagai ”wahyu”.

Sang Hyang itu menari sesuai dengan gerak roh yang memasukinya.Keanekaragaman wujud gerak tari Sang Hyang ytergantung pula dari jenis dan lokasinya.Jenis-jenis tari Sang Hyang meliputi Sang Hyang Dedari,Sang Hyang Jaran,Sang Hyang celeng,Sang Hyang celeng,Sang Hyang Lelipi,Sang Hyang Bojog,Sang Hyang penyalin,Sang Hyang Deling,Sang Hyang Kuluk,Sang Hyang Sampat,Sang Hyang Penyu,Sang Hyang Sembe,Sang Hyang Memedi,dan lainnya.

Sang Hyang Dedari merupakan salah satu tari Sang Hyang yang terkenal di Bali,walaupun unsur-unsur budaya Hindu hanya sedikit berpengaruh dalam tarian ini.Tarian inimerupakan perwujudan utama dari masyarakat komunal dan memiliki unsure budaya yang sangat unik.

Dalam hal ini,penari di pilih dari anak-anak perempuan berumur antara 9 dan 12 tahun.Empat atau lima diantara mereka bertugas sebagai penari Sang Hyang,biasanya mereka berasal dari keluarga pemangku atau pemimpin upacara dalam agama Hindu,telah menjadi kebiasaan bahwa penari Sang Hyang memilih penggantinya sebelum berhenti mengabdi.Sebelum menjadi Sang Hyang,mereka telah tanggap dengan tari-tarian di sekelilingnya.

Sudah menjadi kebiasaan bahwa Sang Hyang Dedari merupakan milik sebuah pura atau tempat persembahyangan dan penari-penari itu amat taat dengan kewajiban mereka sebagai abdi di pura tersebut.

Wanita-wanita itu dilarang berkata kasar,bekerja yang bersifat profan,dan tidak boleh berjalan di bawah tali jemuran,penari itu bertugas untuk membantu pemangku,menyapu halaman pura,mempelajari lagu sakral seperti lagu Sang Hyang dan kidung.Tari Sang Hyang di pentaskan jika di perlukan,khususnya pada saat berjangkitnya wabah penyakit.Tari Sang Hyang di pertunjukan pada malam hari dimulai dari jeroan pura,tempat paling sakral dari tempat persembahyangan.

Bagian pertama disebut penudusan,selama periode ini para leluhur diundang untuk turun ke bumi,sementara para penari menghirup wangi-wangian kemenyan,mereka duduk bersimpuh di hadapan pemangku yang sedang mempersembahkan sesajen pada para leluhur yang diundang turun,pemangku tadi juga mengawasipasepan api yang telah di sediakan sebelumnya,penyanyi wanita menyanikan lagu-lagu Sang Hyang dengan khidmat sehingga membuat suasana yang mendorong turunnya para leluhur.Tari ini juga di pertunjukan di Kintamani,diragakan dengan sebuah pratima(boneka) yang di gantung di hadapan wanita.Sang Hyang itu menari karena getaran dari boneka tersebut slama penudusan.

Jika para leluhur turun,maka penari Sang Hyang akan kerawuhan.Kemudian pemangku akan meminta mereka berbicara.Mereka menguraikan preskripsi obat-obatan untuk mengusir wabah penyakit.Bahan obat-obatannya terdiri dari daun-daunan,akar-akaran,kulit kayu,beras,rumput atau tumbuh-tumbuhan yang sejenis.Penari Sang Hyang akan membagikan gelang yang harus dipakai selama wabah masih berjangkit.Gelang itu berupaa benang dan koin gepeng.Air suci uga disediakan untuk di berikan kepada seluruh masyarakat.

Jika penari sudah kerawuhan,maka penyanyi wanita akan berhenti dan di gantikan oleh pria yang disebut Cak.Api tersedia di depan penari,lalu penari akan meloncat ke atas bara api itu dalam keadaan kaki telanja.Jika memang dalam keadaan kerawuhan maka penari itu tidak akan merasakan sakit.Penari itu menari dengan gerak lemah gemulai dan penuh improvisasi,dengan di iringi seperangkat  gamelan Semarpegulingan.Gamelan tersebut terletak di jaba pura.Tari kerawuhan yang erdapat pada tari Sang Hyang akhirnya menerima unsur tari Legong.

Dipimpin oleh pemangku,para penyungsung Sang Hyang meninggalkan halaman pura,dan berpindah ke jalan raya.Para penari d usung ke tempat penting untuk d kunjungi.Para penari melakukan gerak menghalau wabah yang di sebabkan oleh buta kala,setelah selesai maka penari akan dibawa kembali ketempat gamelan.

 

 

 

 

 

 

BAB II

DRAMA TARI GAMBUH

Salah satu warisan budaya bali yang amat mengesankan adalah Gambuh.Ini merupakan drama tari paling tua dan dianggap sebagai sumber drama tari bali.Di dalam gambuh kia masih bsa meliha tersimpannya tata cara dan ide-ide kebudayaan majapahit dan kehidupan budaya yang tinggi daari kerajaan Bali pada abad ke-14 sampai ke-16.Gambuh merupakan warisan drama tari yang di pentasakan dalam majapahit dan Bali dari tahun 1343 sampai abad ke-16.Di dalam karya-karya literer yang menggambarkan kehidupan raja-raja pada saat itu.

Secara keseluruhan ,Gambuh telah di ayomi murni dari tahun ke tahun,namun dalam pengayoman tersebut drama tari sudah “dibalinisikan”.Hal yang paling mengesankan terlihat pada wujud gerak tari.Ini tampak pada perbendaharaan gerak tari Bali asli yang dapat digabungkan dengan gerak tari Hindu Jawa,misalnya seledet (gerakan mata) gerakan mata merupakan ciri khas tari Bali pada zaman pra-Hindu yang tidak terdapat dalam tarian Jawa.Tari-tarian Bali pada zaman pra-Hindu hanya mempergunakan formasi dan lingkarkan sederhana,dengan improvisasi tinggi,serta masih memegang teguh ide pokok persembahan kepada  para leluhur.

Musik merupakan bagian utama Gambuh.Berfungsi untuk menggaris bawahi mood,penonjolan dramatisi,dan perwatakan.Lagu-lagu pegambuhan diduga merupakan musik klasik tertua di Bali dan mempengaruhi komposisi-komposisi gending yang dipergunakan oleh kebanyakan music pengiring tari di Bali.Lagu-lagu iu terlihat pada gamelan gong yang mengiringi tari Legong dan Barong.Gamelan gong kebyar yang mengiringi tari kebyar dan sebagainya,yang memiliki dasar-dasar yang jelas,bersumber dari melodi dan struktur musik pegambuhan.Gambuh biasanya di pentaskan baik siang maupun malam,dan pegelarannya selalu berhubungan dengan upacara keagamaan.

Repotoar Gambuh berdasarkan cerita Panji,cerita roman yang memiliki berbagai versi.Pergelaran Gambuh tidak memperdulikan plot,ada saja yang dipergunakan dalam suatu episode.Setiap tokoh utama yang paling penting ialah pegunem atau adegan pertemuan.Sebuah pertunukan Gambuh yang sempurna biasanya memakai tiga atau empat peginem : pengipuk,tetangisan,dan pesiat (adegan perang biasanya mengakhiri pergelaran itu).Tokoh-tokoh dalam Gambuh dapat dibagi menjadi dua,yaitu tokoh manis atau halus dan tokoh keras atau kasar.Kostum di bedakan menjadi dua jenis yaitu kostum untuk penari pria dan penari wanita,kostum di buat sejenis,baik untuk tokoh manis maupun untuk tokoh keras,dan mencerminkan,elemen kebudayaan Bali asli,namun tidak mencerminkan suatu periode tertentu.

Seperti beberapa kasus yang lain,Gambuh telah mengalami beberapa periode historis,popular atau kurang popular di dalam masyarakat Bali.Berdasarkan peneltian tahun 1930-an,penulis-penulis kenamaan dari Eropa dan Amerika menyatakan bahwa Gambuh sudah hampir punah dan dipertunjukan tanpa rasa antusias hanya beberapa desa yang memilikinya.Pada tahun 1973 tercatat sebelas grup gambuh yang aktif mengadakan pementasan.Gambuh telah menjadi bagian kurikulum ASTI,Akademi Seni Tari Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

TARI LEGONG

Tari Legong,yang di pertunjukan oleh dua atau tiga anak perempuan berumur sekitar sepuluh tahun,merupakan tarian klasik yang paling dikenal oleh orang barat diantara berbagai jenis variasi tarian Bali.sampai sekarang tari Legong belum pernah di uraikan secara teknis dan di-analis berdasarkan ilmu pengetahuan modern.Akan tetapi Beryl de Zoete and Walter Spesies dan Miguel Covarrubias perbah menulis deskripsi yang bagus tentang tari tersebut.Colin McPhee menulis musik tari Legong secara terperinci.Ada juga sebuah film,berjudul Miracle of Bali yang menampilkan tarian tersebut.

Kita tidak pernah menjumpai kata “Legong” dalam catatan-catatan kuno diduga kata ini berasal dari akar kata leg, yang berarti “gerak luwes” atau elastis yang merupakan cirri pokok tari Legong.Adapun kata gong berarti instrument pengiringnya .Kata tersebut ditambahkan sekitar 250 tahun yang lalu ketika tari Legong diciptakan. Hanya karena pengaruh Gambuh ,elemen cerita masuk kedalam tari Bali.Khususnya Legong,cerita yang paling umum dipakai sebagai lasem yang langsung bersumber dari cerita Panji.Kenyataannya orang tidak dapat mengerti tari Legong tanpa mendengarkan dialog dari uru tandak,penyanyi pria yang duduk di tengah-tengah gamelan.

Menurut Babad Dalem Sukawati,sebuah riwayat tua desa Sukawati,Gianyar,tari Legong diciptakan berdasarkan mimpi I Dewa Agung Made Karna,raja Sukawati.Dalam semadinya beliau bermimpi melihat bidadari sedang menari di surga.Mereka menari dengan begitu indah dengan memakai hiasan kepala dari emas.

Ketika sadar dari mimpinya,beliau memerintahkan kepada Bendesa Ketewel untuk membuat beberapa topeng dan menciptakan tarian yang mirip dengan mimpinya.tidak lama setelah itu,Bendesa Ketewel berhasil membuat sembilan buah topeng sakral yang mencerminkan sembilan orang bidadari dari kebudayaan Hindu.Topeng-topeng itu masih terpelihara sampai sekarang dan di pertunjukan setiap enam bulan sekali pada hari Buda Keliwon Pagerwesi di halaman Pura Jogan Agung Ketewel.

Sampai seauh ini memang belum bisa di pastikan kapan sesungguhnya tari Legong itu diciptakan.I Gusti Gede Raka,seorang guru Legong di daerah desa Saba,mengatakan bahwa Legong telah di kenal di desannya sejak tahun 1811 M.Ungkapan ini sesuai dengan Babad Dalem Sukawati bahwa Legong diciptakan kira-kira pada permulaan abad ke-19.Tari Legong masih erat hubungannya dengan agama,baix dari segi sejarah maupun pertunjukannya.Nilai keagamaan dan kepercayaan yang di asosiakan dengan tari Legong ialah kebudayaan Kraton Hindu Jawa.Sejak abad ke-19 tampak ada pergeseran Legong berpindah dari istana ke desa.Pengaruh istana makin lama makin melemah sejak jatuhnnya Bali ke Belanda pada 1906-1908 M.

Orang Bali memelihara Legong dengan sangat baik sehingga tari itu berkembang sangat cepat ke seluruh Bali.Sudah semestinya Legong di pengaruhi oleh gaya populer yang lain,terutama pada zaman renaisans kebudayaan Bali,yaitu sekitar tahun 1920-1930-an.Pengaruh terbesar berasal dari gaya kebyar yang muncul di Bali utara pada 1914,kemudian tersebar luas ke seluruh Bali.

Pada 1932,Ida Bagus Boda dari Negara Sukawati menyempurnakan lagi tari Condong dalam kebyar dengan menambahkan gerakan Sang Hyang dan gerakan alam,seperti gelatik nuwut papah,dan capung mandus.karakter Condong diberi peranan yang lebih aktif,dari menyerahkan kipas kepada kedua Legong itu sampai menjadi burung gagak pada akhir cerita lasem.bersamaan dengan diaktifkannya fungsi Condong,struktur Legong di perpendek,dengan dihilangkannya pengawak,pengecet,dan pangkat.Ini disebabkan oleh turis yang menyaksikan dengan waktu yang  amat singkat.Walter Spies pada 1938 telah memperhatikan banyak turis yang datang ke Bali,khususnya Gianyar.Ia menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan negatif.

Tari Legong klasik selama ini masih terpelihara di desa Benoh dan Teges.Adapun Legong modern tumbuh menjamur di daerah Bali.Tari-tarian baru yang elemen tarinya diambil dari Legong tentu dapat dijadikan satu karangan tersendiri,dan sendratari Ramayanan yang populer itu merupakan satu contoh saja.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

TARI JOGED

Berapa jenis tari Joged memiliki sejarah yang amat penting dalam khazanah perkembangan tari Bali.Ditinjau dari segi etimologi,Joged merupakan kata Nusantara yang berate”tari”(dalam hal ini penari wanita).Ngibing merupakan bagian dari Joged yang penuh dengan improvisasi.Disitu para penari menunjukan nafsu yang berlebihan.Itulah ciri khas Joged sejak zaman lampau.Kesenian ini terpelihara baik sebelum zaman penjajahan Bali.

Ilmuwan Belanda yang bernama Van Eck pernah menulis tentang tari rakyat Bali pada 1880.Pada masa lampau para pengibing di wajibkan membayar dengan uang atau benda yang cukup besar.Padaa zaman kerajaan Bali,Joged dimiliki oleh raja-raja dan para bangsawan.Setelah Belanda mengambil alih kekuasaan di pulau Bali,sejak saat itu para raja tidak memiliki tari Joged.Tari Joged pada saat ini lebih menjadi milik masyarakat dari pada perorangan.

  1. Leko

Tari Joged Leko berhubungan erat dengan tari Legong.Tari ini di pertunjukan oleh dua orang perempuan berumur sepuluh tahun sampai empat belas tahun,dan biasanya mereka telah mampu mempertunjukan beberapa jenis tarian Legong.Disamping sebagai hiburan,Leko juga di pentaskan untuk upacara mesesangi atau upacara kaul.Tari Leko diiringi oleh gamelan semarpegulingan,suara gamelan ini sangat manis dan sesuai dengan tari Leko.

Dalam mengiringi tari Leko,instrumen trompong selalu di pakai,sedangkan pada Legong instrument ini tidak di pakai.Dengan mempergunakan trompong,para penabuh bebas memainkan lagu-lagu yang memakai pamero yang memiliki watak tujuh nada,setelah ibing-ibingan berlangsung hingga 30 sampai 40 menit,akhirnya kedua penari Leko itu mengakhiri pertunjukan.

  1. JOGED GUDEGAN

Joged Gudegan muncul dalam masyarakat Bali dengan sebutan yang berbeda-beda.Di desa Sukawati,Kabupaten Gianyar,oged ini disebut Joged pingitan,sedangkan di klungkung Joged ini dinamakan Joged Tongkohan.Semua jenis tarian ini berasal dari Joged privat yang dimiliki oleh para raja pada zaman kerajaan Bali.Tari ini dipentaskan oleh wanita yang berumur 17-20 tahun,Joged ini di iringi oleh gambelan bambo berlaras pelog yang disebut dengan Rindik.

Seperti tampak pada tari Leko,bagian pertama Joged Gudengan mengadaptasi tari Legong.Di desa Sukawati tarian ini memakai lasem,sedangkan di desa Singapadu disebut Calonarang.Belakangan ini masyarakat setempat telah merekonstruksi kesenian itub dengan penari Joged terkenal almarhum I Made Kredek.

Kata pingit berarti privat,dan kiranya tidak terlalu menyimpang bahwa I Made Kredek telah mengartikannya sebagai “privat”,bukan sebagai “sakral” seperti yang telah di tafsirkan oleh seniman di Singapadu,karena pada zaman lampau orang yang menjadi Joged harus dipingit dan dijadikan abdi raja.Dalam hal ini Joged Pingitan diartikan sebagai Joged privat milik sang penguasa.

  1. ADAR

Adar merupakan jenis kesenian yang hampir punah.Tidak satupun sekehe-sekehe yang menampilkan.Pada masa lampau sekehe Adar biasanya terdapat di Kediri,Selingsing,dan Gebug daerah Tabanan.Kendati demikian,pada saat ini ada penari Adar yang masih hidup dari tahun 1930 yang dapat memberikan informasi untuk penulisan ini.

Pertunjukan tari Adar mengambil tempat pada sebuah jalan di muka balai banjar.Setelah menari tunggal sejenak dengan improvisasi,penari Adar mencari pasangan untuk menari bersama.Setelah menari 10-12 menit,mereka berdua pergi meninggalkan pentas dan mencari tempat yang sepi untuk menerusakan drama tari Adar.

Pertunjukan Adar biasanya berakhir pada jam 2 sampai jam 3 pagi,dan biasanya dana itu sudah cukup untuk dana kemasyarakat dansebagian untuk dibagikan kepada anggota kumpulannya.Adar memakai busana yang sederhana sesuai dengan pakaian trdisional Bali.

 

  1. GANDRUNG

Ditinjau dari segi etimologi,kata Gandrung berarti ”cinta” atau “rindu”.Kata ini mengandung makna erotik pada seni pertunjyukan Gandrung.Tari Gandrung biasanya di pentaskan untuk upacara perkawinan,tari ini juga merupakan perlambangan kesuburan dan dapat mengakibatkan cinta birahi.

Di Bali terdapat beberapa grup yang masih aktif,diantaranya di Tapian kaja,Denpasar,dan Pakuwudan,Gianyar.Disana tari Gandrung dilakukan oleh penari wanita,karena itulah juga disebut Joged Pingitan dan Gudegan.

Menurut keterangan seniman I Ketut Rindh,Gndrung sudah ada di Bali pada permulaan abad ke-19 pada pemerintahan I Dewa Agung Anom di pura Sukawati.Semula Gandrung hanya dilakukan dengan tari Gandrungan.Akan tetapi,kini telah mengikuti pola-pola Legong dan mengambil tema-tema Lasem dan Kupu-Kupu Tarum.Dan busananya sama seperti Legong sekarang.

  1. JOGED BUMBUNG

Bumbung berarti “tabung” (tabung),sebuah istilah untuk member nama seperangkat gamelan Joged.Joged Bumbung adalah sebuah tari pergaulan yang memiliki unsure social yang tinggi.Dibandingkan dengan Joged yang lain.Joged Bumbung biasanya di pertunjukan oleh empat atau enam orang penari dan tampil di pentas satu per satu.Sejak semula gerak-gerak tarinyaz merupakan gerak improvisasi yang erotis.Adapun busana yang di gunakan dalam Joged Bumbung sangat sederhana meliputi kain batik,baju kebaya,dan selendang.

Disamping itu beberapa jenis tari Joged yang yelah di uraikan,masih ada beberapa macam tari yang memiliki karakter yang mirip dengan tari-tari tersebut,yaitu tari Gebyong dan Abuang Kalah,kendati kedua tari ini masih lebih mementingkan ritualnya.Akan tetapi,sebagai tarian social kedua tari tersebut juga memiliki unsur yang sama dengan tari-tari Joged yang lain.Unsur tersebut ialah ibing-ibingan,yang tampaknya menjadi unsur utama dalam tari social di Pulau Bali.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

SENDRATARI RAMAYANA DAN MAHABRATA

Sendratari merupakan singkatan dari “seni,drama,dan tari.Di Indonesia,istilah sendratari dipakai untuk menggantikan kata “balet”.Ide  untuk mencetuskan sendratari di Indonesia di ajukan oleh Letnan Jendral G.P.H. Djati Kusumo pada 1961.Sendratari pertama yang di ciptakan adalah Ramayana,yang di pentaskan pada panggung terbuka Candi Roro Jongrang (prambanan).Di Bali sendratari pertama di pertunjukan pada 30 September 1962,yaitui pada hari ulang tahun pertama Konservatori Kerawitan Indonesia,Denpasar.

Sendratari pertama yang dipertunjukan di Bali adalah sendratari Jayaprana,gubahan I Wayan Beratha.Kendati untuk pertamakalinya sendratari di Bali muncul pada 1962,jauh sebelum itu orang-orang telah mengenal bentuk sendratari yang lebih tua,yaitu Legong Kraton.Diduga sendratari ini muncul pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong pada abad ke-16 dan mencapai ketenaran pada awal abad ke-19.

Legong Kraton hanya di pentaskan oleh tiga orang dan kurang menyajikan gerak-gerak berarti.Sendratari Jayaprana diciptakan oada tahun 1962,menyusul sendratari Ramayana tahun 1965,sendratari Mayadenawa tahun 1966,sendratari Rajapala tahun 1967,dab sendratari Arjuna wiwaha tahun 1970.Semua sendratari tersebut adalah gubahan I Wayan Beratha,dibantu guru-guru SMKI lainnya,seperti I Made Bandem dan I Nyoman Sumadhi.

  1. PEMENTASAN KOLOSAL

Ketika pertamakali panggung terbuka Ardha Candra tahun 1977 digunakan untuk mengadakan pementasan tari Bali,muncullah berbagai tanggapan yang kurang memuaskan dari para budayawan dan pengamat seni pulau ini.Ardha Candra adalah sebuah panggung terbuka yang berbentuk thrust stage (tapal kuda).Luas Ardha Candra mencapai 240 m2,dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 12 m.Ardha Candra memiliki kapasitas penonton sekitar 6.000 orang.Pada tingkat bawah panggung ini tersedia dua ruang rias yang cukup luas dan mampu menampung sekitar 200 orang penari.

Sendratari Mahabrata dan Ramayana yang semula dicetuskan pada pesta kesenian Bali tahun 1979 dan penggarapannya dilakukan secara kolosal ternyata merupakan awal perubahan baru dalam tari Bali.

  1. SKENARIO (PAKEM)

Sampai saat ini pementasan drama tari Bali seperti Gambuh,Topeng Panca,dan  Wayang Wong tidak pernah menggunakan play script atau scenario lengkap seperti yang digunakan dalam drama atau teater modern.Lakon ebuah pementasan biasanya di tuturkan oleh seorang sutradara.Dalam pementasan drama tari Bali seperti itu disebut ngadungang lampahan,menyusun skenario secara lisan ,dan unit-unit skenario itu di teruskan kepada pemeran masing-masing.

Proses penyusunan skenario itu di mulai dari penyusunan sinopsis cerita,pembabakan cerita,penampilan tokoh,suasana iringan,serta memasukan aspek dramatis lainnya seperti peranan lampu dan lain-lainnya.Skenario yang telah di susun oleh tim itu di bagikan kepada para penggarap sendratari,termasuk para penari,penabuh,penata panggung,dan dalangnya sendiri.

  1. DHARMA PEDALANGAN

Sejak di ciptakan pada tahun 1962,sendratari-sendratari Bali sudah menggunakan dalang sebagai pengungkap cerita.Peranan dalang ini mulanya terbatas pada tandak.Akan tetapi karna sekarang berhadapan dengan panggung Ardha Candra ,peran dalang diminta lebih menonjol.Semula tari menggunakan konsep-konsep detail,kini disiasati dengan koreografi berkelompok sehingga penonton yang jauh masih dapat menikmati keindahan tarian Bali tersebut.

Gerak tari yang di butuhkan untuk mengungkap cerita adalah pantomimic,dan dalang memberikan tekanan dengan menggunakan antaacana atau dialog-dialog tertentu.Antawacana yang baik mampu memikat penonton hingga 3-4 jam dan tari-tari kelompok dengan penataan yang apik akan memberi nuansa baru kepada pertumbuhan tari Bali.

  1. GAMELAN (MUSIK PENGIRING)

Musik yang digunakan untuk mengiringi pergelaran sendratari Ramayana dan Mahabharata garapan kolosal adalah berbagai jenis gamelan yang dirangkai menjadi satu barungan besar sebagai pengiring kesenian itu.Jenis-jenis gamelan yang digunakan meliputi gamelan gong gede,gong kebyar,Semarpegulingan,da beberapa instrument lepas yang tidak termasuk dalam ba-rungan tersebut.

Gamelan gong gede dan gong kebyar merupakan dua barungan  utama dalam gamelan Bali dan menggunakan laras pelig pancanada.bentuk lagu digunakan untuk mengiringi sendratari ini masih berpolakan lagu-lagu klasik hanya perubahan sederahana saja dapat mengiringi berbagi jenis sendratari

 

    

Laman Berikutnya »