WAWAN BERBAGI PENGALAMAN

Mei 5th, 2014

WAWAN BERBAGI PENGALAMAN.

 Foto 0566Nama saya Kadek Wawan Purnama, saya sering dipanggil wawan atau moyo, saya lahir di Denpasar tepatnya pada tanggal 17 maret 1995, saya tinggal bersama keluarga di jalan imam bonjol gang marlboro 4 no 4c, saya anak kedua dari 2 bersaudara, kakak saya perempuan bernama Ni Putu Wiwin Budiani, dia lahir di Denpasar pada tanggal 15 agustus 1990, setelah menamatkan sarjana S1 nya di UNUD, dia kini bekerja di negeri tetangga singapura, ayah saya bekerja sebagai pegawai swasta di salah satu perusahaan di jimbaran, ibu saya juga bekerja ditempat yang sama yakni diperusahaan yang bergerak di bidang jasa, mengenai jenjang pendidikan saya, saya masuk taman kanak-kanak pada umur 5 tahun di taman kanak-kanak eka dasi, lalu saya melanjutkannya di sekolah dasar negeri 2 pemecutan, pada kelas 4 sd, sekolah saya mengalami renovasi gedung, maka dari itu pembelajaran dipindahkan ke sd 13 pemecutan selama perbaikan berlangsung sekitar kurang lebih 1 tahun,  dari kelas 1 sampai kelas 6 sd, peringkat saya selalu meningkat, sampai pada kelas 5 saya mendapatkan peringkat pertama dikelas, dan pada kelas 6 sd saya mendapatkan nem 41,34. Setelah itu saya memutukan untuk melanjutkan jenjang pendidikan saya ke sekolah menengah pertama 7 denpasar, ini merupakan salah satu sekolah favorit di denpasar, saya sedikit pesimis untuk dapat diterima disini, akhirnya dengan kepercayaan diri yang tinggi akhirnya saya bisa diterima sebagai siswa di smpn 7 denpasar, disini saya mengikuti ekstra komputer dan tabuh(megambel), tabuh yang saya sudah pelajari sejak kelas 5 sd di banjar membuat saya tidak menjadi beban untuk mengikuti kembali ekstra tabuh disekolah, tapi berbanding terbalik dengan ekstra komputer, saya sama sekali belum mengenal yang namanya komputer, bahkan cara menghidupkannya saja saya tidak tahu, saya mengikuti ekstra ini pertama karena rasa ingin tahu saya yang besar, dan ajakan dari teman-teman yang jelas sudah lebih bisa dibandingkan saya untuk menggunakan komputer, akhirnya dengan semangat penuh saya bisa mendapatkan nilai yang lumayan baik pada kedua ekstra tersebut, pada ekstra tabuh, saya pernah mengikuti lomba kendang tunggal dan riong, waktu itu dilaksanakan di smpn 6 denpasar dengan materi pengipuk kebyar duduk, baru kali ini saya mengikuti lomba seperti itu dan langsung ditunjuk sebagai tukang kendang, setiap hari saya latihan, pagi sebelum berangkat sekolah dan malam sebelum tidur saya selalu bermain dengan kendang, kemana-mana saya selalu membawa kendang saya saking keinginan saya untuk bisa dan sukses dalam lomba,akhirnya membuahkan hasil juga, saya mendapatkan juara harapan 3 dalam lomba tersebut, walaupun itu juara terakhir tapi tetap menjadi suatu kebanggaan bagi saya dan sekolah, karena sebelumnya sekolah saya belum pernah sekali pun mendapatkan juara dalam katagori lomba ini, dan pengalaman saya yang tak bisa saya lupakan adalah pada saat saya ujian seni budaya, kita satu kelas diwajibkan untuk menampilkan pertunjukan seni dalam durasi waktu 30menit, dengan dana yang seadanya kita ingin menampilkan konsep tradisi dalam pensi kali ini, saya ditunjuk sebagai ketua pagelaran tersebut, teman-teman juga menyuruh saya untuk menampilkan satu garapan tabuh dalam pensi kali ini, rasa pesimis saya begitu besar untuk menampilkan garapan tabuh seperti ini karena dana yg terbatas, peserta juga tidak ada, akhirnya dengan semangat dan dorongan dari teman-teman dan juga disertai doa dari orang tuasaya akhirnya menyanggupinya, saya mencari pelatih darik luar sekolah, kebetulan saya sudah kenal baik dengan pelatih tabuh tersebut karena dia juga yang mengajar di sanggar di banjar saya, baru berjalan satu minggu dia sudah tidak bisa datang lagi karena kesibukannya, akhirnya saya memberitahu kakak sepupu saya untuk melanjutkan gending (lagu) yang sudah dibuat oleh bli made(pelatih saya dibanjar) tapi kakak saya juga tidak bisa, akhirnya dengan keyakinan saya sendiri yang memutuskan untuk melanjutkannya, saya mencoba untuk mengingat gending baleganjur yang pernah saya pelajari lalu saya gabungkan dengan gending yang lainnya, teman-teman yang saya ajak dalam garapan ini juga sama sekali belum mengenal yang namanya megambel, sungguh tantangan yang begitu berat buat saya, akhirnya garapan baleganjur yang saya beri judul “bhineka tunggal ika” ini sukses tampil pada acara pentas seni dalam rangka ujian seni budaya dan kelas saya juga mendapatkan nilai terbaik dari 5 kelas lain.nya, sungguh pengalaman yang sangat berarti buat saya, setelah tamat dari smpn 7 denpasar saya sedikit bingung untuk melanjutkan kejenjang sma/smk, keinginan orang tua saya agar kelak saya menjadi seorang dokter, tapi keinginan saya sendiri untuk melanjutkan hobi saya ini yaitu megambel dan menari sangat besar, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan negeri 5 denpasar jurusan seni karawitan, walaupun orang tua saya sedikit pesimis dengan anaknya tapi saya membuktikannya dengan terus aktif dalam setiap kegiatan disekolah, dari kelas 1 sampai 3 saya pernah mengikuti lomba diantaranya lomba jegeg bagus skanema mendapatkan juara 2, lomba kreatifitas siswa tingkat kabupaten juara 2, lomba baleganjur tingkat sma/smk sebali juara 3 dan juara harapan 3, dan saya juga ikut untuk mengisi acara pada Asean Summit yang diadakan oleh Asean di nusa dua, itulah beberapa hasil jerih payah saya dan kerja keras saya untuk membuktikan pada orang tua saya bahwa saya tidak salah untuk melanjutkan hobi saya ini, tapi pada saat saya menginjak kelas 2 smk, saya ditinggal oleh ibu saya yang sangat saya cintai, beliau meninggal dunia karena sakit kanker serviks yang diderita.nya, rasa putus asa, sedih, ingin mengakhiri semuanya muncul dalam diri saya, tapi semangat yang trus diberikan oleh kakak dan bapak saya membuat saya bangkit lagi, dengan semangat yang baru dan berfikir lebih dewasa lagi dari sebelumnya, cita-cita saya kini adalah ingin membuat ibu saya tersenyum disurga melihat anak-anaknya sukses disini, setelah selesai menempuh pendidikan smk saya, lalu saya melanjutkannya ke Institut Seni Indonesia Denpasar, saya mendaftar melalui jalur bidikmisi, sendiri saya mengurusi dan melengkapi semua persyaratan yang diwajibkan dalam bidikmisi tersebut, memang tidak mudah untuk itu semua, tapi saya yakin saya bisa, bersaing dengan ratusan calon mahasiswa akhirnya saya bisa diterima di kampus ISI denpasar melalui jalur bidikmisi jurusan seni karawitan fakultas seni pertunjukan, senang, sedih, terharu, bahagia bercampur aduk jadi satu pada saat saya tahu bahwa nama saya ada disalah satu papan pengumuman mahasiswa yang dterima tersebut,dari pertama ospek hingga pelajaran dimulai saya selalu mengikutinya dengan penuh semangat, hingga akhirnya setelah selesai pelajaran disemester 1 saya mendapatkan IP 3,50, kini saya sudah menginjak semester 2, semoga apa yang saya cita-citakan selama ini bisa saya wujudkan, dengan bekal pengalaman yang begitu berharga dan berarti buat saya, saya yakin nanti suatu saat saya bisa membuat alm ibu saya tersenyum disurga, pelajaran yang saya ambil dari pengalaman saya adalah, jangan sekali pun ada kata menyerah dalam diri, selagi kita terus mencoba dan berusaha pasti akan ada jalan keluarnya, hidup jika tanpa masalah seperti nasi jinggo tanpa semat, dia akan hancur berantakan, masalahlah yang membuat kita semakin dewasa dan masalahlah yang membuat kita tahu siapa sebenarnya diri kita. Semoga pengalaman saya tadi bisa bermaanfaat bagi kalian semua. TERIMA KASIH.

Halo dunia!

April 6th, 2014

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!