Ngayah Megamel bersama Sanggar Banjaransari

Ngayah merupakan salah satu tradisi yang ada di daerah Bali. Ngayah dapat diartikan sebagai kegiatan gotong rouong yang dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk persembahan kepada Tuhan yang Maha Esa. Kegiatan ngayah didasarkan atas kesadaran tulus iklas

 Bentuk-bentuk kegiatan ngayah yang ada di Bali sangat beragam, salah satunya yaitu ngayah megambel. Ngayah megamel atur piodal di Pura Buda Cemeng Sukawati bersama Sanggar Banjaran Sari. Buda Cemeng merupakan hari pemujaan terhadap Bhatara Rambut Sedana atau juga dikenal sebagai Dewi Laksmi, yang melimpahkan kemakmuran dan kesejahteraan. Upacara Buda Cemeng ini jatuh pada hari Rabu Wage wuku Klawu yang diperingati setiap 210 hari atau 6 bulan sekali. 

Tujuan saya membuat vlog ini agar bisa mendokumentasikan upacara-upacara yadnya dan bisa mengenang tentang apa kegiatan yang saya laksanakan pada hari suci tersebut. Kegiatan ngevlog yang saya lakukan banyak memberikan pengalaman dan manfaat di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengalaman yang saya dapatkan pada kegiatan-kegiatan tersebut , contohnya seperti, belajar berbicara di depan kamera, berbicara di lingkungan banyak orang, lebih mengenal teknologi, lebih aktif di sosial media, bisa mengekspresikan diri di depan kamera, memperluas penguasaan bahasa, dan sharing atau berbagi ketrampilan khususnya di bidang karawitan. 

Dalam video tersebut, saya dengan Sanggar Banjaran Sari mengiringi Tarian Topeng yaitu mulai dari Topeng Keras, Topeng Tua, Topeng Penasar, Topeng Arsa Wijaya dan Topeng Sidakarya.

  • Topeng Keras 

 Tari Topeng Keras adalah satu tarian putra (tunggal) memakai topeng, dengan perbendaharaan gerak yang sederhana tetapi membutuhkan kemampuan penari untuk menyesuaikan gerak dengan ekspresi topeng.

Tarian ini biasanya ditampilkan sebagai pembuka (penglembar) dari pertunjukan drama tari topeng, dilakukan dengan penekanan pada penguasaan terhadap jalinan wiraga dan wirama yang didukung kesadasan dan kepahaman akan wirasa.

  • Topeng Tua

Tari topeng merupakan bagian drama tari tradisional Bali. Selain dipentaskan sebagai pertunjukan hiburan, ada pula jenis tari topeng yang menjadi pelengkap dari upacara keagamaan. Salah satu tari topeng yang memiliki fungsi dalam kedua hal tersebut adalah tari topeng tua, yang disebut juga tari werda lumaku.

  • Topeng Penasar

Tari Topeng Penasar merupakan tokoh topeng yang memiliki gerakan-gerakan agak lucu dan bersemangat. Tokoh topeng ini melukiskan seorang yang berwibawa. Topeng penasaran memiliki peran yang sentral dan penting dalam pagelaran topeng. Sebagai punakawan tokoh penasaran menceritakan kisah atau babad yang diangkat dalam pagelaran. Tokoh penasar biasanya keluar bersama adiknya yang bernama ketut kartala yang juga memiliki sifat hampir sama dengan penasar. Kisah selalu berdasar pada babad (cerita sejarah tradisional) Bali yang berkaitan dengan kehebatan raja-raja Hindu-Bali dan menterinya. Penari menggubah dramanya dari naskah menurut tradisi, tapi menyesuaikan agar cocok dengan acara yang bersangkuta

  • Topeng Arsa Wijaya

Topeng Dalem merupakan tari topeng yang menokohkan seorang raja yang sedang bertahta di suatu daerah. Topeng Dalem atau juga disebut dengan Topeng Arsa Wijaya didalam pertunjukan Topeng Wali. Topeng Wali berarti topeng upacara(sakral)yang berguna sebagai salah satu syarat agar yadnya (korban suci) yang dilakukan oleh umat Hindu Bali selesai dengan sempurna.

  • Topeng Sidakarya

Sidakarya berarti telah menyelesaikan segalanya dengan sempurna atau yang dapat melakukan tugas. Di akhir pertunjukan, ia melakukan upacara pemberkatan dengan menabur uang logam ke arah penonton, dan “menculik” anak kecil yang akan “dipersembahkan” kepada dewa pura sebelum akhirnya dilepaskan.

Masa pandemi covid-19 seperti sekarang kita harus selalu mentaati protokol kesehatan di dalam setiap kegiatan, tanpa mengurangi nilai dari upacara keagaaman.