Tabuh kreasi PANGUS

https://youtu.be/zMeJAROGzJw

Tabuh kreasi pangus ini dibawakan oleh Sanggar Seni Wahyu Semara Shanti, dalam acara UTSAWA MERDANGGA GONG KEBYAR MEPACEK di Kabupaten BULELENG yang di ikuti dari 6 Sanggar yang ada di BULELENG, meliputi :

  1. Padepokan Seni Dwi Mekar
  2. Sanggar Seni Santhi Budaya
  3. Sanggar Seni Anglocita Suara
  4. Sanggar Seni Gita Sunari
  5. Sanggar Seni Wahyu Semara Shanti
  6. Sanggar Seni Suara Mustika

Dalam Tabuh kreasi yang dibawakan Sanggar Seni Wahyu Semara Shanti yang berjudul PANGUS, yang menceritakan tentang pemuda yang tangkas dan cekatan dalam melakukan segala hal.

Belajar mupuh kendang makai motif 1,2,3,4,5

https://youtu.be/8E40S7XeYv8

Motif 1,2,3,4,5 ini saya dapatkan di waktu saya SMK, saya dulu sekolah di SMK N 1 SUKASADA, yang bertempat di Desa Sambangan, Kabupaten Buleleng. Banyak komponen yang harus dipertimbangkan dalam menguraikan masalah teknik permainan kendang tunggal. Cakupan teknik tidak saja mengacu pada skill dan kemampuan pemain kendang, melainkan juga merambah pada bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan seperti kemampuan mengolah sumber bunyi, keseimbangan, maupun kekayaan motif yang dimiliki oleh Si-pengendang.

UKK SMK N 1 SUKASADA, TILEM KESANGA

Hari Raya Nyepi, dirayakan setiap tahun sekali oleh umat Hindu yaitu pada saat TILEM KESANGA. Pada saat itu banyak kegiatan ritual berlangsung, salah satunya adalah acara pengerupukan yang sehari sebelum Nyepi. Kegiatan itu hampir setiap tahun berlangsung.

            Berdasarkan hal tersebut, terinspirasi untuk menjadikan sebuah karya tabuh inovatif  yang menceritakan suasana di waktu pengrupukan, sehingga terwujud sebuah garapan baru serta mempunyai unsur khas tersendiri, dan tidak lepas dari unsur-unsur tradisi tertentu. Adapun kesan-kesan penata dalam berkarya tabuh inovatif ini yaitu menyampaikan bagaimana suasana dari sembahyang, mecaru sampai pengrupukan di Bali. Dari suasana tersebut penata mendapatkan ide/inspirasi untuk mengembangkan kesan-kesan tersebut kedalam pola garapan tabuh inovatif, dimana dalam garapan ini saya memanfaatkan semar pagulingan, ceng-ceng, tawa-tawa, dan tektekan (kulkul bambu). Dari alat-alat yang penata gunakan penata ingin menciptakan suatu kesan dimana alat-alat yang penata gunakan seperti semar pagulingan, ceng-ceng, tawa-tawa, dan tektekan (kulkul bambu) penata satukan dan tak lepas dari teknik tradisi.

Dari pemaparan inspirasi dan ide yang penata dapat dengan pemaknaan filosofi dari pengrupukan, sehingga terwujud suatu karya tabuh inovatif yang berintikan siklus pengrupukan menjadi sebuah satu kesatuan yang utuh dalam sebuah yang berjudul TILEM KESANGA.