KISAH ADI PARWA RAJA SANTANU BERTEMU DENGAN DEWI GANGGA

Juli 6th, 2014

Raja besar itu suka sekali berburu karena itu telah menjadi kegemaranya, beliau sampai di tepi sungai gangga, dan di sana dilihatnya dewi gangga berdiri, tampak bagaikan panorama yang indah sekali. Kulitnya berkilau bagaikan emas. Matanya besar dan bersinar-sinar. Rambunya yang tersisir rapi sangat panjang, kelihatan seperti rahu yang menutupi bulan. Sang raja berdiri tertegunn di temapt dangan tidak berkedip, menikmati kecantikan wanita itu dengan puas sekali. Baginya wanita itu adalah seorang bidadari yang turun ke dunia dari sorga yang tinggi untuk menampakan dirinya hanya kepadanya sendiri. Sang raja mendekatinya, wanita itu menoleh kepadanya karna mendengarkan suara. Warna merah menutupi matanya sehingga kelihatan dia menjadi sangat malu tetapi kemudian senyuman menghiasi bibirnya, dan jari-jari bagaikan gading menjalin rambutnya yang menghitam. Sesaat kemudian dia mengangkat matanya dan melihat sang raja. Sang raja kemudian mengetahui bahwa putrid itu mencintai dirinya. Beliau mendekati dan memegang sang putrid dengan lemah gemulai serta berkata:

shantanuRaja Sentanu      : “engkau sangat cantik. Aku ingin engkau menjadi miliku. Aku adalah sentanu raja dari hastina pura. Aku mencintai engkau . aku tidak dapat hidup tanpa engkau.”

Dewi Gangga     : “pada saat aku memandang tuanku aku tahu bahwa aku harus menjadi milik tuanku. Tetapi ada suatu syarat yaitu tuanku tidak boleh menentang apapun yang aku perbuat dan bila manapun itu terjadi, pada saat tuanku mengingkarinya janji itu, aku akan meninggali tuanku untuk selama-lamanya.

Dia adalah dewi gangga seorang istri yang sangat ideal bagi sang raja seoarang teman yang seia sekata dalam segala hal . sang raja dibuat senang yang tak terhingga oleh keelokannya , sifatnya yang menarik hati, kata-katanya yang manis dan banyak hal yang menarik lainya. Hari berganti hari, bulan-bulan telah berlalu, dewi gangga melahirkan seorang putra. Tak terhinggalah senang hati sang raja, sebab lahirlah seorang putra sebagai ahli waris.yang akan menghiasi singgasana raja Paurawa dari dinasti Surya itu. Sang raja berburu-buru pergi ke tempat tidur permaisurinya. Diberitakanlah sang permaisuri tidak ada di sana. Dikatakan pula bahwa dia telah pergi dengan tergesa gesa menuju tepi sungai gangga dengan anaknya yang baru dilahirkan. Sang raja tidak mengerti. Beliau juga pergi ke tepi sungai dengan segera. Di sana dengan mata membelalak beliau menyaksikan sebuah pemandangan yang tidak dapat di hapuskan dari ingatanya. Dewi gangga yang sangat dicintainya, baru saja mencemplungkan putra yang baru dilahirkanya kedalam sungai. Air mukanya mengganggu pandangan sang raja pada hari-hari belakangan ini. dia nampaknya tertindih suatu korban yang sangat berat dan membingungkan pikiranya. Sang raja mau bertanya kepadanya. Tapi beliau tidak berbuat demikian beliau ingat akan janji yang beliau berikan kepadanya “bahwa beliau tidak akan menentang dan membuatnya kecewa. Kejadian yang sama terjadi lagi setahun kemudian. Demikian seterusnya hingga ketujuh kalinya putra-putra raja di cemplungkan ke sungai gangga. Sang raja diam saja. Cinta katanya buta, tetapi tidak, adalah sebuah mata istimewa yang melihat kebaikan di dalamkekasih, buta kepada kesalahan yang lainya. Gangga merupakan hidupnya sang raja. Tetapi keinginan untuk mempunyai ahli waris sangat lah kuat. Beliau tidak pernah merasa tentram. Setahun telah berlalu. Putra yang ke delapan sudah lahir. Dewi gangga tergesa-gesa pergi ke sungai sambil mengepit putranya. Sang raja tidak berkata-kata menahan kesedihan dan kemarahan. Beliau berlari-lari menyusul dari belakang beliau menahanya sang raja berkata dengan kasas untuk pertama kali nya

images5Raja Sentanu    : “alangkah kejamnya perbuatan ini aku tidak dapat tahan lagi aku tidak tahu bahwa semua putra ku di bunuh seperti ini. mengapakah kau berbuat demikian ? bagaimanakah seorang ibu dapat berbuat demikian melumpuhkan tangkai bung ayang belum mekar? Berikan anak yang satu ini kepadaku. Aku tidak dapat berdiam lagi.

Dewi Gangga   : sebuah senyuman yang aneh keluar dari bibir dewi gangga. Senyum kesedihan tetapi juga senyum kebahagian kemudian berbicara “ rajaku waktunya sudah tiba bagiku untuk meninggalkan tuanku. Tuanku telah melanggar janji tuanku aku harus pergi dengan segera dari sini. Anak kita akan hidup. Aku akan membawa serta dia dan akan membawa nya kembali apabila waktunya sudah tiba. Aku akan member nama kepadany a Dewa Bhatara. Namanya yang alin adalah Gangeya”.

Sang raja terpaku denagn kesedihanya . baginda hanya tahu bahwa wanita yang dicintainya akan pegi meninggalkan baginda untuk selama-lamanya. Dan semua di sebabkan oleh baginda meminta untuk tidak membuang putranya yang ke delapan.

Raja Sentanu    : baginda memandang kepadanya dengan pandangan yang membisu. “mengapakah kau lakukan ini? apkah kau tidak melihat bahwa hidupku tergantung kepada mu sehingga aku tak dapat hidup tanpamu?. Engkau tak dapat meninggalkan aku begitu saja! Gangga kau pernah mencintai aku. Atas nama cinta itu aku mohon kepadamu janganlah meninggalkan aku ataupun pergi dariku”.

Dewi Gangga   : sedih “ oh rajaku apakah tuan tidak menyadari bahwa aku akan pergi karna aku harus pergi? Aku adalah dewi gangga. Dan aku adalah milik sorga. Disebabkan oleh sebuak kutukan aku harus hidup sebagai seorang manusia di dunia ini. tuanku adalah raja Mabhisa yang besar kedalam kehidupan tuhan yang terdahulu. Dahulu tuhan pernah bersama-sama dalam keretanya. Aku datang kesana. Tuanku melihat kepadaku dengan pandangan yang penuh nafsu keinginan dan aku ingin menjadi milik tuanku. Penghuni-penghuni sorga tidak menyukai hal ini. mereka mengirim aku ke sorga untuk menjadi istri raja Mahabhisa yang dilahirkan menjadi Sentanu putra prateepa demikian kehidupan cinta kita menjadi mungkin. Kita sudah bahagia. Rajaku, jangan coba melawan harus waktu. Suatu yang ditetapkan akan terjadi dan tetap terjadi. Baik tuanku maupun aku juga para dewa- dewa yang ada di sorga tidak dapat merobah peraturan peraturan yang sudah ditetapkan.

Raja Sentanu    : bingung “ aku masih tidak mengerti. Kalau begitu mengapa kau membunuh tujuh ank yang lahir dari engkau dan aku? Apakah juga itu bagian dari kutukan”.

Dewi Gangga   :ya, delapan anak ini adalah delapan wasuyang terkutuk yang dilahirkan kedunia ini. aku telah menjanjikan kepada mereka bahwa aku harus membiarkan mereka serta membebeskan dari kehidupan ini pada saat mereka di lahirkan. Tetapi anak ke delapan ini telah dikutuk untuk diijinkan hidup lama di dunia ini aku akan memberikan ahli waris kepada tuanku dan akan memelihara sampai dia siap dengan keadaan untuk melakukan peranan yang dia harus mainkan sebagai ahli waris untuk menduduki singasana paurawa yang mansyur itu.

Sentanu tercengang dengan perkataan Dewi Gangga. Tapi dia hanya tahu dua hal yaitu pertama, Dewi gangga akan meninngalkan untuk selamanya, tidak pernah kembali. Kedua, baginda telah mempunyai seorang putra yang akan mempertahan Paurawa .

Dewi Gangga : dengan pandangan belas kasihan dan berbaur dengan cintanya dia menoleh raja “sayangku jangan bersedih. Aku akan merawat putra kita dengan sungguh sungguh. Dia akan menjadi orang yang besar. Dia akan menjadi lebih besar dari semua Paurawa yang telah mengisi singgasana suku bangsa Bulan. Kemudian lenyap.

DAFTAR PUSTAKA

Widia I Gusti Made, 2007., Seri Mahabrata Adi Parwa, Penerbit CV. Kayumas Agung,

            Denpasar.

Comments are closed.