BEDAHULU

April 10th, 2014

Bedulu adalah sebuah Kerajaan pada abad ke-8 sampai dengan abad ke-14, yang kiranya meliputi tahun 1337. Kekuasaannya tidak hanya meliputi pulau Bali tetapi telas meluas sampai ke tanah Jawa dan sekitarnya. Kerajaan ini diperintahkan oleh raja-raja dari keturunan Dinasti Warmadewa. Raja terakhir bernama Sri Astasura Ratna Bumi Banten merupakan pemimpin yang memiliki komitmen dan dedikasi tinggi. Raja ini juga ahli ilmu ketatanegaraan serta taktik berperang. Raja Sri Astasura Ratna BhumiBanten dibantu mahapatih Kebi Iwa. Kerajaan Bedulu juga memiliki sejumlah pejabat setingkat mentri di antaranya : Kria Pasung Grigis jabatan Mangkubumi di tengkulak, Ki Girikmana jabatan Mentri di Desa Loring Giri Ularan (Buleleng), Ki Tambiak jabatan Mentri di Desa Jimbaran, Ki Tunjung Tutur jabatan Mentri di Desa Tenganan, Ki Buahan jabatan Mentri di Desa Batur, Ki Tanjung Biru jabatan Pertanda di Desa Tianyar, Ki Kopang jabatan Pertanda di Desa Seraya, Ki Walungsari jabatan Pertanda di Desa Taro Ki Gudug Basur jabatan Tumenggung, Ki Kalagemet jabatan Tumenggung di Desa Tangkas, Ki Walung Singkal di Desa Taro Tegalalang. Di bawah pimpinan Raja Sri Astasura Ratna Bhumi Banten, kejayaan kerajaan Bedulu sampai ke Tribhuwana Wijayatunggadewi , dan pimpinan kerajaan Majapahit itu mulai kawatir. Lebih-lebih Raja Sri Astasura Bhumi Banten yang merupakan keturunan dari raja-raja Majapahit, justru menunjukan loyalitas dan kededikasi terhadap kerajaan Daha. Hubungan baik antara raja Bali dengan kerajaan Daha ini terjalin baik, ketika kerajaan Bali diperintahkan Gunapriya Dharmapatni yang memerintahkan tahun 989-101 M. raja Tribhuwana Tunggadewi menjadi marah, sehingga mengirim pasukan ke Bali dipimpin oleh Patih Gajah Mada dan didampingi panglima kerajaan yang bernama Arya Damar. Penyerangan inilah akhirnya membuat kerajaan Bedahulu berakhir dan kekuasan beralih pada tahun 1343.

Selain tercatat pernah menjadi pusat kerajaan Bedahulu di era Bali Kuno, desa ini senantiasa diperhitungkan karena potensi yang dimiliki. Di jaman pra sejarah, Bedulu sudah menjadi daerah perkotaan, terbukti adanya temuan-temuan benda tinggalan sejarah berupa berbagai alat aktifitas warga hingga peti mati berupa sarcopagus yang di temukan di pendudukan warga,. Temuan yang dilengkapi sejumlah benda bekal kuburan itu, membuktian  Bedulu di jaman prasejarah sudah tumbuh menjadi pusat hunian kelompok manusia yang memiliki budaya cukup tinggi pada jamannya. Kuatnya dugaan Bedulu sebagai pusat kerajaan, kini dapat dilihat dari temuan tim penelitian Balai Arkeologi (Balar) Bali yang dipimpin langsung oleh Anak Agung Rai Astawa. Dari penelitian yang dilakukan di kawasan Pura Jro Agung telah ditemukan bukti-bukti sejarah yang mengarah pada penunjukan lokasi tersebut sebagai pusat kerajaan Bedahulu. Keyakinan ini dipertegas dengan temuan fondasi tembok yang diduga berusia sejaman dengan perjalanan sejarah kerajaan Bedahulu. Struktur fondasi bangunan yang ditemukan tim Balar Bali, bahwa struktur dan tata letak bangunannya mendekati arsitektur sebuah kerajaan.

IMG_3835 (1024x683)Dan di Desa Bedulu terdapat segudang potensi alam, dalam pengembangannya sebagai Desa Wisata. Bedulu sangat diminati wisatawan manca Negara atau wisma dan senantiasa menjadi contoh sejumlah desa wisata yang ingin mengembangkan desanya sebagai daerah tujuan pariwisata. Seperti daerah kunjungan wisata yang terkenal hingga sampai saat ini adalah Wisata Gua Gajah, Pura Samuan Tiga, Relief Yeh Pulu, dan Candi Tebing. Obyek wisata Gua Gajah merupakan peninggalan Hindhu Budha, yang hingga sampai saat ini masih prasasti Lingga Yoni dan juga Patung Ganesa yang terdapat di Gua Gajah. Lingga Yoni dan Ganesa memounyai kaitan di antara Hindu Budha, karena merupakan dari kesatuan kesuburan atau pengebur alam semesta ini. Begitu juga dengan Pura Samuan Tiga merupakan perpanduan Siwa Budha yang beristana di Pura ini.

images6Dan Relief Yeh Pulu yang memiliki dua arti yaitu; Yeh dan Pulu. Yeh yang artinya air sedangkan Pulu yang artinya tempat beras. Yeh Pulu artinya air yang keluar dari tempat beras. Selain itu di Yeh Pulu juga terdapat pula Patung-Patung yang dibuat di dinding, patung-patung mengisahkan tentang aktivitas masyarakat Bedulu. Dan di dalam Patung ini terdapat juga Patung Ganesa.

images4Selain di Yeh Pulu, di Candi Tebing terdapat Patung-patung yang dibuat di tebing/dinding, yang merupakan kesamaan dari kisah Yeh Pulu.

Dan di Desa Bedulu juga mempunyai keciri kasan yang sangat menarik yang sudah di akui di manca negara yaitu tarian Legong Bedulu dan Cek Bedulu. Tarian Cek dari bedulu yang pada saat waktu itu warga dari Belanda yang ingin memadukan gagasannya untuk mengkemas dengan sentuhan koregrafi dan entertaimen modern pada tahun 1930-an. Yang dimana almarhum I Wayan Limbat mampu tampil sebagai penari yang di pentaskan di depan wisata. Dan juga tarian cek pertama kali di buat di Desa Bedulu, atas kerjasama Bonnet tamu dari Belanda dengan I Wayan Limbat yang pada saat itu menuangkan kolaborasi yang sangat kompak antara kehidupan masyarakat dengan suatu music di diiramakan melelui suara manusia. Dan mampu membuat suara yang sangat merdu dari perpanduan suara manusia yang saling bergiliran pengucapannya. Tarian ini hingga masih saat ini di kenal dari kalangan masyarakat Bali maupun Wisata. Begitu juga dengan Tarian Legong Bedulu yang mempunyai segi style dan gaya sendiri yang di tuangkan di dalam tarian ini, masyarakat luas mengakui tarian legong yang dibawakan seniman Bedulu memiliki ciri khas tersendiri. Berbeda dengan legong gaya Peliatan, maupun Gaya Sukawati, Tarian Legong Bedulu dengan gaya lelasemannya dan legong kupu-kupu tarum, memiliki teknik berbeda, sehingga secara khusus disebut dengan Tari Palegongan Bedulu. Selain pementasan di beberapa tempat suci pura, beberapa Negara-negara di Eropa dan sejumlah Negara-negara asia, di tahun 1950-an, secara khusus mengundang sekahe Legong Bedulu. Termasuk diantaranya almarhum Ni Ciglek yang dikenal gaya Tarian Lelasemannya, selalu mengundang decak kekaguman dan mampu memukau penontonnya  di setiap pementasannya.

Comments are closed.