REVIEW 5 BUKU

1.PENGERTIAN TABUH SEBAGAI ESTETIK TEHNIK PENAMPILAN

OLEH: I NYOMAN REMBANG

DITERBITKAN OLEH: DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DEKTORAT JENDRAL KEBUDAYAAN PROYEK PENGEMBANGAN KESENIAN BALI

TH.1984/1985

Pengertian tabuh sebagai estetik tehnik penampilan secara umum,bahwa tabuh hubungannya dengan gambelan adalah membunyikan atau menyuarakan gambelan. Mungkin dengan cara memukul,meniup,menggesek dll. Tetabuhan atau tabeh-tabehan, diartikanalunan suara gambelan yang sedang dalam pergelaran,mungkin sebagai pendukung upacara atau iringan suatu tari-tarian. Khusus dalam pengertian kerawitan bali,bahwa yang dimaksud tabuh adalah hasil kemampuan seniman mencapai keseimbangan permainan dalam mewujudkan suatu repertoire hingga sesui dengan jiwa,rasa dan tujuan komposisi. Menabuh bukan berarti asal memukul gambelan mengikuti suatu melodi tetapi memukul gambelan dengan segala aturan atau tata cara yang telah ditentukan supaya suara gambelan dapat terdengar indah. Keidahan itu dapat terjadi akibat adanya keseimbangan antara faktor-faktor komposisi lagu, suara gambelan itu sendiri termasuk larasnya, tata cara atau aturan menyuarahkan gambelan, ketrampilan serta kemampuan seniman menjiwai permaiinan lagu-lagunya.

Betapun bagusnya suara gambelan dan betapa pula bagus suatu komposisi lagu, namun kalau tidak didukung oleh semua faktor tersebut diataas, keindahan yang diharapkan tidak akan dapat dicapai. Apabila terjadi kejanggalan-kejanggalan didalam suatu penampilan suatu reportiore , maka para ahli kerawitan bali akan mengatakan bahwa tabuhnya yang rusak. Pemain gambelan yang demikian itu dianggap tidak mengrti tabuh sebenarnya. Mereka dianggap tidak tahu tata cara membawakan suatu komposisi lagu. Asal ramai,asal keras,asal cepat itu dianggapnya bagus. Tetapi juga bukan hanya lirih dan pelan penyebab indah. Yang indah adalah yang harmonis,seimbang dan sesuai dengan karakter lagu yang dibawakan.

2.UBIT-UBITAN SEBUAH TEHNIK PERMAINAN GAMELAN BALI

OLEH : Dr. I MADE BANDEM

DILAKSANAKAN ATAS BIAYA DAFTAR ISIAN KEGIATAN STSI

DENPASAR NO: 080/23/1991

DITJEN PENDIDIKAN TINGGI DEPDIKBUD

Istilah “ubit-ubitan” tidak dijumpai dalam Kamus Bali Indonesia (KBI), namun tertera dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) karangan W.J.S. Poerwadarminta  yang menyatakan bahwa kata ubit_ubitan adalah sebuah kata yang berasal dari daerah tertentu dan berarti menggerak-gerakkan barang yang kecil-kecil,seperti nyala lampu. Dalam konteks permainan gamelan Bali, istilah ubit-ubitan dimaksudkan sebagai sebuah tehnik permainan yang dihasilkan dari perpaduan system on-beat (polos) dan off-beat (sanggih). Pukulan polos dan singgih jika dipadukan akan menimbulkan perpaduan bunyi yank dinamakan ubit-ubitan. Dibeberapa daerah sub budaya Bali menggunakan istilah ubit-ubitan sejajar dengan istilah kotekan,cecandetan, dan tetorekan. Tiada berbeda dengan ubit-ubitan bahwa istilah kotekan digunakan untuk menyebut sistem permainan gamelan Bali yang menggunakan system polos dan singgih.

Beranalogi dengan sistem polos dan singgih, istilah cecandetan mempunyai konotasi tentang rakitan pukulan yang saling mengisi ketukan yang kosong. Di dalam Lontar Prakempa system ubit-ubitan, kotekan, dan cecandetan disebut sebagai sistemtetorekan. Tetorekan yang kata dasarnya “torek” bearti mencoret, dimaksudkan sebagai sebuah permainan gamelan dengan mencoret nada-nada yang dibutuhkan. Mencoret nada secara silih berganti mempunyai arti yang sama dengan tehnik permainan saling mengisi ketukan yang kosong.ubit-ubitan sebagai salah satu tehnik permainan yang penting artinya bagi pembakuan stly dalam gamelan Bali, memeng beragam tipe dan keberadaannya. Ubit-ubitan kiranya tidak saja menjadi cirri khas  dari sebuah barungan gamelan, tetapi tehnik itu sesungguhnya menjadi pemberi identitas dari masing-masing instrument dalam gamelan. Disamping itu, wujud atau tipe dari sebuah ubit-ubitan sangat tergantung dari tema musical yang terdapat dalam sebuah lagu.

3.PERKEMBANGAN SENI KERAWITAN BALI

OLEH: IWM. ARYASA. Ba.

DIBIAYAI DAN DITERBITKAN OLEH

PROYEK SASANA BUDAYA BALI DENPASAR

1976/1977

Kerawitan Bali mempuyai arti penting dan pengertian tersendiri,bukanlah music barat (diatonis). Di Bali kesenian itu didukung oleh masyarakat, seniman-seniman hidup dalam masyarakat bukan sebagai oknum yang terlepas dari kehidupan masayarakatnya, bahwa seniman/musikus juga meyakini akan fungsi nasionalnya sebagai bangsa Indonesia. Perkembangan perbendaharaan nya masih ada dalam perkembangan akarnya kariwitan itu sendiri  yang secara langsung berkomunikasi terhadap masyarakat dengan nilai-nilai music rakyat, tradisional atau klasik sampai kebentuk yang popular. Kerawitan Bali hidup dengan dibuktikan bahwa tumbuhnya kreasi-kreasi yang terus berkreasi dengan bentuk-bentuk baru dan dengan bahan-bahan yang sudah ada.

Dalam perkembangan kreasi-kreasi instrumental dapat dipilahkan adanya dua hasil perkembangan yaitu dua motis sebagai bentuk yang sama kuat. Yang pertama ialah moif “lelembatan” dan kedua ialah motif “kebyar”. Perkembangan yang belakang (kebyar) kira-kira sekitar tahun 1915-an di Buleleng/Singaraja sejaman dengan lahirnya tari Tarunajaya di daerah itu. Dari dua motif ini dalam perkembangan selanjutnya melahirkan motif campuran, sperti contoh lagunya lelembatan dsihidangkan dengan system gebyar yang juga langsung memakai alat Gong-Kebyar, dan sebaliknya lagu-lagu jenis kebyar sulit dimainkan memaki alat-alat yang bukan Gong-Kebyar.

4.PRAKEMPA SEBUAH LONTAR GAMBELAN BALI

OLEH Dr. I Made Bandem

Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar

1986

Prakempa sebagai salah satu dari karya sastra  yang menguraikan tentang gambelan Bali tak dapat  dipisahkan eksistensinya dari karya seni sastra lain. Dilihat dari segi bentuknya Prakempa merupakan sebuah prosa yang menggunakan bahasa jawa kuna (kawi) dan ditulis dengan huruf bali yang bagus ujudnya. Adanya hubungan yang erat antara Bali dan Jawa yang dimulai sejak abad ke- 8 menyebabkan seni sastra bali dipengaruhi oleh seni sastra hindu jawa. Sebagai karya seni sastra yang bermutu tinggi, prakempa dimasukan kedalam golongan wariga disebabkan oleh isinya tentang gejolak dunia dan gejolak itu mempunyai kaitan bunyi,nada dan suara yang ditimbulkan oleh gambelan bali. Disamping itu lontar prakempa mengandung juga tentang tutur dan cara eksplisit dikatakan bahwa prakempa ini merupakan tutur (nasehat) dari bhagawan gottama kepada para muridnya.

Disamping memahami isi prakempa ini perlu kiranya diketengahkan salah satu lontar mengenai gambelan bali yaitu lontar Aji Gurnita. Saat ini peneliti telah memperoleh tiga naskah lontar Aji Gurnita , yaitu dua buah naskah berasal dari gedong kirtya, singaraja dan sebuah lagi berasal dari puri kaba – kaba, tabanan. Lontar ini lebih banyak membahas tentang gambelan meladprana (Gambuh) sebagai sumber dari beberapa gambelan bali lainnya. Prakempa dan Aji Gurnita mempunyai persamaan dalam bentuk dan sama-sama menggunakan sebuah bab yang disebut “catur muni-muni” nasehat empat bunyi-bunyian. Kalau dilihat dari isi kedua lontar itu prakempa memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang gambelan bali (termasuk tehnik dan hokum lagu gambelan bali), sedangkan Aji Gurnita tidak membahas kedua aspek itu.

5. BODY TJAK KARYA KOLABORASI SENI BUDAYA GLOBAL

OLEH: I WAYAN DIBIA

SEKOLAH TINGGI SENI INDONESI (STSI) DENPASAR

UPT PENERBIT

2005

Body Tjak adalah karya seni pertunjukan multi-kultural hasil kerjasama atau kolaborasi international yang memadukan unsur – unsur seni dan budaya barat (Amerika) dan timur (Bali-Indonesia). Garapan bernuansa seni budaya global ini, dengan dua produksinya : Body Tjak 1990 (BT90) dan Body Tjak the Celebration 1999 (BTC99), adalah hasil komitmen dan kerja keras kami. Kedua karya extrimental ini, secara utuh atau sebagian, telah dipentaskan di Amerika dan Indonesia, dan dengan segala kekurangannya, telah mendapat sambutan yang sangat positif dari masyarakat di kedua Negara. Body Tjak bahkan juga memberikan inspirasi kepada seniman setempat untuk menciptakan karya – karya seni pertunjukan baru.

Hingga kini masih banyak kalangan pemerhati dan pencipta seni, khususnya seni pertunjukan kontemporer, yang belum mengatahui secara jelas apa itu Body Tjak, unsure – unsure seni apa yang membentuknya, bagaimana proses penciptaanya, dan siapa – siapa saja para pendukungnya.

PENGERTIAN TABUH SEBAGAI ESTETIKA TEKNIK PENAMPILAN

Khusus didalam pengertian karawitan Bali, bahwa yang di maksud tabuh adalah hasil kemampuan seniman mencapai keseimbangan permainan dalam mewujudkan suatu repertoire hingga sesuai repertoire hingga sesuai dengan jiwa, rasa dan tujuan komposisi. Menabuh bukan berarti asal memukul gambelan mengikuti suatu melodi, tetapi memukul gambelan dengan segala aturan atau cara yang telah ditentukan supaya suara gambelan dapat terdengar indah. Keindahan yang di timbulkan dari suara gambelan, bukan hanya tergantung dari satu faktor saja misalnya, karena baiknya komposisi lagu yang dimainkan, tetapi keindahan itu terjadi akibat adanya keseimbangan antara faktor-faktor komposisi lagu, suara gambelan itu sendiri termasuk larasnya, tata cara atau menyuarakan gambelan, keterampilan serta kemampuan seniman menjiwai permainan lagu-lagunya itu sendiri. Demikian pula mengatur serta melaksanakan permainan ornamen-ornamen sebagai penghias lagu sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu tujuan keindahan. Betapa pun bagusnya suara gambelan dan betapa pula bagus suatu komposisi lagu, namun kalau tidak didukung oleh semua faktor yang tersebut diatas, keindahan yang diharapakan tidak akan dapat dicapai.

Apabila terjadi kejanggalan-kejanggalan didalam penampilan suatu repertoire, maka para ahli karawitan Bali akan mengatakan,bahwa tabuhnya yang rusak. Pemain gambelan yang demikian itu dianggap tidak mengerti tabuh yang sebenarnya. Mereka dianggap tidak tahu tata cara membawakan suatu komposisi lagu. Asal ramai, asal keras, asal cepat itu dianggap bagus. Tetapi juga bukan hanya pelan dan lirih penyebab indah. Yang indah adalah yang harmonis, seimbang dan sesuai dengan karakter lagu yang dibawakan.

PENGERTIAN TABUH SEBAGAI BENTUK KOMPOSISI.

Disamping pengertian tabuh seperti di atas, bahwa istilah tabuh juga dipakai istilah bentuk kerangka dasar gending-gending lelambatan tradisional. Misalnya kerangka dasar gending tabuh pisan, tabuh telu, tabuh pat, tabuh nem dan tabuh kutus. Dengan demikian timbul anggapan, bahwa nama tabuh-tabuh tersebut,di buat demikian, disebabkan oleh banyaknya jumlah pukulan kempur dan kempli didalam satu gong. Misalnya tabuh pisan, hanya ada satu kali pukulan kempur dan satu kali pukulan kempli didalam satu gong. Tabuh telu juga harus sesuai dengan namanya, bahwa kempur dan kempli harus dipukul sama-sama tiga kali didalam satu gong dan demikian seterusnya pada gending-gending yang berukuran lebih panjang, jumlah pukul kempur dan kempli akan sesuai dengan istilah tabuhnya.

Dugaan atau anggapan seperti diatas ini adalah belum tepat. Sebab yang diatur dalam komposisi gending-gending lelambatan tradisional itu bukan hanya pukulan kempur dan kempli saja, melainkan semua pukulan jenis-jenis istrumen. Istilah tabuh yang dilengkapi dengan nama-nama bilangan adalah suatu modus yakni cara membedakan nama bentuk yang satu dengan yang lainnya. Memang ada tiga jenis kerangka lagu-lagu yang berukuran panjang jumlah pukulan kempur dan kembali di dalam satu gong pada pengawak dan pengisepnya sesuai dengan nama tabuhnya misalnya:

-Tabuh Pat: empat kempur dan empat kempli di dalam satu gong.

-Tabuh Nem: enam kempur/kempli di dalam satu gong

-Tabuh Kutus: delapan kempur/kempli di dalam satu gong

Tetapi kalau dilihat dari segi pola dasar kerangka secara keseluruhan, bahwa kata-kata bilangan : pisan, telu, pat, Nem dan kutus itu bukan harus di artikan sesuatu kode jumlah pukulan kempur dan kempli di dalam satu gong. Nama-nama bilangan disini hanya mengisyaratkan bahwa bentuk ini berbeda dengan bentuk itu. Jadi kerangka dasar tabuh pisan berbeda dengan kerangka dasar tabuh telu dan berbeda pula dengan tabuh-tabuh yang lainnya

Untuk jelasnya, bahwa nama bilangan itu tidak lebih artinya dengan urutan abjad a, b, c, d, dan e, yang dipakai sekedar member pertanda perbedaan bentuk yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan jumlah dan titik tempat jatuhnya pukulan kempur dan kempli itu diatur berdasarkan rasa indah seniman pencipta dalam mencapai keseimbangan bentuik harmonisnya komposisi masing-masing tabuh itu. Kalupun kebetulan komposisi tabuh pat, tabuh nem, tabuh kutus itu harmonis apabila diisi pukulan kempur dan kempli sejumlah yang sama dengan naman bilangan tabuhnya, dan tempatnya pada titik-titik yang serba semetris, maka demikian itulah diatur untuk tiga jenis tabuh tersebut.

Tabuh pisan dan tabuh telu pola dasarnya berbeda satu sama lain, maka aturan pukulan kempur dan kemplinya pun dibuat berbeda pula. Jarang sekali ada sekehe gong yang mengisi pukulan kempu-kempli satu kali di dalam satu gong untuk komposisi tabuh pisan.

Sebagian besar para penabuh gong mengisi dua kali pukulan kempur dan kali kempli di dalam satu gongnya. Demikian pula halnya komposisi tabuh telu, sangat jarang pemain gamelan gong dimasyarakat mengisi pukulan kempur dan kempli tiga kali tiga kali di dalam satu gong. Kebanyakan penabuh-penabuh itu mengisinya dengan dua kali pukulan kempur dan empat kali kempli di dalam satu gong. Melihat kenyataan ini jelas dapat di pahami, bahwa nama bilangan tabuh-tabuh itu tidak ada hubungannya dengan jumlah atau perhitungan. Pukulan kempur dan kempli di dalam satu gong.

Selain masalah pukulan kempur-kempli diatas, perlu pula di ungkapkan adanya permasalahan pukulan gong untuk komposisi tabuh telu. Penabuh-penabuh gong di masyarakat ada memiliki kebiasan-kebiasan yang berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lain dalam hal menempatkan pukulan gong untuk komposisi gending tabuh telu lelambatan. Misalnya kebiasaan yang terpakai di gianyar berbeda dengan kebiasaan yang terpakai oleh penabuh-penabuh di Badung.

Tulisan ini diringkas dari buku :  HASIL PENDOKUMENTASIAN NOTASI GENDING-GENDING LELAMBATAN KLASIK PEGONGAN DAERAH BALI karya I NYOMAN REMBANG

Diterbitkan Oleh DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDRAL KEBUDAYAAN PROYEK PENGEMBANGAN KESENIAN BALI TAHUN 1984/1985

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!