Komentar Video Grunyam

 

GRUNYAM ”

Manusia terlahir kedunia memiliki garis-garis kehidupan sesuai dengan kehendak Hyang Maha Kuasa. Manusia sebagai mahkluk Tuhan, memiliki kelebihan dalam menyikapi segala fenomena yang terjadi. Garis kehidupan penuh dengan warna-warni, sifat-sifat sebagai pemeran dalam drama universal. Grunyam, mewakili sifat anak manusia yang selalu ingin tahu, dinamis, enerjik, apatis, dalam menatap masa depan. Penata I Wayan  Suwintara NIM : 2007.02.007 Program Studi : Seni Karawitan

 

 

 

Aspek Pendukung

¨  menurut saya, dari hasil rekaman garapan karawitan “ Grunyam” , di lihat dari segi penyajian tabuhnya sudah baik tetapi lebih bagusnya dalam penampilan perlu juga diperhatikan ekspresi dan kekompakan pada saat pentas/ penampilan suatu karya seni/ konser. Ekspresi dalam menabuh serta kekompakan dalam bergaya dapat lebih mempengaruhi  jiwa penonton sehingga penonton dapat menikmati suatu pertunjukkan. Dalam pementasan garapan ini ada beberapa aspek yang mendukung diantaranya aspek lighting, sound system, dan penataan panggung.

 

Aspek Lighting

¨  Penataan lampu ( lighting ) kurang nyaman dan tidak rata kelihatan dari kejauhan. Sinar lampu hanya focus pada pemain kendang wadon dan gangsa/pemade disampingnya sehingga dari hasil rekaman ini kurang enak dilihat dari kejauhan karena lampu kurang merata dalam pentaanya. Dari penataan lampu lebih baik sinar lampu di tambah lagi biar lebih merata dalam suatu segi penataan cahaya. Disamping ditengah, pojok kiri dan kanan depan harus pakai lampu, belakang serta depan atas agar bisa menyinari keseluruhan.

 

 

Aspek Sound System

¨  Sound kurang seimbang, lebih menonjol instrument depan yaitu gangsa lebih kedengaran. Pada saat permainan riong tunggal sangat kedengaran suara riong kurang maksimal, dari segi sound perlu penambahan microfon lagi agar hasil rekaman suara garapan ini seimbang.

 

 

 

Penataan Panggung

¨  Penataan instrument kurang ditata sehingga instrument yang di belakang seperti kantil tidak kelihatan. Garapan ini menggunakan barungan gong kebyar yang jumlah instrumennya banyak setidaknya barungan gamelan ini harus di tata penempatan instrumennya. Penataan bisa mengubah posisi instrument atau menambahkan trap (tingkatan) pada instrument belakang agar ada keseimbangan dalam penataan instrument.

 

 

Sejarah dan perkembangan“ Gamelan Angklung “ di Br. Anyar Kaja, Kerobokan, Kuta Utara, Badung

Sejarah dan perkembangan“ Gamelan Angklung “ di Br. Anyar Kaja, Kerobokan, Kuta Utara, Badung

 

Selain gong kebyar, kini di Br. Anyar Kaja, Kerobokan, telah memiliki barungan gamelan angklung. Menurut pengamatan saya beserta sumber dari para sekee gong, pada tahun 2008 sebelum adanya gamelan angklung ini, sekee gong anak-anak di Br. Anyar Kaja, Kerobokan ini mengikuti parade gong kebyar anak-anak dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XXX. Pada saat itu Br. Anyar Kaja, Kerobokan merupakan wakil dari Duta Kabupaten Badung yang berhadapan dengan duta dari Kabupaten Gianyar. Dalam menunjang kegiatan ini  sekee gong beserta pengurus banjar mengadakan rapat dan menghasilkan kesepakatan bersama untuk membentuk kepanitiaan penggalian dana, salah satunya membuat kupon undian berhadiah. Kupon berhadiah itu disebarkan kepada masyarakat di lingkungan banjar maupun di luar lingkungan banjar. Dari hasil kupon udian berhadiah tersebut di pakai untuk membiayai parade gong kebyar anak-anak. Adapun sisa dari pembiayaan gong kebyar tersebut dan donatur dari pemuka-pemuka banjar, camat dan bupati, supaya dana itu bisa berguna timbulah gagasan-gagasan dari sekee gong, pengurus banjar, serta pemuka-pemuka masyaratkat untuk membeli barungan angklung. Karena angklung bagi masyarakat Bali sangat penting dalam suatu pelaksanaan upacara adat khususnya Pitra Yadnya ( orang meninggal ). Masyarakat sangat setuju dengan gagasan ini, maka dari itu sekee gong dan pengurus banjar rapat, intinya dalam rapat tersebut akan membeli gamelan angklung karena dalam upacara Pitra Yadnya masyarakat sering kesulitan mencari angklung untuk mengiringi upacara tersebut. Dari sanalah sekee gong beserta pengurus banjar membeli sebuah gamelan angklung untuk kepentingan upacara Pitra Yadnya khususnya di Br. Anyar Kaja, Kerobokan. Setelah adanya gamelan angklung mulailah latihan gending-gending angklung seperti gending Panca Ratih, Segara Madu, Galang Kangin, dan lain-lain yang nantinya akan digunakan untuk mengiringi prosesi upacara Pitra Yadnya. Setelah itu sekee gong mulai rapat untuk pembentukan sekee angklung dan membuat awig-awig/ peraturan. Salah satu dari awig-awig/ peraturan tersebut yaitu, jika krama/ warga banjar adat di Br. Anyar Kaja, Kerobokan melaksanakan upacara Pitra Yadnya ( kematian ) warga tersebut berhak mendapatkan angklung secara gratis. Selain untuk kegiatan adat di lingkungan banjar, sering kali dari banjar lain, desa, dan daerah lain seperti Denpasar yang dalam istilah bali “ngulemin” ( mengundang ) untuk mengiringi kegiatan upacara Pitra Yadnya yang bisa disebut dengan “keupah/ di sewa”. Singkat cerita, setiap enam bulan sekali tepatnya menjelang hari raya Galungan sekee angklung rapat mengenai pemasukkan dan pengeluaran seperti perawatan gamelan ataupun pengeluaran lainnya selama enam bulan. Dari sisa pemasukkan tersebut adanya kesepakatan akan dibagikan kepada setiap anggota sekee dan mendapatkan daging babi yang dalam istilah bali disebut “ nampah celeng “ untuk menyambut hari raya Galungan. Adapun sisa dari pemasukkan tersebut akan diserahkan ke banjar yang juga merupakan pemasukkan dari kegiatan yang ada di Br.Anyar Kaja, Kerobokan. Kegiatan ini masih tetap berjalan dan eksis  sampai saat ini. Dari adanya angklung, sekee dan pengurus banjar rapat dan menghasilkan keputusan untuk mendirikan sanggar tari dan tabuh yang bertujuan untuk mengarahkan generasi muda agar melestarikan seni budaya bali dan mencegah para generasi muda agar tidak melakukan kegiatan negative. Sanggar tari dan tabuh “ Ardha Nara Swari “ Br. Anyar Kaja, Kerobokan, Kuta Utara, Badung yang saat ini merupakan kegiatan di Br. Anyar Kaja, Kerobokan.

 

 

” Banjar Anyar Kaja Kerobokan “

“Br. Anyar Kaja Kerobokan”

 

Wilayah Br. Anyar Kaja berada di desa kerobokan, kec. Kuta Utara, kab. Badung. Luas wilayah balai banjar anyar kaja berkisar 800 m persegi. Sejarah dari terbentuknya banjar bermula dari perkumpulan masyarakat yang lama-lama makin banyak anggotanya dan membentuk suatu organisasi yang dinamakan banjar adat. Didalam melaksanakan kegiatan dalam organisasi tersebut dibentuklah suatu susunan kepengurusan yang terdiri dari ketua yaitu klian adat, wakil, bendahara, sekretaris, kesinoman ( juru arah ) dan masing-masing mempunyai tugas tertentu.

Kelian adat memimpin kegiatan yang ada di banjar dan wakil membantu kelian adat apabila klian adat berhalangan, bendahara bertugas dalam pendanaan ( dalam keuangan ), sekretaris bertugas dalam mendata/ mencatat segala kegiatan yang ada di banjar, dan kesinoman bertugas memberikan arahan kepada anggota banjar apabila ada kegiatan seperti rapat, gotongroyong ataupun upacara adat. Kegiatan yang dilaksanakan oleh banjar yaitu, Tri Hita Karana : Pawongan, Priyangan, Palemahan.

Pawongan : pembentukan suatu organisasi sekaa truna/truni ( muda/mudi )

Priyangan : membuat tempat suci di banjar dan melaksanakan upacara adat.

Palemahan : melaksanakan kegiatan gotong-royong.

Setelah itu ada juga yang disebut dengan banjar dinas yang terbentuk oleh dinas( pemerintah ) yang diketuai oleh klian dinas. Kegiatan dan tugasnya dikedinasan yaitu :

1. Nyensus penduduk terdiri dari penduduk masuk, pindah, lahir, meninggal.

2. Membuat KTP serta mengurus surat-surat.

3. Membentuk suatu oganisasi seperti PKK, posyandu.

4. Hansip

Dengan adanya perkembangan jaman dan penduduk maka kegiatan banjar lebih banyak dan padat dan terbagi menjadi tiga tempekan dengan tujuan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan-kegiatan yang ada di banjar. tempekan terbagi menjadi tiga antara lain tempekan kangin, tempekan tengah, dan tempekan kauh. Masing-masing tempekan tersebut dipimpin oleh seorang pengliman.

Didalam melaksanakan kegiatan adat ada suatu petugas keamanan yang dinamakan pecalang dan dalam dinas dinamakan Hansip. Selain itu ada pula sekaa gong, angklung, dan sekaa pesantian serta sanggar tabuh dan tari yang merupakan salah satu dari kegiatan adat.

 

” SENI DAN KESENIAN “

Seni dan kesenian adalah dua buah kata, yaitu : kata dasar dan bentukan yang menurut orang dikatakan memiliki pengertian yang sama, padahal kalau ditelusuri lebih jauh, keduanya memiliki perbedaan.

Kata seni banyak memiliki arti, yaitu :

1. Baik / bagus ( sifatnya kongkret )

2. Halus / luwes ( sifatnya abstrak )

3. Kecil

4. Indah

 

Seni adalah rasa kagum ( kesadaran jiwa ) karena pengaruh hasil karya manusia secara audio dan visual, sedangkan indah adalah rasa kesadaran jiwa karena pengaruh diluar karya manusia ( pengaruh alam ).

 

Seni mengungkapkan bermacam-macam parasaan, imajinasi, gambaran, khayalan, dorongan, naliri pikiran yang semuanya berpusat pada nilai estetis yang diungkapkan didalamnya. Seniman didorong oleh nilai keindahan. Keindahan bukan dalam arti dangkal, melainkan keindahan yang tercurahkan atas apa saja yang ada, maka seni mengungkapkan keluhuran dan keindahan manusia, kelucuan, keanehan, kegembiraan, dan kekejaman ( Magnissuseno, 1992 : 27 ).

Kesenian adalah dunia ide dan rasa yang berselimut estetika yang manifestasinya disebut karya seni. Sedangkan mengenai bentuk dan isinya tergantung pada jenis seninya, apakah ia seni tari, karawitan, pedalangan, seni rupa, seni sastra dan lain sebagainya. Seni merupakan hasil yang diperoleh lewat kegiatan cipta, rasa, karsa. Tidak sama, tapi tidak seluruhnya berbeda dengan sains dan teknologi, maka cipta dalam seni mengandung pengertian keterpaduan antara kreativitas, penemuan dan motivasi yang sangat dipengaruhi oleh rasa ( emotion, feeling ) ( Bandem, 1991: 1 ).

 

Ada banyak defenisi tentang kesenian, yaitu :

1. Secara sestematik ( menurut arti katanya ), kesenian adalah berhuhbun hal-hal yang berhubungan dengan kehalusan.

2. Secara leksikal ( arti menurut kamus ), kesenian adalah segala hasil ciptaan karya manusia yang dapat menggugah dan menimbulkan perasaan terharu.

3. Secara umum, kesenian adalah hasil ciptaan karya manusia yang mengandung unsure-unsur dalam keadaan utuh, lengkap dan harmonis.

BIODATA DIRI

 NAMA LENGKAP : I GEDE PUTRA SENA
 NAMA PANGGILAN : SENA
 ALAMAT : Gg. TIRTA EMPUL NO.2B, Br.ANYAR KAJA, KEROBOKAN, KUTA UTARA,BADUNG
 TEMPAT LAHIR : DENPASAR
 TNGGAL LAHIR : 08 JUNI 1992
 JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
 STATUS : BELUM MENIKAH
 PEKERJAAN : MAHASISWA
 HOBI : SUATU HAL YANG MENYANGKUT DENGAN KESENIAN DAN OLAHRAGA
 Setiap orang memiliki suatu kepribadian yang berbeda dengan kepribadian orang lainnya. Begitu juga dengan saya , yang tentu saja memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda dengan yang lainnya. Yang pastinya kali ini saya akan secara langsung memperkenalkalkan diri saya secara kepribadian.
 Saya sangat menyukai hal yang berbau mistis… tetapi sangat takut apabila bertemu secara langsung. Terkadang saya memiliki suatu sifat yang cukup sulit untuk di mengerti oleh orang lain. Diri saya memiliki jiwa yang kritis dengan suatu hal yang menurut saya tidak masuk akal, dan tidak dapat dicerna dengan baik oleh otak saya, maka muncullah sifat kritis saya tersebut.
 Menurut orang lain yang saya knal terutama kekasih saya sendiri , say a memiliki sifat egois yang cukup sulit untuk di tahan. Dan tetapi kebanyakan orang yang mengenal saya, saya orangnya polos, baik dan ramah kepada siapa saja yang saya kenal.
 Sekian kepribadian saya yang dapat saya ceritakan kepada anda semua, semoga dengan saya menceritakan kepribadian saya , kita semua dapat mengenal lebih dalam lagi dengan teman-teman yang lainnya. Dan menjadi teman yang dapat mengisi kekurangan teman lainnya.
 Demikian biodata diri ini saya sampaikan. Apabila ada salah kata yang terucap, sekiranya dapat di maafkan. Sekian dan terimakasih