putrajaniasa


MENGENAL BARUNGAN BALAGANJUR

Balaganjur adalah sebuah orkestra tradisional Bali yang memiliki perangai keras, didominasi oleh alat-alat perkusi dalam bentuk lepas. Ciri yang sangat menonjol untuk menentukan identitas Balaganjur bahwa umumnya dimainkan sambil berjalan kaki untuk mengiringi kegiatan-kegiatan tertentu yang sifatnya prosesi. Balaganjur terbentuk dari berbagai jenis alat dengan “warna” suara yang beraneka ragam. Kendati demikian, semua jenis alat tersebut masih memiliki kesamaan dari cara memainkannya yaitu dengan cara dipukul.Secara fisik Balaganjur didominasi oleh instrumen-instrumen berpencon, bentuk instrumen-instrumen tersebut pada dasarnya sama, hanya saja terdapat perbedaan ukuran besar-kecil setiap bagian instrumen. Alat-alat yang menjadi kesatuan barungan Balaganjur dapat dikelompokkan menjadi kelompok instrumen pemegang melodi, kelompok instrumen pemberi ornamentasi, kelompok  instrumen pemurba irama dan kelompok instrumen pengatur matra.
Kelompok instrumen pemegang melodi, dimainkan oleh enam orang penabuh (pemain gamelan); empat orang pemain reyong dan dua orang sebagai pemain ponggang. Instrumen pemberi ornamentasi yaitu cengceng kopyak, pemainnya tidak tetap  antara enam sampai duabelas  orang. Kelompok instrumen pemurba irama yaitu dua buah kendang (lanang-wadon) dimainkan oleh dua orang. Instrumen pengatur matra; meliputi dua buah gong (lanang-wadon) dimainkan oleh seorang penabuh, sebuah tawa-tawa, sebuah kempli, sebuah kempul dan sebuah bende yang masing-masing dimainkan oleh seorang penabuh. Karena Balaganjur adalah musik prosesi, maka diperlukan tenaga tambahan yang membantu membawakan gong empat orang, kempul satu orang dan bende satu orang.  Jadi secara keseluruhan penabuh yang diperlukan untuk mendukung penyajian Balaganjur antara 25 sampai 35 orang.
Balaganjur merupakan salah satu wujud kesenian yang hingga sekarang masih mencerminkan karya seni yang adiluhung, sehingga harus dilestarikan keberadaannya. Namun demikian kedudukan Balaganjur akhir-akhir ini telah menghadapi masalah yang dapat dikatakan dilematis, meskipun tidak secara keseluruhan meng-anggap demikian. Pada satu pihak merisaukan bahwa Balaganjur tengah terancam nilai-nilai keasliannya, disisi lain justru keberadan Balaganjur semakin kokoh, kendatipun ditengah-tengah gelombang modernisasi yang begitu pesat.

Diringkas dari: Buku Pengantar Karawitan II


is | Topic: Lainnya | Tags: None

No Comments, Comment or Ping

Comments are closed.