Geguritan

Geguritan merupakan sastra kuno yang mempunyai karakteristik sastra lama atau klasik yang anonim, yakni tanpa nama pengarang serta penulis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa Geguritan berasal dari kata gurit yang berarti sajak atau syair. Ciri-ciri geguritan yaitu keberadaan pupuh yang membentuk geguritan seperti : pupuh pucung, durma, sinom, pangkur, semarandana, dandang, ginada, demung. Dalam menikmati geguritan dengan membaca itu tidak bisa disamakan dengan membaca karya sastra yang tergolong prosa.

Geguritan harus dinikmati dengan membaca sambil melagukan sehingga kenikmatan yang didapat semakin menembus hati. Karya-karya sastra yang berbentuk pupuh terikat oleh aturan yang disebut Pada Lingsa. Pada Lingsa adalah jumlah baris dalam setiap bait serta jumlah suku kata di setiap baris dan bunyi akhir dari setiap baris.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka definisi geguritan adalah sastra dalam bentuk syair yang biasanya dinyanyikan dengan tembang yang sangat merdu.

Rahina Buda Cemeng Klawu

Rahina Buda Cemeng Klawu atau biasanya juga disebut Buda Wage Klawu merupakan hari pemujaan terhadap Bathara Rambut Sedana atau juga dikenal dengan Dewi Sri, yang melimpahkan kemakmuran dan kesejahtraan. Rahina Buda Cemeng Klawu ini jatuh pada Rabu Wage Klawu Kalender Caka Bali yang diperingati setiap Enam bulan Sekali oleh masyarakat Hindu Bali.

Menurut umat Hindu di Bali meyakini bahwa Bhatara Rambut Sedana sedang melaksanakan yoga dan dipercaya juga pada hari ini tidak diperbolehkan menggunakan uang untuk hal-hal yang sifatnya tidak kembali berupa wujud barang,misalnya bayar hutang atau menabung karena dipercaya uang atau kekayaan tersebut nantinya tidak dapat kembali selamanya dan menghilang oleh sifat tamak atau serakah kita sebagai manusia.

Tehnik Memainkan Kajar Trenteng

Kajar Trenteng merupakan Instrumen yang ada pada barungan Gamelan Gong Kebyar, Semara Pagulingan, dan Pelegongan. Instrumen ini berukuran kecil dan berbentuk lingkaran. Instrumen inni biasanya dimanikan saat gending tabuh Pategak dan juga bisa untuk mengiringi tari Legong.

Tata cara memainkannya adalah menggunakan dua tangan yang satu memegang panggulnya dan tangan yang satu memegang muka dari kajar tersebut. Pola permainannya yaitu dengan mengikuti alunan pola kendang kerumpungan yang nantinya akan mengahasilkan tehnik yang dinamis. Pada Umumnya Kajar Trenteng ini dimainkan pada Gending Palegongan, oleh karena Tari Legong pada umumnya diiringi oleh Gamelan Palegongan dan dalam barungan tersebut terdapat instrumen Kajar Trenteng.

Tehnik Memainkan Reong dalam Barungan Gamelan Gong Kebyar

Dalam Barungan Gong Kebyar terdapat kurang lebih 18 jenis instrumen. Dalam barungan Gong Kebyar ini memiliki laras pelog 5 nada yaitu : nding, ndong, ndeng, ndung, dan ndang. Dalam instrumen Gong Kebyar terdapat instrumen Reong. Instrumen ini berupa pencon yang berjumlah 12, memiliki 2 oktaf (tinggi rendahnya suatu nada). Pencon yang berjumlah 12 itu diawali dari nada ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung. Cara memainkan instrumen ini adalah dengan dua tangan memegang panggul, seperti memangang sate.

Dalam permainan Instrumen Reong ini terdapat tehnik-tehnik yang harus diketahui terlebih dahulu. Seperti video diatas terdapat tehnik norot yang dimainkan oleh salah satu pemain reong dari kerobokan. Norot yaitu memukul pencon reong sesuai nada pokok dari pembawa lagu atau gending. Pada umumnya tehnik norot dimainkan mengikuti jalinan nada-nada dari pemangku lagu atau dalam unstrumennya adalah Penyacah. Jadi seperti itu salah satu tehik permainan reong yang secara umum di dalam Barungan Gong Kebyar.

tes prema

tes prema