SEMAR PAGULINGAN

This post was written by pandewidya on April 7, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

SEMAR PAGULINGANimages

Gamelan yang dalam lontar Catur  Murni disebut dengan gambelan Semara Aturu ini adalah barungan madya,yang bersuara merdu sehingga banyak dipakai untuk menghibur raja-raja pada zaman dahulu.Karena kemerduan suaranya,gambelan Semar Pagulingan (Semar = samara,Pagulingan = tidur) konon biasa dimainkan pada malam hari ketika raja-raja akan keperaduan (tidur).Kini gambelan ini bias dimainkan sebagai sajian tabuh instrumental dan atau untuk mengiringi tari-tarian maupun teater.

Masyarakat Bali mengenal dua macam Semar Pegulingan di Bali : yang berlaras pelog 7 (tujuh) nada dan belaras 5 (lima) nada.Kedua jenis Semar Pegulingan secara fisik lebih kecil dari pada Gong Kebyar terlihat dari ukuran instrumennya gangsa dan teromponga yang lebih kecil dari pada yang ada di Gong Kebyar.

Instrumentasi gambelan Semar Pegulingan (milik STSI Denpasar) meliputi :1 bua terompong (12 buah pencon) ; 2 buah gender rambat (berbilah 14); 2 buah gangsa barungan (berbilah 14); 4 tungguh gangsa gantungan pemade; 4 tungguh gangsa gantungan kantil; 2 tungguh jegogan; 2 tungguh jublag (masing-masing berbilah 7); 2 buah kendang kecil; 1 buah kajar; 1 buah klenang; 1 buah kempur (gong kecil); 1 pangkon ricik; 1 buah gentorag; 1-2 rebab dan 1-2 buah suling,dan memiliki fungsi sebagai :

  1. 2 tungguh Gender Rambat, yaitu alat musik wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang diletakkan di atas tungguh kayu dengan resonator bamboo. Fungsinya sebagai pembawa lagu menggantikan terompong. Panjang wilahannya lbh kurang 13 -15 cm, lebarnya lebih kurang 3 – 4,5 cm, tipisnya lbh kurang 2 – 3 mm.
  1. 1 tungguh Trompong, 14 pencon, yaitu instrument musik menyerupai gong yang terdiri dari 14 buah yang diletakkan di atas rak.  Diameternya beragam mulai dari ukuran yang paling kecil hingga terbesar, yaitu  mulai dari 12 – 20 cm, dengan tinggi permukaannya lbh kurang 10 cm.
  1. 4 tungguh gangsa Pemadih atau Pemade, 7 bilah, istrumen wilahan yang diletakkan di sebuah rak kayu dari bahan kayu nangka, dengan resonator yang terbuat dari bamboo. Panjang wilahannya lebih kurang 15 – 25 cm, lebar 3 – 4,5 cm dengan ketebalan 2 – 3 mili meter.
  1. 4 tungguh gangsa Kantil, 7 bilah, yaitu alat musik wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang terdiri dari tujuh wilahan yang diletakkan di atas rak yang terbuat dari bahan kayu, dengan resonator dari bambu. Panjang wilahannya adalah beragam dari yang kecil hingga yang besar, yaitu sekitar  panjang 15 – 25 cm, lebar lebih kurang 4 – 5 cm, dan ketebalan lbh kurang 2 – 3 mili meter. Alat ini dimainkan dengan menggunakan sebuah alat pemukul (stik) dengan tangan kanan dan tangan kiri berfungsi sebagai damper, untuk me­mute suaranya.
  1. 2 buah Juglag, 7 wilahan, yaitu alat musik wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang diletakkan di atas rak atau tungguhan yang terbuat dari bahan kayu dengan tinggi lebih lkurang 40 – 45 cm. Panjang wilahannya lebih kurang antara 40 – 45 cm, lebar 4 – 6 cm dan ketebalannya lebih kurang 3 – 4 cm,  dan diletakkan di atas resonator bambu.
  1. 2 tungguh Penyelah , 7 bilah yaitu alat musik wilahan yg lebih kecil dari Juglag, yaitu wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang diletakkan di atas rak atau tungguhan yang terbuat dari bahan kayu dengan tinggi lebih lkurang 30 – 40 cm. Panjang wilahannya lebih kurang antara 30 – 35 cm, lebar 4 – 5 cm, dan ketebalan 2 – 3 mili meter. Wilahan tersebut diletakkan di atas resonator bamboo. Dimainkan dengan dua buah stik (tangan kiri dan kanan);
  1. 2 tungguh Jegogan, 7 bilah, yaitu isntrumen wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang diletakkan dalam sebuah rak yang terbuat dari bahan kayu dan didalamnya terdapat resonator dari bamboo dengan tinggi lebih kurang 40 – 45 cm. Panjang wilahannya lebih kurang 25 – 30 cm, dengan lebar 3 – 4 cm dan ketebalan lebih kurang 2 – 3 mm.
  1. 1 gong Gayor  yaitu gong yang diletakkan di rak yang terbuat dari bahan perunggu dengan diameter 45 – 55 cm, dengan tinggi permukaan 5 – 7 cm. Alat ini biasanya biasanya berpasangan dengan kenong dan Kempur, namun dalam Semar Pagulingan alat musik kempur tidak dipergunakan.
  1. 2 buah Kendang Krumpungan, yaitu kendang lanang dan kendang wadon, yaitu gendang dua sisi. Kedua gendang ini pada prinsipnya ukurannya sama, hanya fungsinya dalam ensambel musik yang dibedakan serta pelarasannya. Panjangnya lebih kurang 60 cm, dengan diameter sisi kiri 20 cm, dan sisi kanan 24 cm. Gendang ini terbuat dari bahan kayu nangka dan membrannya terbuat dari kulit sapi. Gendang ini dipukul dengan menggunakan satu buah alat pemukul (stik) untuk tangan kanan, dan tamparan tangan untuk tangan kiri.
  1. 1 kendang Bebarongan, gendang kecil, ukurannya lbh kurang 55 cm, diameter membrannya lbh kurang 20 cm sebelah kiri dan 24  cm sebalah kanan.
  1. 1 buah Ceng-Ceng Rucik, ceng-ceng yg lbh kecil dari biasanya, yaitu sejenis simbal dengan diameter lebih kurang 8 – 9 cm, dengan ketebalan lebih kurang 1 – 2 mm.
  1. 1 buah Gentorak, sejenis genta yang terdiri dari beberapa buah genta kecil. Cara memainkannya dengan menggoyangkannya, sehingga suaranya gemerincing. biasa dipakai dlm upacara, terbuat dari perunggu. Diameter gentanya lebih kurang 2 – 4 cm, dengan tinggi permukaannya sekitar 3 – 4 cm, dan ketebalannya lebih kurang 1 mili meter.
  1. 1 buah Kajar, yaitu sejenis gong kecil yang berpencu yang berfungsi sebagai tempo. Biasa juga disebut kethuk. Diammeternya lebih kurang 15 cm, dengan tinggi permukaannya lbih kurang 10 cm, dan ketebalan lbh kurang 1 – 2 mili meter.
  1. 1 buah Kenong, merupakan gong kecil yang diletakkan di atas rak yang terbuat dari bahan perunggu, dengan ukuran diameter lebih kurang 15 – 17 cm, dan tinggi 8 – 10 cm dengan ketebalan lebih kurang 1 – 2 mm;
  1. 1 buah Klenang, adalah juga sejenis gong kecil  yang terdiri dari satu buah terbuat dari bahan perunggu berfungsi sbg pemanis tempo atau penyela. Bentuknya hampir sama dengan Kajar, demikian juga ukurannya.
  1. 2 tungguh Kempyung, terdiri dari dua nada, yaitu sejenis gong kecil dgn diameter 15 cm dan tingginya lbh krg 10 cm dan ketebalannya lebih kurang 1 – 2 mm;
  1. 1 buah Rebab, yaitu alat musik gesek bersenar dua, dengan panjang lebih kurang 70 – 100 cm. Terbuat dari bahan kayu nangka, dengan senar dari bahan metal, dan membrane dari kulit, dan terdiri dari alat penggesek (bow).
  1. 4 buah Suling, yaitu end blown flute, yaitu suling yang terbuat dari bahan bambu dengan panjang lebih kurang 25 – 30 cm, dengan diameter 1 – 1,5 cm.

Intrumen yang memiliki peran penting dalam barungan ini adalah terompong yang merupakan pemangku melodi.Terompong adalah instrument bermoncol (masuk keluarga gong ),yang ditempatkan berjejermulai nada rendah hingga yang tertinggi.dalam satu pangkon terdiri dari 14-16 moncol dengan setiap moncol satu nada.Terompong mengganti peran suling dalam Penggambuhan dalam hal memainkan melodi dengan dibantu rebab,suling,gender rambat,dan gangsa barangan.Sebagai pengisi irama adalah jublag dan jegogan yang masing-masing pemangku lagu,semntara kendang merupakan instrument yang memimpin perubahan dinamika tabuh.Gending-gending Semar Pegulingan banyak mengambil gending-gending Pagambuhan. Beberapa desa yang hingga masih aktif memainkan gambelan Semar Pegulingan adalah;Sumerta ( Denpasar ),Kamasan ( Klungkung ),Teges dan Pliatan ( Gianyar ).

Kesamaan unsur-unsur gambelan Pegambuhan dengan Semar Pegulingan yang paling menonjol adalah kesamaan dari sebagian besar repertoar lagunya.Kesamaan ini otomatis menyangkut sebagian besar unsur musical terutama struktur lagu,pola melodi dan ritme,dinamika,juga pola permainan instrumen-instrumen pengatur matra dan instrument-instrumen ritmis.Kesamaan yang lain adalah pengguanaan sebagian besar instrument ritmis dan pengatur matra.Beda penggunaan instrumen dalam gembelan Semar Pegulingan dengn gambelan Pegambuhan hanya terletak pada instrument-instrumen melodisnya.Kalau gambelan Pegambuhan menggunakan suling besar,sedangkan gambelan Semar Pegulingan menggunakan terompong dan keluarga gangsa ( saron yang di gantung ) sebagai instrument melodis.Rebab yang dalam Pegambuhan sebagai pemegang melodi pokok bersama-sama suling,dalam gambelan Semar Pegulingan hanya untuk memperkaya dan memperpanjang durasi melodi.Pola dalam permainan rebab dan suling dalam Semar Pegulingan telah mempunyai pola tersendiri dalam merealisasi melodi-melodi pokok yang dimainkan oleh terompong.

Bentuk instrumen rebab dalam gambelan Pegambuhan dan rebab dalam gambelan Semar Pegulingan pada prinsipnya sama,sedangkan suling dalam gambelan Semar Pegulingan digunakan suling menengah dan suling titir.

Terompong dan gangsa sebagai intrumen melodis dalam gambelan Semar Pegulingan dpat digunakan untuk memainkan hamper semua reperator pegambuhan berikut dengan ragam patetnya.Instrumen-instrumen keluarga gangsa mulai yang bernada terendah seperti jegogan,jublag.gangsa,pemade,dan gangsa kantilan,dalam satu pangkon hanya terdiri tujuh bilah nada.

Intrumen-instrumen pengtur matra dalam gambelan Pegambuhan dan gambelan Semar Pegulingan pada umumnya sama yaitu kempul,kajar,klenang,dan gumanak  hanya saja instrument gumanak belakangan ini jarang digunakan dalm gambelan Semar Pagulingan.Bentuk serta ukuran instrument-instrumen tersebut baik dalm gambelan Pegambuhan maupun dalam gambelan Semar Pegulingan tidak menunjukan perbedaan prinsip.Demikian hanya denagn instrument-instrumen ritmis,bentuk,ukuran,dan penggunaannya baik dalam gambelan Pegambuhan  maupun dalam gambelan Semar Pegulingan adalh sama yaitu kendang krumpungan,ricik,kangsi,dan genta orag.Terhadap masing-masing perangkatnya,semua intrumen-instrumen tersebut baik pengatur matra maupun instrument ritmis memiliki pola permainan yang sama.Demikian juga hubungan pola permainan antara instrument yang satu dengan yang lainnya.

Kesamaan jenis fisik,bentuk fisik,uukuran instrument dan fungsi terhadap perangkatnya secara langsung menyebabkan cara memainkanya juga sama.Lain halnya dengan instrumen melodis pada gambelan Semar Pegulingan sangat berbeda dengan instrumen melodis pada gambelan Pegambuhan,yang ini tentu menyebabkan cara prmainan instrument yang berbeda pula.Kalau dalam gambelan Pegambuhan instrumen melodis pokok dimainkan dengan cara ditiup,dalam gambelan Semar Pegulingan instrument melodis pokok (terompong) dimainkan dengan cara dipukul dengan sepasang panggul (alat pukul).

Terompong dipukul dengan dua panggulyang terbuat dari batang kayu,setengah sebagai tempat memegang dan setengahnya lagi dililit dengan benang merupakan bagian dari yang dipukulkan.Gangsa dan kantil dipukul dengan panggul yang berbentuk hammer,juga terbuat dari kayu .Jublag juga dipukul dengan panggul yang berbentuk hammer,hanya saja karena diperlukan durasi sura yang agak panjang,pada bagian yang dipukulkan diisi dengan karet agar lebih lembek dan lentur.Sedangkan pangggul jegogan mrip dengan panggul gong dan kempur,hanya saja tangkainya dibuat lebih panjang agar dapat ,menjangkau bilah nada yang cukup besar dan panjang.

Kesamaan bentuk musikal terutama repertoar lagu dan hubungan kait denggan antara gambelan  Semar Pegulingan dengan gambelan Pegambuhan juga perkuat oleh deskripsi yang terdapat dalam lontar Prakempa dan Aji Gurnita sebagai berikut ; “Nyata gegambelan Semar Pegulingan naran samara aturu,gendingan Pegambuhan maka gegambelan,barong singa”(Dan itu gambelan Semar Pegulingan artinya atau bernama Semara Aturu,lagunya Pegambuhan untuk mengiringi tari Barong Singa).Penulis masih belum memahami apa yang dimaksud gambelan Semar Pegulingan sebagai iringan barong singa,sebab dewasa ini Semar Pegulingan di Bali bakanlah gambelan khusus iringan tari tertentu.Gambelan Semar Pegulingan biasanya dimainkan sebagai musik protokoler pada upacara-upacara adat dan keagamaan.Selain itu tari Barong Singa hingga saat ini belum prnah telihat keberadaanya di Bali,yang ada adalah Barong Macan .Kendatipun dewasa ini dalam gambelan  Semar Pegulingan sering digunakan untuk mengiringi dramatari Gambuh belumlah dianggap sebagai tradisi,karena hal itu dilakukan dengan alas an fleksibelitas dan salah satu penambahan fungsi gambelan Semar Pegulingan.

 Adanya kesamaan hamper semua repertoar lagu Pegambuhan dengan gambelan Semar Pegulingan bukan berarti gambelan Semar Pegulingan tidak memiliki ciri musikal.Perbedaan jenis,bentuk,bahan dan teknik permainan instrument-instrumen melodis Semar Pegulingan menyebabkan lagu-lagu  Pegambuhan menyesuaikan diri dengan medianya yang baru.Melodi-melodi yang sebelumnya dimainkan lewat media suling dan rebab,di transfer ke dalam instrument bermoncol dan berbilah yang tentunya di ikuti teknik dn pola permainannya,akan mengasilkan warna musikal yang berbeda pula.Dari segi pola  permainan instrument,melodi-melodi yang dalam gambelan Pegambuhan  di ungkapkan dengan sederhana mengalir lewat media suling,dalam gambelan Semar Pegulingan di tambah dengan pola permainan kotekan (interlocking) lewat media gansa dan kantil.

Gambelan Pegambuhan dan Semar Pegulingan sama-sam menagnut sistam pelarasan pelog tujuh nada.Apabila gambelan Pegambuhan mampu menurunkan lima macam  tetekep ( patet ),gambelan Semar Pegulingan juga mampu menurunkann lima patutan ( patet ).Kelima patutan tersebut memilki nama yang sama dengan tetekep yang ada pada gambelan gambelan Pegamabuhan ,yaitu patutan selisir,patutan tembung,patutan sundaren,patutan baro,dan patutan lebeng.Prinsip patet kedua gambelan pada dasarnya sama ,yaitu nada yang jumlahnya tujuh terbagi  menjadi dua yaitu lima nada pokok dan dua buah nada pemero.Karakter masing – masing patet dalam gambelan Semar Pegulingan kendatipun telah berbeda warna musikalnya dengan gambelan Pegambuhan ternyata juga dapat menampilkan kesan yang serupa.Seperti misalnya patutan selisir berkarakter halus,patet tembung berkarakter keras,dan patet sudaren berkarakter antara halus dan keras.

Banyaknya unsur kesamaan antara gambelan Semar Pegulingan dengan gambelan Pegambuhan menyebabkn gambelan Semar Pegulingan belakangan inijuga sering digunakan untuk mengiringi dramatari Gambuh.Menurut keterangan I Wayan Dibia ( seorang pakar tari Bali ),menarikan dramatari Gambuh dengan iringan Semar Pegulingan tidak mengalami kesulitan yang berarti.Hal yang membedakan hanya dari segi suasana ( mood ),sebab Semar Pegulingan selain warna suaranya berbeda dengan Pegambuhan,juga lebih ramai dan keras.

Kesamaan unsur-unsur gamelan  Pegambuhan dengan gamelan Semar Pagulingan yang paling menonjol adalah kesamaan ini secara otomatis  menyangkut sebagian besar unsur musikal terutama unsur lagu , pola melodi dan ritme,dinamika juga pola permainan instrumen-instrumen pengatur matra dan instrumen-instrumen ritmis Kesamaan yang lain adalah penggunaan sebagian besar instrumen ritmis  dan pengatur matra.  Beda penggunaan instrumen dalam gamelan smar pagulingan dengan gamelan pengambuhan hanya terletak pada instrumen-instrumen melodisnya. Kalau gamelan pengambuhan menggunakan suling besar,gamelan smar pagulingan menggunakan trompong dan keluarga gangs ( saron yang digantung) sebagai instrumen melodis. Rebab yang dalam gamelan pengambuhan  sebagai pemegang melodi pokok bersama-sama suling , dalam gamelan smar pagulingan hanya untuk memperkaya dan memperpanjang durasi melodi.pola permainan rebab dan suling dalam gamelan smar pagulingan telah mempunyai pola tersendiri dalam merealisasi melodi-melodi pokok yang dimainkan oleh trompong.bentuk instrumen rebab dalam gamelan pengambuhan dan rebab dalam gamelan smar pagulingan pada prinsipnya sama,sedangkan suling dalam gamelan smar pagulingan digunakan suling menengah dan suling titir.trompong dan gangsa sebagai instrumen melodis dalam gamelan smar pagulingan dapat digunakan untuk memainkan hampir semua repertoar pengambuhan berikut dengan ragam patetnya.trompong adalah instrumen bermoncol (masuk keluarga gong) ,yang ditempatkan berjejer mulai dari yang bernada  rendah hingga yang tertinggi. Dalam satu pangkon terdiri dari  14-16 moncol satu nada. Gamelan semar pagulingan juga memiliki sistem pelarasan pelog tujuh nada ( saih pitu),ini berarti ada dua oktaf (gemyangan) nada dalam instrumen trompong tersebut.instrumen –instrumen keluarga gangsa mulai yang bernada terendah seperti jegogan,jublag,gangsa pemade,dan gangsa kantilan dalam satu pangkon hanya terdiri dari tujuh bila nada.

Instrumen -instrumen pengatur matra dalam gamelan pengambuhan dan gamelan smar pagulingan pada umumnya sama yaitu kempul,kajar,klenang,dan gumanak hanya saja instrumen gumanak belakangan ini jarang digunakan dalam gamelan smar pagulingan. Bentuk  serta ukuran instrumen-instrumen tersebut baik dalam gamelan pengambuhan maupun dalam gamelan smar pagulingan tidak menunjukan perbedaan prinsipil. Demikian halnya dengan instrumen-instrumen  ritmis,bentuk,ukuran,dan penggunaannya baik dalam gamelan Pengambuhan maupun Smar pagulingan adalah sama yaitu kendang krumpungan,ricik,kangsi,dan genta orag. Terhadap masing-masing perangkatnya,semua instrumen-instrumen tersebut baik pengatur matra maupun instrumen ritmis memiliki pola permainan yang sama. Demikian juga hubungan pola permainan antara instrumen yang satu dengan lainnya.Kesamaan jenis,bentuk fisik,ukuran instrumen dan fungsi terhadap perangkatnya secara langsung menyebabkan cara memainkannya juga sama.

Kesamaan bentuk musikal terutama repertuar lagu dan hubungkait antara gamelan semar pegulingan dngan gambelan pegambuhan juga diperkuat oleh deskripsi yang terdapat dalam lontar Prakempa dan Aji Gurnita sebagai berikut:’’nyata gegambelan semar pegulingan ngaran semara aturu,gendingnya pegambuhan maka gegambelan barong singa’’(Dan itu gamelan semar pegulingan artingya atau bernama semara aturu,lagunya pegambuhan untuk mengiringi tari barong singa). Penulis masih belum memahami apa yang dimaksud dengan gambelan semar pegulingan sebagai iringan barong singa,sebab dewasa ini gamelan semar pegulingan di Bali bukanlah gamelan khusus iringan tari tertentu. Gamelan semar pegulingan biasanya dimainkan sebagai musik protokoler pada upacara-upacara adat dan keagamaan selain itu tari barong singa hingga saat ini belum pernah penulis lihat keberadaannya di Bali,yang ada adalah barong macan. Kendatipun dewasa ini gamelan semar pegulingan sering digunakan untuk mengiringi drama tari gambuh belumlah dianggap sebagai tradisi,karena hal itu dilakukan dengan alasan fleksibelitas dan salah satu penembahan fungsi gamelan semar pegulingan.

Adanya kesamaan hampir semua repertuar lagu pegambuhan dengan gamelan semar pegulingan bukan berarti gamelan semar pegulingan tidak memiliki ciri musikal. Perbedaaan jenis, bentuk,bahan,dan tekhnik permainan instrumen-instrumen melodi semar pegulingan menyebabkan lagu-lagu pegambuhan menyesuaikan diri dengan medianya yang baru. Melodi-melodi yang sebelumnya dimainkan lewat media suling dan rebab,ditransfer kedalam instrumen bermoncol dan berbilah yang tentunya diikuti tekhnik dan pola permainnannya,akan menghasilkan warna musikal yang berbeda pula. Dari segi pola pemainan instrumen,melodi-melodi yang dalam gamelan pegambuhan diungkapkan dengan sederhana mengalir lewat media suling,dalam gamelan semar pegulingan ditambah dengan pola permainan kotekan (interlocking) lewat media gangsa dan kantil.

Gamelan pegambuhan dan semar pegulingan sama-sama menganut sistem pelarasan pelog tujuh nada. Apabila gamelan pegambuhan mampu menurunkan lima macam patutan (patet). Kelima patet tersebut memiliki nama yang sama dengan tetekep yang ada pada gamelan pegambuhan yaitu patet slisir,tembung,sundaren,baro,dan patet lebeng. Prinsip patet kedua gamelan pada dasarnya sama,yaitu pada nada yang jumlahnya tujuh terbagi menjadi dua macam yaitu lima nada pokok dan dua nada pemero. Karakter masing-masing patet dalam gamelan semar pegulingan kendatipun telah berbeda warna musikalnya dengan pegambuhan ternyata juga dapat menampilkan kesan yang serupa. Seperti misalnya patet slisir berkarakter halus,tembung berkarakter keras,dan patet sundaren berkarakter antara halus dan keras.

 

Daftar Pustaka

Arya Sugiartha, I Gede. 2008. Gamelan Pegambuhan “ Tambang Emas” Kerawitan Bali. Denpasar : Sari Kahyangan.

Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandan Seni Pertunjukan Bali. Bandung : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

Comments are closed.