RANGDA DAN BARONG

Posted by nyomanyudiawan on Juli 11, 2014
Lainnya

 IMG_0125

Rangda dan Barong selama ini diyakini oleh masyarakat Hindu Bali adalah berupa kesenian yang bersifat sakral. Namun dari mana asal usul kesenian ini, masih banyak dikalangan kita buta tentang hal itu, bahkan diantara kita ada yang beranggapan kesenian Rangda dan Barong berasal dari pengaruh budaya asing. Sumber yang perlu dikaji seperti Tatwa Kanda Empat Buta atau Eka Aksara, Dwi aksara, Tri Aksara, Panca aksara, Dasa aksara dan Wereastra, karena ini erat hubungannya dengan Tuhan termasuk Buwana Agung dan Buwana Alit. Ada yang mengatakan pulau Bali masih kosong dan manusia yang ada seperti sekarang konon berasal dari Jawa Timur dan India. Dimana ada suatu Desa yang mayoritas penduduknya umat Hindu Bali di situ kelihatan berkembang dengan subur, pada tiap-tiap rumah tangganya terdapat bangunan suci Sanggah dan didesanya ada Pura Tri Kahyangan, Pura Dalem, Pura Puseh dan Pura Desa. Begitu pula ditiap-tiap lokasi tanah kuburan, disitu ada Mrajapati, termasuk Hari Raya Nyepi, Galungan dan Kuningan, secara semarak hanya dirayakan oleh umat Hindu khususnya.

 

Pengertian Rangda :

Rangda artinya Ruang dan Ruang ini maksudnya adalah untuk menunjukan tempat dan tempat ini artinya Bumi (Ibu). Da artinya Ida/Beliau dan hal ini maksudnya, apabila kita menyebut nama Rangda berarti kita sedang membicarakan nama Ibu. Ibu ini artinya sama dengan Api, Dewanya Bhatara Brahma, yaitu berfungsi sebagai pencipta dan pelebur. Api ini juga artinya sama dengan Surya/Matahari. Untuk mengilustrasikan sifat Api yang demikian itu agar cocok dengan sifat yang dibawanya disitu lalu para pelukis di zaman dahulu menggoreskan dan menulis dalam wujud yang serba aneh, bermuka seram dan bertaring, tubuh tinggi dan besar, sehingga membuat takut dan ngeri bagi umat manusia yang melihat. Berdasarkan pengertian itulah makanya wujud ibu dapat digelar seperti Rangda sehingga Rangda ini disebut Jero Luh berfungsi sebagai tempat.

 

Pengertian Barong :

Barong artinya Bar/Bor dan Bor inilah yang kemudian disebut sebagai poros, karena keberadaan itu selalu berada ditengah-tengah serta fungsinya suka ngebor bagian tengah. ONG artinya O dan NG yaitu O menggambarkan sebelum ada apa-apa, ketika itu suasana kosong blong, tanpa pangkal dan tanpa ujung bulat bagaikan bola. Dengan demikian arti dari ONG adalah bertujuan untuk menyebut Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan hal ini artinya sama dengan Ibapa. Jadi bila kita menyebut nama Barong berarti kita sedang membicarakan sifat Tuhan dalam wujud Ibapa. Lalu Ibapa Dewanya disebut Bhatara Wisnu, Beliau ini berfungsi sebagai Maha Pemelihara untuk memelihara kehidupan diatas langit dan dibawah langit. Banes artinya Banyeh//Banyu dan Banyu yang dimaksud sama halnya dengan air. Jadi yang mendominasi adanya Ari-ari adalah air dan air itu Dewanya Wisnu, lalu menduduki arah utara. Lalu Pati artinya Mati. Raja artinya kepala dan kedudukannya berada diatas segala-galanya.

 

 

 

Pengertian Rangda dan Barong :

     Menurut Tatwa Kanda Empat Buta yaitu ketika sebelum ada apa-apa, disitu hanya ada kehidupan, yang memiliki fifat super prima dan Maha dari segala-galanya. Kejadian yang demikian itu, lalu diberi nama Sanghyang Eka Premana, artinya disitu hanya baru Satu ada kehidupan, yang bersifat Trasedental. Didalam lokasi Pura Dalem, pelinggih yang perlu dibangun adalah :

  1. Gegedongan sebagai tempat Bhatara Dalem ( Hyang Ibu)
  2. Padmasari sebagai tempat  I Ratu Nyoman Sakti Pengadangan (Hyang Ibapa)
  3. Padmasana sebagai tempat Sang Hyang Tiga Sakti
  4. Taksu Agung sebagai tempat I Ratu Sang Hyang Gilimaya
  5. Piasan sebagai tempat berias Ida Bhatara

 

Dibali sering disebut dengan nama Bayu Sabda Idep dan Taksu Agung. Adapun ketiga nama itu diartikan sebagai berikut :

  1. Bayu artinya bekerja dan berusaha sebaik-baiknya
  2. Sabda artinya berbicara dan berkatalah sebaik-baiknya
  3. Idep artinya berpikirlah sebaik-baiknya
  4. Taksu Agung adalah Sifat Tuhan yang berbeda-beda

 

Perwujudan Rangda Sebagai berikut :

  1. Diatas kepala Rangda nampak keluar Api
  2. Rangda itu matanya melotot dan mukanya seram menakutkan
  3. Rangda itu mulutnya lebar, giginya nampak dan bertaring, lidah panjang mengeluarkan Api
  4. Rambut Rangda itu terurai panjang
  5. Buah dada Rangda itu keluar
  6. Kuku tangan Rangda itu panjang
  7. Rangda berpakaian diatas lutut
  8. Rangda menari kesana kemari
  9. Rangda menari-nari dan bersandar kesana kemari terus sambil mencari kutu
  10. Rangda itu memanggil Ibanas Pati Raja
  11. Rangda ngeregepang japa mantra dan mukanya ditutupi kudung

 

 

Perwujudan Barong Sebagai berikut :

  1. Kepala Barong itu memakai ketu, menyerupai topi seorang pendeta
  2. Barong itu berkuping lebar
  3. Barong itu matanya melotot dan tidak berkedip
  4. Barong itu bermuka merah
  5. Mulut Barong itu tersenyum lebar
  6. Barong itu ekornya kitir-kitir
  7. Barong itu menari-nari dan bulunya terungkap-ungkap
  8. Barong itu menari-nari sambil melihat kiri kanan
  9. Barong itu menyerupai macan/sings
  10. Barong itu kadang dibentuk menyerupai babi

Jadi Rangda dan Barong yang selama ini berkembang dilingkungan umat Hindu Bali pda dasarnya adalah merupakan filsafat untuk menceritakan tentang Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam pengejewantahannya disebut sebagai Maha Ibu dan Maha Ibapa. Adapun kaitannya dengan aksara Bali yaitu Rangda disebut ONGKARA NGADEG dan Barong disebut ONGKARA SUMUNGSANG, serta Rangda juga disebut berbunyi ANG dan Barong disebut berbunyi AH.

Rangda dan Barong yang berkembang, dilingkungan umat Hindu Bali khususnya, adalah sebagai akar budaya spiritual Bangsa Indonesia pada umumnya dan Bali khususnya. Tari Rangda dan Barong pada dasarnya adalah untuk menceritakan sifat Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam hal ini disebut sebagai unsure Dualistik, berperan sebagai cikal bakal yang Maha mampu, akan menciptakan kehidupan apa saja termasuk umat manusia. Sehingga akhirnya kehidupan apapun yang tumbuh berkembang diatas Bumi dan dibawah langit semua itu berasal dari unsure yang dimaksud.

Comments are closed.