GAMELAN LEKO DI DESA PINGE
Pulau Bali kaya akan warisan budaya yang tidak bernilai
harganya.Hal ini menjadi suatu kebanggaan bagi kita sebagai
masyarakat Bali yang dominan mencintai seni budaya sebagai cirri
khas masyarakat pulau seribu Pura.Perlu adanya kesadaran kita
bersama untuk melestarikan warisan dari leluhur agar tidak nantinya
diklaim oleh orang lain yang notabene tidak ada sangkut pautnya
dengan warisan budaya yang kita miliki.Begitu juga warisan yang
terdapat di Desa Adat Pinge yang berada di Kabupaten Tabanan yang
ditetapkan bersdasarkan keputusan Bupati Tabanan no.337 tahun
2004.Desa Pinge terletak di Banjar Dinas Pinge,Desa Baru,Kecamatan
Marga,Kabupaten Tabanan.Desa Pinge juga memiliki potensi
kesenian yang cukup banyak.Ini bisa dimaklumi karena kehidupan
beragama(hindu)pada masyarakat Bali memiliki integrasi dengan
kebudayaannya.Karena ada kaitan antara kesenian dengan
kehidupan beragama maka akan didapat pengklarifikaisan kesenian
kesenian,ada yang sifatnya sakral,dan kesenian yang sifatnya profane
sebagai tontonan.
Leko adalah sebuah gamelan yang bersifat kuno dan sakral,tidak
satupun masyarakat Desa Pinge yang mengetahui secara pasti
tentang munculnya gamelan leko ini.Gamelan Leko biasanya
dipentaskan pada saat odalan dan Leko ini juga untuk mengiringi
tarian leko dan bumbung gebyog tarian ini menyerupai tarian joged
dan legong keraton dan keberadaan leko dan bungbung gebyog
sangat berkaitan dengan Pura Natar Jemeng yang terletak disisi utara
di Desa Pinge.Dari segi fisik,Leko ini agak mirip dengan gamelan rindik
atau jegogan,namun disisi lain,Gamelan Leko mempunyai keunikan
tersendiri,seperti dilihat dari segi fisik,gamelan Leko berdaun nada
12,namun setiap 2 nada,dipisahkan dengan kayu yang
membentang,dibawah daun(don)leko terdapat bumbung yang
fungsinya mengatur nada,bentuk dan plawahnya diukir,
yang terbuat dari kayu-kayu kuno yang sampe sekarang masih terjaga
keasrianya.Didalam barungan instrument leko,terdapat yang
namanya bumbung gebyog.
Adanya semangat dari generasi-generasi yang ada di desa pinge
untuk tetap mewarisi koleksi-koleksi tabuh petegak serta tabuh-
tabuh leko pengiring tari-tarian,bisa menjadi acuan bagi generasi
muda yang ada dibali untuk tetap memplajari seni-seni budaya yang
kita meliki.
Instrument-instrument pada gamelan Leko:
1.Pemade
2.Kantilan
3.Kecek Ricik
4.Kajar
5.Jegogan(Unir)
6.Gong Pulu
7.Bumbung Gebyog
Dalam permainan gamelan Leko ini,para pemain diwajibkan memakai
pakaian leko,karena gamelan leko ini tidak boleh dimainkan secara
sembarangan.Namun para pemain(penabuh)leko sampai sekarang
hanya satu yang masih hidup.Dan gamelan Leko ini sudah menjadi
gamelan sakral yang tidak sembarang orang boleh memainkannya.
Posted Under:
Tulisan
This post was written by nyomansudarmika on November 5, 2012
Comments (1)
I Wayan Suan
Bapak I Wayan Suan adalah seorang seniman alam.Bapak I Wayan
Suan lahir pada tanggal 3 desember tahun 1955,bertempat di desa
Luwus kec.Baturiti kab.Tabanan.Beliau mempunyai empat
saudara.Beliau mengenyam pendidikan hanya sampai tamatan
sekolah dasar(SD)beliau tidak bisa melanjutkan ke jenjang sekolah
yang lebih tinggi,karena beliau tidak mempunyai biaya .Dari masa SD
beliau sudah ikut dalam barungan Gong Kebyar di Desa Luwus,beliau
sangat lihai dalam bidang gamelan,karena memang keturunan dari
orang tuanya sebagai seniman.Setelah tamat SD,beliau sudah belajar
membuat gamelan rindik bambu,dan beliau pun juga mahir bermain
rindik dengan ke empat saudaranya.Namun sekarang ini hanya beliu
dan adiknya yang ke tiga yang masih menekuni bakatnya dalam
bidang seni.Beliau membuat rindik bukan hanya hoby,namun
pembuatan rindik itu pun sebagai mata pencaharian beliau.Beliau
sangat terkenal sebagai pengrajin rindik hingga beliau sampai
diundang untuk bermain rindik ke hotel,ataupun ke tempat resepsi
pernikahan.Sesudahnya beliau menikah,Beliau memutuskan untuk
mengajar seke joged bumbung.Seke joged bumbung yang ada didesa
Luwus dibawah pimpinan beliau sangat berkembang,hingga Desa
Luwus terkenal dengan pembuatan rindik dan seke joged yang
megitu menarik pada saat itu.Setelah terkenalnya seke joged di Desa
Luwus,beliau pun mendapat kehormatan untuk mengajar seke joget
yang ada didesa-desa lain,hingga sampai ke kabupaten
Buleleng.Disamping itu,seiring berjalannya waktu,beliau juga sempat
mengajar dalam gamelan gong kebyar.Namun sekarang ini beliau
sudah tidak melanjutkan untuk mengajar,karena beliau hanya ingin
melanjutkan hari-harinya membuat gamelan rindik.Rindik hasil karya
beliau sangat diminati oleh pencinta rindik khususnya di Kabupaten
Tabanan.Dan pembuatan rindik itu pun masih digeluti oleh beliau
sampai sekarang.
JENIS :JOGED BUMBUNG
JUDUL :SENTANANING SADHU
TEMPAT :BUNGLING SARI
TANGGAL:28-06-2009
KOMENTAR :
– Suara kendang ,tidak seimbang dengan suara rindik.
– Suara klenang terlalu kecil kedengaran.
– Detik ke 43,suara suling terlalu keras.
– Menit ke 3 kecek ricik menghilangkan suara kendang yang dimana seharusnya suara kendang
seimbang dengan suara kecek ricik.
– Menit ke 5,suara jegog tidak kedengaran.
Suara ceng-ceng kopyak tidak sepadan dengan suara kendang dan nadanya terlalu kecil dibanding
suara instrument lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rindik merupakan sebuah ensabel musik tradisional yang dapat
digolongkan kedalam klompok musik angklung bambu.Musik rindik adalah
merupakan jenis musik yang hampir selalu diasosiasikan
sebagai musik tari joged yang ada diBali.Terdapat berbagai jenis musik
rindik dan versi perangkat musik yang mayoritas instrumennya terdiri dari
jegogan dan kantilan.Mulai dari yang betul-betul dirasa sangat tradisi
ditandai dengan jenis tabuh yang gendingnya kuno,artinya yang telah
mendapat pengaruh kuat dari gambelan dan Kebudayaan Bali.
Beberapa jenis musik rindik ini adalah:kantilan,rindik gangsa,jegogan dan
sebagainya.
Tabanan adalah merupakan salah satu Kabupaten dari Propinsi Bali
yang meliputi 6 kecamatan.Gambelan atau musik Rindik yang
Akan dikaji berikut ini adalah masyarakat pengrajin rindik dan kebudayaan gambelan
rindik yang hidup di desa Luwus,kecamatan Baturiti,kabupaten
Tabanan yang para pemainnya tergabung dalam sanggar Saronca.Sajian dari
Gamebelan atau Musik rindik ini berupa jalinan pukulan yang dilakukan oleh
7(tujuh) sampai 11(sebelas) orang.Pasangan rindik dalam permainan gambelan joged
membentuk jalinan melodi seperti juga terjadi pada lagu-lagu gambelan
rindik pada joged mumnya.
.
BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Bentuk dan bahan Rindik
Gambelan rindik yang digunakan relatif berukuran sedang
dengan terdapat 14 don (daun nada)dengan dipasangnya dari
kiri yang paling panjang sampai dengan terpendek ditempatkan disebelah
kanan.Tempat atau plawah rindik terbuat dari kayu yang diukir.
Di kabupaten Jembrana alat gambelin rindik ini disebut jegogan.
Cara memainkannya dipukul dengan dua buah panggul yang
batangnya terbuat dari bambu dan ujungnya terbuat dari karet yg berbentuk
melingkar.Suara dari gambelan rindik ini pada dasarnya hanya terdiri dari
5(lima) suara dan terdengar cukup nyaring dan lembut.Masyarakat didesa Luwus
biasanya memakai rindik untuk hiburan dan untuk disewakan ketempat resepsi
pernikahan.Biasanya para penggrajin rindik di desa Luwus,juga menjual rindik dan
sekaligus memperbaiki rindik yang ada didesa-desa lain karena kebanyakan masyarakat
yang pecinta rindik mempercayai bahwa pengrajin rindik di desa Luwus,pekerjaannya
sangat bagus,bersih dan menarik.Dan perkembangan gambelan atau musik rindik di
kabupaten Tabanan sangat pesat,karena ditabanan mempunyai banyak sanggar-sanggar
joged yang dimana instrumennya memakai rindik
Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!