Ulasan Buku Etnomusikologi milik Jaap Kunst

April 7th, 2018

 

1.Ulasan Satu 

Istilah ‘etnomusikologi’ berasal dari Jaap Kunst, dalam bukunya yang berjudul Musicologica : a study of the Nature of Ethnomusicology, its problems, Methods, and Representative Personalities(Amsterda, 1950). Yang saya pahami dari ‘terminologi dan definisi’, ialah etnomusikologi dasarnya berhubungan dengan musik-musik yang masih hidup, termasuk didalamnya instrumen – instrumen musikal dan tari, pada daerah, suku-suku maupun negara yang mempunyai tradisi yang terhubung dengan musik. Sinonim bahasa etnomusikologi dari macam-macam negara : Eropa, bahasa Jerman musikethonologie, bahasa Polandia ethnografia muzyezna, bahasa Rusia, Bulgaria, Ukraina ethnografia muzikal’naya dan muszikal’naya fol’kloristika. Istilah etnografia musik adalah untuk kerja perekaman musik. Mendenifisikan etnomusikologi sebagai studi musik tradisi yang musiknya diajarkan/diwariskan secara lisan, tidak melalui tulisan, dan selalu mengalami perubahan. Etnomusikologi meletakkan kembali kenyataannya di dalam musik disertai konteks sosial kulturalnya, menempatkan musik-musik itu kedalam pikiran.

 

Etnomusikologi memiliki samaan yang sangat dekat dengan etnologi, sebagai ciri yang jelas memiliki spesialis di bidang musikologis. Etnomusikologis dikenal sebagai disiplin ilmiah di universitas-unisversitas Amerika, Kenada dan Perancis sementara itu di Jerman, Belanda, Inggris dan negeri-negeri lainnya pengakuan yang terbatas. Subyek dan sarana yang ditelitinya adalah musik-musik pada masyarakat non-literasi (atau musik tribal); musik yang diajarkan secara lisan melalui tradisinya pada kebudayaan-kebudayaan tinggi terutama di Asia (musik istana [keraton] dan musik para biksu/pendeta serta setara yang lebih tinggi dala, masyarakat) seperti di Indonesia, Cina, Jepang, Korea, India, Iran dan negara-negara berbahasa Arab; dan musik rakyat, yang oleh Netll(1964:7), secara didefinisikan sebagai musik di kebudayaan lisan yang terdapat di wilayah-wilayah yang didominasi oleh kebudayaan-kebudayaan yang tinggi. Dalam buku Barbara Krader ‘sejarahnya hinngga perang dunia II’, dalam musik dunia atau musik ekstotik muncul dalam literatur Barat pada abad ke-18, tonggak sejarahnya adalah Dictionnaire de musicque karya Rousseau (1768), di dalamnya terdapat contoh musik diidentifikasikan sebagai musik rakyat orang Cina, musik suku Indian Kanada, musik rakyat orang Finlandia. Umumnya sejarah musik adalah umat manusia dengan demikian semua [musik] masyarakat [manusia] harus dimasukkan, ditempat mana etnomusikologi menempatkan ekstensinya, (dan) hampir disebut sebagai ‘musikologi kompatatif’ dimulai pada tahun 1880-an.

 

Kesimpulannya menurut saya, Etnomusikologi secara formal dan institusional displin ilmu yang relatif baru, namun dalam konteks sejarah ilmu-ilmu seni, ia termasuk pelopor awal. hendak baiknya kita yang memiliki tradisi dimasing-masing daerah, selalu dijaga dan dilestarikan, kalau bisa dikembangkan tradisi tersebut, dalam artian tradisi budaya tersebut bisa digagas oleh setiap seniman, seperti halnya membuat musik maupun iringan, atau tari dan lainnya, agar kedepannya bisa dihirup bau wanginya/ tradisi kita kalau ini tradisi milik daerah kita yang dikembangkan oleh setiap seniman yang memahami etnomusikologi ini di mata dunia. Etnomusikologi yang tampil dan muncul di awal-awal sejarah perkembangan ilmu-ilmu seni, menjadi contoh dan model bagi ilmu-ilmu seni lainnya.

2. Ulasan Yang Kedua

Yang saya ulas dari sub 3 dari buku Barbara Krader 3. Kecenderungan Etnomusikologi Sejak 1950. Etnomusikologi didalam ilmu tersebut sangatlah desiplin, munculnya sesudah Perang Dunia II, yaitu dari sisa musikologi komparatif, hal baru dari kemunculannya dengan perkembangan dinamis yang memungkinkan memegang peranan pengulangan kelahirannya. Bagi sarjana-sarjana yang berasal dari negara industri, daerah terpencil di dunia mudah di jangkau dan alat perekam suara, bahkan alat pembuatan film begitu cepat berkembang dan harga tersebut sangatlah murah dari pada masa sebelumnya. Pendekatan histori terhadap seni barat yang bersumber pada catatan-catatan notasi yang tertulis. Para antropolog merasakan pentingnya studi musik selengkapnya, dalam konteks kehidupan musik di tengah masyarakat, dan sebagai suatu proses (yang tidak pernah kering dan mati, tetapi selalu berubah). Etnomusikologi didirikan pada tahun 1955 memberi kesempatan yang menampung minat untuk dibahas, menyediakan sarana untuk saling memberi informasi melalui jurnalnya.

 

Di sub 3 ini penjelasannya sungguh jelas adanya pekembangan musik etnis pada tahun tersebut, dalam penjelasan itu ada bagian-bagian penjelasan yang sudah di terangkan oleh si pembuat buku, lebih menonjolkan perkembangan musik etnis itu. Penjelasannya ada enam; 1.Koleksi dan dokumentasi, mengumpulkan data dara hasil kerja dilapangan pada tahun 1930-an sampai dengan 1970-an para etnomusikolog mengumpulkan deskripsinya. Pengumpulan materi-materi pendekatan etnomusikologis pada masa sangat maju pada era Perang Dunia II dan sudah adanya tape recorder yang dapat dibawa kemana, dan merekam semua karya-karya paramusik etnis yang masa itu sudah berkembang. 2.Transkripsi dan analisis akustika musik tradisional dalam bentuk notasi visual teahl dianggap tugas ensensial etnomusiklog. 3.Klasifikasi, sitematisasi dan analisis, mendeskripsikan musik yang dipelajari untuk menemukan ciri-ciri mendasari musik yang diteliti, memandingkan dengan kebudayaan lainnya yang masih dianggap adanya hubungan. 4.Fungsi sosial, studi paling intensif terhadap kebudayaan, atau sosial yang diarahkan pada musik tradisional nonliterasi atau masyarakat tribal. 5.Dimensi Kesejarahan, merupakan hal yang fundamental, bagi parasarjana dalam penelitian terhadap musik rakyat. Parasarjsana melakukan pembahasan didalam perspektif sejarah dan menempatkannya dibawah kategori musik dari masyarakat non-literasi yang dapat saja terdiri dari musik yang paling primitf maupun yang paling maju. 6.Etika, moral yang relevan dalam studi musik di  negeri-negeri yang sedang berkembang, berhubungan dengan semua jenis kegiatan penelitian lapangan.

 

Kesimpulan pembahasan yang diatas, merupakan definisi perkembangan musik etnis di setiap daerah yang mempunyai musik tradisional atau musik asli penduduk di daerah tersebut. Percabangan definisi musikolog, sebagai berikut: mempresentasikan dalam bahasa laporan mengetengahkan, pertama, sifat dasar dari terjadinya musik secara teknis. Menghubungakan antara dunia musik dan dunia pembahasannya dan yang ketiga, fungsi dari totalitas musi didalam kebudayaan.

3. Ulasan Yang Ketiga

Definisi dalam disiplinnya etnomusikologi, istilah musikolog komparatif menurut Jaap Kunst merasa tidak puas pada seperempat abad yang lalu. Jaap Kunst memberi tambahan kata ‘etno’di depan kata ‘musikologi’ untuk menunjukan bahwa studi ini adalah untuk musik dari berbagai ras (19911). Sebalik definisinya terbatas oleh seni barat maupun terpopuler berada diluar lapangan studi ini. Redefinisi yang diperbaikinya ialah mengindikasikan bahwa studi ini juga memasukan aspek-aspek sosiologis yang terdapat di dalam musik (1959:1). Data metode yang digunakan berasal dari berbagai desiplin yang ada dalam seni humaniora, ilmu sosial, dan ilmu fisika. Etnomusikolgi hanya bisa didefinisikan apabila kita melihat bahwa etnomusikologi diberi peralatan yang baik untuk bekerja seperti teori antropolog, ahli folklor, ahli sejarah, ahli linguistik, ahli yang mengenal musikolog historis, psikolog, atau sosiolog. Dalam proses studi ini menjadi sebuah desiplin yang didasari oleh hak-hak dan pandangannya seperti desiplin lainnya yang memiliki fokus tersendiri dan mempunyai permasalahan sendiri atau bentuk kegiatan yang penting, maupun memperlihatkan keterbatasan di dalam lapangan yang menjadi perhatiannya. Sebuah wissenschaft, atau scientia dengan haknya? Etnomusikologi adalah studi tentang pola-pola suara yang dihasilkan suara manusiawi, suara yang terpola dari anggota masyarakat yang memproduknya dan sarjana yang mempelajari serta menerimanya sebagai musik.

 

Semua musik yang diproduksi dalam hal memiliki ciri-ciri penting, penyajian musik dianggap mempunyai perbedaan-perbedaan dalam beberapa cara. Studi tentang kegiatan yang terjadi pada saat bersamaan merupakan pemahaman kita terhadap gaya dan struktur musik. Para etnomusikologi juga mempelajari non-musikal seperti studi teks yang dinyanyikan, pembuatan dan permainan instrumen-instrumen musik, kegiatan kinetik yang muncul bersamaan dengan musik. Hal penting dalam konsep-konsep yang terdapat pada anggota masyarakat dari sebuah kebudayaan, yang berkaitan dengan musik yang dihasilkan. Kegiatan yang non-musikal mempunyai daya tarik sendiri, tetapi para etmomusikologi mempelajarinya dalam upaya menambah pengertian lebih luas tentang berbagai aspek dari musik sebagai contoh ialah tentang aspek-aspek musik apa saja yang dianggap penting bagi mereka yang membantu dalam mentranskripsi musik ini. Konsep musikal dalam narasumber sebaliknya tidak selalu sesuai dengan para etnomusikolog. Seorang narasumber dapat yakin bahwa ia menyajikan dua [komposisi] di dalam ukuran tempo yang sama. Namun apabila rekaman dari kedua penyajian musik tetsebut menggunakan mentronom atau dengan jam tangan, maka akan mendapatkan perubahan tempo sebenarnya telah terjadi. Musik jelasnya dapat dipelajari sebagai satu cara untuk memecahkan sebuah masalah non-musikal, sebagai contoh Clark Wissler dalam bukunya tentang suku Indian Amerika (1922:155) menunjukan bahwa musik merupakan ciri-ciri kultural yang sangat stabil dan karenanya dapat memberikan tanda-tanda yang berguna untuk menentukan persebaran ciri-ciri kebudayaan lain. Studi ini tentu saja dimungkinkan akan tetapi semua ini di luar jangkauan etnomusikologi maka pendekatan yang terbalik harus dilakukan.

Kesimpulannya, saya sebagai mahasiswa atau calon sarjana terus mempelajari dan memahami studi musikal maupun non-musikal didalam kebudayaan yang ada, sebab didalam etnomusikologi sangat pentingnya bagi calon sarjana-sarjana dibidang seni musik sebagai deskripsinya. Dengan konsep seperti diatas bahwa etnomusikologi belum lengkap tanpa adanya penelitian lapangan dan bukan itu saja yang saya ketahui termasuk kedalamnya penelitian kepustakaan, kedua metode ini tidak dapat dipisahkan agar mendapatkan data yang akurat, dalam etnomusikologi.

4. Ulasan Yang Keempat (Terakhir)

Musikologi komparatif dan etnomusikologi, membuat definisi tentang bagaimana seharusnya berada etnomusikologi (Merriam 1960; 1996 ;1975). Pada umumnya bahwa Jaap Kunst yang dahulu mencetuskan dan pertama membuat istilah ‘etnomusikologi’ lebih dari 25 tahun yang lalu (Kunst 1950) bagi kita meninjau kembali apa yang telah terjadi istilah ‘musikologi komparatif’ sebelum istilah baru itu muncul. Berbicara dari perspektif historis, pada akhirnya belum dapat mencapai optimal. Bahan-bahan yang disajikan menurut pandangannya yang menunjukan semua refrensi tentang berbagai definisi yang ada. Pendapat penting yang dapat menunjukan kecenderungan dan perubahan yang terjadi, sebagian pendapat-pendapat dari para sarjana Amerika. Definisi tentunya merupakan masalah yang sangat sulit apabila kita mendefinisikan suatu konsep seharusnya kita harus membuat suatu batasan tentang apakah sesuatu dan bagaimana seharusnya sesuatu itu. Definisi dalam hal ini etnomusikologi dapat dirumuskan berdasarkan identifikasi dari apa saja yang kerjakan paraetnomusikologi. Pada dasarnya bersifat deskriptif dan disimpulkan dari pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan normatif. Penyimpulan definisi ini pada dasarnya tidak informatif, karena adanya dua kelemahan yaitu penjelasannya hanyalah bersifat deskriptif dan penjelasan tersebut akhirnya juga akan balik. Misalnya mengetahui apakah etnomusikologi itu, kita harus mencirikan penjelasan tersebut dapat dirumuskan apabila penjelasan pertama dikemukakan dahulu.

 

Merumuskan definisi etnomusikologi, pertama teori, metode dan data saling menjali satu dengan yang lain. Tanpa teori hampir dapat dikatakan bahwa tidak akan mempunyai metode yang baik, bukan  dalam artian bahwa tidak ada metode yang seharusnya bebas teori. Salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak akan ada tanpa adanya dua unsur yang lain, serta ketiga unsur tersebut selalu berinteraksi satu dengan yang lain di dalan kegiatan intelektual. Definisi ‘musikologi komparatif’ yang pertama dikemukakanvoleh Guido Adler pada tahun 1885. Adler lebih menekankan kelompok suku bangsa didunia, yang digunakan untuk tujuan etnografi dan klasifikasi.Hornbostel tidak menyetujui pendapat tersebut dan pada mula itu tidak terlalu mempermasalahkan definisi, tidak seperti halnya Lachman pada tahun 1935 dan Roberts pada tahun 1936. Demikian definisi singkat tentang musikologi komparatif di Amerika Serikat dikemukakan juga oleh Glen Haydon pada tahun 1941 didalam bukunya yaitu Introduction to Musicology. Di halaman 218 dibuku milik Glen Haydon yaitu, sistem-sistem musikal dan musik-musik rakyat dari masyarakat non-Eropa adalah objek studi pokok dari musikologi komparatif. Nyanyian-nyanyian burung dan bermacam-macam suara yang dihasilkan manusia juga merupakan topik-topik sasaran studinya. Masalah komparatif didalam musikologi, yang banyak dibicarakan pada masa tersebut. Munculnya isitilah baru “Etnomusikologi” tersebut timbul paham komparatisme yang tidak didukung oleh kenyataan-kenyataanm.

 

Kesimpulannya,  musikologi komparatif tidak digunakan dalam pendapat pendapat para penemu penemu definisi etnomusikologi pada tahun 1960-an , karena kerja komparatif selalu digunakan disetiap bentuk pengetahuan. Pelukisan kenyataan yang terjadi dalam ilmu humaniora seperti halnya ilmu pasti selalu mencari kemiripan-kempiripan dan perbedaan-perbedaan. Dengan tepat Walter Wiora menyatakan bahwa komparasi hanyalah merupakan metode saja, bukan sebagai suatu cabang ilmu .

 

 

 

 

 

Comments are closed.