Baru Belajar Menganalisa Tabuh

April 7th, 2018

Saya belajar menganalisa Tabuh Pat Lelambatan Kreasi Manas Manis, tabuh ini menurut saya sangat indah saat mendengarkannya mengapa? Karena bagian – bagiannya , pola pukulannya, gegendingnya sangat cocok dengan nama judul tabuh pat ini saya mencoba untuk belajar bagaimana caranya menganalisa sebuah karya yang indah ini. Dari struktur bagian – bagian dari tabuh pat ada Pengawit, Pengawak, Penghisap, Bebaturan dan Tabuh Telu. Saya menganalisa dari tabuh Manas Manis ini dari cara tehnik pukulan di awali permainan atau pola kekotekan Ugal, Gangsa dan Kantil. Di bagian pengawit awalan sampai akhir gegending instrumen Ugal, Gangsa dan Kantil ada beberapa menggunakan macam tehnik pukulan dari ketiga instrumen tersebut  menggunakan pola ubit – ubitan.

 

Istilah Ubit – ubitan tidak dijumpai dalam Kamus Bali – Indonesia (KBI). Namun tertara dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) karangan W.J.S Poerwardaminta yang menyatakan bahwa kata ubit – ubitan adalah sebuah kata yang berasal dari daerah tertentu dan berarti menggerak – gerakkan barang yang kecil – kecil, seperti nyala lampu. Dalam konteks permainan yang dihasilkan dari perpaduan sistem on-beat (polos) dan off-beat (sangsih). Pukulan polos dan sangsih jika dipadukan akan menimbulkan perpaduan bunyi yang dinamakan ubit – ubitan. Pukulan polos dan sangsih, bergerak naik – turun (sebaliknya), mengisi beat  (ketukan) yang kosong dan akhirnya menimbulkan bunyi yang interlock (saling mengunci/mengisi) yang dinamakan ubit – ubitan. Di dalam musik barat sistem sejenis itu disebut interlocking-figuration atau interlocking-parts yaitu figurasi yang saling mengisi dalam lagu.

 

 

Di gegending tabuh pat manas manis ini terdapat pukulan atau tehnik pukulan ugal, gangsa dan kantil Oles – olesan, Oncang – oncang, Neliti, Norot, Gegelut contoh penjelasan seperti :

 

  1. Oles – olesan secara harfiah kata oles – olesan berarti poles atau gosok.
  2. Oncang – oncangan nama salah satu pola pukulan gangsa giying, pemade, kantil dengan menggunakan pukulan yang bergantian dengan memukul dua buah nada yang berbeda diselingi oleh satu nada.
  3. Neliti adalah memukul dan menutup satu nada saja, dimana bisa dimainkan oleh kesemua nada tersebut.
  4. Norot Nama dari salah satu pola pukulan nada instrumen pemade dan kantil yang mengikuti aluran nada atau tempo.
  5. Gegulut ada dua macam bentuk jalinan dalam arti jalinan tiga nada (neluin) dan jalinan empat nada (ngemput). Jalinan ini akan bertemu antara pukulan polos dan sangsih.

 

  • Ide Garapan

 

Dari ide garapan sang kompeser menurut saya tumbuhan nanas yang awalnya tumbuh

dengan banyaknya di batang pohon dan daunnya yang berisi duri dan kerumitan pola teknik ubit – ubitan gangsa dan kantil. Kerumitan pukulan sama dengan setajam duri – duri tumbuhan nanas.  Dedaunan yang lebat membuat sang komposer menjadi mendapatkan ide garapan pola – pola yang rumit seperti kekotekan gangsa,kantil,reong. Buah nanas yang manis menurut saya pas ditabuh ini, kenapa? Karena pas dengan serasinya semanis buah nanas.

  • Konsep

Untuk mengimplentasikan ide garapan Tabuh Pat Manas Manis mengangka konsep

buah nanas, menurut saya ada 3 bagian yaitu:

 

Bagian 1 : Tumbuhnya tanaman buah nanas yang berpelan – pelan tumbuh dari segi bagian tabuh ini di bagian pengawit geginem terompong. Dan kerumitan kotekan gangsa dan kantil mulai tajam seperti mulainya tumbuh duri – duri di pohon nanas yang mulai duri – duri

Bagian 2 : Dari pengawak mulailah tabuh ini tumbuhannya pohon nanas yang mulai tumbuhnya buah nanas, dan pohon yang mulai begitu besar dan banyaknya duri – duri dan dedaunan yang lebat, dan kerumitan gegending mulai terasa.

Bagian 3 : Buah nanas yang matang dan manis dari penghisap gegending sudah dan sangat sangat bagus terasa manis di dengarkan.

 

  • Bentuk

Bentuk yang sangat indah dan enak di dengar oleh seseorang yang menikmatinya oleh karena itu konsep ini dinamakan semanis buah nanas. Gegending yang sangat indah dan tidak bisa saya memberikan saran atau komentar lainnya.

Comments are closed.