PURA TAMAN AYUN

April 30th, 2014

PURA TAMAN AYUN

PURA TAMAN AYUN

           Taman ayun merupakan salah satu obyek wisata budaya yang berlokasi di desa mengwi,kabupaten badung dan berjarak 19 km di sebelah utara kota Denpasar.untuk mencapai taman ini bias melintasi jalan raya Denpasar-gilimanuk atau melewati jalur abiansemal dan hanya memakan waktu kurang lebih 30 menit.taman ayun merupakan sisia peninggalan bersejarah dari kerajaan mengwi yang berbentuk taman peristirahatan atau taman rekreasi serta terdapat juga tempat persembahyangan,pura taman ayun .selain itu,terdapat museum manusia yadnya yang letaknya bersebelahan di luar area taman ayun.di museum ini dapat menyaksikan upacara kemanusiaan,mulai dari dalam kandungan hingga kematian.

Menurut sejarah,taman ayun di bangun oleh raja mengwi,I Gst Ngurah Made Agung pada tahun 1634 yang di pergunakan untuk kalangan keluarga kerajaan mengwi.pada abad ke-17 kerajaan mengwi adalah salah satu kerajaan di antara  8 kerajaan di bali.yaitu klungkung, karangasem,buleleng,gianyar,tabanan bangle,jembrana dan badung,namun dalam perkembangan kerajaan  mengwi di lakukan oleh kerajaan badung.pada masa itu taman ini sering di  gunakan sebagai tempat  pertunjuakan kesenian  dan kebudayaan serta sering di pergunakan juga sebagai tempat menyabung ayam (tajen).taman ayun dengan penataan pertamanan tradisional bali yang di kelilingi sungai buatan.juga di tanami berbagai jenis tanaman langka khas bali,taman ayun juga satu kesatuan pura yang penataan nya menyatu dengan lingkungan taman dan kolam di sekitar nya,untuk mengunjungi taman ayu nsetiap pengunjung di kenakan biaya masuk sebesar Rp 3.000

Taman ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian luar,(nista mandala),bagian dalam (madya mandala),dan bagian inti (utama mandala),pada bagian luar terdapat sungai buatan yang mengelilingi taman ayun dengan lebar lima meter.untuk memasuki bagian dalam hanya tersedia satu jembatan  yang di ujungnya terdapat candi bentar yang merupakan pintu gerbang utama taman ayun,pada bagian dalam atau madya mandala dalah taman dengan rerumputan hijau dengan sebuah kolam di lengkapi air mancur serta patung yang mengelilinginya, juga terdapat bale pertunjukan yang di lemkapi dengan panggung kecil berukuran 10 kali 5 merter.selain itu,juga terdapat bale kulkul yang berada pda bagian barat dengan ketinggian bangunan sekitar 15 meter dan bale daje  yang berda di bagiansebelah timur taman,kulkul merupakan genta raksasa setinggi satu meter yang terbuat dari kayu yang berbentuk lonjong,yang berfungsi untuk menyampaikan informasi secara tradisional.bila menaiki bagian palig atas bale kulkul,setiap pengunjung dapat menyaksikan seluruh bagian taman ayun dengan pemandangan di sekitarnya,sedangkan bale daje berbentuk seperti bale bengongdenagn ukuran lebih besar yang beratapkan ilalang dan terbuka  dengan lantai yang terbuat dari bata,bale ini berfungsi untuk tempat pertemuan atau tempat sekhe gong bila mana  ada upacar di taman ayun.pada bagian inti atau utama mandala berukuran sekitar 20 kali 20 meter,setiap pengunjung  tidak  perkenankan untuk masuk ke area  tersebut,karena utama mandala merupakan tempat padmasana singgahan sang hyang tri murthi,yaitu tempat pemujaan yang saling berdampingan dengan sekitar 50 meru dan paibon,(meru adalah tempat dimana setiap umat hindu meletakn sesajen atau banten ketika bersembahyang).

Pura taman ayun memiliki keunikan di antara pura lainny di bali,karena meru di pura taman ayun adalah meru tumpang solas,yaitu meru dengan atap yang bertumpuk ke atas berjumlah 11.meru jenis ini biasanya  berada di tempat sembahyang milik para bangsawan  ( puri),bukan untuk warga biasa,beberapa meru yang lain bertumpang bukan 11 melainkan 9 atau 5.pada setiap meru di pura taman ayun di buat untuk menghormati leleuhur mereka,seperti meru ulun siwi yang dibuat untuk menghormati dwi kesuburan,meru ini berada dekat dengan tempat subak atu sistim pengairan sawah trdisional bali,sedangkan meru pasek buduk untuk mnghormati leluhur dari desa buduk,yang telah berjuang membela kerajaan mengwi dari seranga kerajaan blambangan dari pulau jawa,meru-meru tersebut di kelilingi dengan kolam air yang berisi bunga teratai selebar 2 meter,begitu masuk area pertama ada tugu kecil untuk menjaga pintu masuk dan di sebelah kanannya terdapat bangunan luas (wantilan) dimana di adakan sambung ayam saat ada upacara.di halaman ini,juga terdapat tugu air mancur yang mengarah ke 9 arah mata angina,sambil menuju ke halaman berikutnya,di sebelah kanan jalan terdapat  sebuah komplek pua kecil dengan nama pura Luhuring Purnama.

Di halaman selanjutnya merupakan area madya mandala setelah melewati gerbang.posisinya lebih tinggi dari halaman pertama untuk masuk ke halaman ini,pengunjung harus melewati pintu gerbang ke dua,begitu masuk,pandangan akan tertuju pada sebuah bangunan aling-aling bale pengubang yang dihiasi dengan relief menggambarkan dewata nawa sanga,(9 dewa penjaga arah mata angina). Di sebelah kanan gerbang terdapat loket penarikan donasi untuk masuk wisatawan yang berkunjung ke pura taman ayun.di sebelah timur halaman ini ada satupura kecil di sebut pura Dalem Bekak,sedangkan di pojok sebelah barat terdapat sebuah balai kulkul menjulang tinggi.gerbang kori agung atau pintu tengah menjadi salah satu spot favorit untuk mengabadikan gambar dan berfoto oleh para wisatawan.gerbang kori agung atu pintu gelung ini di tutup untuk wisatawan dan hanya di buka saat upacara.pintu samping yang terletak di kiri dan kanan di gunakan lalulintas ke dalam pura.wisata yang berkunjung ke peura taman ayun hanya di perbolehkan berjalan mengelilingi bagian luar tembok area utama mandala (jeroan) yang merupakan bagian utama pura.namun saat ini masih dapat melihat isi  halaman dalam pura karena tembok hanya setinggi satu meter,terlihat aktifitas di dalam pura karena ada sekelompok orang yang akan melaksanakan sembahyang di dalam pura.dibagian belakang di sediakan area  yang di gunakan untuk foto berlatarkan bangunan-bangunan untuk para wisatawan yang berkunjung ke pura taman ayun. Selain itu terdapat taman di belakang area pura yang cukup luas dan di sediakan kursi untuk tempat bersantai dan beristirahat.kemudian berjalan mengelilingi sisi yang stunya untuk kembali menuju ke area kori agung dan meninggalkan kawasan ini, bila ingin melihat upacara piodalan di pura taman ayun,di selenggarakan  setiap 210 hari sekali (6 bulan bali) pada selasa kliwon wuku medangsia.

Bangunan pura taman ayun sekilas mirip dengan pura-pura besar yang banyak di temukan di pulau bali,namun uniknya bangunan pura  ini di kelilingi oleh kolam yang berukurab besar. Walaupun bangunan pura sebagian bangunan baru akibat bencana gempa,sisa-sisa sejarah masih tampak di pura taman ayun denagn usaha pelestarian pura dan tradisi yang ada di kawasan mengwi.

Sumber: buku “PURA-PURA DAN TEMPAT SUCI”

TARI CENDRAWASIH

April 30th, 2014

TARI CENDRAWASIH

images

 Tari Cendrawasih bertema percintaan yang menggambarkan gerak gerik kehidupan burung Cendrawasih jantan dan betina yang sedang memadu kasih di pegunungan Irian Jaya pada masa mengawan. Tari Cendrawasih pada kaset video ini disajikan dalam bentuk duet (berpasangan) oleh 2 orang penari wanita. Tarian ini diciptakan oleh Ni Luh Nyoman Swasthi Widjaja Bandem pada tahun 1988. Tempat pementasan Pada rekaman video ini adalah di gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar. Bentuk tarian ini memang berpasangan tetapi dalam penyajiannya diawali dengan 1 orang penari yang menari sebagai burung jantan, kemudian penari satunya keluar sebagai burung betina.           Dari hasil pengamatan penyusun, analisis dari Tari Cendrawasih dapat dibagi menjadi 3 yaitu analisis pada penari, gerak tari, dan kostumnya. Analisanya adalah sebagai berikut:

  1. Penari

            Tari Cendrawasih pada video tersebut ditarikan 2 orang penari perempuan,  yaitu Anak Agung Sri Gamatri dan Ni Putu Setyarini. Penampilan penari pada video tersebut terdapat kekurangan dan kelebihannya antara lain:

–          Dari postur tubuh penari sudah bagus karena tinggi penari yang sama, badan yang ramping dan wajah yang menarik, basic dan kualitas geraknya merata

–          Saat bagian papeson, penari mampu membawakan karakter burung jantanyang lincah dan energik terlihat dari gerak – gerak tarinya yang berpindah ke kanan dan kiri, dari ekspresi sudah bagus dan terlihat menarik karena bola mata yang besar saat mendelik, namun pada satu gerakan gandang uri yang diakhiri dengan ngagem tanjek kanan, penari terlihat hampir lupa melakukannya tetapi akhirnya dapat dilakukan walaupun terkesan terburu-buru

–          Penari satunya keluar saat peralihan menuju bagian pangawak sebagai burung betina, ia melakukan gerakan yang lebih lembut. Pada bagian pengawak, karakter jantan dan betina tidak diperlihatkan karena menggunakan gerak-gerak kiasan dan sama-sama dilakukan oleh kedua penari, meskipun melakukan gerakan yang sama namun masih saja terlihat kurang kompak pada beberapa gerakan, misalnya kipekan, tanjek, dan arah hadap wajah, sepertinya hal kecil tersebut masih sangat perlu diperhatikan dan diadakan latihan-latihan demi menyatukan rasa pada pasangan menari, sama seperti halnya penari pada bagian pepeson yang hampir salah bergerak, dilakukan pula oleh penari yang kedua pada bagian ngagem, mungkin ada sedikit rasa gugup dan kurang percaya diri.

–          Kedua penari terlihat bergerak tidak over tetapi menggunakan rasa dari dalam, pada bagian berputar sepertinya kurang diluweskan untuk ngelayak, jika mampu dilakukan mungkin akan terlihat lebih menarik dan indah. Saat peralihan menuju pangecet, kedua penari berhadap-hadapan dan melakukan gerak yang berbeda sebagai tanda mulai adanya perbedaan karakter jantan dan betina

–          Pangecet ditandai dengan kedua penari bergerak dengan berputar sambil mengembangkan sayap seperti burung yang memang sedang memadu kasih, terlihat kelincahan dari gerakan berkejar-kejaran ke kanan dan kiri dengan posisi penari sebagai burung betina duduk dan penari burung jantan berdiri, ada gerakan ngegol pada burung betina yang memperlihatkan kecantikannya, dan burung jantan melakukan gerakan kipekan untuk melihat pasangannya

–          Pada bagian pakaad,  kedua penari melakukan gerakan ngebet tetapi kurang ngegol dan saling mencari, seperti dilakukan hanya sekedar, mungkin faktor kelelahan karena gerak sebelumnya banyak berlari dengan tempo cepat

–           

  1. Gerak Tari

Dari pengamatan penyusun, struktur Tari Cendrawasih pada kaset video ini terdiri dari : Papeson 2 kali , Pangawak 2 kali, Pangecet 3 kali dan Pakaad. Ragam gerak tari yang terdapat dalam Tari Cendrawasih adalah gerak-gerak tari yang umumnya dipakai dalam tari Bali dan memenuhi 4 unsur pokok tari Bali seperti Agem,  Tandang, Tangkis dan Tangkep. Kendatipun demikian dapat pula terlihat interpretasi penata dalam menemukan bentuk-bentuk baru yang tercermin dari gerakan-gerakan tari yang bertemakan percintaan burung, ciri khas dalam Tari Cendrawasih terletak pada agem yang terbuka dengan tangan kanan yang agak lurus dan tangan kiri menyudut (agem kanan) telapak tangan menghadap ke belakang, pergelangan tangan ditekuk dan jari tangan dibuka, gerakan kecas kecos dan maaras-arasan yang dilakukan dengan mengembangkan sayap. Berikut adalah ragam gerak Tari Cendrawasih yang dilakukan pada kaset video tersebut :

  • Papeson

–          1 penari : Ngumbang, gelatik nut papah, agem kanan, sledet, nyregseg agem kiri, sledet,

–          Gelatik nut papah, kipek-kipek, agem kanan sledet, dilakukan pula ke kiri, gandang uri, tanjek kanan, agem menghadap pojok kanan kiri depan, ngengsog, nyalud tanjek, sledet pojok

–          Nyregseg sambil mengembangkan sayap, agem kanan dan kiri, anggut-anggut seperti mengusap-usap bulunya, diakhiri ngagem dan sledet, ngumbang kanan kiri, tanjek, ngegol, kecas kecos, makesiab, ngagem

–          2 penari : Ngumbang, maaras-arasan

  • Pangawak

–          Sogok kiri, ngagem, luk nglimat, makecos, gerak menjongkok seperti nginem yeh, loncat, gerakan kaki seperti ngehkeh, ngagem, mapincer dengan ngotag, kecas kecas, ngengsog, sogok, agem kiri, gerakan dilakukan ke kiri.

  • Pangecet

–          Berhadapan, ngegol bertukar arah, penari 1 ngagem, penari 2 mengembangkan sayap, kembali ke tempat, penari 1 ngagem dan gerakan mencium penari 2 yg duduk.

–          Ngumbang, Maaras-arasan, tayung, penari 1 ngumbang ke kiri dan kanan dengan kipekan memperhatikan penari 2 yang ngegol memperlihatkan keindahan tubuh dan sayapnya, kemudian berputar, penari 2 duduk, penari 1 berdiri, berpindng-pindah tempatke kiri dan kekanan berlawanan. Gerakan ini diulang 3 kali menghadap belakang ke depan kembali ke belakang, diakhiri dengan ngengsog dan ngagem

 

  • Pakaad

–          Makesiab, ngebet, ngegol dengan menggunakan sayap, nyregseg, ngumbang, ngagem kanan, kiri, piles agem kanan, ngelayak, berputar, ambil sayap, ngumbang

Menurut penyusun, dari mengamati gerak tari dalam tari Cendrawasih ini dapat memunculkan suatu pemikiran bahwa pemilihan desain-desain gerak tarinya memang sangat tepat karena betul-betul terlihat penggambaran dua ekor burung yang sedang memadu kasih dengan gerakan-gerakan yang lincah, hanya saja semuanya ditentukan oleh kemampuan penari membawakan tarian tersebut. Disamping itu pula konsep tari duet sudah sangat terlihat dari gerak-geraknya yang memiliki keterkaitan satu dan lainnya yang terlihat dari gerak maaras-arasan, ngumbang dan lain-lai.

  1. Tata Rias dan Kostum

Analisa dari tata rias dan kostum

–          tata rias wajah menggunakan rias tari Bali (putri halus)

–          rok berwarna merah marun

–          sayap berwarna kuning

–           ankin berwarna merah marun

–          Ampok-ampok

–          tutup dada berwarna merah marun,

–          badong kulit

–          gelang kana atas dan bawah

–          gelungan

–          bunga kamboja putih untuk sumpang

–          accessories rumbing dan subeng

Pemilihan dan penggunaan kostum serta tata rias menurut pengamatan sudah sangat sesuai dengan karakter dan percerminan seekor burung, efek dari kain sebagai sayap yang berwarna kuning terlihat indah dan kostum bagian lainnyapun terlihat nyaman dipakai dan sederhana. Ditambah gelungan yang mencirikan kepala burung yang berjangga, sangat harmonis dengan pemakaian gerak dan temanya.

SUMBER:DARI JENIS TARI BERPASANGAN

OGOH-OGOH

April 21st, 2014

Ogoh-ogoh, Simbol Bhuta Kala Menjelang Nyepi

 ogoh Ogoh-ogoh merupakan budaya di bali,kehadirannya menjadi salah satu pelengkap ritual di bali.sehari sebelum nyepi,masyarakat hindu khususnya di bali,melaksanakan tradisi pengerupukan.tradisi semacam prosesi mengembalikan bhuta kala ke asalnya.menurut kepercayaan, mereka mereka di bangunkan dengan alat-alat , umumnya,obor, api,saprakpak,sembur meswi, bunyi-bunyian kentongan yang di bawa mengelilingi seisi rumah.sementara itu,berwujud ogoh-ogoh,sang bhuta kala lalu di arak menuju cetus peta,perempatan.

Pawai ogoh-ogoh selalu di adakan tiap kali menyambut hari raya nyepi.rupa mereka direka sedemikian rupa dengan variasi bentuk menyeramkan,adayang berwujud raksasa,penjelmaan dewa-dewi dalam murti-nya,mengambil cerita tokoh dari pewayangan atau memakai figure-figur yang sedang popular,mereka di rakit memadukan estetika seni yang memikat secar visual.

Fungsi utama “ogoh-ogoh” adalah sebagai representasi Bhuta Kala yang dibuat menjelang perayaan Hari Raya Nyepi, dimana “ogoh-ogoh” tersebut akan diarak beramai-ramai keliling banjar atau desa pada senja hari, sehari sebelum Hari Raya Nyepi (Pangrupukan). Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, prosesi ini melambangkan keinsyafan diri manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan “Bhuana Agung” (alam raya) dan “Bhuana Alit” (diri manusia). Dalam pandangan filsafat (tattwa), kekuatan tersebut dapat mengantarkan makhluk hidup di alam raya, khususnya manusia dapat menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua itu tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri serta seisi dunia.Hamper setiap tahun keberadaan ogoh-ogoh bek penggenap wajib dalam tradisi menyambut nyepi,pawai semarak selalu menjadi atraksi yang di nantikan,kebanyakan orang pasti bertanya perihal cikal bakal ogoh-ogoh dalam tradisi menyambut nyepi,penamaan ogoh-ogoh pun diambil dari sebutan ogah-ogah dari bahasa bali,artinya sesuatau yang di goyang-goyangkan,ogoh-ogoh di abadikan bahkan dalam sebuah lagu bali yang cukup popular.kata-kata itu di cantumkan sebagai lirik berbunyi”ogah-ogah,ogoh-ogoh, kala-kali lumamapah/ogah-ogah,ogoh-ogoh,ngiterin dese.

Tahun 1983 bisa menjadi bagian penting dalam sejarah ogoh-ogoh di bali.pda tahun itu mulai di buat wujud-wujud bhuta kala dengan ritual nyepi di bali.ketika itu ada keputusan presiden yang menyatakan nyepi sebagai hari libur nasional,semenjak itu masyarakat mulai membuat perwujudan onggokan yang kemudian disebut ogoh-ogoh,di beberapa tempat di bali.tradisi mengembalikan bhuta kalake asalnya di hari pengerupukan,di simbulkan dengan ogoh-ogoh,mirip tradisi lama masyarakat hindu di bali.tradisi barong landung, tradisi ndong nding,dan ngben ngwangun yang menggunakan ogoh-ogoh sang kalika,bisa juga di rujuk untuk menelusuri cikal bakal wujud ogoh-ogoh.

Bentuk Dan Makna Ogoh-Ogoh Di Bali

Sebelum hal ini dapat memberikan sedikit gambaran mengenai kepercayaan yang di yakini oleh orang bali,yaitu hal-hal yang terjadi di dunia ini sebelum berpasangan,sebagai contoh sebagai orang baik dan ada orang jahat,ada kematian dan ada juga bayi yang baru lahir,atau pemahaman lebih sederhana yaitu ada warna hitam dan ada warna putih,jadi apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia selalu berjalan dengan seimbang,jadi ritual meminum arak bagi orang yang mengarak ogoh-ogoh di anggap sebagai perwkilan dari sifat buruk yang ada di dalam diri manusia.masyarakat bali memiliki persepsi bahwa ogoh-ogoh mempersentasikan sifat jelek atau buruk yang ada di dalam diri manusia,oleh karena itu masyarakat bali membuat ogoh-ogoh sebelum hari raya nyepi,di mana mereka melaksanakan tapebrata selama hari raya nyepi,setelah ogoh-ogoh selesai di buat dan di lanjutkan dengan diarak atau di bawa berkeliling desa, waktu untuk mengarak ogoh-ogoh pada sore hari di sebut pengerupukan, setelah itu ogoh-ogoh wajib di bakar sebagai symbol telah hilangnya sifat jelek atau buruk yang ada di dalam diri manusia,sehingga mereka siap melakukan tapabrata di hari raya nyepi di keesokan harinya.hari raya nyepidi bali merupakan hari raya yang sangat penting di bali,di mana mereka di wajibkan merenungkan segala perbuatan mereka selama satu hari penuh,jading membuat ogoh-ogoh dengan bentuk meyeramkan pun bukan bermaksud untuk menghina tapi lebih kepada menghormati keberadan dari roh-roh atu pengaruh jahat yang ada di alam ini,sebelum memulai pawai ogoh-ogoh para peserta upacara atu pawai biasanya melakukan minuman minuman keras yang di kenal dengan nama arak,mabuk karena minum arak di bali bukan sesuatu yang di larang, malah itu adalah hal yang di anjurkan oleh agama di bali , sebagai mana kita tahu masyarakat bali yang beragama hindu memiliki banyak dewa, begitu juga prilaku jahat mereka memiliki dewa dalam hal tersebut,yaitu dewa atau batara kala,sebenarnya hal ini bisa memberikan sedikit gambaran mengenai kepercayaan yang di yakini oleh orang bali, yaitu hal-hal yang terjadi di dunia ini selalu berpasangan,sebagai contoh ada orang baik dan ada juga orang jahat,ada kematian tapi ada juga bayi yang baru lahir atau pemahaman yang lebih sederhana yaitu ada warna hitam dan ada juga warna putih,jadi apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia setelah berjalan dengan seimbang,jadi ritual meminum arak bagi orang yang mengarak ogoh-ogoh di anggap sebagai perwakilan dari sifat buruk yang ada di dalam diri manusia dan akan di hilangkan bersamaan dengan di bakarnya ogoh-ogoh.hampir semua ogoh-ogoh di buat dengan wajah mengerikan seperti wajah setan  dan ada yang di buwat seperti tokoh-tokoh pewayangan.Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa ogoh-ogoh merupakan warisan budaya bali yang sudah ada dari jaman dulu. Ogoh-ogoh mempunyai makna yang begitu penting, di mana dalam perayaan hari raya nyepi ogoh-ogoh di pantaskan di desa atau didaerah masing-masing itu bertujuan untuk engusir roh jahat ( bhuta kala ).sebenarnya hal ini dapat memberikan sedikit gambaran mengenai kepercayaan yang di yakini oleh orang bali,yaitu hal-hal yang terjadi di dunia ini selalu berpasangan, jadi apapu yang terjadi dalam kehidupan manusia selalu berjalan dengan seimbang. Dengan keberadaan arak-arakan “Ogoh-Ogoh” yang sudah menjadi tradisi inilah yang menambah daya tarik wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Karena selain memiliki keindahan tempat-tempat wisata, Balipun memiliki kekayaan budaya yang menjadi andalan kepariwisataan. Serasa belum lengkap bilamana wisatawan berkunjung tidak melihat prosesi “Ogoh-Ogoh” pada penyambutan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka.

 

Sumber Informan: AGUS INDRAWAN,UMUR 28,PEKERJAAN SENIMAN

SENDRATARI RAMAYANA

April 21st, 2014

 SENDRATARI RAMAYANA

download

Bali merupakan sebuah pulau yang memiliki ribuan bahkan jutaan macam keindahan, baik dari segi tempat, budaya, kekayaan alam, dan yang paling terpenting adalah keseniannya yang membuat Pulau Bali terkenal bukan hanya di lingkup Nasional tetapi sampai ke mancanegara. Hal ini yang menyebabkan Pulau Bali selalu menjadi tujuan pariwisata yang paling banyak digemari oleh para wisatawan. Definisi dari wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan untuk bisnis atau kesenangan sepanjang orang tersebut tidak menerima uang dari Negara yang ia kunjungi, hingga ada sebuah pemeo yang berbunyi : “Jangan mati sebelum melihat Bali”. Tidak jarang para wisatawan merasa nyaman berwisata di Bali hingga melewatkan waktu yang cukup lama karena para wisatawan terbuai dan dimanjakan oleh berbagai macam keindahan alam dan utamanya kesenian dan budaya Bali yang adi luhung.

Menurut buku “Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi” karya R.M. Soedarsono, salah satu bentuk kesenian yang ditujukan untuk kebutuhan pariwisata adalah sebuah pertunjukan sendratari Ramayana. Di Indonesia terdapat beberapa versi wiracarita Ramayana. Walaupun jelas bahwa wiracarita ini berasal dari India, namun sampai sekarang masih belum begitu jelas versi india yang mana yang menjadi dasar dari Ramayana di Indonesia. Versi tertua yang dilestarikan di Bali adalah versi dalam bahasa Jawa Kuna yaitu Kakawin Ramayana yang diperkirakan merupakan karya pujangga Yogiswara.

Menurut buku “Selayang Pandang, Seni Pertunjukan Bali” karya I Wayan Dibia, Sendratari Ramayana ini adalah karya dari I Wayan Beratha yang diciptakan tahun 1965. Dan di Bali sudah pernah dipentaskan selama tahun-tahun awal Pesta Kesenian Bali antara tahun 1979 hingga sekarang. Sedangkan pada buku ”Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi” karya R.M. Soedarsono, menjelaskan bahwa Sendratari Ramayana pertama kali dipentaskan di Jawa pada tanggal 26 Juli 1961, pertunjukan wisata yang dipentaskan secara kolosal melibatkan sekitar 865 penari dan pemain gamelan.

Pementasan sendratari Ramayana yang memiliki 7 kanda diantaranya : Bala Kanda, Ayodya Kanda, Arania Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Uttara Kanda, ini adalah pertunjukan Sendratari Ramayana yang disajikan secara lengkap. Adapun isi dari cerita dalam sendratari Ramayana adalah :

Di Kerajaan Mantili, Prabu Janaka mempunyai seorang putri yang cantik dan sudah menginjak dewasa bernama Dewi Sita. Oleh karena itu Prabu Janaka mencarikan jodoh untuk putrinya dengan mengadakan sayembara, barangsiapa yang mampu merentangkan busur panah pusaka kerajaan, dialah yang dapat mempersunting Dewi Sita, namun tidak seorang ksatriapun yang mampu, hingga akhirnya Rama datang dan dengan mudahnya busur panah tersebut dipatahkan. Sita akhirnya diboyong ke kerajaan Ayodya oleh Rama. Namun atas penuntutan janji Dewi Kekayi (ibu tiri Rama) kepada Prabu Dasaratha menyebabkan Rama diikuti oleh istri dan adiknya harus menjalani pengasingan selama 14 tahun di dalam hutan dan Bharata (adik tiri) Rama menjadi Raja di kerajaan Ayodya.

Rama, Sita dan Laksmana menjalani pengasingan di hutan Dandaka. Dalam perjalanan tersebut, mereka bertemu dengan kemenakan Rahwana yang bernama Surpanaka, dia menyamar menjadi seorang wanita cantik dan merayu Rama serta Laksmana. Laksmana yang merasa didesak akhirnya marah dan memotong hidung Surpanaka. Surpanaka melaporkan hal tersebut kepada Rahwana. Mendengar pernyataan Surpanaka, Rahwana menjadi sangat marah akan tetapi mendengar bahwa istri Rama sangat cantik, ia akan berusaha merebut Dewi Sita dari Rama. Untuk itu, Rahwana mengutus seorang prajurit kepercayaannya bernama Marica untuk menyamar menjadi seekor Kijang Emas dan menarik perhatian Sita. Sita memohon kepada suaminya untuk mencarikan Kijang Emas tersebut, Sang Rama pun memenuhi permintaan Sita dan memerintahkan Laksmana untuk menjaga Dewi Sita. Terdengarlah suara mengaduh dari kejauhan yang sebenarnya adalah suara dari Marica yang tewas oleh busur panah Rama. Mendengar suara tersebut Sita mejadi khawatir dan memerintahkan Laksmana untuk menyusul kakaknya. Semula Laksmana menolak karena teringat akan perintah kakaknya, tetapi karena didakwa dan didesak oleh Dewi Sita, akhirnya Laksmana pergi dan melindungi Dewi Sita dengan lingkaran sakti dan berpesan agar tidak meninggalkan lingkaran sakti tersebut.

Sepeninggal Laksmana, Rahwana yang jahat mendekati Sita tetapi tidak bisa melewati lingkaran tersebut, ia mencari akal dengan menyamar menjadi pendeta tua yang kehausan, Sita merasa iba dan memutuskan untuk mengambilkan air untuk pendeta tua itu, hingga ia keluar dari lingkaran sakti, saat itulah Rahwana berhasil menculik Sita dan menerbangkan Dewi Sita ke kerajaannya, Alengka.

Pada perjalanan menuju Alengka, Rahwana yang menculik Sita dihadang oleh seekor burung garuda bernama Jatayu yang ingin menolong Sita, Rahwana sangat marah hingga terjadi perang tanding, Jatayu kemudian menggelepar di tanah karena kedua sayapnya ditebas oleh pedang Rahwana. Rama dan Laksmana mendapati Jatayu yang sedang sekarat di tanah, ia memberitahukan bahwa Rahwana yang menculik Sita.

Tak lama kemudian datanglah seorang ksatria kera putih bernama Hanoman menghadap Rama, ia adalah kemenakan dari raja kera Sugriwa. Hanoman memohon bantuan kepada Rama untuk membinasakan Subali karena telah merebut istri adiknya, Sugriwa. Berkat busur panah Rama, Subalipun tewas. Sugriwa dan pasukan kera lainnya bersedia menjadi bala tentara Rama untuk menyerang Alengka.

Di Taman Angsoka di kerajaan Alengka, Sita sedang bersedih dan dihibur oleh Trijata serta para dayang, Rahwana mencoba merayu Sita, namun Sita selalu menolak hingga Rahwana hamper membunuh Sita, berkat bantuan Trijata, Rahwana akhirnya pergi.

Hanoman menjadi utusan Sang Rama untuk menemui Sita dan memberikan cincinnya, sebaliknya Sita memberikan tusuk kondenya. Hanoman merusak taman Angsoka tersebut. Rahwana dan pasukan raksasanya sangat marah, akhirnya terjadi perang sengit antara pasukan kera di pihak Rama dan pasukan raksasa di pihak Rahwana. Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh Rama, Sitapun kembali ke pelukan Rama hinga akhirnya Rama diangkat menjadi Raja di Kerajaan Ayodya.

Dalam perkembangannya saat ini untuk kebutuhan pariwisata, pementasan Sendratari Ramayana dibentuk ke dalam sebuah bentuk yang kecil atau biasa disebut dengan Ramayana Ballet dimana cerita yang diambil biasanya bermula dari pengembaraan Rama, Sita dan Laksmana di tengah hutan Dandaka, munculnya Kijang Emas, dilarikannya Sita oleh Rahwana, Perang Rahwana dengan Jatayu, Hanoman menghadap Rama, Hanoman diutus ke Alengka, perang Rama dan Rahwana, dan berakhir dengan kembalinya Dewi Sita kepada Rama.

Kini pementasan Ramayana Ballet ini sering dipadukan dengan tari Kecak yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan orang. Pertunjukan ini sengaja ditujukan kepada para wisatawan dan sangat menarik perhatian wisatawan domestic maupun mancanegara. Selain untuk usaha melestarikan kesenian dan budaya Bali, pertunjukan untuk pariwisata juga kini dianggap penting agar nama Bali semakin harum hingga ke kancah internasional.

SUMBER:BUKU TOKOH-TOKOH RAMAYANA,KARYA WAYAN PARTHA

Identitas Banjar

April 14th, 2014

BANJAR ADAT PENYARIKAN, KEKERAN, MENGWI

20140413_085122[1]

          Banjar Penyarikan,terletak di dese kekeran,kecamatan mengwi,kabupaten badung,banjar penyarikan terletak di jalan I Gst Ngurah Rai di sebelah kanan jalan banjar penyarikan,penyarikan yang berarti carik atau sawah,mngapa demikian karena dulu lingkungan di banjar saya di klilingi sawah,di sebelah barat banjar sawah luas,di selatannya sawah,dan di sebelah timur juga sawah,struktur banjar yaitu dua kelian,sekretaris, bendahara,dan juruarah, bentuk bangungan banjar penyarikan adalah L dan memiliki pura dan mempunyai pemangku dulu banjar saya memiliki halaman yang sangat sempit pada tahun 2011 banjar di renopasi dan bangunannya bertingkat, jadi sekarang banjar saya memiliki cukup halaman,fasilitas yang menunjang banjar sekarang adalah,memiliki tv 52 in,dan spiker yang menemepel di tembok. banjar penyarikan memiliki ketua atau dalam istilah banjar yang di sebut kelian,banjar penyarikan memiliki dua orang kelian yaitu kelian adat yang bernama I Made Suwela yang khusus mengatur kegiatan yang ada dalam banjar dan kelian dinas yang bernama I Made Parwita yang khusus untuk kegiatan dinas dan mengatur fasilitas banjar,misalkan kalau mencari bantuan ke DPR kelian dinas yang mengurusnya,banjar penyariakan memiliki  anggota banjar sekitar seratus kaka atau kelurga,dan memiliki STT/Seke Truna Truni yang nama nya stt SWADHARMA KARYA yang anggotanya     sekitar seratus anggota kegiatan yang pernah di lakukan adalah setiap dua tahun sekali mengadakan bazaar yang di adakan di setiap hari raya galungan frestasi yang pernah di raih oleh stt swadharma karya adalah pernah mendapatkan juara satu membuat janur antar stt,juara tiga tarik tambang,juara dua lari karung dan juara dua mewirame dan membaca puisi, banjar penyarikan juga memiliki anggota lansia,mempunyai skhe angklung gita kencane,lingkungan banjar penyarikan yang meliputi dua jalan yaitu penyarikan satu, dan penyarikan dua,dan memiliki banyak gang-gang ,banjar saya mepunyai dua regu.di antara banjar yang ada di desa kekeran banjar saya atau banjar penyarikan yang jumlah anggota banjarnya yang pailing sedikit,walaupun sedikit kami semua tidak pernah bikin rusuh,lebih mudah ngaturnya dan bisa saling membantu,banjar penyarian memiliki fasilitas yang cukup memadai,yaitu memiliki satu barung gambelan angklung kegiatan yang pernah di lakukan oleh sekhe angklung misalnya  ada upacara ngaben odalan di pura banjar,banjar penyarikan juga memiliki satu barung bleganjur,memiliki alat-alat dapur lengkap yaitu memiliki dua kompor besar,piring,gelas,alat-alat ketring dan lain sebagainya,juga memiliki tiga tenda yang bisa di pergunakan untuk kegiatan bazzar atau odalan di banjar dan bisa juga di sewakan di lingkungan banjar saja misalkan kalau ada orang nikah,minggal dan atau kegiatan apapun.banjar saya juga memiliki sekhe angklung anak-anak yang baru terbentuk sejak tahun dua ribu tiga belas akhir bulan gending yang beru di cari adalah tabuh gilak dan lelambatan tabuh telu,yang latihan nya diadakan setiap hari minggu,yang di bina oleh saya dan kakak saya,untuk kedepan nya saya dan kakak saya mencoba untuk memberikan gending tari tarian,yang akan di pakai untuk ulangtahun LPD di desa kekeran yaitu desa saya,bulan april ini banjar saya akan mengikuti loba kebersihan lingkungan,demikianlah info dari saya mengenai banjar saya yaitu banjar penyarikan,kalo ada kesalahan saya dalam mengetik mohon permakluman bapak,sekian dari info saya,Terima Kasih.