Ashram merupakan tempat untuk meperdalam ajaran-ajaran Hindu yang digariskan dalam kitab Weda. Ashram juga merupakan tempat untuk melakukan pemujaan. Disamping itu ashram juga bisa sebagai tempat tinggal untuk siswa yang sedang menuntut ilmu. Baik pendidikan formal maupun non formal. Kata ashram berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “Asshraya” yang berarti perlindungan. Di Bali khususnya sudah berdiri ratusan ashram. Namun, yang baru terdaftar dewan pashraman hanya 64 ashram. Salah satunya adalah Ashram Vrata Wijaya. Ashram  Vrata Wijaya ini merupakan salah satu cabang dari Ashram Lembah Bhayam yang terletak di Desa Bolangan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Sedangkan Ashram Vrata Wijaya berlokasikan di Jalan Siulan Gang Nusa Indah III No.3, Desa Penatih Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Ashram Vrata Wijaya diresmikan tanggal 14 Oktober 2008 oleh Mahaguru Sri Jaya Nara yang merupakan guru dari Ashram Lembah Bhayam. Ashram Vrata Wijaya ini dipimpin dan dituntun oleh guru spiritual yang bernama Guru Sri Hasta Dhala. Ajaran yang diberikan di Ashram Vrata Wijaya di adopsi dari ajaran yang di berikan oleh Mahaguru Sri Jaya Nara. Konsep ajaran yang diajarkan bernama Jnana Budha Siwa. Jnana Budha Siwa Berasal dari bahasa Sansekerta. “Jnana” artinya pengetahuan, “Budha” artinya Tuhan yang ada di dalam diri, dan “Siwa” yang berarti Tuhan yang ada di luar diri. Jadi, Konsep ajaran Jnana Budha Siwa itu mengajarkan para bhaktinya untuk mengenal Tuhan yang ada dalam diri dan Tuhan yang ada di luar diri.

Ashram ini dibangun selama 2 tahun 7 bulan dengan konsep arsitektur tradisional Bali. Awalnya tempat ini tidak direncanakan untuk menjadi sebuah ashram, namun pada saat mulai pembangunan tembok pembatas, tiba-tiba tuntunan niskala dengan segala rahmat-Nya terjadi dengan sendirinya. Maka mulailah menyiapkan diri dengan bekal seadanya dan terwujudlah ashram ini. Di ashram ini pemujaan di khususkan untuk memuja aspek-aspek Siwa yang terealisasikan dalam bentuk linggam-linggam suci. Adapun Linggam-linggam aspek ke-Siwaan yang ada di Ashram Vrata Wijaya, yaitu :

1. Sri Karnath : Merupakan aspek Siwa sebagai penjaga semesta.

2. Air Lingga : Merupakan tempat memohon tirta atau air suci dari Ibu Nandini untuk menyucikan diri.

3. Sri Nandini : Merupakan aspek Siwa yang mensejahterakan umat manusia.

4. Lingga Guru : Merupakan tempat untuk memuliakan Sad dan Sat Guru.

5. Beji : Tempat untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan pemujaan.

6. Graha Guru : Tempat untuk menerima dan memuliakan Sad dan Sat Guru.

7. Linggam Siwa, Ganesha, dan Hanuman : Merupakan tempat sentral untuk melaksanakan pemujaan dan memuliakan nama-nama Siwa.

8. Mandala :     Merupakan simbol sakti Siwa yang memancarkan ke seluruh penjuru mata angin. Tempat ini di fungsikan untuk melaksanakan Japa, Meditasi, dan kegiatan Khusus lainnya.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakoni di Ashram Vrata Wijaya, yaitu :

1. Karma Yoga

Karma yoga adalah suatu bentuk persembahan suci, dimana badan bergerak untuk melaksanakan perintah sang jiwa dan pikiran tak terkotori oleh segala rutinitas yang biasanya di laksanakan oleh tubuh. Jadi melaksanakan karma yoga adalah kegiatan dimana semua unsur manusia bekerja sama untuk melaksanakan perintah sang jiwa demi suatu tujuan bhakti. Karma Yoga juga berarti melaksanakan swadharma agama, karena didalam karma yoga manusia bisa mengesampingkan unsur materi dan kesenangan hidup untuk bisa berkonsentrasi terhadap sebuah kesempatan bhakti.

2. Pemujaan

Pemujaan rutin dilaksanakan ketika Tilem, Purnama, tanggal 10 dan 13. Tanggal 10 dilakukan pemujaan Siwa di Ashram ini. Sedangkan tanggal 13 dilaksanakan pemujaan untuk aspek Siwa sebagai Ibu.

3. Brata

Brata adalah pengendalian diri. Adapun macam-macam brata yang dilakukan di Ashram Vrata Wijaya, Yaitu :

1. Upawasa

Upawasa adalah salah satu dari sadana suci yang sering dilaksanakan oleh bhakta setiap persiapan untuk menyambut hari-hari besar dan hari-hari suci yang biasanya diambil selama 3,7,11, sampai 108 hari sesuai kemampuan pribadi bhakta atau sesuai dengan tuntunan yang terjadi dalam diri masing-masing bhakta. Puasa bertujuan untuk mengembangkan daya tahan terhadap kesengsaraan hidup, membangkitkan kekuatan suci dalam hati dan puasa juga bertujuan menaklukan hawa nafsu dengan melakukan pantangan terhadap rasa nikmat. Pada dasarnya puasa adalah sadhana suci yang sangat mempengaruhi tingkat pengabdian diri kepada sang diri sejati.

2. Monobrata

Monobrata adalah sadhana dengan cara puasa dan tidak berbicara atau mengeluarkan kata-kata, yang merupakan latihan pengendalian diri yang bertujuan untuk membersihkan diri dari semu keterikatan baik lahir maupun batin dan untuk menyadari dirinya sendiri untuk tahu tentang kewajiban dalam hidup.

3. Meditasi dan Japa

Meditasi adalah pemusatan pikiran untuk mencapai ketenangan dan kedamaian dengan menyebutkan nama-nama Tuhan berulangkali atau yang disebut dengan Japa.

4. Yoga dan Tantra Pranayama

Yoga berarti penyatuan, atau yang bermakna penyatuan dengan alam dan bisa juga berarti penyatuan dengan sang pencipta. sedangkan Tantra Pranayama adalah pelatihan untuk mengatur pernapasan.