Menurut sumber yang dapat dipercaya sejarah Desa Abuan pada dahulu kala tempat ini merupakan hutan belantara, dimana kehidupan masyarakat pada jaman itu masih primitive, dan didalam hutan konon hidup seorang pendeta perempuan yang sedang melakukan semedhi. Dengan kekuatan batin yangh yang sangat tinggi beliau bersemedi hingga suatu ketika timbul sinar suci yang membakar hutan belantara disekitar tempat beliau bersemedi, sehinbgga tempat yang tadinya hutan belantara berubah menjadi tempat yang dipenuhi dengan abu-abu bekas terbakarnya hutan, dan ada disuatu tempat pendeta tersebut apinya tak mau padam.

Lama-kelamaan tempat ini menjadi tempat yang sangat subur, berkat kesuburan tanah ini datanglah orang – orang untuk bercocok tanam dan dan menetap ditempat ini. Tanah yang tadinya tertimbun abu – abu ini dipelihara dan diolah untuk dijadikan lahan pertanian, Karena kesuburan tanah ditempat ini sangat subursekali, segala sesuatu yang ditanam menjadi tumbuh dengan baikdan para petani dapat menikmatihasil pertanian yang bertumpah ruah.

Oleh karena itu orang – orang pada zaman itu masyarakat yang menetap ditempat ini dan masyarakat sekitarnya menyebut tanah/tempat ini  abu-an, lama kelamaan sebutan abu-an ini berubah menjadi Abuan dan sekarang kita kenal dengan sebutan Desa Abuan.

Untuk memperingati atau sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa terhadap kesuburan tanah yang telah memberikan kehidupan masyarakat yang mendiami tempat ini didirikanlah sebuah pelinggih pada tempat persemedian pendeta perempuan dan api yang tak pernah padam itu, setelah dibuatkan pelinggih barulah api itu padam dengan sendirinya, dan yang sekarang dikenal dengan sebutan Pura Manik Gni. yang letaknya ditengah – tengah Desa Abuan yaitu diantara Balai  Banjar Adat Abuan dan Kantor Perbekel Desa Abuan.

 

Di Pura Manik Gni tersebut juga menyungsung sebuah tapakan barong landung, seprti yang di ketahui sedikit saya menambahkan sejarah yang umum tentang barong landung, Barong Landung merupakan perwujudan dari raja Bali yaitu Raja Jaya Pangus yang memperistrikan seorang Putri Cina bernama Kang Cing Wei. Raja Jaya Pangus diwujudkan dalam Barong Landung ditokohkan dengan boneka besar hitam dan giginya ronggoh, sedangkan putri Kang Cing Wei ditokohkan dengan boneka cantik tinggi langsing bermata sipit dan selalu tersenyum mirip dengan roman muka seorang Cina. Raja Jaya Pangus yang bertahta di Pejeng yang tidak diketahui di Bali pada jaman paparaton dari dinasti Warmadewa, didampingi oleh seorang Bhagawan yang sakti dan bijaksana bernama Empu Siwagana.

Perkawinan Raja Jaya Pangus dengan Putri Cina sudah terjadi tetapi Sang Hyang Bhagawanta tidak merestui perkawinan itu. Sri Jaya Pangus dituduh telah melanggar adat yang sangat ditabukan saat itu, yakni telah dengan berani mengawini putri Cina yang elok bernama Kang Cing Wei itu. Empu Siwagana lalu menghukum Raja Jaya Pangus dengan membuat hujan lebat dan membuat kerajaan menjadi banjir dan tenggelam. Walaupun perkawinanya tidak direstui oleh Dewa, ia tetap mencintai istrinya seorang Cina itu. Raja Jaya Pangus akhirnya pergi dan membuat kerajaan baru yang diberi nama kerajaan Balingkang. Nama ini merupakan perpaduan dari kata Bali = bali, dan Kang = Cina. Raja kemudian dijuluki oleh rakyatnya sebagai Dalem Balingkang. Sayang, karena lama mereka tidak mempunyai keturunan, raja pun pergi ke Gunung Batur, memohon kepada dewa di sana agar dianugerahi anak. Namun celakanya, dalam perjalanannya ia bertemu dengan Dewi Danu yang jelita. Ia pun terpikat, kawin, dan melahirkan seorang anak lelaki yang sangat kesohor hingga kini yaitu Maya Danawa.

Sementara itu, Kang Cing Wei yang lama menunggu suaminya pulang, mulai gelisah, Ia bertekad menyusul ke Gunung Batur. Namun di sana, di tengah hutan belantara yang menawan, iapun terkejut manakala menemukan suaminya telah menjadi milik Dewi Danu. Ketiganya lalu terlibat pertengkaran sengit.

Dewi Danu dengan marah berapi-api menuduh sang raja telah membohongi dirinya dengan mengaku sebelumnya sebagai perjaka. Dengan kekuatan gaibnya, Dalem Balingkang dan Kang Cing Wei dilenyapkan dari muka bumi ini. Oleh rakyat yang mencintainya, kedua suami istri  “Dalem Balingkang dan Kang Cing Wei”  itu lalu dibuatkan patung yang dikenal dengan nama Stasura dan Bhati Mandul. Patung inilah kemudian berkembang menjadi Barong Landung.

Sekilas saya ceritakan sejarah Barong Landung, dan saya lanjutkan lagi tentang Desa Abuan. Karena berita kesuburan tanah ini sudah tersebar, itulah yang bmenyebabkan orang – orang berdatangan dan berdiam disekitar wilayah ini dan kehidupannya membentuk kelompok – kelompok yang tujuannya ingin menikmati kesuburan tanah di Desa Abuan, dan masing – masing kelompok mempunyai sebutan wilayah yang dikenal dengan sebutan Banjar. Adapun banmjar – banjar yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Banjar Abuan

Banjar Sala

Banjar Serokadan

Dari ketiga Banjar tersebut sekarang lazimBanjar Adat atau Banjar Dinas, dan khusus Banjar Dinas Abuan sudah dimekarkan menjadi dua buah Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Abuan Kangin dan Banjar Dinas Abuan Kauh. Masing – masing Banjar Dinas dipimpin oleh Kelian Banjar Dinas dan secara Adat dipimpin oleh seorang Kelian Adat.

Adapun juga letak dan kondisi  geografis Desa Abuan, Desa Abuan terletak di 7 km arah barat daya dari Kecamatan Susut, dengan batas – batas sebagai berikut :

Di sebelah utara        : Wilayah Desa Susut

Di sebelah timur        : Wilayah Desa Demulih

Di sebelah barat        : Wilayah Desa Petak – Kab. Gianyar

Di sebelah selatan     : Wilayah Desa Apuan

Secara umum keadaan tanah di Desa Abuan cukup subur dengan 2 iklim yaitu iklim kemarau dan hujan serta peralihan antara iklim kemarau dan hujan, yang sering disebut dengan iklim pancaroba. Dengan suhu rata – rata 30 oC. kondisi ini sangat mendukung akitifitas masyarakat dalam kegiatan pertanian.

Mata pencaharian atau pekerjaan masyarakat Desa Abuan, mulai dari petani, Pegawai Negeri Sipil, hingga menjadi pengusaha. Luas wilayah Desa Abuan 418 km2 , dan sebagaian besar lahan dimaanfaatkan untuk kegiatan pertanian.

Demikian sekilas sejarah Desa Abuan yang bisa saya sampaikan.