Jayadrata Antaka
Mendengar Bimanyu telah gugur di medan perang, Arjuna sangat sedih, terlebih lagi gugur anaknya karena dikeroyok para kesatria korawa yang dipimpin oleh Jayadrata. Hal membuat Arjuna sangat marah dan bersumpah akan bunuh diri dengan cara membakar dirinya, kalau sampai besok sore ia tidak berhasil membunuh Jayadrata.
Berita tersebut didengar oleh pihak korawa, lalu menyembunyikan Jayadrata di barisan paling belakang dengan harapan raja muda dari negeri sindhu itu tidak boleh keluar dari benteng. Untuk melindungi anaknya, Bhagawan Sapwani dengan ilmu yang dimilikinya menciptakan seratus orang kembaran Jayadrata, supaya Arjuna salah bunuh. Berkat senjata Cakra, Sri Kresna menghalangi sinar matahari sehingga bumi saat itu menjadi gelap seperti senja hari. Jayadrata mengira dirinya telah selamat, muncul digelanggang perang untuk ikut menyaksikan Arjuna terjun pada kobaran api sesuai sumpahnya. Kesempatan itu tak di sia-siakan oleh Arjuna, dengan panah pasupatinya tepat mengenai leher Jayadrata dan kepalanya terpental jauh kemudian jatuh di pangkuan Bhagawan Sapwani. Beberapa saat setelah mengetahui itu kepala anaknya, maka meledaklah seluruh anggota badan Bhagawan Sapwani berkeping-keping.
Pihak Korawa memprotes atas tindakan Arjuna yang dianggap melanggar sumpah dan etika perang. Dan saat itu pula Sri Kresna menarik senjata Cakranya, sehingga dunia terang benderang kembali.