Proses sakralisasi petapakan ide betare
Posted Under: Tak Berkategori
PROSES SAKRALISASI PETAPAKAN IDE BETARE
“PETAPAKAN” apakah petapakan itu ? kata “Petapakan” mungkin tidak asing lagi di masyarakat hindu khususnya yang berada di bali. ? Petapakan adalah sebuah topeng dari kayu yang sudah di buat seperti sosok makhluk magis dalam masyarakat bali yang berupa bermacam – macam bentuknya seperti barong ket,rande,barong landung,barong bangkal,barong lembu,barong macan,dan lain lainya.Petapakan ini sangat di percayai bisa mengusir wabah penyakit secara niskala oleh karena fungsina untuk niskala maka petapakan ini harus mempunyai kekuatan gaib,metaksu,dan harus di sakralisasi untuk kelihatan lebih magis,dalam proses mesakralisasi petapakan ini sudah di mulai dari pemilihan bahan seperti kayu yang akan di gunakan untuk petapakan,jenis kayu yang akan menjadi bahan tersebut adalah jenis kayu yang di percayai mempunyai kekuatan magis seperti kayu pule,kapuh,kapas,kepah dan sebagainya yang memiliki mitologi tersendiri yang bisa membuat keunikan dsan kemagisan dari kayu tersebut.Di dalam proses sakralisasi juga harus sesuai dengan hari baik yang di percayai oleh umat hindu dalam system kalender bali yang biasa di sebut kilang kilung,proses sakralisasi petapakan di bagi menjadi beberapa tahap yang sesuai di sebutkan dalam lontar Pengerehan,lontar canting mas,Ganapati tatwa dan lontar lontar lainya yang berhubungan dengan pengerehan.Di dalam proses Sakralisasi petapakan di bagi menjadi tiga tahap yaitu :
A.Prayascita dan melaspas
adalah proses sakralisasi di mana upakare ini di tujukan kepada Sang Hyang Surye,Sang Hyang Siwe,dan Sang Hyang Sapujagat untuk memohon untuk menghapuskan noda dari sekale maupun niskale yang terdapat di kayu ataupun benda lainya yang di gunakan sebagai bahan pembuatan petapakan ide betare
B.Ngatep(ngeratep) dan Pasupati
Proses ini di dapat di lakukan oleh Pemangku atau Sangging (tukang ukir yang membuat ) di mana pada saat upacara ini terjadi proses kelahiran (utpeti ) terhadap Petapakan Ide betare ini, mulai saat ini Petapakan dapat di Fungsikan sebagai personipikasi dari roh atau kekuatan mistis lainya yang memang di harapkan oleh umat penyungsung atau pengempon dalam pure yang membuat petapakan ini.
C.Masuci dan Ngerehin.
Mesuci dan Ngerehin adalah upacara yang tingkat tertinggi yang merupaka upacara paling sacral di dalam proses penyucian ini,dalam proses ini bertujuan untuk mesakralkan/mengkeramatkan petapakan ide betare ini, dimana suapaya tidak ternodai atau tidak ada yang bisa ngeletehin.dengan demikian petapakan ide betare ini di harapkan mampu melindungi dengan aktif secara niskala (alam gaib ). Pada saat upacara ini hanya di lakukan di pure dan setre (kuburan ). Biasanya pada saat di lakukan di kuburan ini di lakukan pas tengah malam sekitar jam 23.00 karena pada saat ini memerlukan tempat yang angker dan sunyi dengan waktu dan hari yang bagus juga seperti kajeng kliwon, karena waktu waktu tersebut sangat mempengaruhi kelancaran upacara ini segala perlengkapan yang termasuk sesajen seperti tiga buah kelapa muda yang berwarna gading (orange ) yang merupakan pengganti dari tiga tengkorak manusia dalam syarat ngerehin yang berpungsi sebagai alas duduk bagi yang mundut ( nyungsung ) sebagai puncak keberhasilan upacara ini dapat di lihat dari adanya kontak dari alam gaib yang berupa endihan (sinar cahaya ) yang jatuh tepat di petapakan itu,setelah itu orang yang tadinya memundut petapakan tersebut akan mengalami kerauhan atau kesurupan ( trance ) dan seorang ini akan menari nari sambil mengucapkan kata – kata sacral atau pengundangan selain itu keberhasilan bisa di lihat dari peristiwa lainya seperti petapakan ide betare bergoyang goyang,bahkan ambil contoh petapakan yang berupa barong ketet akan prerai (muka ) akan bergetar seakan seperti ada yang menarikan,ini lah yang di sebut ngerehin.ngerehin ini sengaja di buat untuk memastikan apakah petapakan ini sudah memiliki kekuatan gaib.
sesuai yang tercatat di lontar pengerehan dari canting mas,ganapati tatwa dan lainya terdapat prosudur atau tehnik tahapan dalam upacara ngerehin ini,pertama akan di awali dari pemangku atau pandita yang akan mengaturkan piuning atau istilahnya meminta izin dahulu kepada ide betare atau mahkluk – mahkluk gaib yang ada di tempat proses pengerehan dan pada saat itu pula di adakan panyembelehan kucit butuan (babi jantan yang masih muda )getih temelung /darah babi yang tadi di letakan di atas daun pisang yang di letakan di antara pemundut petapakan tersebut,tidak sembarang orang bisa penjadi pemundut karna hanya orang orang yang mempunyai keahlian di bidang spiritual,untuk menjadi pengereh memerlukan kebranian kebersihan pikiran , badan dan yang paling penting adalah laskarye yang berate iklas, pasrah,mengapa demikian karna pada saat ini akan banyak gegodaan hal gaib yang akan menguji keteguhan si pengereh tersebut.adapun gegodaan itu sebagai berikut: yang pertama dari semut yang akan mengkrubuti badan si pengereh ini jika si pengereh tidak tahan maka akan menggaruk garuk badanya maka gagalah dia.setelah itu di lanjutkan nyamuk yang akan menggigit muka si pengereh yang rasanya seperti mau hancur,terus gegodaan dari lipi gede ( ular besar ) yang bergerak melintasi paha si pengereh yang akan terasa geli kemudian datanglah gegodaan dari empat ekor babi yang akan menguntit pantat si pengereh jika si pengereh mrasa terusik tidak tahan maka gagalah usahanya,angin semilir yang merupakan aji sesirep jika tidak waspada akan membuat si pengereh tertidur,serta kokok ayam galangkangin yang berarti akan mulai pagi jika terpengaruh akan berakibat gagal,dan yang di sebut bikul nyuling yang artinya tikus meniup sruling yang akan mengoda si pengereh ini sehinga si pengereh ini tertawa karena lucunya tikus tersebut dan yang paling membahayakan si pengereh ini adalah suara talenan (alas untuk memotong daging ) jika sudah terdengar suara seperti “tek tek tek” seperti tersebut maka pengereh harus memberhentikan semedhinya karna jika tidak pengereh ini akan di cincang seperti di cincang daging oleh mahluk gaib yang utusan dari betare yang menguji dan setelah kejadian ini akan terdengar suara gmrincing,seperti yang di gunakan di kaki sang penari barong, jika seperti ini sudah mutlak gagal proses ngerehin ini karna ini merupakan pertanda turunya bhanas pathi raje yaitu raja mahluk gaib,si pengereh ini di haruskan secepatnya angkat kaki dari tempat bersemedinya,sehubungan dengan membahas kegagalan tersebut dari sekian orang jarang terdengar tidak berhasil.jika setelah keberhasilan tercapai petapakan ini akan di bawa menuju pure dalem setelah itu baru berjalan mnuju pure yang menyungsungnya.