Skip to content


Fungsi Hiburan Seni Pertunjukan

Masyarakat pada umumnya mempunyai tatanan kehidupan yang tersusun rapi dan mereka semakin menyadari perlunya hiburan berupa kegiatan seni yang berfungsi untuk mengekspresikan diri. Gairah kegiatan seni sebagai ekspresi masih dapat kita saksikan dalam kehidupan masyarakat yang terjalin dalam struktur sosial, serta meninggalkan karya seni yang monumental. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Seni sebagai manifestasi aktivitas yang hadir dalam setiap kehidupan masyarakat, sepanjang sejarahnya selalu tampil dengan berbagai ekspresi visual dan suara yang menonjol, baik karena hasil kreativitas kolektif maupun ciptaan individual.
Kesenian tradisional yang berfungsi menghibur memberi kepuasan yang bersifat kesenangan dan kegembiraan. Fungsi hiburan dimaksudkan dapat memberikan hiburan gratis bagi masyarakat yang jarang memperoleh hiburan. Misalnya penyajian pertunjukan wayang kulit dimaksudkan untuk menghibur penonton seperti yang terdapat pada acara misalnya Peringatan Hari-Hari Besar Nasional seperti Peringatan Hari Ulang tahun Kemerdekaan RI, Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Peringatan Hari lainnya, hajatan misalnya acara pernikahan, pertunjukan wayang kulit dimaksudkan untuk menghibur para tamu undangan dan masyarakat sekitarnya. Sedangkan pada acara khitanan pertunjukan wayang kulit dimaksudkan untuk menghibur anak yang dikhitan, sehingga mungkin dapat melupakan rasa sakit sehabis dikhitan, serta dapat menghibur masyarakat di sekitarnya.
Adapun fungsi hiburan juga dapat dimaksudkan menghibur penonton dan pemain sekaligus, antara lain :
Menurut Alant P. Merriam (Antropologi Musik 2000 : 300), fungsi musik ada 10 macam, diantaranya :
1) Sebagai pengungkapan emosional (The function of emotional)
2) Fungsi tentang kenikmatan estetis (The function of aesthetic enjoyment)
3) Fungsi hiburan (The function of entertainment)
4) Fungsi komunikasi (The fungtion communicatioan)
5) Fungsi presentasi simbolis (The function of symbolis representation)
6) Fungsi respon fisik (The function of physical response)
7) Fungsi menguatkan konformitas terhadap norma-norma sosial (The function of enforcing conformity to social norm)
8)Fungsi validasi tentang institusi-intitusi sosial dan ritual-ritual keagamaan (The function of validation of social institutions and religious vital)
9) Fungsi tentang kontribusi terhadap kontinyuitas dan stabilitas budaya (The function of contribution to the continuity and stability of culture)
10) Fungsi kontribusi terhadap integrasi masyarakat (The fungtion of contribution of contribution to the integration of society)
Menurut Prof. Dr. R. M. Soedarsono dalam bukunya yang berjudul Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, fungsi seni ada 3 diantaranya :
1) Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai sarana ritual
2) Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai hiburan pribadi
3) Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai presentasi estetis
Fungsi seni sebagai tontonan atau hiburan tidak banyak membutuhkan persyaratan. Seni untuk hiburan tidak terikat pada misi tertentu. Seni yang mampu memberikan kesenangan pada seorang atau kelompok orang yang berada di sekitar pertunjukan. Sebagai media tontonan seni pertunjukan harus dapat menghibur penonton, menghilangkan stres dan menyenangkan hati. Sebagai tontonan atau hiburan seni pertunjukan ini biasanya tidak ada kaitannya dengan upacara ritual. Pertunjukan ini diselenggarakan benar-benar hanya untuk hiburan misalnya tampil pada peringatan kelahiran, resepsi pernikahan dan lain-lain. bertujuan untuk memberi pengalaman estetis kepada penonton. Seni pertunjukan disajikan agar dapat memperoleh tanggapan apresiasi sebagai suatu hasil seni yang dapat memberi kepuasan pada mata dan hati penontonnya, oleh karena itu sebagai seni pertunjukan memerlukan pengamatan yang lebih serius dari pada sekedar untuk hiburan. sebagai seni pertunjukan/tontonan adalah tergolong performance, karena pertunjukan tarinya lebih mengutamakan bobot nilai seni dari pada tujuan lainnya.
1) Hiburan bagi penonton
2) Hiburan bagi pemain
Selain itu seni pertunjukan berfungsi sebagai hiburan untuk penonton, pertunjukan yang mempunyai fungsi hiburan bagi para pemainnya. Pemain atau niaga, sinden dan dalang dapat menjadikan pertunjukan sebagai hiburan, karena mereka mampu mempunyai kepuasan batin pada saat pertunjukan, dan pemain juga dapat memenuhi kebutuhan estetikanya dengan cara berekspresi melalui pertunjukan .
Misalnya dalam seni pertunjukan Wayang Kulit, maka dapat ditemukan beberapa fungsi diantaranya:
a. Berfungsi untuk sarana pernyataan jati diri
Seperti pada penyajian pertunjukan wayang kulit ” Carita” digunakan untuk menyatakan jati diri paguyuban wayang kulit ” Carita” pada masyarakat dengan menunjukan keindahan pertunjukan wayang kulit ” Carita”, sehingga dengan adanya pertunjukan wayang kulit ” Carita”, masyarakat bisa mengetahui dan bahkan masyarakat bisa mengagumi dan menyukai pertunjukan wayang kulit ” Carita”.
b. Berfungsi untuk sarana integrative bagi sesama anggota masyarakat.
Kemudian dengan lanya pertunjukan wayang kulit ” Carita”, maka masyarakat di sekitar tempat pertunjukan secara otomatis akan datang untuk melihat pertunjukan. Disaat pertunjukan itulah antara orang yang satu dengan yang lainnya akan mulai mengenal. Dengan adanya saling mengenal saat masyarakat melihat pertunjukan, maka akan menambah hubungan yang baik pada masyarakat, sehingga dalam masyarakat akan tercipta dan terbina persatuan dan kesatuan.
c. Berfungsi untuk ungkapan rasa syukur
Pertunjukan ungkapan rasa syukur, misalnya pada acara sedekah bumi, yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan kesejahteraan yang diberikan kepada masyarakat setempat.

Posted in Lainnya, Pengetahuan Karawitan.

Tagged with .