Seni pertunjukkan merupakan salah satu sarana yang dipergunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah, penanaman nilai, dan norma sosial. Juga sebagai kontrol sosial, moral, panutan,pendidikan serta panutan yang memiliki arti penting bagi masyarakat.
Melalui pertunjukan seni tradisional (ketoprak, wayang, lenong) ataupun seni modern (film), berbagai program pemerintah dapat di sosialisasikan ke masyarakat luas.
Suatu karya seni memiliki nilai sosial apabila:
a.Dapat mempengaruhi tingkah laku atau tindakan masyarakat secara kolektif
b.Diciptakan untuk dilihat dan digunakan dalam suasana umum
c.Mencetuskan atau melukiskan aspek – aspek eksistensi yang bersifat sosial atau kolektif sebagai kebalikan dari sesuatu pengalaman individual
Seni memiliki keterkaitan dengan fungsi perubahan sosial. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Roy Sieber (M. Otten,1971: 203) bahwa “ in short, there are two basic aspects of art: its esthetic or presentational context comprised of form and skill and embodying style, and its meaning context comprised of subject and symbolic associations”. Lebih lanjut dinyatakan “the art at any time or place, in reflecting cultural values, evolve what might be called the value image that culture has of it self (1971:205).
Dalam hal kritik sosial seni pertunjukan pun memiliki peran terutama pada masa pembangunan seperti sekarang ini, seni pertunjukan juga cukup efektif untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, khususnya bagi masyarakat pedesaan atau masyarakat pada umumnya. Pesan yang ingin disampaikan dapat seperti pada seni pertunjukan tradisional dilakukan melalui tokoh Punakawan pada seni pertunjukan wayang orang. Punakawan inilah yang mengggambarkan figur-figur rakyat, sehingga kritik-kritik sosial ataupun media penerangnan disampaikan melalui mereka diharapkan para penonton akan lebih mudah menangkap dan mencernanya.
Pesan-pesan pembangunan yang ingin disampaikannya bisa berbagai macam topik sesuai dengan keinginannya. Bila topik-topik sekitar kepahlawanan, kebersamaan, kesetiaan, kepatuhan, bahkan dapat pula berupa kritikan sosial yang cenderung banyak dilakukan oleh masyarakat pada masa kini. Permasalahan yang timbul sekarang adalah bagaimana agar seni pertunjukan disukai oleh masyarakat, sehingga fungsinya sebagai media penerangan serta sebagai media untuk mengungkapkan kritik sosial dapat terwujud.
Sebagai media untuk penyampaian kritik sosial, memang dengan bentuk kesenian tradisional sungguh tepat. Masyarakat Indonesia yang menganut paham paternalistik tentu tabu apabila akan mengkritik seseorang secara langsung, apabila kalau orang yang dikritik itu adalah pemimpinnya, atasannya, ataupun saudaranya, atau juga kondisi negara pada saat ini. Media yang sangat tepat untuk menyindir melalui tokoh-tokoh yang diperankan ataupun melalui dialog-dialog tertentu.