BIOGRAFI SENIMAN I MADE KEMBAR

I MADE KEMBAR

( DALANG PENUH KEJUTAN )

 

 

Om swastyastu ,

Di sini saya akan memaparkan seorang tokoh seniman pedalangan yang di mana bliau adalah salah satu tokoh seniman di desa saya, bliau adalah I Made Kembar seorang tokoh seniman pedalangan dari banjar padang sumbu klod , desa pekraman padang sambian klod, Denpasar barat. I Made Kembar sendiri lahir di denpasar, 31-12-1952 dari keluwarga yg sederhana yaitu dari pasangan I Nengah Ridet (alm) dan Ni Nengah Nyanggul (alm). I Made Kembar pada saat ini sudah berumur sekitar 65 tahun,

Disini I Made Kembar awal mula sebagai seniman pedalangan itu bukan berawal dari bliau memainkan sebuah wayang tetapi melainkan melakukan nyanyian-nyanyian yang sering disebut dalam istilah balinya mekidung dan mekekawin. Bliau pertamakali mekidung dan mekekawin pada tingkat SR (Sekolah Rakyat ) atau yang sekarang disebut dengan SD (Sekolah Dasar) pada kelas 5 , dan menamatkan jenjang SR / SD pada tanggal 23 juli 1962. Dulu di saat itu jaman sangat krisis dan susah “ kata I Made Kembar “ masa-masa kecilnya sering di habiskan dengan bermain sambil mekidung bersama teman-temannya , hal yang paling tidak bisa bliau lupakan pada masa kecilnya adalah selesai bermain bliau selalu berbagi minuman dan makanan seperti bliau mempunyai uang Rp.100  dulu uang segitu amat berartinya dan kesan berbagi itulah yang tidak bisa bliau lupakan sampai sekarang. Lalu semakin berjalannya waktu kehidupannya pun mulai beranjak remaja pada umur 14 tahun sudah mulai menyukai yang namanya memainkan wayang di iringi kidungnya sendiri dari sana lah I Made Kembar makin tertarik dengan yang namannya wayang kuluit , sambil menjalankan hobinya.

Pada tahun 1970 I Made Kembar mulai belajar menjadi seorang dalang dimana pada saat itu sang guru adalah seorang seniman pedalangan pula yang sering disebut dalang kerupuk (alm) setelah merasa dirinya bisa memainkan beberapa lakon dari wayang itu sendiri maka sang guru dalang kerupuk (alm) memberikan I Made Kembar I kropak lengkap wayang , dari wayang parwa , wayang Ramayana , wayang cupak , dan wayang calonarang. Setelah beberapa tahun belajar memainkan wayang akirnya I Made Kembar memberanikan dirinya untuk mengelar sebuah pementasan wayang angklung dibalai banjar padang sumbu klod tahun 1973.

 

 

Dalam wawancara saya dengan I Made Kembar bliau ternyata hanya mendapatkan pendidikan hanya setara SD saja. Walaupun hanya pendidikannya sampai di jenjang SD saja bliau hampir kurang lebih memiliki penghargaan 30 lebih dari bermacam-macam kejuaraan di bidang seni pedalangan tingkat se-bali pernah di dapatkannya mau pun tingkat nasional dan I Made Kembar pun pernah di undang oleh bapak mentri penerangan republik Indonesia dari Jakarta. Dalam rangka serasehan dalang sendratari pada tanggal 11 s/d 29 januari 1988.Bliau pun pernah menerima surat penghargaan dari gubernur kepala daerah tingkat I bali dalam hal festifal pekan wayang se-bali lakon Ramayana. Lalu pada tanggal 11 juli 1994 bliau menerima piagam penghargaan dari walikota madiya sebagai dalang dalam gong kebyar pria tahun 1995. Dan di tanggal 10 juli 1996 bliau juga pernah mendapat penghargaan dari gubernur kepala daerah tingkat I bali dalam penampilan terbaiknya di parade wayang cupak. Selain hanya itu saja I Made Kembar juga pernah keluar negeri dengan rombongan dinas kebudayaan pada tahun 1996 untuk menjadi dalang sendratari di soul sejhu ( korea selatan ) dengan menggunakan synopsis berbahasa inggris. Susah senangnya pun sangat di rasakan I Made Kembar , di waktu senangnya bliau baru pertama kalinya merasakan naik pesawat terbang , dan situasinya di sana sangat aman dan kondusif apa lagi suasananya dingin hampir mirip di bedugul ( bali ) . di sana I Made Kembar hanya pentas dengan rombongan dari KODYA selama 11 hari di soul sejhu ( korea selatan ).

Selain hanya melakukan pementasan wayang kulit di luar dari tempat tinggalnya jro dalang I Made Kembar pun pernah membuat suatu garapan kolaborasi dengan sekhe angklung banjra ngipian tahun 1982. di mana pada saat itu karyanya sangat di terima masyarakat di tempat tinggalnya sehinga bliau merasa puas dengan pementasan yang mengabiskan waktu 8 jam selain hanya ada angklung dan wayang di sana pula ada kolaborasi wayang orang , dimana orang-orang berpenampilan layaknya seperti wayang pada aslinya yaitu wayang kulit , lalu dulu di tanggal 20-07-1989 I Made Kembar lagi sekali membuat pementasan wayang kulit kolaborasi dengan angklung semarpegulingan banjar ngubang kuta , dimana pada saat itu bliau mendapatkan penghargaan yang sangat berkesan di pementasan itu. Selain karya kolaborasi dengan pemain-pemain musik , I Made Kembar juga membuat wayang sendiri dengan contoh yang sudah ada di rumahnya sendiri yang menjadi pembincangan banyak orang Karena banyak angapan dari masyarakat yang kurang tau kalau dalang hanya bisa memainkan wayang saja tapi tidak bisa membuat wayang dengan tangan sendiri , padahal dalang bisa membuwat wayang dengan tangannya sendiri beserta contohnya yang ada, selain membuat wayang jro dalang I Made Kembar juga sebagai orang pertama menyusun awig-awig yang ada di pure desa lan puseh desa adat kerobokan pada tanggal 22 april 1994.

 

 

 

Selain hanya itu saja dalang yang penuh dengan kejutan ini juga pernah mendapatkan murid dari jepang seperti moyako omeda dan towoko yang kini sudah pandai memainkan wayang kulit dan di setiap pementasan wayang kulit I Made Kembar hanya di bantu oleh beberapa orang saja yakni 17 orang untuk mengiringi tabuh.

Setelah saking lamanya bliau mendalami seni pedalangan pasti banyak pengalaman yang sudah di dapatnya , dan yang menurut bliau paling berkesan yakni pada saat memainkan wayang dan bisa menyelesaikannya dengan sukses dalam upacara yadnya.di samping itu bliau juga pernah mendapatkan pengalaman yang kurang menyenakan dalam semasa menjadi dalang yakni pada kesan masyarakat yang kurang begitu paham apa itu wali dalam wayang kulit , di dalam pementasan wayang kulit dalam bentuk wali sendiri menurut I Made Kembar adalah suatu rengkarnasi wajiblah di setiap upacara diadakannya wali wayang karena merupakan lawat / bayangan sehingga ada bahasa mepewayangan kepada leluhur.

Maka dari itu sendiri bliau berusaha untuk mengembangkan tradisi bali khususnya di dalam dunia pewayangan sehingga mempunyai minat PAPADI ( perkumpulan dalang Indonesia ). Dan bliau menyampaikan kepada kita-kita generasi muda sekarang harus tetap melestarikan tradisi yang sudah ada di bali dari dulu

 

SUKSEME . . . . .

OM SANTHI, SANTHI, SANTH OM