Sanggar Dharma Prawerti

This post was written by Pradyana on Februari 16, 2017
Posted Under: Tak Berkategori

Sanggar Dharma Prawerti ini berdiri sejak tahun 2007, tepatnya pada tanggal 1 Oktober. Sanggar ini dibentuk oleh beberapa orang diantaranya adalah I Gusti Lanang Purwa, I Wayan Kariasa, I Ketut Agus Angrama, SSn, dan beberapa pendukung lainnya. Ketiga orang itu berusaha mencari orang-orang yang bisa diajak menjadi anggota sanggar. Setelah mendapat beberapa orang yang bisa untuk dijadikan anggota sanggar yaitu kira-kira 15 orang, kemudian mereka membentuk sebuah sanggar mini yang terdiri dari 18 orang. Menurut pengakuan I Wayan Kariasa, pada waktu itu kira-kira tahun 2007 itu sanggar mini itu belum bertempat di desa Lokasari, tetapi masih bertempat di klungkung, tepatnya di desa Pegending di salah satu rumah seorang seniman. Di sana mereka berkreatifitas dan berkarya. Sering mereka ngayah-ngayah menabuh di pura- pura tertentu pada saat ada upacara atau piodalan. Alat gamelan yang ada di sana itu tidak lengkap yakni terdiri dari 3 buah gangsa pemade, 1 tungguh reong, 1 buah gong, 1 buah kempur, kajar, dan lain sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu maka anggota sanggar mini itu bertambah, karena ada yang ingin masuk menjadi anggota sanggar. Karena anggota sanggar mini itu sekitart 25 orang maka I Ketut Agus Angrama, SSn berinisiatif untuk mencari gamelan yang lebih lengkap. Setelah sambil jalan kira-kira satu bulan akhirnya beliau menemukan gamelan yang lengkap dan kebetulan itu milik pribadi yang bertempat di Banjar Kebon, desa Lokasari, kecamatan Sidemen, kabupaten Karangasem. Pemilik gamelan itu bernama I Gusti Nyoman Okayana. Beliau adalah orang termasuk sangat mampu yang ada di banjar Kebon. Karena kebaikan dan ketulusan hatinya maka beliau member kesempatan untuk mendirikan Sanggar yang rumahnya. Beliau menyambut dengan baik inisiatif dari seke yang sudah ada. Dan akhirnya sanggar mini yang ada di desa Pegending itu pindah menjadi di Banjar kebon, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Setelah beberapa tahun berjalan sanggar Dharma Prawerti ini menjadi sangat dikenal di masyarakat. Bahkan sudah sering pentas-pentas diajang-ajang yang bergengsi, seperti Pesta Kesenian Bali, dan lain sebagainya. Itulah sejarah singkat dari pada sanggar Dharma Prawerti. Di dalam sanggar Dharma Prawerti ini ada struktur atau kepengurusan sanggar yaitu sebagai berikut : Ketua : I Wayan Kariasa, Sekretaris : I Kadek Budiana, Bendahara : I Ketut Agus Angrama, SSn, dan ada anggota. Sampai sekarang jumlah anggota sanggar Dharma Prawerti berjumlah 33 orang. Didalam suatu sanggar atau perkumpulan tentu saja ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sanggar yang bersangkutan. Seperti yang ada di dalam sanggar Dharma Prawerti, yaitu latihan rutin setiap dua kali seminggu yaitu setiap hari selasa dan hari sabtu, kegiatan rutin yang lainnya dilakukan adalah rapat yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali, melakukan persembahyangan bersama pada hari-hari tertentu, odalan-odalan di pura-pura tertentu, dan kegiatan lain misalnya ngayah megambel, dan lain sebagainya. Disana semua anggota sanggar menjadi senang gembira bisa berkumpul dengan teman-teman anggota sanggar. Selain itu juga ada suka duka yang diberlakukan didalam sanggar, seperti misalnya ada anggota sanggar yang sakit atau opname maka diberikan santunan, yang diperoleh dari iuran masing-masing anggota. Kemudian juga kalau ada salah satu dari anggota sanggar yang menikah maka diberikan juga sumbangan yang juga diperoleh dari masing-masing anggota sanggar. Selain itu Sanggar Dharma Prawerti ini mengadakan acara ulang tahun setiap tanggal 1 oktober. Itu dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. Dari awal terbentuknya sanggar ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Itu terbukti dari semakin banyaknya anggota sanggar tesebut. Dan masih banyak yang ingin masuk dan ikut serta menjadi anggota sanggar. Akan tetapi pengurus masih melihat gelagat dari orang-orang yang akan masuk untuk ikut menjadi anggota sanggar. Yang paling penting keseriusan dan minat yang tinggi untuk bergabung menjadi anggota sanggar, pasti akan diterima untuk menjadi anggota atau bagian dari pada sanggar Dharma Prawerti. Perkembangan yang lain bisa dilihat dari sudah semakin banyak memiliki tabuh-tabuh yang tentu saja sudah mengalami perkembangan. Selain itu juga bisa dilihat dari segi kostum yang dimiliki sanggar Dharma Prawerti. Sampai saat ini sanggar Dharma Prawerti memiliki 4 seragam yang digunakan baik untuk ngayah-ngayah atau pun dipakai untuk pentas-pentas diajang yang bergengsi. Dari perkembangan-perkembangan itu maka sanggar Dharma Pawerti ini sudah dikenal oleh orang banyak, baik di desa maupun di luar desa. Sanggar Dharma Prawerti mempunyai manajemen yang mengatur keuangan, keagamaan, dan lain sebagainya. Kalau dilihat dari keuangan, misalnya mendapat uang dai hasil pentas, maka setengah dari uang itu akan masuk ke dalam kas sanggar, dan setengahnya lagi akan dibagi rata dan diberikan kepada anggota sanggar. Karena kita sebagai seniman juga perlu materi yang akan dipergunakan untuk keperluan hidup kita. Didalam pembagian honor itu semua mendapat bagian yang sama, supaya tidak ada kesalah pahaman antara anggota sanggar. Manajemen yang seperti itulah yang dijunjung tinggi oleh sanggar Dharma Prawerti sehingga tidak ada yang merasa dirugikan di dalam suatu organisasi tersebut. Sehingga sampai sekarang sanggar Dharma Prawerti bisa semakin berkembang dan bisa digunakan untuk melestarikan kesenian-kesenian yang ada khususnya di wilayah sanggar.
Sumber : Hasil wawancara dari I Ketut Agus Angrama, Ssn

Comments are closed.

Next Post: