Jul
13
2010
0

PENGANTAR DASAR ILMU ESTETIKA

  • Keindahan

Keindahan berasal dari kata “indah”.Pada umumnya yang disebut “indah” adalah sesuatu yang dapat menimbulkan dalam jiwa rasa senang, tenang, dan timbul keinginan untuk menikmati kembali. Kita dapat menggolongkan hal-hal indah dalam 2 golongan yakni: hal-hal alam dan hal-hal yang diciptakan oleh manusia.

  • Estetika

Ilmu Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu tentang keindahan. Misalnya apakah artinya “indah”?, apakah yang menumbuhkan rasa indah?, dari mana datangnya rasa indah itu?, dll. Pertanyaan-pertanyaan seperi itu merangsang manusia unuk berfikir dan mengadakan penelitian.

  • Estetika Instrumental Ruang Lingkup

Dalam hal ini kita diarahkan untuk memperoleh pengertian tentang aspek yang terkandung dalam kesenian sebagai unsur estetik yang akan mampu mendorong perkembangan dari bidang kesenian. Benda atau peristiwa kesenian mengandung 3 aspek yang mendasar yaitu: wujud/rupa, bobot/isi dan penampilan/penyajian.

  • Wujud

Wujud dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: kenyataan yang nampak secara kongkrit (dapat dipersepsi dengan mata/telinga) dan kenyataan yang tidak nampak secara kongkrit,tetapi secara abstrak wujud itu dapat dibayangkan.

  • Bobot

Bobot dari suatu karya seni adalah “isi atau makna” dari apa yang disajikan kepada pengamat. Bobot ini dapat ditangkap secara langsung dengan panca indra atau secara tidak langsung setelah menghayati dari yang ditangkap secara langsung.

  • Penampilan

Penampilan adalah perwujudan yang dinikmati oleh masyarakat/penonton yang merupakan hasil akhir dari proses mulai dari dorongan, ilham, pencitaan dan perencanaan.

  • Kreasi dan Produksi

Dalam perwujudan karya seni terdapat 2 macam proses yang berbeda secara mendasar :

–          Kreativitas, yang menghasilkan kreasi baru.

–          Produktivitas, yang menghasilkan produksi baru yang merupakan ulangan dari apa yang telah terwujud.

  • Menikmati Keindahan Kesenian

Menikmati keindahan merupakan sesuatu di dalam jiwa manusia yang merupakan proses psikologis dan spiritual mulai dari penangkan rangsangan oleh panca indra sampai dengan tahap evaluasi.

Oleh :

Dr. A.A. M. DJELANTIK

Written by in: Lainnya |
Jul
13
2010
0

review 5 buku

  1. Judul                           :   Profil Seniman Gianyar

Penerbit                       :   Bagian Humas Kabupaten Tingkat Gianyar

Tahun                          :   1996

Jumlah halaman           :   300

Buku ini merupakan kelanjutan penulisan Buku Profil Kabupaten Gianyar. Namun lepas dari segalanya, penulisan buku ini juga merupakan sebuah usaha kecil untuk mengenal lebih dekat para seniman kita, yang sudah begitu besar pengabdiannya demi harumnya nama Gianyar pada khususnya dan nama Bali pada umumnya di mata dunia pada zamannya. Buku ini berisikan profil para seniman Gainyar yang diantaranya adalah: pendiri, penabuh, dalang, sastrawan daerah, undagi, pelukis dan pematung.

Kata kunci     :   Identitas, Eksistensi

Judul                           :   Pengantar Pasar Estetika Jilid I Estetika Instrumental

Oleh                            :   Dr. A.A.M. Djelantik

Penerbit                       :   STSI Denpasar

Tahun                          :   1990

Jumlah halaman           :   71

Buku ini meliputi pembahasan aspek-aspek ilmiawi dari Ilmu Estetika yang terbagi menjadi 11 bab. Buku ini menyajikan tulisan yang sederhana yang dimaksudkan untuk memperkenalkan Ilmu Estetika sebagai bahan untuk meninjau kesenian dan keindahan secara ilmiah serta untuk berfalsafat tentang apa yang dilakukan dalam kesenian.

Kata kunci     :   Keindahan, Aspek

Judul                           :   Pengantar Antropologi Pokok-pokok Etnografi II

Oleh                            :   Koentjaraningrat

Penerbit                       :   Rineka Cipta

Tahun                          :   1997

Jumlah halaman           :   225

Buku ini menguraikan pokok-pokok dari suatu etnografi selain itu juga mendeskripsikan kehidupan suku bangsa – suku bangsa yang terkait, dengan unsur kebudayaan tersebut, baik suku bangsa di Indonesia atau Dunia. Pokok-pokok etnograf tersebut diuraikan atas beberapa unsur kebudayaan yang biasa dibahas dalam etnografi dan kesenian, sistem teknologi tradisional, sistem mata pencaharian tradisional, sistem-sistem kekerabatan, kesatuan hidup local tradisional, serta religi dan kepercayaan.

Kata kunci     :   Kebudayaan, Suku bangsa

Judul                           :   Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni

Oleh                            :   Soedarso SP.

Penerbit                       :   Saku Dayar Sana Yogyakarta

Tahun                          :   1990

Jumlah halaman           :   129

Buku ini adalah suatu karangan yang terdiri dari tulisan-tulisan yang berasal dari kurun waktu yang cukup panjang dan panjang itu pun sudah berlangsung di masa lampau, karangan yang terbaru sudah berusia hampir 10 tahun. Buku ini terdiri dari 13 bab yang didalamnya berisikan ilustrasi yang berupa gambar-gambar yang dibuat oleh para seniman dari berbagai penjuru dunia.

Kata kunci     :   Seni, Seni Rupa

Judul                           :   Pendidikan Pancasila

Oleh                            :   Prof. Dr. Kaelan, M.S.

Penerbit                       :   Paradigma Yogyakarta

Tahun                          :   2004

Jumlah halaman           :   285

Buku ini disusun untuk dijadikan sebagai acuan perkuliahan yang disusun dari upaya mengumpulkan buku-buku refrensi, hasil-hasil seminar dan diskusi ilmiah serta berbagai tulisan di media masa. Buku ini membahas tentang aspek-aspek pancasila serta penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia.

Kata kunci     :   Sejarah, Filsafat

Written by in: Lainnya |
Mar
30
2010
7

PENGANTAR KARAWITAN BALI

  • Nada dan Laras Karawitan Bali

Prihal nada, bahwa sebagaimana umumnya yang terjadi di dalam dunia karawitan, maka di dalam karawitan Bali dapat dikatakan tidak ada suatu standard yang pasti, setiap nada mempunyai variasi embat yang demikian banyak sesuai dengan selera masyarakat setempat. Banyak nada pokok yang terdapat dalam karawitan Bali adalah 5 (lima) buah yang terdiri dari : ndang, nding, ndong, ndeng, ndung. Selain itu ada juga 2 (dua) nada tengahan yang disebut pemero yang terdiri dari nada : ndaing (antara ndang dengan nding) dan ndeung (antara ndeng dan ndung). Masing – masing nada dibuat berpasangan, tinggi rendahnya nada disamakan akan tetapi gelombang/getaran nadanya dibedakan yang disebut dengan Ngumbang Ngisep.

  1. Laras Slendro

Laras slendro adalah susunan nada – nada di dalam satu gembyangan atau oktaf bersruti 5 (lima) sama rata atau paling tidak dapat dikatakan sama.

  1. Laras Pelog

Laras pelog adalah susunan nada – nada dalam satu gembyangan, angkep atau oktaf yang bersruti 5 (lima) tidak sama, terdiri dri panjang dan pendek.

  • Seni Suara Vokal (Tembang)

Seni suara vocal di Bali lebih lazim disebut tembang. Tembang merupakan seni suara yang diwujudkan melalui suara manusia, suatu perwujudan rasa keindahan yang ada dalam diri manusia melalui suara vocal. Tembang Bali dapat dibagi menjadi 4 (empat) golongan yakni :

  1. Sekar Rare (lagu anak –anak)

Jenis tembang ini pada umumnya memakai bahasa bali lumrah, bersifat dinamis dan gembira, dalam melakukannya disertai dengan permainan dan tidak ada hukum/uger – uger yang mengikat. Contoh : meong – meong, juru pencar, pul sinoge, dll.

  1. Sekar Alit (tembang macepat)

Kelompok sekar alit diikat oleh hukum padalingsa yang terdiri dari guru wilang dan guru ding-dong. Contoh : Pupuh sinom, ginada, durma, dandang, pangkur, dll.

  1. Sekar Madya

Sekar madya menggunakan bahasa jawa tengahan. Tembang ini terdiri dari Pengawit (pembuka), Pemawak (bagian yang pendek), Penawa (bagian yang panjang), Pengawak (bagian utama dari tembang). Contoh : Aji kembang, wargasari, dll.

  1. Sekar Ageng

Yang termasuk sekar ageng adalah kakawin, tembang ini menggunakan bahasa jawa kuno yang diikat oleh hokum werta matra. Contoh : Ramayana, mahabrata, dll.

  • Seni Suara Instrumental (Gamelan)

Sampai saat ini di bali ada berjenis – jenis gamelan yang dapat digolongkan menjadi 3 group yaitu :

  1. Golongan Tua, yang terdiri dari gamelan gambang, caruk, slonding, gong beri, gong luang, angklung dan gender wayang.
  2. Golongan Madya, yang terdiri dari gamelan gambuh, samara pegulingan, palegongan,bebarongan, rindik, dll
  3. Golongan Baru, yang terdiri dari gong kebyar, semarandana,jogged, dll

Oleh : I Wayan Dibya,SST

Written by in: Tulisan |

Powered by WordPress | Theme: Aeros 2.0 by TheBuckmaker.com