SENI PERTUNJUKAN JOGED,SENI EROTIS DAN PENTAS PELECEHAN

This post was written by Budi on Juli 2, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

Joged adalah sejenis tari yang amat popular di Bali. Suasana pementasannya akrab dan jauh dari formalitas. Gelinyang seronok para penari joged selalu mengundang ke gairahan penonton yang umumnya adalah kaum pria. Mereka banyak yang berharap dapat menari atau ngibing dengan para penari yang dengan berani bermegal-megol di sertai senyumannya yang menantang riuh dengan semarak dengan sorak sorai adalah suasana yang menjadi curi pertunjukan joged. Tontonan joged bersifat fartisipatif.aktivitas atau antusiasme tinggi di pelihatkan oleh para penonton kaum pria.penonton pria yang di undang oleh penari joged di sebut pengibing mereka biasanya duduk atau berdiri berdesakan mengitari arena pentas mereka memanggil-manggil penari joged agar menyentuhkan kipas kepadanya.

Tapi dalam kegembiraan yang meluap, tak jarang pementasan tari ini menjadi kisruh, misalnya para penari joged harus berhadapan dengan pengibing brutal yang tak peduli dengan kesopanan. Pengibing seperti itu suka main sruduk rogoh sana dan rogoh sini. Memang setiap joged berbekal kiat-kiat menghindari tangan-tangan yang bergerilya seperti itu tapi bila tangan-tangan kasar itu sudah di kuasai nafsu birahi yang sanggar, seorang penari joged hanya bisa menangis bersedu-sedan di belakang panggung.

Kontak langsung antara penari dan pengibing adalah sah-sah saja namun begitu sering seorang pengibing menafsirkannya agak berlebihan seperti apa yang di lakukan oleh I wayan Sudiarta sekitar bulan januari 1997. Gara-gara tak di beri kesempatan ngibing oleh ni wayan Wismawati dan ni kadek Somawati ,penari joged dari Desa Luwus,kabupaten Tabanan.sudiarta dengan enteng menempeleng dan mumukul kedua penari itu di belakang panggung seusai pentas. Akibatnya ia harus berurusan dengan polisi. Oleh pengadilan negri tabanan,pemuda desa baturiti itu didera hukuman penjaru tujuh bulan potong tahanan.

Selain membius dan menggairahkan euphoria pertunjukan joged sering mengundang kerusuhan misalnya terjadi di salah satu sudut desa di kabupaten jembrana seperti yang di neritakan bali post akhir nopember 1999. Bahwasannya gara-gara ngibing joged nyaris menyebabkan perkelahian dua dusun ,berulah dari dua anak muda bersaing saat menggal-menggol menimpali goyangan penari joged .saling ejek di antara dua kelompok pemuda menyebabkan suasana riang pertunjukan joged berbalik menjadi tegang dan kisruh. Kalangan pementasan berubah menjadi ajang adu otot.adu jutos pada malam itu dapat di damaikan namun besoknya hamper-hampir menyulut amuk antara dua dusun asal kedua kelompok pemuda itu.

Tari joged kini terjepit kerusuhan dan keresahan. Pementasannya belakangan ini di sorot dengan pandangan kegelisahan,simak misalnya surat salah satu pembaca yang di muat bali postpertengahan September 1999 penulis surat yang tak menyebutkan identitasnya ini mengungkapkan perhatiannya dengan pertunjukan joged yang di saksikannya di lingkungannya wilayah klungkung.” Kami merasa sangat risih menyaksikan penari joged yang yang umurnya rata-rata masih belasan tahun dalam mengapresiasikan tariannya yang di tonjolkan bukan seni tarinya tapi gaya tari yang erotik. Disana ada unsure tarian seks yang sangat berlebihan sehingga ada kesan berbau sangat porno “ ungkapnya sembari menghimbau pihak-pihak yang terkait untuk menyikapinya. Kenapa pementasan joged menjadi tak senonoh dan vulgar ? pentas tari yang memang mengharapkan partisifasi aktif penontonini rupanya masih dibayang-bayang propel joged seperti masa kerajaan duku. Mengapa kini tari joged begitu binal ? bagaimana kiranya citra penari joged di tengah perubahan social budaya masyarakat bali masa kini ? lalu apakah warisan persepsi sebagai masyarakat bali yang menganggap artis joged sebagai propesi binal ,menyebakan mereka sah di gerayang dan di lecehkan di depan umum.

SENI DAN SEKSUALITAS

Seni sensual, erotis bahkan pornografi sebenarnya sudah ada sejak saman lampau yang jauh ke belakang dan si semua pelosok dunia pada semua bangsa. Pada masa lampau seni erotis mempunyai fungsi spiritual dan fungsi magis ,banyak peninggalan masa lampau berupa pemujaan berbentuk penis. Kemudian pada saman modern seni erotis juga di fungsikan dalam pendidikan. Di jepang sampai beberapa waktu yang lalu para ibu menyerahkan kepada putrinya yang akan menikah apa yang dinamakan shunga yaitu gulungangambar yang memuat berbagai posisi hubungan kelamin .

Hamper semua bangsa di seluruh dunia memiliki seni erotis. Dalam candi-candi di india banyak terdapat batu berbentuk penis yang di puja,salah satu candi di india yang sangat terkenal dengan seni eritis ialah candi matahari di konarak. Seluruh bangunan candi dihiasi dengan ukiran-ukiran batu yang menggambarkan posisi atau adegan perseubuhan. Bangsa yunani kuno, bangsa romawi, hingga bangsa mesir kuno juga memiliki peninggalan karya seni erotis.

Di Indonesia khususnya di jawa pahatan-pahatan seni erotis dapat di jumpai pada candu sukuh dan candi ceto. Disana di tunjukkan symbol-simbol seksual dari lingga,yoni,sampai ke penggambaran nyata alat kelamin.di keratin solo alat kelamin laki-laki di pahat di depan pintu gerbang, dan di belakangnya di pahat vagina dari sang ratu. Di trunyan patung dewa tertinggi da tanta atau ratu sakti pencering jagat bali berhuud lingga dan yoni.

Pengungkapan seksualisme dalam karya seni lukis,pahat ,patung, dan sebagainya memang telah muncul sejak zaman dahulu dan jauh pada masa prasejarah. Kemungkinan hal yang sama terjadi pula dalam seni pertunjukan seksualitas dapat di jumpai pada seni pertunjukan Indonesia. Pementasan tayub ( jawa tengah ) tak akan lengkap jika di sertai oleh ulah pengibing yang yang morogph kutang dengan alasan menyelipkan hadiah uang di sela payudara penari tayub, bahkan ronggeng dan dombret ( jawa barat lebih berbau mesum. Di daerah karawang dan indramayu para penarinya yang umumnya masih belia bisa di ajak berhubungan lebih intim, kontak homosek oleh para warok demham gemblaknya ( pria peliharaan ) dalam kesenian reog ( jawa Timur ) adalah seksualitas tersendiri pula .

Sejak dari dulu hingga sekarang seks selalu merupakan hal yang menarik. Perang besar seperti epos Ramayana berpangkal dari seks babad bertutur bahwa ambisi politik ken arok menggelora juga karena seks, seidaknya banyak orang besar ambruk setidaknya hampir tesungkur karena seks itu. Kini film, sinetron novel, majalah dan surat kabar menjadi menambah daya magnet karena bumbu-bumbu seksseks memang multidimensisional. Ia bisa menjadi bunga gossip atau bahan pembicaraan ringan hingga serius komunikasi cinta suami istri terakumulasi lewat kenikmatan seks. Dan lewat seks manusia membiak. Seks memang penting dalam kehidupan ia mengandung dimensi pribadi, social,interrelasi cinta politis hingga ekonomis. Eksistensi seks dalam tari joged pada masa lalu merupakan bagian tak terpisahkan dari peodalisme, dimana saat itu seksualisme terlegetimasi oleh mitos-mitos di tahun di tahun 1881.

sumber : Mudra no : 8 tahun vii januari 2000,oleh I Kadek Suartaya    

Comments are closed.

Next Post: