PERTUNJUKAN WAYANG KULIT DI BALI

This post was written by Budi on Juli 2, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

Pertunjukan wayang kulit di bali tidaklah aneh atau asing di dunia pedalangan atau pewayangan. Dalam jagad pedalangan sangat dikenal sebagai salah satu bentuk kesenian tradisional yang bersumber dan berakar dari nilai-nilai moral para leluhur yamg telah dirasakan sebagai milik bersama masyarakat pendukungnya. Pertunjukan wayang merupakan suatu bentuk kesenian yang sangat di gemari dan sangat penting artinya bagi masyarakat bali khususnya sebagai sarana penyampaian pendidikan atau penerangan. Suatu cirri yang dimiliki dan tidak dapat berubah dari dulu sampai sekarang yakni wayang memiliki suatu sipat yang dinamakan multidimensional. Hal ini mengandung suatu maksud bahwa selain pertunjukan wayang sebagai sarana dan sautu upacara ke agamaan wayang dapat menyajikan berbagai macam pengetahuan kepada penonton,menyampaikan filsafat,etika, pendidikan moral serta ajaran-ajaran agama melalui pementasan yang dilakukan.dengan mamaksukkan nilai-nilai tersebut di dalam pementasan wayang, maka masyarakat akan menempatkan ajaran-ajaran kebijaksanaan dalam kehidupan ini, serta memilih segi-segi positif dan negative yang terdapat di dalamnya. Disamping itu pila dapat menghibur masyarakat penontonnya yang baik di kalangan anak-anak,remaja, maupun, orang tua oleh karena bentuk keseluruhannya seni ini menimbulkan rasa estetika penonton.

Gusti Bagus Sugriwa, merupakan tokoh budayawan bali yang menyebutkan bahwa asal mula wayang adalah dari pratima yang merupakan suatu perwujudan yang menyerupai manusia kecil yang di buat dari kayu,batu atau logam yang disimpan pada tempat suci yang di sebut pura

Wayan Sumpen A.B. mengamati asal mula wayang yang menduga bahwa wayang mula-mula berasal dari seniman terutama seni pahat atau seni lukis yang isi cerita epos Ramayana dan mahabaratha. Dari berbagai jenis seni pertunjukan yang ada dan berkembang di bali, wayang kulit termasuk jenis pertunjukan yang mempunyai kedudukan terhormat dalam bidang kebudayaan masyarakat bali.

Pada masa sekarang ini, seni pedalangan bali mengalami perkembangan yang sangat mengembirakan, kemajuan seni pewayangan bali dapat di lihat dalam berbagai aspek penting seperti jumlah dalang, jumlah aktifisnya atau kegiatannya ,jumlah penontonnya dan jumlah jenis wayang yang ada sekarang.

PELAKU PERTUNJUKAN WAYANG KULIT

Menyaksikan pementasan wayang kulit, maka tidak terlepas dari pelaku yang memegang peranan penting dalam pertunjukan wayang tersebut. Dalang demikian orang yang di beri julukan bagi orang yang duduk du belakang layar sebagai orang pemain utama dan menggerakkan wayang-wayang baik laki-laki mauoun perempuan.

Seorang dalamg merupakan pelaku utama dalam pertunjukan wayang harus dapat menguasai sebagian besar cabang seni budaya yang terkandung dan dan tergabung dalam seni pewayangan. Suatu pertunjukan wayang akan berhasil dengan baik apa bila si dalang pandai menarikan wayang-wayang menurut gerakan masing-masing. Demikian demikian pula denganseni musik yang mana seseorang dalang harus pandai menyanyi dan menciptakan hubungan yang selaras,harmonis antara gerak-gerik wayang denganseni suara atau vocal dan juga alat-alat music yang di gunakan.

Disamping hal tersebut di atas seorang dalang harus memiliki suara yang baik serta dapat di olah menjadi besar, sedang dan kecil yang dapat di sesuaikan menurut watak dan peranan tiap-tiap wayang yang di mainkan. Dalam seni pertunjukan wayang kulit selain memakai di alog sebagai ceri ta juga di perlukan adanya beraneka macem nyanyian dalam pementasannya. Hal tersebut sangat di perlukan dalam latar belakang dalam pertunjukan wayang yang dianggap sebagai suatu komponen yang sangat penting untuk di pelajari oleh seorang dalang. Dengan kemahiran yang di miliki oleh si dalang ia dapat menyajikan berbagai pengetahuan kepada penonton, filsapat hidup yang berupa nilai-nilai budaya dan unsure seni yng terpadu dalam seni pedalangan sesuai dengan sifat pertunjukannya yang multidimensional maka sudah sewajarnya seorang dalang dapat tampil dalam berbagai macam peranan. Di samping sebagai seorang seniman ia dapat pula berperan sebagai pendidik ahli filsfat,penghibur, juru penerang,kritikus,sebagai ahli agama dan nilai-nilai. Sifat wayang yang multidimensional inilah yang akan memikat hati penontonnya yang terdiri dari kalangan berbagai umur,kesenangan bakat dan perhatian yang tidak sama.

Dalam kegiatan pertunjukan seorang dalang di bantu oleh dua orang yang dinamakan tututan dan ketokan. Dua orang tututan ini sangat memegang peranan dalam mempersiapkan wayang-wayang yang akan keluar, untuk mensukseskan pertunjukan wayang,. Biasanya ketengkong ini akan berbakat menjadi calon dalang.

Di samping dalang dan tuntutan diatas, pertunjukan wayang tidak akan sempurna tanpa adanya penabuh yang mamainkan gamelan di belakang dalang. Tradisi pertunjukan wayang di bali masih di pegang teguh oleh dalang-dalang di pedesaan di seluruh bali olehkaren bentuk kesenian secara estetik dan ritual masih terkait erat dengan kehidupan social masyarakat . sekitar tahun 1970-han muncul dalang –dalang dan oleh masyarakatnya di anggap dalang beruntung dan beribawa seperti, dalang Ida Bagus Ngurah ( badung), dalang I Nyoman Rejeg (tabanan) dalang I Dewa Rai Mesi (bangli) dalang I Made Sidja (bona-gianyar) dalang I Ketut Madra (sukawati-gianyar).

Mengenai keberadaan atau eksistensi keberadaan dalang wanita di bali bisa di bilang langka, karena sampai saat ini jumlah dalang wanita yang ada di bali masih sedikit atau bisa di hitung dengan jari seperti : Ni Nyoman Nondri (sukawati-gianyar),Nyoman Candri (singapadu-Gianyar) Ni ketut Trijana B.A. (tanjuk-tabanan),Ni Wayan Rasiani (tabanan),Ni Komang Sekar Marheani,SSP (Dnpasar),Ni Nyoman Nik Suasti (Dnpasar). Sampai saat ini Ni Nyoman Candri dan Ni Wayan Nondri masih aktif menggelar pertunjukan atau hanya bersifat hiburan.( Sumber : jurnal ilmiah seni pewayanganvolume 6 no 1 september 2017 )    

Comments are closed.