druhendro on September 18th, 2013

Eksistensi Perguruan Tinggi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sangat penting bagi pembinaan kesenian khususnya dibidang seni pedalangan merupakan bentuk implementasi dari salah satu dharma bagi komunitas di perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Darma ini diartikan sebagai pengamalan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, dilakukan oleh perguruan tinggi secara melembaga melalui metode ilmiah, langsung kepada masyarakat yang membutuhkan, dalam upaya mensukseskan dan mengembangkan manusia pembangunan (Adiputra, 1997:295). Karenanya adalah kewajiban bagi setiap insan akademik untuk melaksanakan kegiatan ini seiring dengan darma pendidikan dan penelitian.

Dalam pelaksanaannya, pengabdian kepada masyarakat terfokus pada suatu wilayah tertentu, utamanya yang kurang berkembang seperti seni Panebusing Kembar mayang dalam upacara adat Penganten Jawa pada masyarakat Paguyuban Ngeksigondo melalui Yayasan Adi Budaya. Diadakannya pembinaan-pembinaan dalam rangka pelestarian dan pengembangan seni tradisi dan nilai-nilai budaya (budaya Jawa), sebagai salah satu upaya mensejajarkan budaya Jawa dengan budaya lokal (Bali) dalam menunjang dunia pariwisata dan sebagai wujud preventif guna mencegah pengaruh negatif yang muncul dari dampak kepariwisataan.

Upacara adat tradisi Panebusing Kembar Mayang merupakan salah satu unsur kebudayaan sangat luhur dan mengandung nilai tinggi. Warisan yang paling luhur dan asli dari nenek moyang kita ini perlu dilestarikan, agar generasi berikutnya tidak kehilangan jejak. Walaupun hanya diselenggarakan secara sederhana sekali dan intensitas pertunjukannya mulai berkurang, namun tradisi Tumuruning Kembar Mayang  masih tetap eksis.  Memang pada jaman sekarang adat seni dan budaya tersebut mengalami pergeseran dan perubahan, tetapi pergeseran itu adalah pergeseran bentuk, dan perubahannya merupakan perkembangan, sedangkan nilainya tetap pada nilai-nilai aslinya.

            Maka dari itu dalam pembinaan ini mengambil salah satu upacara adat tradisi Jawa yaiyu Panebusing Kembar Mayang yang merupakan bagian dari rangkaian upacara perkawinan adat Jawa Tengah.  Panebusing Kembar Mayang juga merupakan sebuah seni pertunjukan yang unik dan mempunyai daya tarik tersendiri untuk disajikan kepada khalayak, para tamu undangan yang hadir dalam upacara tersebut. Disamping sebagai sebuah seni pertunjukan, upacara yang diselenggarakan sebelum upacara pawiwahan ini mempunyai makna yang cukup dalam

Paguyuban Ngeksigondo melalui Yayasan Adi Budaya dalam melestarikan dan mengembangkan seni tradisi tidak hanya teater tradisi saja. Wujud dari pelestariannya meliputi adat budaya ”Upacara Adat Penganten Jawa”, seni tari, dan seni pedalangan. Dengan demikian, sungguh amat berperan kedudukan tradisi upcara Panebusing Kembar Mayang ini dalam kegiatan Upacara Adat Jawa, disamping juga didukung dari jenis seni yang lainnya seperti karawitan sebagai pendukung pertunjukannya. Seperti dalam upacara pernikahan yang masih ingin melestarikan adat seperti apa yang berkembang di Jawa, maka perlu juga dukungan dari karawitan sebagai pengiring upacara pernikahan tersebut. Selain itu juga dalam pementasan seni pertunjukan lainnya seperti, pertunjukan seni Tari dan seni Pedalangan yang masih membutuhkan iringan langsung, juga perlu dukungan dari karawitan.

Dilaksanakannya sistem pembinaan terhadap kelompok masyarakat Paguyuban Ngeksigondo secara berkelanjutan, hal ini disebabkan oleh karena adanya keinginan anggota kelompok masyarakat Paguyuban Ngeksigondo untuk senantiasa dapat meningkatkan apa yang telah dicapai dapat diandalkan dalam berbagai aktivitas yang melibatkannya. Kebanggaan masyarakat Paguyuban Ngeksigondo terhadap aktivitas yang disertainya, menimbulkan antusiasme yang sangat tinggi dimana salah satu keinginan yang belum mereka gapai adalah memiliki sarana dari jenis-jenis pakaian adat Jawa, dan wayang sebagai sarana pentas pedalangan. Sedangkan untuk gamelan sudah diberi dari Pemerintah Daerah Tingkat I Daerah Istimewa Yogyakarta, meskipun masih berwujud gamelan Kuningan, namun dari pihak Pemda TK I DIY memberikan sinyal untuk memberikan gamelan yang lebih layak untuk disandingkan dengan gamelan-gamelan yang ada di Pulau Dewata ini yang serba gemerlapan.

Merasa dengan potensi yang dimiliki serta adanya dukungan dari masyarakat pendukung Paguyuban Ngeksigondo, selalu ingin mengembangkan diri dengan berbagai hal yang ada kaitannya dengan adat budaya dan seni pertunjukan. Tidak menutup kemungkinan juga akan bisa menembus dalam ranah kepariwisataan di Pulau Dewata, melihat celah yang ada dan tidak menutup kemungkinan hal itu mudah untuk dijangkau. Untuk menjangkau itu, maka anggota kelompok Paguyuban Ngeksigondo ini selalu ingin berbenah diri untuk menambah perbendaharaan materi yang berkaitan dengan kepentingan upacara tradisi Penganten maupun untuk kepentingan hajatan yang lainnya.

Tags:

druhendro on September 18th, 2013

druManfaat Mata Kuliah
Manfaat yang diperoleh setelah menempuh mata kuliah ini, mahasiswa mampu menjelaskan berbagai macam dan bentuk lakon wayang sebagai sumber penggarapan lakon, sehingga nantinya mahasiswa kompeten dalam penerapan pembuatan karya seni dengan baik dan benar dalam pengembangan bentuk-bentuk lakon yang aktual. Untuk memperoleh manfaat tersebut, pelaksanaan kuliah diadakan dalam bentuk tatap muka berupa pertemuan di kelas, diskusi, pemberian tugas terstruktur dan presentasi.
Diskripsi Mata Kuliah
Ruang lingkup mata kuliah Pengetahuan Lakon I membahas berbagai macam dan bentuk lakon wayang sebagai sumber penggarapan lakon yang meliputi, pengetian lakon, unsur-unsur struktur lakon, ragam dan jenis lakon, pakem lakon, penggolongan lakon berdasarkan judul lakon dan penggolongan lakon berdasarkan peristiwa penting.
Mata kuliah ini merupakan pendalaman lebih lanjut dari mata kuliah pengetahuan pedalangan, sastra pedalangan, dan pakeliran gaya baku. Disamping itu peran mata kuliah ini sangat penting apabila mahasiswa menempuh mata kuliah bimbingan karya seni, karena mata kuliah tersebut terkait dengan ujian karya seni apabila mahasiswa menempuh jalur penciptaan.
Kaitannya dengan kompetensi lulusan program studi yang telah ditetapkan, maka mata kuliah ini, mata kuliah ini mendukung kompetensi lulusan untuk mengerti dan memahami perkembangan seni pewayangan dan persaingan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi Mata Kuliah ini adalah mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan berbagai macam dan bentuk lakon wayang sebagai sumber penggarapan lakon. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan istilah lakon dan ruang lingkupnya, memahami unsur-unsur struktur lakon secara umum, mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan ragam dan jenis lakon, menjelaskan dan mendiskripsikan penggolongan lakon berdasar judul dan peristiwa penting.
Strategi Perkuliahan
Strategi perkuliahan ini banyak menggunakan diskusi dan pemecahan masalah. Perkuliahan dilaksanakan dengan tatap muka, diskusi, presentasi dan pemecahan masalah. Materi kuliah dan bacaan wajib diinformasikan pada awal perkuliahan. Untuk menambah pemahaman materi kuliah, mahasiswa diberikan tugas-tugas berupa tugas paper dan mencari sumber lakon kepada pakar dalang.
Materi Pokok
Materi pokok terdiri atas pengertian lakon, unsur-unsur struktur lakon, ragam dan jenis lakon, pakem lakon, penggolongan lakon berdasarkan judul lakon dan penggolongan lakon berdasarkan peristiwa penting.
Bahan Bacaan
1. Bambang Murtiyoso, dkk. Pertumbuhan & Perkembangan Seni Pertunjukan Wayang. Surakarta; Citra Etnika. 2004
2. Boen, Sri Oemardjati, Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia, PT. Gunung Agung, Djakara, 1971.
3. Feinstein, Alan (Ed.), Lakon Carangan I, Proyek Dokumentasi Lakon Carangan, ASKI Surakarta, 1986.
4. Satoto, Soediro, Wayang Kulit Purwa Makna dan Struktur Dramatiknya,Diterbitkan olehProyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi), Dirjenkeb. Depdikbud. 1985
5. Suwandono, Drs., Ensiklopedi Wayang Purwa I (Compedium), Proyek Pembinaan Kesenian Dirpemkes, Dit. Jen. Bud., Depdikbud, Tanpa tahun.
Tugas-Tugas
Tugas paper perorangan memilih satu judul dan topik yang diterima, buatlah paper berupa hasil pemikiran berdasarkan pengamatan. Panjang paper 5 -10 halaman, 2 spasi, mengikuti aturan penulisan tulisan ilmiah. Paper dipresentasikan pada hari tertentu menurut kesepakatan bersama.
Kriteria dan Standar Penilaian
Penilaian dilakukan berdasarkan ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran dan unjuk sikap dengan komponen sebagai berikut :
Tugas paper : 5 %
Presensi : 5 %
Presentasi : 20 %
Keaktifan di kelas : 10 %
UTS : 30 %
UAS : 30 %

Tags: