Kendang tunggal adalah sebuah istilah yang di dalamnya terdapat pupuh kekendangan. Pupuh Kakendangan secara kebahasaan (etimologi) berasal dari kata pupuh dan kakendangan. Pupuh merupakan cabang seni karawitan yang menggunakan suara manusia sebagai media ungkap. Dewasa ini permainan kendang tunggal banyak digunakan dalam gamelan Gong Kebyar, terutama dimainkan pada bagian-bagian lagu yang berirama pendek seperti lagu bapang, gegaboran, dan pengipuk.
Kendang tunggal dalam gamelan Bali sesungguhnya sudah dimulai sebelum lahirnya gamelan Gong Kebyar tahun 1914. Dalam lontar Prakempa dan Aji Gurnita khusus dalam bab mengenai Catur Muni-Muni disebutkan adanya gamelan Meladprana, atau gamelan Gambuh. Gamelan Gambuh ini menurunkan adanya empat jenis gamelan baru yaitu gamelan Semar Pagulingan yang fungsinya untuk mengiringi tari Barong Singa, gamelan Semara Patangian (Semara Awungu) yang fungsinya untuk mengiringi tari Legong Keraton, gamelan Semara Palinggihan (Semara Alungguh) fungsinya untuk mengiringi tari Joged Pingitan, dan Semara Pandirian (Semara Ngadeg) fungsinya untuk mengiringi tari Barong Ket.
Ada beberapa jenis gending dalam gamelan Gong Kebyar yang biasanya diiringi dengan kendang tunggal. Gending-gending itu meliputi gilak untuk mengiringi Barong Ket. Bapang Gede untuk mengiringi tari Demang dan Tumenggung dalam Gambuh. Bapang Penasar untuk mengiringi tari Penasar. Bapang Selisir untuk mengiringi tari Panji, Mantri, atau Putri dalam Gambuh. Bapang Longgor sebagai pengiring tarian jauk. Gabor atau Gagaboran digunakan sebagai transisi dari satu bagian ke bagian laindalam tarian dan lagu gamelan gong kebyar. Perong digunakan untuk mengiringi tarian Condong dalam dramatari Calonarang atau Prembon. Pengecet atau Pengipuk sebuah lagu untuk mengiringi tarian percintaan.