Gamelan Baleganjur pada awalnya difungsikan sebagai pengiring upacara ngaben atau pawai adat dan agama.Tapi dalam perkembangannya,sekarang peranan gamelan ini makin melebar.Kini gamelan baleganjur dipakai untuk mengiringi pawai kesenian,ikut dalam iringan pawai olahraga,mengiringi lomba layang-layang,dan ada juga yang dilombakan.
Baleganjur adalah sebuah ensamble yang merupakan perkembangan dari gamelan bonang atau bebonangan.Baik dari segi instrumentasinya maupun komposisi lagu-lagunya.Instrumen dalam Baleganjur terdiri dari :
1 buah kendang lanang1 buah kendang wadon4 buah reong(Dong,Deng,Dung,Dang)2 Ponggang(Dung,Dang)8-10 buah cengceng1 buah kajar1 buah kempli1 buah kempur1 pasang gong(lanang’wadon)1 buah bende. didalam instrumen barungan gamelan terdapat tehnik2 dalam instrumennya masing masing. Tehnik di dalam instrumen reong yakni : Pukulan Ngeremteb, Pukulan Nerumpuk,Pukulan Norot, Ngosot, Ngodot, Norot Cepat (gencang), Norot Pelan (adeng) dan lain sebagainyaa.
Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali. Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada “tilem sasih kesanga” (bulan mati yang ke-9), umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya yaitu upacara mecaru setelah melakukan mecaru dilanjutkan dengan upacara pengerupukan dimana tujuan untuk mengusir buta kala. Pengerupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh ogoh yang merupakan perwujudan dari buta kala.
Rindik merupakan salah satu alat musik tradisonal bali dan telah menjadi ciri khas dari budaya bali. Rindik terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara di pukul. alat musik ini biasanya dimainkan oleh 2 sampai 5 orang pemain, dimana 2 orang penabuh rindik dan sisanya untuk seruling dan gong pulu. terdapat lima nada dasar yang dimiliki oleh rindik
Adapun beberapa jenis-jenis gending dalan gamelan rindik yaitu dongkang mongkod biu, tetangisan, uled bijal, anggrek gringsing, katak ngongkek, putri ayu dan lain-lain. disini saya akan mengambil salah satu jenis gending dalam gemelan rindik ini yaitu Putri Ayu. dimana nama putri ayu ini dikaitkan dengan struktur lagu yaitu dari unsur melodi yang mengalun seperti layaknya seorang putri yang terlihat sangat ayu. jadi di dalam lagu ini dibagian tangan kiri memainkan melodi dan dibagian tangan kanan memainkan kotekan sehingga terlihat rumit tetapi asik didengar.
Gender wayang merupakan salah satu instrumen yang berlaraskan slendro lima nada. Gender wayang ini diklarifikasikan kedalam musik golongan tua,yang terdiri dari dua gender pemade dan dua gender barangan denganmasing masing tungguh menggunakan sepuluh bilah, tehnik gamelan gender wayang terdiri dari hiasan ritme, polyphonic, dan bermacam-macam motif cecandetan. Gamelan gender wayang yang di kenal di bali pada umumnya memiliki tiga kelompok style(gaya) yakni style sukawati, buleleng, dan style badung. adapun nama-nama gending Gamelan Gender Wayang style Badung (kayumas) yaitu : pakangraras, cecek megelut, sekar taman, merak ngelo, dongkang menek biu, dan lain sebagainya.
Disini saya akan menjelaskan salah satu gending Gamelan Gender Wayang yaitu Dongkang Menek Biu, dikatakan dongkang menek biu menurut salah satu pemain gamelan gender wayang yaitu Bapak Rai mengatakan karena dilihat dari struktur lagunya dimulai dari nada yang terkecil ke nada yang terbesar lalu kembali lagi ke nada yang terkecil sehingga lagu itu diulang ulang yang diibaratkan seekor katak yang mau naik ke pohon pisang, setiap lompatan katak menaiki pohon pisang seekor katak itu terperosot lalu mecoba lagi untuk menaiki dan terperosot lagi.