A sample text widget

Etiam pulvinar consectetur dolor sed malesuada. Ut convallis euismod dolor nec pretium. Nunc ut tristique massa.

Nam sodales mi vitae dolor ullamcorper et vulputate enim accumsan. Morbi orci magna, tincidunt vitae molestie nec, molestie at mi. Nulla nulla lorem, suscipit in posuere in, interdum non magna.

Kroping, Mengurangi untuk Menguatkan

 

Selembar foto adalah sepotong rekaman visual. Pemandangan yang ada betul-betul dipotong oleh lensa dan alat cetak foto. Namun, karena cuma sepotong itu, sebuah foto justru mendapatkan kekuatannya.

Bayangkanlah kalau semua foto yang Anda lihat adalah pemandangan 180 derajat. Bukannya kita mendapat pemahaman visual yang baik, kita justru bingung mencari point of interest dari foto yang kita lihat.

Lebih jauh, ”keterbatasan” sebuah foto bisa diperkuat lagi oleh ”pemotongan” pascapemotretan yang dalam istilah fotografi disebut kroping. Hal ini lazim dilakukan dalam dunia jurnalistik oleh seorang redaktur foto dengan tujuan untuk membuat sebuah foto yang sudah kuat menjadi makin kuat lagi.

Jadi, hal terpenting yang melandasi pemikiran kroping adalah pembuangan elemen yang melemahkan foto.

Simbolis

Perhatikan Foto karya Ahmad Zulkani ini menjadi sampul majalah Tempo pada Januari 2005, edisi ”Tsunami Aceh”. Foto asli memperlihatkan seorang pria yang mencari anaknya yang tersapu tsunami. Di jalan dia menemukan sebuah baskom yang berisi jenazah anak kecil. Tidak dijelaskan lebih lanjut apakah anak dalam baskom itu adalah anaknya.

Dengan dipotong sebatas tangan dan baskom, juga ditambah pengolahan warna, foto ini menjadi kuat luar biasa untuk menggambarkan bencana tsunami tahun 2004 itu. Namun, kekuatan foto ini adalah pada nilai simbolisnya. Karena untuk sampul yang menyertai sebuah edisi tsunami, nilai simbolis ini menjadi sangat penting.

Kroping memang hanya pelengkap dalam dunia fotografi. Henry Cartier Bresson dari Perancis adalah fotografer yang terkenal dengan foto-fotonya yang tanpa dikrop sama sekali sudah kuat. Namun, harus diingat bahwa foto-foto Bresson adalah foto yang dilandasi pemikiran dan konsep, bukan foto reaksi.

Tanpa mengecilkan kebesaran Bresson, sesungguhnya proses kroping tidaklah tercela dan juga bukan kelemahan seorang fotografer. Pada adegan-adegan sangat cepat seperti olahraga, mustahil ada fotografer yang bisa melakukan foto yang langsung kuat tanpa krop.

Mata, otak, dan reaksi manusia terlalu lambat untuk bisa menghasilkan gambar matang pada adegan yang sangat cepat dan tak terduga.

Kroping juga bisa menjadi nilai lebih seorang editor yang ”menemukan” kekuatan dari sebuah foto yang sekilas tampak lemah.

Arbain Rambey

Comments are closed.