A sample text widget

Etiam pulvinar consectetur dolor sed malesuada. Ut convallis euismod dolor nec pretium. Nunc ut tristique massa.

Nam sodales mi vitae dolor ullamcorper et vulputate enim accumsan. Morbi orci magna, tincidunt vitae molestie nec, molestie at mi. Nulla nulla lorem, suscipit in posuere in, interdum non magna.

Kisah Sebuah Kamera Legendaris

Sebuah kamera hanyalah alat buatan manusia. Namun, keunggulan mutu dibandingkan pesaing, juga adanya kisah menarik atasnya, bisa membuat sebuah kamera menjadi legenda. Itulah yang terjadi pada kamera Kodak Brownie, kamera saku pertama di dunia, yang diproduksi sampai hampir 60 tahun!
 
Sebelum kita mengulas lebih jauh tentang si Brownie, kita angkat dulu sebuah kisah fotografi yang sangat dramatis, menyangkut si Brownie. Kisah ini telah mengangkat seorang yang baru pertama kalinya memotret bisa meraih Hadiah Pulitzer, yaitu hadiah jurnalistik tertinggi untuk media yang terbit di Amerika.
 
Hari itu, Minggu 3 Mei 1953. Walter Schau dan adiknya, Virginia Schau, mengendarai sebuah mobil dari Los Angeles ke Portland. Mereka berdua akan mengikuti sebuah acara memancing.
 
Pada saat yang bersamaan di jalan yang juga sama, Bud Overby dan Hank Baum mengendarai sebuah truk kontainer berisi aneka makanan, termasuk semangka, dalam jumlah besar.
 
Pada sebuah jembatan, truk yang dikemudikan Overby kehilangan kendali. Setelah menabrak dinding jembatan, bagian depan truk kontainer itu terjuntai akan jatuh ke sungai. Walau masih ditahan oleh badan kontainernya, tampak jelas bahwa Overby dan Baum berada dalam bahaya besar.
 
Walter langsung menghentikan mobilnya, lalu mencari tali untuk menarik kedua pria yang tergantung itu. Overby berhasil ditarik ke jembatan, kemudian Walter melanjutkan upayanya untuk menolong Baum.
 
Pada saat itulah, Virginia yang kebingungan bergegas ke bagasi mobilnya. Dia tahu bahwa Walter menyimpan sebuah kamera di sana. Tanpa berpikir dua kali, Virginia lalu berlari ke sisi sungai yang lain dan mulai memotret adegan penyelamatan yang dilakukan kakaknya.
 
Sudah setahun
 
Kamera yang dipakai Virginia adalah kamera yang tampaknya dimiliki hampir semua keluarga menengah ke atas di Amerika waktu itu, Kodak Brownie.
 
Virginia sadar bahwa kamera itu berisi film, yang tersisa entah berapa frame. Virginia juga sangat sadar bahwa film itu sudah ada di dalam kamera setahun lebih. Tidak ada kepastian apakah filmnya masih bisa merekam gambar.
 
Tetapi, yang dilakukan Virginia waktu itu sungguh tepat. Meminjam istilah yang sangat populer: Virginia punya naluri jurnalistik yang sangat tinggi.
 
Dan, tindakan yang dilakukan Virginia terbukti tepat. Foto karyanya memberinya Hadiah Pulitzer untuk fotografi pada tahun 1954. Ia pertama kali memotret dan langsung meraih hadiah bergengsi itu. Ini adalah pertama kalinya seorang wanita meraih Hadiah Pulitzer untuk Kategori Foto Jurnalistik. Wanita kedua adalah Carol Guzy pada tahun 1986 yang memotret penyelamatan Omaira Sanchez dari lumpur di Kolombia.
 
Ukuran saku
 
Kamera Brownie yang dibuat pertama kali pada Februari 1900 adalah pemegang konsep pertama soal kamera saku dan kamera instan.
 
Di tengah kamera-kamera yang masih berukuran besar saat itu, ukuran Brownie memang relatif bisa masuk saku. Konsep instan yang dimilikinya membuat semua orang bisa memotret dengan mudah tanpa perlu belajar teori fotografi. Dengan Brownie, kita tinggal bidik, pencet, selesai sudah. Brownie yang dijual cuma dengan harga 1 dollar AS ini mengatur bukaan diafragma dan kecepatan rana dengan perkiraan pencahayaan rata-rata yang biasanya ada saja. Foto yang dihasilkannya memang mutunya tidak tinggi. Tetapi, di tengah elitenya dunia fotografi saat itu, kehadiran Brownie jelas sangat dinanti masyarakat.
 
Brownie terus diproduksi di Amerika dan Inggris sampai tahun 1957 dengan berbagai model dan varian.
 
Saat ini kolektor dan pemilik Brownie tersebar di seluruh dunia. Walau film untuk Brownie sudah bisa dikatakan tidak ada lagi, para pemilik Brownie seluruh dunia masih suka berbagi cerita lewat sejumlah milis.
 
Kembali ke masalah Virginia Schau, kita sungguh diyakinkan bahwa sebuah foto yang bagus bukan ditentukan kamera. Sebuah foto adalah hasil dari kejadian, keputusan, dan kemauan.
 
Sebuah foto yang baik tetap baik, apa pun kamera yang dipakainya.

Arbain Rambey

Comments are closed.