LAMPAHAN WAYANG PARWA
ARJUNA BUDUH
DISUSUN OLEH
NAMA : I DEWA MESI BAYU NEGARA
NIM : 2010 03 012
JURUSAN : SENI PEDALANGAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA
DENPASAR
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, karena berkat asung wara nugraha Beliau, penulis memperoleh kesempatan menulis Transkripsi Pertunjukan Wayang Bali dengan judul “ARJUNA BUDUH” oleh dalang I DEWA MADE RAI MESI (alm).
Banyak pihak yang memberi dukungan baik berupa petunjuk, masukan, maupun fasilitas dalam penyusunan transkripsi ini.Untuk itu penulis menghaturkan penghargaan setinggi-tingginya dan terimakasih setulus-tulusnya kepada keluarga besar I Dewa Made Rai Mesi dan berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga dengan tersusunnya transkripsi ini sebagai tugas akhir ujian semester Genap tahun 2011 Fakultas Seni Pedalangan, penulis dapat memenuhi syarat akademis dalam proses belajar di Instisut Seni Indonesia Denpasar sehingga nantinya dapat berguna baik untuk diri penulis sendiri maupun para generasi muda lainnya. Saran, kritik, maupun masukan senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan isi transkripsi ini.
Penulis
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2011
TRANSKRIPSI PERTUNJUKAN WAYANG
Dalang : I DEWA MADE RAI MESI (alm)
Alamat : Br. Kawan, Kel.Kawan, Kec.Bangli, Kab.Bangli
Reputasi : Dalang kawakan yang terkenal sejak tahun 1970
Jenis Wayang : Parwa
Lakon : ARJUNA BUDUH
Pentas : Kab. Klungkung
Sumber Lakon : Kaset tape 3 seri yang diproduksi oleh ANEKA RECORD dengan izin No . 900033/IK. 1200.00.00/751.1.4/96/91 BALI-INDONESIA
Tema : Kesetiaan
Amanat : Pengorbanan yang tulus dan ikhlas demi menjunjung tinggi kesetiaan.
Sinopsis
Wayang Parwa: ARJUNA BUDUH
DALANG BANGLI : I DEWA MADE RAI MESI (alm)
Dikisahkan di dalam hutan, Arjuna di sertai oleh kedua punakawan Pandawa yaitu Tualen dan Merdah sedang bertapa memohon anugrah untuk kelancaran upacara yang akan dilaksanakan di Indra Wiprasta. Sudah hampir tujuh bulan Arjuna bertapa,namun belum juga mendapatkan anugrah dari para Dewata. Hal ini yang menyebabkan Arjuna merasa sedih. Ditengah-tengah kegalauan hatinya, datanglah Rsi Narada memberitakan bahwa saudara Pandawa lainnya telah di tangkap oleh Ratu Tasik Kencana yaitu Diah Indrawati. Rsi Narada juga menjelaskan bahwa Diah indrawati telah menguasai ilmu hitam yang dianugerahkan oleh Bagawan Mertyukunda. Karena Diah Indrawati sadar akan ketangguhan Pandawa, maka ia mengutus Patih Indraketu untuk menangkap Pandawa dengan menggunakan aji sesirep, sehingga Pandawa bisa ditangkap. Rsi Narada memerintahkan Arjuna untuk membebaskan saudaranya dengan jalan menyamar menjadi orang gila, agar tidak diketahui oleh Ratu Tasik Kencana yang sangat sakti. Arjuna dan kedua punakawannya menyusun strategi untuk dapat masuk ke Tasik Kencana dengan menyamar menjadi Arja, dimana Arjuna sebagai Mantri, Tualen sebagai Penasar dan Merdah menjadi juru gambel. Merekapun berangkat sambil ngelawang arja di tiap-tiap desa yang dilalui, hingga sampailah di Tasik Kencana.
Diceritakan di Tasik Kencana Patih Idraketu beserta para prajurit dengan senjata lengkap berjaga-jaga di setiap tempat agar empat dari lima Pandawa yang telah ditawan tidak dapat melarikan diri. Punakawan Tasik Kencana yaitu Delem dan Sangut sedang berada di pasar. Karena merasa telah berhasil menaklukkan Pandawa, Delem berniat untuk mengadakan pesta hura-hura. Tanpa disengaja, Delem menjumpai sekha arja yang sedang ngelawang di pasar. Timbullah niat Delem untuk mengupah sekhe arja itu untuk pentas di bencingah Puri Tasik Kencana. Para prajurit dan masyarakat Tasik Kencana merasa sangat terhibur menyaksikan pertunjukan arja tersebut. Seorang dayang istana yang diperintahkan untuk membeli bunga ke pasar tertegun melihat ketampanan penari arja tersebut, kemudian Ia pun menceritakan apa yang disaksikannya kepada ratunya yaitu Diah Indrawati. Sang ratu tertarik dan memerintahkan agar para penari arja menari di istana. Setelah penari arja sampai di istana, Diah Indrawati terpesona melihat ketampanan salah seorang penari arja, dan berniat untuk menjadikan abdi kesayangan Ratu.
Arjuna pun memanfaatkan kesempatan ini. Tanpa sepengetahuan pihak kerajaan, Arjuna berhasil menemukan dimana tempat saudaranya ditahan dan tempat penyimpanan senjata Pandawa yang sempat dijarah oleh pihak kerajaan Tasik Kencana. Akhirnya Arjuna mengambil senjata itu dan melepaskan saudaranya. Hal tersebut diketahui oleh Patih Indraketu. Ia marah dan berusaha mencegah pasukan Pandawa, sehingga terjadilah peperangan. Patih Indraketu menggunakan senjata Geni Astra yang membuat sekitarnya terbakar. Karena Arjuna adalah Awatara Wisnu, ia pun memohon kepada Dewa Wisnu untuk dapat mebantunya. Hal tersebut membuat Patih Indraketu semakin marah, kemudian menggunakan senjatanya yaitu Bajra Astra, yang membuat Pandawa kewalahan. Tanpa disadari, datanglah Anoman membantu Pandawa merebut senjata Bajra Astra . Patih Indraketu yang merasa telah kalah, maka ia segera melaporkan hal tersebut kepada Diah Indrawati. Menyadari bahwa selama ini ia telah dibohongi oleh arjuna yang menyamar menjadi penari arja, Diah Indrawati sangat murka dan berubah menjadi Rangda. Setelah para pandawa dan Anoman tidak mampu mengalahkan kesaktian Diah Indrawati, Arjuna memohon kepada Dewa Surya. Dengan bantuan Dewa Surya kesaktian Diah Indawati dapat dikalahkan, namun pada saat itu pula datanglah Bagawan Mertyukunda menasehati para Pandawa bahwa di dunia ini terdapat dua hal yang kekal dan tak dapat dipisahkan yaitu Darma dan Adarma.