AGUS PARMADI

This post was written by agusparmadi on April 23, 2013
Posted Under: Tak Berkategori

IDENTITAS DIRI

Nama saya : I Wayan Agus Parmadi, Saya di lahirkan di sebuah desa terpenci / desa yang jauh dari keramaean kota pada tanggal 5 juni 1994,dengan alamat lengkap Banjar Wanasari,Desa Sulangai,Kecamatan Petang,Kabupaten Badung,Prov.Bali.,dan status belum menikah.Dan saya sekolah di : Taman Kanak-kanak Kumara Sari III Sulangai selama satu tahun.dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2000. Sekolah dasar Negeri (SDN) II Petang selama enam tahun,dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006. Sekolah Menengah Pertama Negeri ( SMPN)1 Petang selama tiga tahun,dari tahun 2006 sampai tahun 2009. Dan saya melanjutkan di Sekolah Menengah Kejuruan 5 Denpasar(SMK 5 Denpasar),jurusan kerawitan selama tiga tahun.Dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Keluarga saya ada 6 (enam) orang termasuk saya,di antaranya : kakek yang bernama I Wayan Keredek,nenek bernama Ni Wayan Kemog,ayah bernama I Wayan Duniarta,ibu bernama Ni Made Yeniasih dan adik bernama I Made Dwi Irawan.semuanya tinggal di kampung. Kakek dan nenek,Belia di pilih oleh desa adat untuk jadi pemangku di sebuah pura yang bernama pura anyar dan sebagai pemangku petapakan (Barong).Dan pekerjaan beliau selain pemangku adalah petani. Ayah saya juga pekerjaannya sebagai petani,tapi lebih cendrung berkebun menanam sayur,cabai,bunga,dll.Dan beliau juga saya lihat mempunyai bisnis produk pertanian yang bernama pupuk organik cair yang bernama nasa hormonik.beliau bekerja sama dengan temannya dari denpasar dan yogyakarta,Begitu juga Ibu saya selain sebagai ibu rumah tangga,beliau juga sering bantu ayah bekerja di sawah dan sambil menjalani bisnis kecil-kecilan,untuk menopang biaya dapur dan biaya kami sekolah bersama seorang adik yang masih sekolah di SMPN Petang. Dengan biaya pendidikan yang mahal dan biaya oprasional yang tinggi,maka dari itulah saya setiap libur sekolah menyempatkan diri untuk membantu orang tua bekerja petani,walaupun hasilnya tidak menetap. Dengan impian serta tekad yang membara,Orang tua saya memberanikan diri menyekolahkan saya sama adik, sampai saya bisa duduk di bangku kuliah dan adik di bangku SMP seperti sekarang ini.Kami merasakan berapa banyak biaya yang harus di keluarkan setiap hari oleh orang tua untuk biaya sekolah kami berdua dan belum biaya yang lain, Saya memilih kuliah di Institut Seni Indonesia ( ISI ) karena di dukung oleh orang tua,khususnya ayah dan kakek dan saya ingin memperdalam ilmu seni kerawitan serta mempertahan seni dan budaya adat bali supaya tidak punah dan sambil mengenal serta mempelajari seni/gambelan daerah lainnya ,seperti gambelan Jawa dan yang lainnya. Di lihat dari segi agama,khususnya agama hindu.hidup kita ini lebih banyak kerja sosial atau sering di sebut dengan ngayah. Baik itu di pura,di masyarakat,yang melaksanakan nyadnya sudah barang tentu ada kaitannya dengan seni/gambelan.Dengan ngaturan ayah / ngayah baik di pura atau di masyarakat,kita akan merasa senang dan puas. Begitu juga saya ingin mengembangkan seni di desa saya yang terpencil/jauh dari keramaian kota serta mengajak teman-teman yang ada di kampung untuk ikut serta mempelajari dan mempertahankan seni dan budaya adat Bali walaupun mereka tidak menjurus mempelajari seni kerawitan. HIDUP……..Apa yang kita cari dalam hidup ini,? > “kepuasan” Puas lahir dan batin akan saya raih dengan cara ngayah dengan tulus iklas dan tanpa pamrih maka kita akan merasakan kupuasan yang kita cari” MATI……….Apa yang akan kita bawa ke alam sana,? > “ Karma “ ngayah dengan tulus iklas baik di pura maupun di masyarakat maka secara tidak sadar kita sudah menabung karma untuk bekal ke alam sana.

Reader Comments

Trackbacks

  1. A片  on Agustus 22nd, 2022 @ 12:40 am
Previose Post: