Des
28
2011
55

Biografi Tokoh Seni Dari Br. Guming

BIOGRAFI TOKOH SENI  DARI BANJAR GUMING PENARUNGAN

Saya mengambil tokoh sejarah dari banjar guming yaitu Alm,I nyoman doble beliau lahir pada tahun 1942 beliau tidak pernah mengikuti jenjang pendidikan seperti teman beliau yang lain nya karna pada masa itu tidak banyak yang mau belajar,beliau lebih baik memilih bekerja membantu orang tuanya.Beliau mulai karir menabuh pada umur 8 tahun sudah aktif  mengikuti latihan menabuh dengan orang-orang yang lebih tua dari beliau, beliau sering dilatih oleh Alm,I wayan renden dari sejak dilatih itu beliau banyak memahami gending-gending dan motif-motif kendang,dulunya bila mereka bermain kendang yang mendengar tidak mengerti dengan geguletan kendang yang mereka mainkan karna sangat rapet atau orang bali mengatakan(raket). beliau dari mendengarkan sekali saja sudah bisa menuangkan ke teman-teman dan ke anak didik beliau.misalnya odalan yang ada di pura dari desa tetangga menabuhkan lelambatan walaupun dari jarak yang cukup jauh beliau cepat memahami karna pada saat itu juga belum banyak kendaraan jadi suara gong atau gambelan yang di permainkan oleh penabuh di pura-pura dari desa sebelah jelas sekali terdengar.

Beliau juga mengajak teman-teman beliau mengikuti pestifal yaitu pestifal mebarung/berbarung beliau dan teman-temannya pernah berbarung dengan sekhe gong yang terkenal dulunya yaitu sekhe gong gladag dan juga pernah berbarung dengan sekhe gong dari desa lambing.beliau juga aktif dengan drama gong yang pernah terkenal di desa penarungan beliau di sana sebagai juru kendang dan sebagai pencipta gending-gending drama klasik pada saat itu.

Kira-kira tahun 1980 beliau di angkat menjadi pemangku di pura taman beji desa penarungan meneruskan orang tua beliau.dari sejak itu beliau hanya aktif sebagai pengajar tabuh ke sekhe gong anak-anak yang didirikan oleh beliau pada waktu itu dan juga sebagai pemangku.

Beliau banyak menghasilkan penabuh salah satunya adalah anak yang dari umur 5thn sudah terlihat talentanya yaitu composer yang terkenal di kabupaten badung pada saat ini bapak I wayan widia,sskar.meskipun pada saat itu bapak wayan widia hanya sebagai pemain kajar Alm,I nyoman doble tau bahwa bapak wayan widia itu akan menjadi penabuh dan composer yang hebat.karna pada saat itu bapak wayan widia adalah anak yang paling cepat mengkap gending dan terbukti dengan banyaknya banjar atau sekhe yang dilatih beliau mendapatkan juara salah satunya adalah saat bapak wayan widia dan teman-teman sebayanya prnah mendapatkan juara 1 dalam lomba beleganjur yang bertempat dipuputan badung tahun 1996 dan  juara 1 gong kebyar dewasa tahun 1996 yang diwakili pada banjar saya pada saat itu.dan sampai saat ini bapak wayan widia,sskar menjadi composer yang terkenal dan disegani khususnya di kabupaten badung.

Alm,I nyoman doble meninggal dunia pada tahun 1991 karna penyakit jantung.dan sampai sekarang ilmu-ilmu beliau tersalur secara alami ke anak cucu beliau.

Written by in: Lainnya |
Des
28
2011
56

Sejarah Gong Kebyar Br. Guming Desa Penarungan

 

Sejarah Gong Kebyar di Banjar Guming Desa Penarungan

Menurut sumber yang saya dapatkan dari I Wayan Mandra Sejarah Gong Gebyar di banjar guming penarungan ini sudah ada saat penjajahan kira-kira tahun 1930 dulunya  hanya berbilah 5 di mulai dari nada   (Ndong). Awalnya Gong ini hanya digunakan pada saat odalan di pura-pura yang ada di banjar guming saja yaitu pura melanting, pura gunung agung, pura taman beji. Pada zaman itu Instrumen Gong ini tidak berani diperlihatkan secara terang-terangan karena bila terlihat gong ini akan diambil oleh penjajah atau orang dulu bilang gestok oleh sebab itu Gong yang ada di banjar Guming juga sempat di kubur agar tidak diambil oleh penjajah. Sebelum dikubur Gong ini sangat keramat suatu saat pada menjelang hari-hari suci Gong tersebut berbunyi dengan sendirinya tanpa ada yang membunyikannya. Bila ada pementasan harus mengambil Gong tersebut, misalnya saat mengiringi orang meninggal Gong itu diletakan begitu saja karena tidak berani memindahkan karena takut terlihat dan di ambil oleh penjajah. Pada tahun 1955 gangsa yang berbilah 5 tersebut diubah menjadi bilah 9 yang dimulai dari nada   (ndeng) menurut sumber yang saya temui yaitu I Wayan Mandra yang tak lain adalah kakek saya sendiri mengatakan Gong tersebut sering mengiringi Dhrama Tari. Dhrama Tari itu pertama kali ada di Desa Penarungan yang diperkasai oleh alm. I B Panca drama tari ini bertempat latihan di Puri Penarungan yaitu di Puri Alm. I B Panca itu sendiri. Dhrama klasik ini sudah sering pentas diberbagai tempat dan pernah juga didatangi pelatih yaitu I Wayan Merta dari Bindu. I Wayan Merta terkagum melihat anak didiknya yaitu Alm. Nyoman doble yang tak lain adalah adik ipar dari I Wayan Mandra nara sumber yang saya temui. Dari mendengarkan dan melihat sekali saja beliau sudah mengerti dan memahami gending yang diberikan.

Gong yang ada di banjar Guming sempat mau di ambil oleh prebekel untuk menjadi milik Desa karena di banjar Guming lah yang pertama memiliki Gong diantara banjar-banjar lainnya. Tetapi gong ini tidak jadi diambil karena masyarakat banjar Guming tidak setuju karena Gong ini milik masyarakat Guming, jelas mereka tidak setuju karena gong ini adalah hasil dari pengumpulan tani atau hasil-hasil dari manyi. Kira-kira tahun 1970 an Gong yang ada di banjar Guming dirubah lagi menjadi 10 bilah di mulai dari nada   (ndong) karena mengikuti gong-gong yang ada di desa-desa lainnya. Pada saat perubahan menjadi bilah 10 banyak yang tertarik untuk mengikuti kegiatan latihan-latihan sampai penabuh dari luar banjar juga ikut latihan di sana, sejak inilah bnyak melahirkan penabuh dan komposer. Yang sampai saat ini menjadi komposer yang terkenal seperti I Wayan Widya Ss.Kar , I Wayan Griya Ss.Kar dan I Ketut Lanus Ssn yang sering kita dengar membina penabuh-penabuh badung, sejak itu  juga Gong ini banyak mengikuti festifal atas bimbingan dan binaan dari komposer-komposer diatas.

Written by in: Lainnya |
Jul
01
2011
56

Br guming desa penarungan.

Br guming adalah bagian dari desa penarungan yg letaknya paling timur diantara banjar-banjar yg ada di desa penarungan. Luas wilayah banjar guming sekitar 500 m/segi.Banyak kegiatan yg bisa dilakukan di balai banjar saya seperti kegiatan kesenian salah satunya megambel dan ada juga kegiatan-kegiatan yang lainnya seperti sangkep. Dan baru-baru ini pemuda saya aktif mengadakan kegiatan bazzar untuk penggalian renovasi banjar saya. Dengan mengadakan kegiatan bazzar saya lebih bisa memupuk kebersamaan dengan pemuda pemudi lainnya itulah sedikit tidaknya fungsi dari pada banjar.Demikian bisa saya sampaikan tentang banjar saya.

Written by in: Lainnya |
Jul
01
2011
55

biodata diri.

Nama saya i putu adi swartawan, saya lahir pada tanggal 26April tahun 1991, dilahirkan di Penarungan, sebuah desa kecil nan indah yang terletak di sudut paling timur kecamatan mengwi. Saya anak ke pertama dari dua bersaudara, anak dari pasangan I ketut gastawa dengan Ni wayan rasni. Saya memiliki cita-cita ingin menjadi seniman.

Latar belakang pendidikan, bersekolah dasar di SD N 4 penarungan, SMP di SMP swadhyaya seni ukir penarungan dan lanjut di SMA pandawa abiansemal, sekarang saya tercatat sebagai salah satu mahasiswa di Institut Seni Indonesia Denpasar, Fakultas seni Pertunjukan, jurusan seni Karawitan.

Kegemaran saya bermain gambelan sudah terlihat saat saya masih duduk di bangku kelas 3 smp. Pada waktu itu saya selalu ikut serta dalam latihan-latihan di banjar, meskipun hanya sebagai pendengar saja. Pada saat saya duduk di bangku SMA saya mengikuti kegiatan extrakurikuler seni Tabuh.walaupun latar belakang keluarga kurang mampu, yang pekerjaan orang tua hanya sebagai wiraswata, tetapi saya tetap yakin keterbatasan ekonomi tidak akan menjadi penghalang untuk meraih sebuah cita-cita yang penting kita selalu berusaha, saya yakin saya pasti bisa. Nantinya juga saya ingin mengabdikan diri pada masyarakat untuk melestarikan seni Karawitan Bali.

Written by in: Lainnya |
Jun
28
2011
84

Sejarah Gamelan Gong Kebyar


Perangkat atau barungan Gong Kebyar diperkirakan lahir tahun 1915 di Desa Bungkulan Kabupaten Buleleng hal ini berdasarkan hasil informasi dari para seniman dan Empu Karawitan Bali. Namun sampai saat ini pernyataan ini baru bersifat asumsi atau dugaan sementara, karena belum dilandasi dengan data-data yang pasti. Istilah kebyar digunakan untuk menyebut nama perangkat/barunan gambelan ini, kemungkinan karena adanya kesan dari hasil tabuhannya yang serentak, bunyinya yang keras diibaratkan seperti lampu yang dinyalakan dengan terang.

Disamping itu menurut Mcphee (1996 : 328) Gong Kebyar merupakan salah satu bentuk gambelan Bali yang menggunakan laras pelog lima nada (panca nada) dengan tahun kelahiran yang sama yaitu pada tahun 1915. Salah satu sebab munculnya gambelan ini yaitu adanya kebanggaan untuk “berkompetisi” dari masyrakat khususnya seniman Bali. Sejak pemunculannya gong kebyar telah mampu merebut hati masyarakat karena gambelan ini merupakan salah satu media yang dipergunakan oleh para seniman untuk mengungkapkan ekspresi estetiknya baik yang masih mengacu pada tradisi maupun yang benar-benar ingin mendapatkan sesuatu yang baru.

Gong kebyar ini pada mulanya berasal dari barungan gong gede yang terdiri dari lima bilah, namun sesuai dengan perkembangannya gong gede ini telah mengalami perubahan bentuk menjadi Gong Kebyar namun gending-gending tersebut tidak berubah ciri khasnya bila diperdengarkan dengan menggunakan gambelan Gong Kebyar. Suasana yadnya yang agung dan megah tetap terasa dan membawa orang akan terbayang dengan kedamaian.

Gong kebyar ditabuh untuk pertama kalinya menyebabkan terjadinya kekagetan yang luar biasa. Masyarakat menjadi tercengang dan ternak sapi yang sedang diikatkan di ladang dan di kandangnya terlepas dan lari tunggang langgang.

Kebyar adalah tabuhan bersama dan serentak yang diikuti oleh hampir semua tungguhan pada perangkatnya kecuali tungguhan suling, kajar, rebab, kempul, bebende kemong, kajar dan terompong. Bentuk kebyar merupakan salah satu bagian dari satu kesatuan gending yang letaknya bisa di depan, di tengah atau di bagian akhir. Jenis tabuhan kebyar ini sering digunakan pada iringan tarian maupun tabuh petegak (instrumental). Karena itu kebyar memiliki nuansa yang sangat dinamis, keras dengan satu harapan bahwa dengan kebyar tersebut mampu membangkitkan semangat.

Written by in: Lainnya |

Powered by WordPress | Theme: Aeros 2.0 by TheBuckmaker.com