GAMELAN GONG KEBYAR DESA ADAT SEMINYAK DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Rabu, Mei 2nd, 2018

Banyak peristiwa penting terjadi di masa lampau seperti munculnya Desa Adat Seminyak, yang sebagian besar masyarakat Seminyak kurang memahami asal muasal terbentuknya peristiwa tersebut, sehingga berlalu begitu saja dan tidak dihiraukan oleh masyarakat hingga saat ini, karena pada saat itu masih kurangnya pemahaman masyarakat untuk memaknai peristwa tersebut beserta kurangnya media untuk mendokumentasikan dan merangkum peristiwa tersebut kedalam sebuah artefak. Peristiwa-peristiwa sejarah yang dimaksud diatas kini hanya berupa cerita-cerita dari kalangan pemenang yang belum jelas kebenarannya karena tidak ada bukti tertulis atau dokumentasi tentang peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Peristiwa bersejarah tersebut tidak hanya mempersoalkan tentang asal muasal dari Desa Adat Seminyak saja, tapi juga mempersoalkan tentang jenis kesenian yang ada di Desa Adat Seminyak. Wujud kesenian tersebut berupa gamelan dan tarian yang menjadi besiknya masing-masing, kemudian berkembang pada wujud yang lebih populer yaitu ogoh-ogoh. Ketiga wujud kesenian tersebut mencari eksistensinya masing-masing, dan salah satu jenis kesenian yang akan dikaji dewasa ini adalah gamelan gong kebyar.

Gamelan gong kebyar diperkirakan pertama kali muncul pada abad XX di Bali Utara yaitu di Desa Bungkulan (Buleleng Bagian Timur). “Informasi pertama datangnya dari Bapak I Nyoman Rembang seorang guru karawitan pada Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Denpasar yang dahulunya KOKAR Bali mengatakan bahwa, berdasarkan hasil wawancaranya dengan Bapak I Gusti Bagus Sugriwa (almarhum) yang berasal dari desa Bungkulan Buleleng mengatakan bahwa lagu-lagu gong kebyar diciptakan pertama kali oleh I Gusti Nyoman Panji di Desa Bungkulan pada tahun 1914 dan ketika itu dicoba untuk ditarikan oleh Ngakan Kuta yang berdomisili di Desa Bungkulan”. (Materi Mata Kuliah Teknik Dasar Garap, hal : 34-35). “Selanjutnya I Gusti Bagus Arsaja BA (guru SMKI) Denpasar dalam kertas kerja bandingannya atas kerja dari Bapak I Wayan Dibia yang berjudul Sejarah Perkembangan Gong Kebyar di Bali, mengatakan bahwa di desa Bungkulan telah diciptakan lagu-lagu (tabuh) kekebyaran sekitar tahun 1910”. (Materi Mata Kuliah Teknik Dasar Garap, hal : 35). Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gamelan gong kebyar pertama kali muncul di Desa Bungkulan (Buleleng Bagian Timur) pada tahun 1910-1914 karena pada saat itu tabuh-tabuh kekebyaran sudah diciptakan dan dipelopori oleh I Gusti Nyoman Panji. Menurut Colin McPhee dalam bukunya yang berjudul “Music In Bali” menyebutkan bahwa gamelan gong kebyar pertama kali diperdengarkan didepan umum pada bulan Desember 1915, dimana pada saat itu tokoh-tokoh gong Bali Utara mengadakan kompetisi gamelan gong kebyar untuk pertama kaliya di Desa Jagaraga Kecamatan Sawan (Buleleng Bagian Timur). Kemunculan gamelan gong kebyar pertama kali itu membawa pengaruh besar dan mengundang minat masyarakat Bali akan kemunculan kesenian tersebut. Hingga beberapa tahun berikutnya gamelan gong kebyar mulai merambat keseluruh pelosok Bali hingga ke Bali bagian selatan, salah satunya adalah di Desa Adat Seminyak.

Gamelan gong kebyar Desa Adat Seminyak merupakan gamelan gong kebyar gaya Bali Selatan yang menurut hasil wawancara dengan Bapak I Wayan Mara sebagai mantan Bendesa Desa Adat Seminyak pada periode ke 6, dikediamannya jl. Drupadi no: 2 Seminyak pada tanggal 21 November 2017 pukul 15.00 Wita, beliau mengatakan bahwa, kemunculan gamelan gong kebyar pertama kali diseminyak yaitu pada tahun 1970. Sebelumnya memang sudah ada barungan gamelan gong kebyar di Seminyak, namun belum lengkap yang disebut dengan sebutan gamelan bebarongan oleh masyarakat seminyak pada saat itu dan fungsinya hanya sebagai pengiring upacara adat dan upacara agama di Desa Adat Seminyak. Melihat kondisi gamelan yang tidak lengkap, salah satu tokoh pendiri Desa Adat seminyak yaitu Bapak A.A Ketut Adi Swedandi (almarhum) yang juga pada saat itu menjabat sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Badung merasa prihatin dengan keadaan tersebut karena gamelan tersebut tidak dapat berfungsi secara maksimal karena jumlah instrumen yang terbatas (tidak lengkap) seperti gamelan gong kebyar mini. Karena beliau memiliki jiwa sosial dan kesenian yang sangat tinggi di Desa Adat Seminyak dan juga tuntutan dari pemerintah daerah, bagi setiap desa yang ada di Kabupaten Badung agar bisa mengikuti festifal kebudayaan yang bertujuan untuk melestarikan jenis kesenian di Kabupaten Badung yang pada saat itu memperlombakan jenis kesenian gamelan gong kebyar. Maka dari itu beliau membeli barungan gamelan gong kebyar lengkap di salah satu pengerajin gamelan di desa Belahbatuh, Gianyar yang bernama Bapak Wayan Gabrel seharga Rp 16.000.000,00, beliau membeli gamelan tersebut untuk diserahkan kepada Desa Adat Seminyak pada tahun 1970.

Pada tahun 1970  sudah diserahkan oleh A.A Ketut Adi Swedandi kepada Desa Adat Seminyak berupa gamelan gong kebyar secara utuh dan lengkap tetapi penyerahannya belum sah dan belum sepenuhnya milik Desa Adat Seminyak karena belum ada bukti tertulis sah yang menyatakan penyerahan dan kepemilikan gamelan gong kebyar tersebut secara sepenuhnya kepada Desa Adat Seminyak. Setelah 3 tahun berlalu, Gamelan tersebut kemudian diserahkan sepenuhnya oleh A.A Ketut Swedandi yaitu pada tahun 1973. Pada saat itu dilakukan acara serah terima oleh beliau kepada Desa Adat seminyak dengan diserahkannya bukti-bukti tertulis yang sah mengenai penyerahan dan kepemilikan sepenuhnya atas gamelan gong kebyar kepada Desa Adat Seminyak yang bukti-bukti tersebut masih ada di dalam berkas-berkas desa yang di simpan di kantor BAPEDES Desa Adat Seminyak hingga saat ini. Dari saat penyerahan gamelan gong kebyar oleh A.A Ketut Adi Swedandi kepada Desa Adat Seminyak pada tahun 1970 menjadi cikal bakal munculnya gamelan gong kebyar secara utuh dan lengkap di Seminyak dan menjadi satu-satunya gamelan gong kebyar yang dimiliki Desa Adat Seminyak hingga saat ini.

 

PUSTAKAAN :

Bandem, I Made. 2013. Gamelan Bali Diatas Panggung Sejarah. Denpasar, BP STIKOM BALI.

Bandem, I Made. 1987. Ubit-Ubitan Sebuah Teknik Permainan Gamelan Bali. Denpasar, JURNAL SENI BUDAYA.

Materi Mata Kuliah Teknik Dasar Garap, 2017.

 

INFORMAN :

I MADE ATMAJAYA, S.E,

I WAYAN MARA

Comments are closed.