Archive for the ‘Tak Berkategori’


Biografi Tokoh

I. BIOGRAFI SENIMAN ALAM.

 

I Nyoman Kaler, nama yang hampir menjadi legenda. Seorang Mpu Tari dan Tabuh yang melahirkan banyak kreasi-kreasi, yang kemudian melambungkan nama Bali di seluruh dunia. Bersama dua rekannya, I Wayan Lotering dan I Ketut Marya, Berata menjadi tokoh seniman Bali yang telah melegenda.

II. PROFIL TOKOH.

I Nyoman Kaler lahir pada tahun 1892 di Desa Pamogan, Kecamatan Denpasar Selatan . Ayahnya I Gde Bakta adalah seorang seniman serba bisa pada zamannya. Sang ibu, Ni Ketut Taro, juga memiliki seni Kakeknya, I Gde Salin, kemudian darah ayahnya sendiri merupakan guru tari dan tabuh yang punya nama. Kaler sendiri berguru kepada kakek dan ayahnya, yang nantinya mewariskan padanya tari nandhir, baris kupu-kupu, sisia Calonarang, wayang wong, dan parwa. Kaler tak pernah mengenyam pendidikan formal, sebab seingatnya, sampai tahun 1900 di Denpasar belum dibuka sekolah-sekolah. Namun kemampuannya baik baca tulis aksara Bali maupun huruf Latin tak bisa diragukan. Kepandaian ini didapat dari pendidikan non-formal di sela-sela kesibukannya memperdalam seni tari dan tabuh. Dalam penguasaan tari dan tabuh pagambuhan ia sempat dididik oleh I Gusti Gede Candu, I Made Sariada, I Made Nyankan. semuanya dari Denpasar, dan I Made Sudana dari Tegal Taniu. Pada tahun 1918, dalam usia 26 tahun, I Nyoman Kaler memperdalam tari Legong Kraton pada gurunya, Ida Bagus Boda dari Kaliungu Klod, Denpasar. Tahun 1924 memperdalani tari dan tabuh pada Anak Agung Rai Pahang dari Sukawati. Gianyar. Kaler sangat terkesan pada gurunya yang satu ini. Cara mengajar gurunya yang luar biasa itu meinungkmkan Nyoman Kaler memahami seluk-beluk dan gerak tari dengan mendalam. Kaler pun menjadi murid kesayangan karena bakatnya yang mengagumkan. Sampai-sampai sang guru menganugerahkan seekor kuda pada murid yang rajin ini. Kaler menguasai hampir seluruh perangkat gambelan Bali dan memahami betul semua gending-gending pegongan, gender, angklung, semar pagulingan, dan sebagainya. Dari pengetahuan yang dimiliki maka Nyoman Kaler telah mulai mengajar sejak tahun 1918.

III. Beberapa Karya dari I Nyoman Kaler

Tari Mregapati merupakan karakter babancihan keras yang melukiskan gerak-gerik raja hutan sedang mengintai mangsa, kemudian dikiaskan dalam kegagah-perkasaan seorang raja. Tarian ini mula-mula bernama Kebyar Dang, dibawakan pertama kali oleh Luh Murma asal Penarungan, Badung, yang kini berdomisili di Denpasar. Babancihan keras lainnya adalah tari Wiranata yang menggambarkan kegagah-beranian seorang raja. Kekhasan tarian ini terletak pada gerakan mata nguler — gerakan memutar bola mata dengan cepat dan akan menjadi hebat bila pemerannya memiliki pandangan tajam. Penari pemulanya adalah Ni Rabeg, sedangkan yang tenar membawakannya adalah Jero Gadung dari Tabanan, setelah tarian itu direvisi oleh Ridet.

Ciptaan Kaler yang termasuk babancihan karakter halus adalah Panji Semirang dan Demang Miring. Tari Panji Semirang pada mulanya bernama Kebyar Dung yang memiliki struktur tari hampir sama dengan tari perempuan Candra Metu. Namun Panji Semirang lebih berkembang dan dibawakan pertama kali oleh Luh Cawan sebagai murid Kaler yang sangat cocok memerankannya. Tarian ini mengisahkan pengembaraan Candra Kirana mencari kekasihnya Panji Inu Kertapati dengan menyamar berpakaian laki-laki. Tari Demang Miring yang sering disebut Tabuh Telu, menggambarkan seorang raja berburu ke hutan yang dalam perjalanannya disambut meriah oleh rakyat karena keramah-tamahannya. Tarian ini memakai gerak-gerak tari Prabu dan tayog Demang (patih kerajaan dalam cerita Gambuh). Penari awalnya adalah Luh Melok Kartini dari Kerobokan, kemudian Darmi yang terkenal membawakannya.

 

Deskripsi Profesi:
Hampir sepenuhnya riwayat hidup Nyoman Kaler diabdikan untuk kesenian. Dari tahun 1918 – 1959 Kaler bak bintang yang menyala. Karya dan pemikirannya terhadap seni tumbuh subur. Sebagai seorang guru seni, Nyoman Kaler melahirkan banyak seniman tari yang belakangan namanya juga menjadi cukup monumental. Mulai dari mendirikan sekaa Legong Kraton di Pura Jurit Klandis, Denpasar, tahun 1924, yang nantinya melahirkan penari Ni Ketut Ciblun dan Ni Ketut Polok. Pada tahun yang sama, ia mengajar pula tari janger di Banjar Kedaton, dari sini lahir penari terkenal Ni Gusti Ayu Rengkeng, Ni Ketut Reneng, Ni Rening, dkk. Pada tahun 1933 ia mengajar Legong Kebyar di Banjar Lebah, Kesiman, melahirkan penari I Wayan Rindi, Ni Luh Cawan, Ni Sadri.

 

Penghargaan:
• Atas pengabdiannya terhadap seni, ia telah menerima penghargaan tertinggi bidang seni dari pemerintah RI pada 1968 yakni Wijaya Kusuma dan pada 1980 • Dharma Kusuma dari Pemda Bali. • Selain itu, ia pernah mengikuti muhibah ke Singapura, Srilangka dan India.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KOMENTAR VIDEO PERTUNJUKAN JEGOG.

YouTube Preview Image

 

Penjelasan.

– Penjelasan dari pementasan musik jegog dalam vidio ini merupakan suatu musik iringan tari dengan menggunakan instrumen jegog dan  alat pendukung seperti: tawa – tawa, ceng – ceng ricik, kendang lanang dan kendang wadon.

Komentar.

– Pada mennit ke ( 0.11) volume bas dalam instrumen jegogan dan undir tidak nampak jelas terdengar,sedangkan treblenya lebih menonjol.

– Pada menit ke (0.29) suara dari instrumen kancil,kuntung,dan suir treblenya sangat menonjol sedangkan bas pada instrumen jegogan dan undir tidak terdengar.

– Pada menit ke (2.13) suara bas nampak jelas,tetapi di lilit dengan suara kuntung yang trebel trlalu menonjol.

-Sedangkan pada menit-menit selanjutnya secara keseluruhan suara-suara yang nampak hanyalah treble,instrumen yang nampak jelas seperti kuntung,suwir,kancil.Instrumen jegogan dan undir seharusnya memiliki suara bass yang sangat jelas namun dalam pementasan ini instrument tersebut tidak mengeluarkan suara bass yang maksimal. Dari segi instrument pendukung seperti kajar atau tawa-tawa kecek dan kendang yang paling menonjol dalam instrument pendukung ini ialah kajar dan kecek,sedangkan instrument kendang tidak tampak jelas dalam pementasan video tersebut.