SINOPSIS SKANDA PURANA

Disebuah hutan suci yang bernama, naimasa, sunaka dan para rsi lainnya melakukan yajna. Lomasa adalah seorang rsi murid dari vedavyasa. Dia datang untuk menghadiri yadnya. Para rsi meminta kepada Lomasa  untuk menceritakan tentang kharisma Siwa. Lomasa pun kemudian bercerita, bahwa Daksa prajapati telah memberikan putrinya kepada Siva, untuk dinikahi. Tetapi Daksa sedikit kecewa dengan sikap menantunya yang kurang menghargainya. Ia mulai mengucilkan Siva dan membuat suatu yajna tanpa mengundang Siva. Daksyani menghadiri  yajna itu walaupun ia tidak diundang. Tetapi Daksa menghina Siva didepan Daksayani. Daksayani tidak tahan dengan penghinaan terhadap suaminya, dia mengakhiri hidupnya dengan menceburkan diri kedalam api korban. Siva datang dengan wajah dan senjata yan menakutkan, muncul dari tanah pengorbanan tempat yajna itu dilakukan. Siva mengambil rambut gelungannya dan menjatuhkan digunung Kaliasa. Dari rambutnya muncul mahluk yang bernama Virabhadra. mahluk itu bermata tiga, memiliki ribuan tangan dan mengendarai kereta yang ditarik singa dan harimau. Dari pandangan panas Siwa lahir berbagai macam demam dan infeksi, dan juga dei Kali, yang dikelilingi para hantu dan roh-roh.  Karena hal inilah Siva bersedih dan menenggelamkan dirinya dalam meditasi khusuk. Dengan tidak adanya Siva setan-setan mulai mengancam dunia.

Salah satu dari raksasa itu adalah Taraka, anak dari Namuci. Dia menyenangkan hati Brahma melalui meditasi dan meminta dirinya agar tidak terkalahkan, Brahma memberinya anugrah seperti yang ia mau, akan tetapi ia hanya akan kalah dalam pertarungan apabila lawan tandingnya anak kecil. Taraka tetap bahagia dengan anugerah ini. Dia memerangi para dewa, para dewa diusir dari surga dan tak ada yang menolong mereka. Ketika para dewa bersedih dan menyesali nasib mereka, suara yang agung terdengar dari langit, bahwa anak Sivalah yang akan memebunuh Taraka, sehingga para dewa harus melakukan sesuatu untuk menikahkan Siva. Para dewa menghadap ke gunung Himalaya, Himalaya dan istrinya, Mena(Menaka) memohon agar meraka dianugrahi seorang putri, dan seoarng anak perempuan benar-benar lahir kedunia. Anak itu kemudian dikenal dengan Gauri, Uma, dan Parwati. Dia sebenarnya tiada lain adalah Daksayani yang lahir kembali sebagai Parwati. Ketika Parwati berumur delapan tahun, Himalaya mengajaknya ketempat Siva bermeditasi. Parwati setiap hari mengunjungi Siva,tetapi Siva tidak tertarik padanya, para dewa kemudian mengirim Madana (dewa cinta) ke pertapaan Siva dan menciptakan suasana yang harum dan dipenuhi denga kicauan burung. Dia melepaskan anak panahnya pada Siva dan mengganggu meditasinya. Siva membuka mata ketiganya dan melihat Parwati dihadapannya, dan karangan bunga di tangannya, tetapi Siva juga melihat Madana yang memberikan bantuan padanya. Siva menjadi marah dan mata keriganyya mengeluarkan api dan membakar Madana menjadi abu. Siva meninggalkan pertapaan itu dengan perasaan marah dan parwati tetap ditempat itu dan melakukan tapasya yang sangat sulit walaupun ia hanya gadis kecil, dia memutuskan hanya akan makan daun-daunan segar, kemudian daun-daun kering sampai akhirnya ia memutuskan untuk tidak makan sehalai daun pun dan juga tidak meminum air. Sampai akhirnya Siva merasa terkesan dengan  yang dilakukan parwati, dan akhirnya Siva setuju untuk menikah dengan Parwati. Dari pernikahan mereka lahirlah seorang anak yang bernama Skanda, yang memiliki satu kepala, satu leher, tetapi memiliki enam kepala, dua belas mata, dua belas telinga dan dua belas tangan. Setelah kelahirannya , Skanda mulai menghujani anak panah dan tombak pada gunung Sveta. Kemudian para dewa meminta Skanda untuk membunuh raksasa Taraka. Dia menciptakan kerusuhan, jeritannya menggetarkan hati para raksasa. Para dewa tidak mengenal siapa sebenarnya anak itu. Mereka berpikir bahwa ia mungkin seorang musuh, para dewa mendesak Indra untuk membunuh Skanda. Para dewa meminta agar Kumara menjadi jendral mereka. Mereka menempatkannya pada barisan pertama berlangsung, Sena putri Mertyu (kematian) yang cantik datang. Para dewa memberitahu Siva dan atas nasehat Brahma, bahwa sebelumnya Sena bermeditasi sehingga ia dapat menjadikan Kumara sebagai suaminya.  Kerjasama disepakati dan Kumara menikah dengan Sena. Karena inilah Kumara bernama Senapati, yang berarti suami Sena (kata senapati juga berarti jendral dari suatu pasukan).  Pada saat yang kritis ini mulai terjadi pertengkaran antara Parwati, Garga dan Krttika, mereka saling mengakui Skanda sebagai anaknya. Narada menenangkan para krttika, dengan menjelaskan bahwa anak itu adalah milik dari Siva dan Parwati yang dimaksudkan untuk membunuh raksasa yang bernama Taraka. Ketika para dewa dan raksasa berhadap-hadapan di medan perang. Skanda mengendarai kereta atau wahana angkasa (vimana). Dewa bulan membawa tabir matahari yang memayungi kepala Skanda. Indra mengendarai gajah, para dewa seperti Yama,Varuna dan Kubera ikut berperang dengan pasukan mereka. Raksasa Taraka mengendarai Vimana yang sangat hebat. Dia juga mengenakan tabir matahari diatas kepalanya. karena mengirim Skanda yang merupakan anak yang masih kecil. Mendengar perkataan Taraka, Indra langsung melempar Vajra pada Taraka, tetapi Taraka menjatuhkan Indra ke tanah dan kemudian memukulnya dengan Vajra indra sendiri. ketika Virabhadra mencoba untuk melindungi Indra, Taraka menusuk dada Virabhadra dengan tombak.

Skanda kemudian memasuki medan perang, lalu Skanda dan Taraka saling melontarkan tombak ampuhnya masing-masing, samapai akhirnya Skanda memotong kepala Taraka dengan tombak. Selain membunuh Taraka Skanda juga membunuh Pralamba dan Vana.

Sebagian besar dari isi Skanda purana adalah penjelasan tentang tirta (tempat suci peziarahan). Arjuna yang merupakan saudara ketiga dari pandawa, Arjuna suatu hari mengunjungi lima tirtha suci yang terdapat di pesisir pantai di bagian selatan lautan. Diceritakan bahwa Narada juga menggambarkan kehebatan tirta Mahisagarasangama pada Arjuna, Narada juga memberitahu Arjuna tentang tiga lingga yang didirikan Skanda di Mahi sagara sangama. Dari Mahisagarasangama hingga Stambesa, terdapat sebuah hutan yang penuh dengan semak-semak dan tumbuh yang menjalar. Seekor kambing betina terperangkap dalam jalinan dari duri dan daun-daun ini. Karena tak dapat melepaskan diri, kambing betina ini mati kelaparan dan kehausan. Tidak secara sengaja tubuhnya jatuh ke sungai mahi sagara sangama. Tetapi kepalanya tetap tersangkut di tumbuhan menjalar dan semak-semak itu. Kambing betina itu terlahir sebagai putri raja satasrnga, raja dari kerajaan Simhala pada jaman kali yuga. dimana kepala putri tersebut tetap berkepala kambing dikarenakan hanya tubuhnya sajalah yang jatuh ketempat suci itu sedangkan kepalanya tidak. Setelah diketahuinya yang menyebabkan kepalanya seperti itu, putri ini pergi ke Mahi sagara sangama. setelah sampai disana, dia mencari kehutan dan menemukan kepala kambing dari kelahirannya terdahulu, sekarang hanya tinggal kulit dan tulang. Setelah membakar kepala itu, ia menaburkan abunya ke air suci Mahi sagara sangama, wajahnya seketika menjadi manusia. Salah satu reinkarnasi Wisnu adalah menjadi babi hutan, wisnu menceritakan pada bumi tentang tirtha yang bernama venkatala. Dalam masa satya yuga, seorang raja yang bernama Indradjumna memerintah kota avanti. Dia adalah raja dari keturunan dinasti matahari.  Tirta yang terkenal lainnya adalah gokarna. Rsi Gautama berbicara pada Mitrahasa, seorang raja yang merupakan keturunan dinasti Iksvaku. Terdapat tempat suci yang banyak dan juga patung Siva yang terbuat dari batu di Gokarna. Disini terdapat linga yang bernaman Mahabala adalah linga yang tersakti. Berwarna putih pada saat satya yuga, kuning pada dwapara yuga dan hijau pada kali yuga. Para sarjana berpendapat bahwa Skanda Purana tidak hanya satu tetapi terdapat lebih dari satu ditemukan diberbagai bagian negara. Ini dibuat sedemikian rupa untuk memuliakan kuil-kuil dan tempat-tempat suci. Daerah yang terletak antara sungai varuna dan Asi dikenal dengan Varanasi atau Kasi. Siwa sendiri memberi tahu Skanda bahwa Kasi adalah tempat yang sangat suci dan tempat yang sakral dari ketiga dunia. Kota Kasi dibangun oleh Wiswakarma atas perintah Siwa.  Pada masa dwapara yuga, seorang raja telah membuat kota ini terbakar. Raja ini telah menyenangkan Siwa melalui meditasi dan memohon anugrah agar dapat mengalahkan Kresna dalam sebuah pertempuran. Siva mengabulkan permintaan itu dan akhirnya raja pun menantang Kresna, tetapi cakra sudarsana telah menebas lehernya. Senjata itu juga membunuh semua prajurit raja. cakra itu kini berpaling pada kota dan membakar segalanya. Tembok, bangunan,lapangan,tempat tinggal, semua dilahap olehnya. Siwa sekarang melawan cakra itu, tetapi mengaku kalah. Kota itu juga dihancurkan ditangan anak raja Haihaya dan keturunan Manu. Mereka datang suatu hari ketika Haryaswa adalah raja Kasi, membunuh dan pergi. Mereka datangg untuk kedua kalinya ketika anak Haryasva, Sudewa menjadi raja, mereka juga membunuh Sudewa dan pergi. Ketika anak Sudewa Divodasa menjadi raja, ia menyerang kota. Tetapi anak Haihaya menyerang untuk ketiga kalinya. Kota itu dihancurkan, semua harta bendanya dirampok dan semua keluarga kerajaan dihabisi termasuk raja itu sendiri. Tirta yang terakhir yang disebutkan dalam Skanda Purana  bernama Prabhasa yang terletak dipesisir pantai.

Comments are closed.