Monthly Archives: Maret 2014

Banjar Padang Tegal Kelod

Padang Tegal Kelod adalah sebuah banjar adat yang merupakan bagian dari desa adat Padang Tegal, lingkungan dinas kelurahan Ubud. Letak banjar ini sangat strategis karena terletak berdekatan dengan berbagai daerah pariwisata di Ubud. Masyarakat di banjar ini pada mulanya adalah mayoritas petani dan sangat sedikit masyarakat yang bekerja pada pemerintahan maupun pariwisata. Sebaian besar masyarakat Padang Tegal Kelod memiliki tanah sawah yang digunakan sebagai tanah garapan (tempat mereka bekerja), ketika itu keberadaban sosial masyarakat Padang Tegal Kelod sangat tinggi dalam hal kebersamaan dan solidaritas sehingga gotong royong selalu dikedepankan, disamping itu, pada saat itu masyarakat pada banjar ini sangat dikenal sebagai pekerja keras dan memiliki antusiasme yang tinggi sehingga secara ekonomi masyarakat di daerah ini bisa dibilang maju.

Seiring dengan berkembangnya waktu diawali dengan adanya seniman-seniman dari luar yang datang ke Ubud, seperti Blangko, Hansnel, Rudolf Bonet mengakibatkan banyak masyarakat yang terpengaruh sehingga tertarik untuk ikut belajar dan berkecimpung dalam bidang seni, terutama seni lukis. Itu dapat dibuktikan, sekitar tahun 80-an di Padang Tegal Kelod berdiri sebuah sanggar/koperasi seni yang beranggotakan para seniman lukis yang berasal dari Padang Tegal Kelod. Sehingga seni lukis saat itu sangat laris dan hampir 80% warga Padang Tegal Kelod pada saat itu menjadi pelukis. Sejak saat itu kehidupan masyarakat di banjar ini mulai berubah, sedikit demi sedikit generasi mudanya mulai mengikuti pendidikan, baik itu pendidikan akademis maupun non akademis.

Oleh karena inisiatif dari tokoh-tokoh masyarakt pada tahun 1989/90 berdiri sebuah sanggar seni atau sekeha gong yang menghimpun para muda-mudi untuk ikut didalamnya baik bertujuan untuk mengikuti kegiatan keagamaan, kegiatan seni budaya, dan tent saja bidang komersial untuk pentas reguler yang disajikan kepada tamu yang keuntungannya akan dipakai untuk menunjang kegiatan kemasyarakatan. Dan pada 1993 berdiri sebuah sekeha Kecak yang pada awalnya beranggotakan 80 orang namun pada akhirnya semua anggota banjar pada saat itu ikut bergabung dalam sekeha tersebut, sehingga sekeha tersebut menjadi milik banjar.

Pada tahun 1997, ketika krisis ekonomi terjadi di Indonesia yang berujung dengan terjadinya reformasi dimana harga dollar naik sangat tinggi dan rupiah semakin melemah yang menyebabkan secara umum ekonomi Indonesia terpuruk, namun hal itu malah menguntungkan masyarakat di daerah Ubud, karena kenaikan dollar saat itu mengakibatkan sangat banyak tourist yang datang ke bali baik untuk membeli karya seni, pada saat itu masyarakat di Ubud sangat Berjaya, sehingga merubah gaya hidup masyarakat yang menjadi semakin mewah. Nah, hal ini ternyata merubah rasa sosial masyarakat yang dulu sangat tinggi menjadi semakin berkurang, dan memiliki rasa individual yang tinggi.

Pada tahun 2002 dan 2004 terjadi lagi  bencana yang menimpa bali yaitu .terkenal dengan nama bom Bali 1 dan bom Bali 2. Bom Bali  sangat berpengaruh terhadap kehidupan warga masyarakat Bali hingga Padang Tegal Kelod yang sebelumnya bisa eksis hidup dari seniman lukis menjadi mulai kehilangan gairah sebagai pelukis karena lukisannya mulai tidak laku, sehingga orang yang awalnya jadi seniman banyak yang kembali lagi ke pekerjaan mereka sebelumnya baik menjadi petani dan lain sebagainya, hanya sebagian kecil saja yang tetap bertahan pada pekerjaannya sebagi seniman.

Hingga saat ini, Banjar Padang Tegal Kelod yang warganya berjumlah  1031 penduduk memiliki pekerjaan bermacam-macam, diantaranya ada yang  membuka usaha penginapan seperti home stay, guest house biasa sampai ada  yang memiliki hotel melati atau hotel bintang 2,  ada juga yang membuka usaha Artshop dimana mereka bisa menjual karya seni mereka, Padang tegal juga mempunyai salah satu Objek wisata yang sangat terkenal bahkan di dunia yaitu “Monkey Forest”  itu adalah salah satu tujuan utama tourist yang datang ke Ubud. Tourist yang datang ke sana bisa menikmati langsung suasana hutan dan berinteraksi langsung dengan monyet yang bebas berkeliaran disana .Mereka juga bisa memberikan makanan kepada monyet-monyet disana. Disana juga terdapat salah satu Pura Khayangan Tiga yaitu Pura Dalem Padang Tegal sehingga letak setra (kuburan) desa ini juga berada disana. Dua pura khayangan tiga lainnya terletak di tengah-tengah desa.

Di Banjar Padang Tegal Kelod, terdapat organisasi-organisasi, salah satunya adalah  Sekeha Truna Truni yang beranggotakan pemuda dan pemudi dari banjar ini. Organisasi ini biasanya memiliki acara rutin seperti gotong royong, ngayah di pura sampai donor darah. Biasanya acara-acara tersebut mereka adakan dalam rangkain ulang tauphun sekeha truna-truni tersebut. Dan pada puncak nya biasanya diadakan di Balai banjar yang dihias, dan disana dipertunjukan pementasan baik tari-tarian, gambelan, hingga musik-musik modern. Disamping untuk merayakan ulang tahun ini juga dijadikan ajang berkreativitas bagi anak muda di banjar ini.

aplod

Banjar Padang Tegal Kelod juga memiliki Sekeha Gong yang bernama “Sandi Suara’’, anggota sekeha ini ada yang berasal dari kalangan tua maupun dari pemuda. Sekeha ini memiliki pentas reguler yang biasa dipentaskan setiap hari senin yang menampilkan Tarian Barong dan Rangda. Selain itu sekeha ini biasanya memiliki kegiatan ngayah ke pura-pura utamanya pura khayangan tiga di Padang Tegal dan pada saat hari raya pengerupukan yang merupakan rangkaian dari hari raya nyepi dimana sekeha gong ini bias any mementaskan beleganjur untuk mengiringi pawai ogoh-ogoh. . Selain sekeha gong, ada juga sekeha Cak yang juga mementaskan tarian cak  setiap hari selasa. Bagaimana pun setiap tourist yang berkunjung ke Bali tentunya ngin menyaksikan 2 tarian yang sangat terkenal dan juga merupakan ciri khas tarian di bali.

Demikian sedikit sejarah serta beberapa hal yang dapat kita ketahui tentang Banjar Padang Tegal Kelod.

Sekilas Tentang Saya

Nama saya Komang Wira Adhi Mahardika, saya kerab dipanggil Komang. Saya  tinggal di Ubud, tepatnya di Jalan akuSugriwa, no. 60, Br. Padang Tegal Kelod, Desa Ubud, Kecamatan Ubud. Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Saya lahir di Denpasar pada tanggal 12 Agustus tahun 1995. Saya beragama Hindu. Ayah saya bernama I Nengah Pageh Ardana yang sekarang bekerja sebagai wirausahawan, sedangkan ibu saya bernama Ni Putu Nuriani yang sekarang menjadi ibu rumah tangga namun selain itu kedua orang tua saya juga bekerja atau ngayah sebagi Kelihan Banjar Padang Tegal Kelod. Saya adalah anak ketiga dari empat bersaudara, oleh karena itu nama saya berisi “Komang” yang dalam istilah Bali itu berarti anak ke 3. Saudara saya yang paling tua bernama I Putu Wirya Adhi Laksana, S.Sn, yang sudah beristri dengan Ni Putu Sintya Dewi, S.Sn. Mereka berdua sudah dikaruniai seorang buah hati yang bernama Ni Putu Afika Nirmala Dewi, mereka berdua sekarang mempunyai usaha Wedding Butik  yangmenerima pesanan merias sampai foto pengantin. Kakak saya yang kedua bernama Ni Made Citrayanthi, iya mendapat beasiswa dan sekarang sedang menuntut ilmu studi pascasarjana di Universiteit Leiden diBelanda  iya mengambil jurusan Antropologi Budaya. Sedangkan saudara saya yang terakhir sekaligus satu-satunya adik saya bernama Ni Ketut Intan Pratiwi, iya saat ini sedang bersekolah di SMA Negeri 1 Denpasar, iya berada di kelas XI jurusan IPS, ia memilih jurusan itu sebab ia ingin melanjutkan kuliah di jurusan Hukum.

                     Saya sendiri, dulu saya  mulai menempuh pendidikan di TK Mekarsari, namun setelah satu tahun saya pindah ke TK Suta Dharma, setelah itu saya melanjutkan di Sekolah Dasar Suta Dharma selain mengikuti pelajaran sebagaimana mestinya saya juga mengikuti ektsra kulikuler pramuka dan juga saya ikut les di Primagama. Setelah tamat SD dengan mendapat NEM tertinggi di sekolah yaitu 43.5 saya melanjutkan di SMP Negeri 1 Ubud saya diterima di SMP ini karena saya memenangkan olympiade yang diadakan di SMP ini. Di SMP ini saya juga mengikuti ekstrakulikuler pramuka dan juga saya menjadi pratama (ketua pramuka) seiring mengikuti kegiatan belajar mengajar disini saya juga mengikuti OSIS dan dan saat meranjak ke kelas VIII saya berhasil terpilih seagai Ketua OSIS di SMP ini.  Saya memimpin OSIS di SMP ini sampai saya kelas IX lalu digantikan oleh adik kelas saya. Lalu saya mengikuti Ujian Akhir Nasional dan berhasil lulus dengan NEM 36.5.

              Setelah lulus, saya mengikuti Tes Potensi Akademik di SMA Negeri 1 Gianyar dan berhasil lulus. Saya mengawali bersekolah disana dengan mengikuti MOS (Masa Orientasi Siswa) setelah itu saya mulai mengikuti kegiatan belajar disana. Kelas X selain mengikuti proses akademik saya juga mengikuti OSIS. Di OSIS saya masuk dalam Sekbid 9 yang merupakan bagian yang mengurus masalah IT, sangat banyak sekali kegiatan yang saya lakukan  diantaranya adalah Liga Dosman (kegiatan kompetisi olahraga antar kelas) yang diadakan pada akhir semester ganjil, OSDOSKRICK (kegiatan kompetisi Kriket) yang diadakan untuk menjaring bakat-bakat bermain kriket yang dimiliki siswa-siswi. Setelah itu OSIS juga mengurus Porseni (Pekan Olahraga dan Seni) baik itu pada saat latihan maupun lomba, dan pada akhir semester genap kami mengadakan acara MARFEST (Malini Art Festival) yang merupakan acara tahunan dimana pada acara ini seluruh mahasiswa SMAN 1 Gianyar (Dosman) menampilkan pertunjukan-pertunjukan seni  dan juga diadakan pameran hasil karya seni. Selain mengikuti OSIS saya juga mengikuti ekstrakulikuler Tabuh dimana ekstrakulikuler ini biasanya melakukan ngayah ketika ada kegiatan keagamaan, namun selain itu juga menymbangkan pertunjukan seni pada kegiatan lainnya. Di luar sekolah saya juga mengikuti pendidikan informal yaitu saya mengikuti kursus Bahasa Ingris di I/A/L/F (Indonesian Australian Language Foundation) untuk melatih kemampuan berbahasa inggirs saya dan saya sudah sampai pada level pre-intermediet 2. Dan juga saya mengikuti kursus Piano Klasik di Farabi Bali namun kurus piano saya hanya berjalan 2 Bulan saya pun harus berhenti karena persiapan Ujian Akhir Nasional. Saya mengikuti ujian dan berhasil lulus.

             483505_4051398303672_377171785_n

Karena mengikuti begitu banyak kegiatan, masa SMA berlalu begitu cepat, tak terasa saya sudah harus melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dari dulu saya memang sudah tertarik untuk melanjutkan ke pendidikan Seni music, dan orang tua saya pun mengizinkan dan saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Institut Seni Indonesia Denpasar berhubung juga di ISI baru dibuka jurusan Seni musik pada tahun itu. Saya pun mendaftar dan mengikuti tes masuk di Institut ini dan akhirnya saya lolos untuk menjadi mahasiswa. Saya pun mengikuti OSPEK di kampus ini selama 3 hari yang diisi dengan ceramah-ceramah dan banyak dibebankan dengan tugas-tugas agar nanti bisa lulus dan mendapatkan sertifikat, saat ospek ini saya juga terpilih sebagai korti (koodinator tingkat). Setelah berhasil lulus saya mulai mengikuti perkuliahan disini, saya merasakan perbedaan dalam mengikuti kuliah tapi saya mencoba menikmati karena saya mulai focus mempelajari satu hal, dan satu hal itu adalah hal yang saya sukai. Pada jurusan ini saya memilih instumen mayor piano, karena saya memang paling tertarik untuk mendalami piano, pada semester satu ini pun saya mengikuti perkuliahan sebagaimana mestinya. Dan saya sempat mengikuti More Than Classic salah satu konser music klasik yang diadakan oleh Vita Music.  Disana saya mementaskan beberapa lagu dalam piano. Pada akhir semester saya mengikuti ujian, namun ujian piano dan instrument mayor lainnya diuji secara langsung dalam pementasan yang diadakan di Gedung Natya Mandala secara bersamaan.  Setelah mengikuti semua ujian saya pun berhasil lulus di semester satu ini dengan nilai yang memuaskan dan mendapat IP 4.00. Dan sekarang saya sedang mengikuti semester 2, di semester 2 ini saya mengambil 24 sks, 1 sks tambahan dapat saya ambil untuk mempersingkat kuliah.

              Selain mengikuti kuliah, saya juga mengikuti kegiatan di Sekeha Truna-truni di banjar saya. Berbagai kegiatan juga diadakan di organisasi ini. Dan saya juga ikut di Sekeha gong di banjar saya yang bernama Sekeha Gong Sandi Suara. Sekeha gong ini mengadakan pentas setiap hari senin pukul 07.00 malam. Selain menambah pengalaman dengan ikut sekeha gong ini saya juga mendapatkan tambahan penghasilan karena uang hasil pementasan ini dibagi setiap 6 bulan sekali, Demikianlah biografi dan pengalaman saya yang dapat saya sampaikan. Saya bisa di hubungi lewat HP di ‘082236826632’, atau juga di email ‘[email protected]’. Saya juga mempunyai beberapa akun social media diantaranya, ‘Wira adhi’ untuk facebook, ‘@wiraadhi1’ untuk twitter, ‘@wiraadhi_bali’ untuk instagram, dan blog saya juga dapat dikunjungi di alamat www.adhimaruti.blogspot.com atau dapat dikunjungi juga di https://blog.isi-dps.ac.id/wiraadhimahardika/.

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!